cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
ARKAVI [Arsip Kardivaskular Indonesia)
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 76 Documents
Left Ventricular Systolic Function and Diastolic Function Profile in Congestive Heart Failure Patients on Tangerang District General Hospital Fuji Widea Pratiwi
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 2 (2018): ARKAVI: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heart failure is a clinical syndrome characterized by abnormalities in the structure or function of heart which results in the heart not being able to pump blood for tissue metabolic needs. Heart failure is marked by clinical manifestations in the form of circulatory congestion, tightness, and fatigue. The purpose of this study was to determine the profile of systolic function and left ventricular diastolic function in patients with congestive heart failure using descriptive methods. Data collection was taken from medical records from April to June 2018 at the Tangerang District General Hospital. The highest age is obtained in the range of 61-70 years as many as 16 patients. Based on gender, the proportion of men is at most 64% or 32 patients. Systolic dysfunction (HFrEF) has a proportion of 58% or 29 patients. Diastolic dysfunction with E/A (<1) parameters as many as 50% or 25 patients. Diastolic dysfunction with DT(>200) parameters were 21 patients. Diastolic dysfunction with E / e '(> 13) parameters as many as 31 patients. More patients with reduced systolic function (HFrEF) were 29 patients (58%). The diastolic form that is often found in patients with heart failure is Grade I as many as 25 patients (50%). It can be concluded that most patients with systolic heart failure can be accompanied by various forms of diastolic dysfunction. Keywords: Systolic Function, Diastolic Function, Congestive Heart Failure Gagal jantung adalah sindroma klinik yang ditandai oleh adanya kelainan pada struktur atau fungsi jantung yang mengakibatkan jantung tidak dapat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung ditandai dengan manifestasi klinik berupa kongesti sirkulasi, sesak dan mudah lelah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil fungsi sistolik dan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien gagal jantung kongestif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data diambil dari rekam medis dari bulan April sampai Juni Tahun 2018 di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Didapatkan usia terbanyak yaitu kisaran 61-70 tahun sebanyak 16 pasien. Berdasrakan jenis kelamin, proporsi laki laki paling banyak yaitu 64% ata 32 pasien. Gangguan sistolik HFrEF memiliki proporsi sebanyak 58% atau 29 pasien. Gangguan diastolik dengan parameter E/A <1 sebanyak 50% atau 25 pasien. Gangguan diastolik dengan parameter DT >200 sebanyak 21 pasien. Gangguan diastolik dengan parameter E/e’ >13 sebanyak 31 pasien. Lebih banyak pasien dengan fungsi sistolik yang menurun (HFrEF) sebanyak 29 pasien (58%). Bentuk diastolik yang sering dijumpai pada pasien gagal jantung adalah Grade I sebanyak 25 pasien (50%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien gagal jantung sistolik dapat disertai dengan berbagai bentuk disfungsi diastolik. Kata Kunci: Fungsi Sistolik, Fungsi Diastolik, Gagal Jantung kongestif
Assessment of Tricuspid Function Atrial Septal Defect (ASD) in Patient with Echocardiography Lalu Ahmad Asmayadi
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 2 (2018): ARKAVI: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Atrial Septal Defect (ASD) is the state of a hole between the right and left atrium. This condition occurs when the foramen ovale fails to close after birth, or if there is another hole between the right and left atrium due to incomplete wall closure between the two atria during gestation. Descriptive method with observational nature of the study in patients with Atrial Septal Defect (ASD) using a patients were taken directly. Echocardiography examination with patients who had a diagnosis of Atrial Septal Defect (ASD) which became the study, namely as many as patient. There is a defect between the right atrium and the left atrium causing the flow from the left atrium to flow to the right atrium towards the right ventricle so that the right heart chamber has increased volume or called dilation so that the right heart has decreased function. In the patient Ms. AKK was found to have a1.7- 2.1 cm ASD dominant bidirectional shuntsekundum. There is a defect between the right atrium and the left atrium causing the flow from the left atrium to flow to the right atrium towards the right ventricle so that the right heart chamber has increased volume or called dilation so that the right heart has decreased function. Keywords: Atrial, Septal, Defect Atrial Septal Defect (ASD) adalah