Perilaku delinkuensi remaja semakin hari semakin mengkhawatirkan dan membutuhkan perhatian lebih lanjut. Beberapa penelitian telah menguji aspek-aspek yang dapat memengaruhi perilaku delinkuensi remaja. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa remaja yang delinkuen cenderung memiliki emosi dan afeksi yang tumpul. Emosi yang terkait dengan moral terbagi menjadi dua, yakni emosi malu dan emosi bersalah. Apabila remaja yang delinkuen cenderung memiliki emosi yang tumpul, maka peneliti hendak menguji peran emosi malu dan bersalah terhadap kecenderungan delinkuensi remaja. Sampel sebanyak 401 orang remaja menjadi partisipan dalam penelitian ini, serta mengisi TOSCA-3 dan skala kecenderungan delinkuensi remaja. Hasil analisis regresi (F(2,398) = 43,801; P<0,01; R2 = 0,180) menunjukkan bahwa baik emosi malu dan bersalah dapat memprediksi kecenderungan delinkuensi remaja, namun dengan arah yang berbeda. Emosi bersalah memprediksi kecenderungan delinkuensi remaja secara negatif, sedangkan emosi malu memprediksi dengan arah yang positif. Simpulan dan implikasi dari hasil penelitian dibahas lebih lanjut dalam laporan penelitian ini.Kata Kunci: Emosi malu, emosi bersalah, kecenderungan delinkuensi, remajaDOI: http://dx.doi.org/10.17977/um023v8i12019p182
Copyrights © 2019