Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika yang  masih didominasi oleh aktivitas-aktivitas yang ditujukan untuk pencapaian mathematical basics skills semata. Pembelajaran seperti ini menyebabkan kegiatan belajar matematika hanya sekedar menghafal rumus tanpa disertai keterampilan berpikir dan memecahkan masalah yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Dalam memecahkan masalah matematika, suatu ide tidak dapat muncul secara tiba-tiba. Ide-ide terjadi setelah berbagai macam simbol diolah sehingga dapat dikatakan bahwa dalam proses berpikir akan melewati beberapa tahap pengkontruksian mental seperti action, process, object, dan scheme. Tahap-tahap pengkonstruksian mental tersebut terdapat dalam model pembelajaran M-APOS. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandung semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 pada pokok bahasan aritmatika sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan model M-APOS lebih baik dari pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui  pembelajaran konvensional yang menggunakan metode ekspositori; 2)  Respons siswa terhadap pembelajaran ini menunjukkan respons yang positif, dapat dilihat dari angket,  jurnal harian dan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.Kata kunci: M-APOS, Pemecahan masalah matematis
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2015