Al-Hirawi, sosok intelektual ensiklopedis yang menghimpun karya-karya para sarjana muslim klasik sebelumnya yang membuktikan kejeniusannya, bahkan Abdur Rahman Syima’ menyebutnya sebagai tokoh yang layak digelari pembaharu pada abadnya. Namun pembacaan pemikiran al-Hirawi dengan kaca mata abad kontemporer dimana perangkat dan metodologi ilmu pengetahuan telah berkembang pesat, sehingga pemikiran klasik al-Hirawi dengan sendirinya termarjinalkan, terkesan rancu dan ditemukan lahan kritikan, padahal sejatinya seorang ilmuwan lebih didasari pada semangat zaman dan ikatan ruang realitas dimana ia hidup. Sehingga ilmu pengetahuan selalu bersifat situasional dan dinamis mengikuti arah ruang dan waktu.
Copyrights © 2017