cover
Contact Name
Didik Supriyanto
Contact Email
didiksupriyanto21@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmodeling@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI
ISSN : 24423661     EISSN : 2477667X     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 3 (2022): September" : 6 Documents clear
Menjelajahi Dimensi Batin: Tasawuf dan Keterkaitannya dengan Ilmu Jiwa Agama Sudirman, Sudirman
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 9 No. 3 (2022): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v9i3.2415

Abstract

Penelitian ini mengulas tentang keterkaitan antara tasawuf dan ilmu jiwa agama dalam konteks eksplorasi dimensi batin. Tasawuf, sebagai cabang mistik dalam Islam, mengeksplorasi aspek-aspek spiritual dan batiniah manusia melalui praktik keagamaan yang mendalam. Di sisi lain, ilmu jiwa agama mempelajari pengalaman spiritual dan transformasi diri melalui prisma agama-agama dunia. Studi ini mendiskusikan bagaimana tasawuf sebagai suatu disiplin spiritual menawarkan kerangka kerja untuk menjelajahi dimensi batin manusia melalui meditasi, zikir, dan praktik kontemplatif lainnya. Dalam konteks ini, tasawuf tidak hanya mengajarkan pengendalian diri dan pencapaian tujuan spiritual, tetapi juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap jiwa dan psikologi manusia. Keterkaitannya dengan ilmu jiwa agama menyoroti persamaan dalam tujuan mereka untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi manusia dan hubungannya dengan yang Ilahi. Analisis ini juga mengeksplorasi bagaimana konsep-konsep seperti transformasi diri, penyerahan diri (surrender), dan pencarian kebenaran universal menghubungkan tasawuf dengan kerangka kerja yang dipelajari dalam ilmu jiwa agama. Secara keseluruhan, pemahaman terhadap hubungan antara tasawuf dan ilmu jiwa agama menawarkan wawasan yang kaya akan kompleksitas dimensi batin manusia dalam konteks spiritualitas Islam dan perspektif komparatif dari berbagai tradisi keagamaan.
Konsep-konsep Sosiologi Pengetahuan dan Pendidikan Mannheim Purwanto, Purwanto
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 9 No. 3 (2022): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v9i3.2483

Abstract

Ada satu masalah yang menjadi pusat perhatian Mannheim di sepanjang kariernya; dan ini melibatkan sifat makna. Ketika Mannheim mengajukan pertanyaan utama tentang sosiologi pengetahuan, yaitu “How men actually think?" Bagi Mannheim, diagnosis sosial merupakan metode untuk menentukan dalam kondisi apa individu, kelompok, atau masyarakat hidup: (a) tanpa makna, atau (b) dengan makna yang khas pada masanya. Untuk memahami hubungan antara nilai-nilai sosial, epistemologi, sosiologi pengetahuan, diagnosis sosial, sosiologi politik, dan sosiologi pendidikan Mannheim, perlu kiranya dipahami konsep-konsep teorinya. Karena itulah, berikut ini akan dielaborasi konsep-konsep sosiologi pengetahuan dan pendidikan Mannheim. Penelitian ini adalah jenis penelitian library research dengan menggunakan pisau analisis deskriptif analisis. Prosedur dasarnya adalah mengevaluasi karya-karya Mannheim dan membedakan antara posisi dan asumsi dasarnya dalam bidang nilai, epistemologi, sosiologi pengetahuan, diagnosis sosial, sosiologi politik, dan sosiologi pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep-konsep Sosiologi Pengetahuan Dan Pendidikan Karl Mannheim adalah: 1. Masyarakat yang terdiri dari struktur, budaya, dan keperibadian (Society as constituted of structure, culture, and personality), 2. Interpretasi (Interpretation), 3. Pengetahuan (Knowledge), 4. Pemikiran Ideologis dan Utopis (Ideological and Utopian Thinking), 5. Utopia, 6. Pemikiran yang Realistis atau Sesuai dengan Situasi (realistic or situationally congruous thought), 7. Intelektual yang Relatif Tidak Terikat Secara Sosial (The Relatively socially-unattached Intellectual), 8. Kebebasan (Freedom), 9. Pendidikan (Education), dan 10. Diagnosis Sosial (Social Diagnosis). Karya Mannheim sangat penting untuk menghubungkan pertanyaan-pertanyaan nilai tentang orang dan masyarakat seperti pertanyaan-pertanyaan diagnostik sosial tentang sifat realitas dan ide-ide kita tentang realitas. Juga, jembatan antara kita ingin menjadi seperti apa, dan menjadi seperti apa, perlu dibangun di atas sistem pendidikan yang kita rancang. Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari kodifikasi pandangan Mannheim tentang isu-isu ini. Abstract There is one issue that has been at the center of Mannheim's attention throughout his career; and this involves the nature of meaning. When Mannheim posed the central question of the sociology of knowledge, namely "How do men actually think?" For Mannheim, social diagnosis was a method for determining under what conditions individuals, groups, or societies live: (a) without meaning, or (b) with meaning unique to their time. To understand the relationship between Mannheim's social values, epistemology, sociology of knowledge, social diagnosis, political sociology, and sociology of education, it is necessary to understand his theoretical concepts. Therefore, the following will elaborate on the concepts of Mannheim's sociology of knowledge and education. This research is a type of library research using descriptive analysis. The basic procedure is to evaluate Mannheim's works and distinguish between his basic positions and assumptions in the fields of value, epistemology, sociology of knowledge, social diagnosis, political sociology, and sociology of education. The results show that Karl Mannheim's concepts of Sociology of Knowledge and Education are: 1. Society as constituted of structure, culture, and personality, 2. Interpretation, 3. Knowledge, 4. Ideological and Utopian Thinking, 5. Utopia, 6. Realistic or situationally congruous thought, 7. The Relatively socially-unattached Intellectual, 8. Freedom, 9. Education, and 10. Social Diagnosis. Mannheim's work is crucial for connecting value questions about people and society as well as social diagnostic questions about the nature of reality and our ideas about reality. Also, the bridge between what we want to be, and what we want to become, needs to be built on the education system we design. There is much to be learned from Mannheim's codification of views on these issues.
Manajemen Keuangan dan Kualitas Pendidikan Islam: Analisis pada Lembaga Pendidikan Islam Swasta Tasa, M. Ridwan
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 9 No. 3 (2022): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v9i3.2514