keadaan lubang antara atrium kanan dan kiri. Kondisi ini terjadi ketika foramen ovale gagal menutup setelah lahir, atau jika ada lubang lain antara atrium kanan dan kiri akibat penutupan dinding yang tidak sempurna antara kedua atrium selama masa gestasi. Metode deskriptif dengan penelitian bersifat observasional pada pasien dengan Atrial Septal Defect (ASD) menggunakan pasien yang diambil secara langsung. Pemeriksaan ekokardiografi dengan pasien yang didiagnosis Atrial Septal Defect (ASD) yang menjadi penelitian yaitu sebanyak pasien. Adanya defek antara atrium kanan dan atrium kiri menyebabkan aliran dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan menuju ventrikel kanan sehingga bilik jantung kanan mengalami peningkatan volume atau disebut dilatasi sehingga jantung kanan mengalami penurunan fungsi. Pada pasien Ms. AKK ditemukan memiliki a1.7- 2.1 cm ASD shuntsekundum dua arah dominan. Adanya defek antara atrium kanan dan atrium kiri menyebabkan aliran dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan menuju ventrikel kanan sehingga bilik jantung kanan mengalami peningkatan volume atau disebut dilatasi sehingga jantung kanan mengalami penurunan fungsi. Kata Kunci: Atrial, Septal, Defect
Left Ventricular Systolic Function and Diastolic Function Profile in Congestive Heart Failure Patients on Tangerang District General Hospital Aufa Safira Putri
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 2 (2018): ARKAVI: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heart failure is a clinical syndrome characterized by abnormalities in the structure or function of heart which results in the heart not being able to pump blood for tissue metabolic needs. Heart failure is marked by clinical manifestations in the form of circulatory congestion, tightness, and fatigue. The purpose of this study was to determine the profile of systolic function and left ventricular diastolic function in patients with congestive heart failure using descriptive methods. Data collection was taken from medical records from April to June 2018 at the Tangerang District General Hospital. The highest age is obtained in the range of 61-70 years as many as 16 patients. Based on gender, the proportion of men is at most 64% or 32 patients. Systolic dysfunction (HFrEF) has a proportion of 58% or 29 patients. Diastolic dysfunction with E/A (<1) parameters as many as 50% or 25 patients. Diastolic dysfunction with DT(>200) parameters were 21 patients. Diastolic dysfunction with E / e '(> 13) parameters as many as 31 patients. More patients with reduced systolic function (HFrEF) were 29 patients (58%). The diastolic form that is often found in patients with heart failure is Grade I as many as 25 patients (50%). It can be concluded that most patients with systolic heart failure can be accompanied by various forms of diastolic dysfunction. Keywords: Systolic Function, Diastolic Function, Congestive Heart Failure Gagal jantung adalah sindroma klinik yang ditandai oleh adanya kelainan pada struktur atau fungsi jantung yang mengakibatkan jantung tidak dapat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung ditandai dengan manifestasi klinik berupa kongesti sirkulasi, sesak dan mudah lelah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil fungsi sistolik dan fungsi diastolik ventrikel kiri pada pasien gagal jantung kongestif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data diambil dari rekam medis dari bulan April sampai Juni Tahun 2018 di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Didapatkan usia terbanyak yaitu kisaran 61-70 tahun sebanyak 16 pasien. Berdasrakan jenis kelamin, proporsi laki laki paling banyak yaitu 64% ata 32 pasien. Gangguan sistolik HFrEF memiliki proporsi sebanyak 58% atau 29 pasien. Gangguan diastolik dengan parameter E/A <1 sebanyak 50% atau 25 pasien. Gangguan diastolik dengan parameter DT >200 sebanyak 21 pasien. Gangguan diastolik dengan parameter E/e’ >13 sebanyak 31 pasien. Lebih banyak pasien dengan fungsi sistolik yang menurun (HFrEF) sebanyak 29 pasien (58%). Bentuk diastolik yang sering dijumpai pada pasien gagal jantung adalah Grade I sebanyak 25 pasien (50%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien gagal jantung sistolik dapat disertai dengan berbagai bentuk disfungsi diastolik. Kata Kunci: Fungsi Sistolik, Fungsi Diastolik, Gagal Jantung kongestif
Proportion of Coronary Angiography Results in Female Patients with Positive Treadmill Test Results Suci Alma Harselia
