Sebagai masyarakat yang dikenal dengan budaya santunnya, Bugis seyogyanya selalu dipersepsikan santun di mana pun mereka berada. Tak terkecuali jika mereka berada di tanah rantau. Karena itu, tulisan ini berupaya mengungkap model kesantunan Bahasa Bugis di Tanah rantaua dengan pendekatan desriptif kualitatif. Hasil menunjukkan bahwa; Strategi kesantunan berbahasa direpresentasikan secara deskriptif melalui dua kategori strategi yaitu strategi positif dan strategi negatif. Komunikasi dalam masyarakat diketahui bahwa Bahasa diciptakan dan dipertahankan melalui aktivitas komunikasi para individu anggotanya. Secara kolektif, perilaku mereka secara bersama-sama menciptakan realita yang mengikat dan harus dipenuhi oleh individu agar dapat menjadi bagian dari kebudayan. Etiket dan kesantunan melalui penggunaan piranti sistem kekerabatan, bahasa Bugis juga menyediakan kosa kata, partikel, dan afiks-afiks yang lazim digunakan untuk menyatakan etiket dan kesantunan dalam komunikasi sehari-hari. Katakata „ie‟, „idi‟, „puang, „pung‟, „petta‟ merupakan sistem leksikal yang memiliki makna sosial kesantunan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2014