Abstract

Manajemen keuangan yang efektif merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas pendidikan, termasuk dalam konteks lembaga pendidikan Islam swasta. Artikel ini menganalisis pengaruh manajemen keuangan terhadap kualitas pendidikan Islam di lembaga pendidikan Islam swasta. Analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif-deskriptif, mengkaji literatur yang relevan dan studi kasus yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen keuangan yang baik berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan, melalui pengelolaan sumber daya yang optimal, alokasi dana yang tepat, serta akuntabilitas dan transparansi dalam penggunaan anggaran.
Penerapan Pendekatan Differensiasi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Zahro, Nur Fatimatuz
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 9 No. 3 (2022): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v9i3.2543

Abstract

Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada diferensiasi telah terbukti menjadi metode yang efektif untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran di sekolah dasar guna meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuasi-eksperimen dengan desain pre-test dan post-test, yang melibatkan 60 siswa kelas 4 dari dua sekolah dasar di kota besar Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan diferensiasi secara signifikan mempengaruhi perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Faktor-faktor seperti peran guru, desain pembelajaran, dan karakteristik siswa juga dianalisis dalam konteks keberhasilan pendekatan ini. Temuan ini memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan dasar, terutama dalam mengembangkan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis. Rekomendasi praktis untuk guru dan kebijakan pendidikan juga disajikan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini.
Inovasi Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif dalam Meningkatkan Kreativitas Guru PAI Sudirman, Sudirman; Naabillah, Salma; Umaya, Wachidiyatu
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 9 No. 3 (2022): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v9i3.2806

Abstract

Perkembangan teknologi digital telah membuka peluang besar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam inovasi media pembelajaran interaktif. Guru PAI dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi guna meningkatkan kreativitas dalam mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap kreativitas guru PAI dalam proses pengajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada beberapa Madrasah di Indonesia. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media interaktif, seperti aplikasi berbasis digital, augmented reality, dan game edukatif, secara signifikan meningkatkan kreativitas guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan efektif. Namun, penelitian ini juga menemukan beberapa tantangan, seperti keterbatasan fasilitas dan keterampilan teknologi di kalangan guru. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan media interaktif guna meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP.
Peran Guru dalam Mewariskan Nilai-Nilai Islami kepada Generasi Z Qowiyuddin, Muhammad Adib
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 9 No. 3 (2022): September
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v9i3.2860

Abstract

Perubahan zaman yang cepat membawa dampak signifikan terhadap pola pikir dan perilaku generasi Z. Generasi ini tumbuh dalam era digital yang memengaruhi cara mereka belajar, berinteraksi, dan membentuk nilai-nilai pribadi. Dalam konteks ini, guru memiliki peran strategis dalam mewariskan nilai-nilai Islami agar generasi Z tidak kehilangan jati diri keislaman mereka. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran guru dalam menanamkan nilai-nilai Islami kepada generasi Z melalui pendekatan pedagogis, keteladanan, dan pemanfaatan teknologi secara bijak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur sebagai metode utama. Hasil kajian menunjukkan bahwa guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing dan role model yang mampu membentuk karakter Islami pada generasi muda.

Page 1 of 1 | Total Record : 6