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 3 No. 2 (2018): ARKAVI: Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronary heart disease is a general term for atherosclerosis or plaque occurs in the heart arteries that can cause a heart attack. Data from the American Heart Association (AHA), more than a third of adult women suffer from one form of cardiovascular disease. The heart training test uses a treadmill test or exercise test is the most common used modality and is the first diagnostic test recommended for detecting coronary heart disease. Women with positive results ischemic response are recommended to perform coronary angiography to determine the accuracy of the disease. The aims of reseach is the proportion of coronary angiography results in female patients with positive Treadmill Test results. Method of this study research uses descriptive research whose data is taken Cross Sectional at the Tangerang District General Hospital. The results obtained 24 patients, the percentage of female patients with Positive Treadmill Test results who performed cardiac catheterization with normal coronary angiography as many as 12 patients (50%), 6 non-significant coronary angiography results (25%), whereas the results of coronary angiography were not normal as many as 6 patients (25%). Based on age, female patients with Positive Treadmill Test and normal coronary angiography results were found to be the most at the age of 44-54 years. The conclusion was that female patients with Positive Treadmill Test results were mostly normal coronary angiography and were found at ages 44-54 years Keywords: Coronary Heart Disease in Women, Treadmill Test, Coronary Angiography Penyakit jantung koroner adalah istilah umum terjadinya aterosklerosis atau terjadi plak di arteri jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung. Data dari American Heart Association (AHA), lebih dari sepertiga perempuan dewasa menderita salah satu bentuk Penyakit Kardiovaskular. Uji latih jantung menggunakan tes treadmill dan merupakan modalitas yang paling sering digunakan dan merupakan tes diagnostik pertama yang direkomendasikan untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner. Perempuan dengan hasil Treadmill Test Positif dianjurkan melakukan angiografi koroner untuk menentukan keakuratan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi hasil angiografi koroner pada pasien perempuan dengan hasil Treadmill Test positif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif yang datanya diambil secara Cross Sectional di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Hasil penelitian didapatkan 24 pasien, persentase pasien perempuan dengan hasil Treadmill Test Positif yang menjalankan tindakan kateterisasi jantung dengan hasil angiografi koroner normal sebanyak 12 pasien (50%), hasil angiografi koroner non signifikan sebanyak 6 pasien (25%), sedangkan hasil angiografi koroner yang tidak normal sebanyak 6 pasien (25%). Berdasarkan usia, pasien perempuan dengan Treadmill Test Positif dan hasil angiografi koroner normal ditemukan paling banyak pada usia 44-54 tahun. Kesimpulan penelitian ini yaitu pasien perempuan dengan hasil Treadmill Test Positif kebanyakan hasil angiografi koronernya normal dan banyak ditemukan pada usia 44-54 tahun. Kata Kunci: Penyakit Jantung Koroner pada Perempuan, Treadmill Test, Angiografi Koroner
Correlation of Left Ventricular Systolic Function and Severity of Mitral Regurgitation in Patient with Heart Failure Reduced Ejection Fraction Amrina Dwi Rosa; Hidayani Fazriah; Trimawar tinah
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 4 No. 1 (2019): Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Heart failure is a condition the heart failed to pump blood in order to meet the needs of the body’s cells for nutrients and oxygen. The left ventricle doesn’t pump properly and result in reduced blood flow throughout the body. With the appearance of left ventricle dilatation, will result in dilatation of mitral annulus and showing mitral regurgitation. In this research, the writer using descriptive method in heart failure with reduced ejection fraction amount 25 patients. The result shows Left Ventricular Ejection Fraction (LVEF) with Simpson method range 32,16 ± 10 and heart failure with reduced ejection fraction patients are mostly men (56 %). It founds mitral regurgitation mild about 68 % in heart failure with reduced ejection fraction patients using Vena Contracta (VC) method. Getting smaller ejection fraction score, then the severity of mitral regurgitation will also increase in heart failure with reduced ejection fraction patients. The bigger LVESD score, then the severity of mitral regurgitation will also increase in heart failure with reduced ejection fraction patients. Keywords: Systolic, Heart Failure, Mitral Regurgitation, Echocardiography. Hubungan Fungsi Sistolik Ventrikel Kiri dan Derajat Keparahan Regurgitasi Mitral pada Pasien Gagal Jantung dengan Penurunan Fraksi Ejeksi Gagal Jantung merupakan kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen. Ventrikel kiri tidak dapat memompa dengan baik yang mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh. Timbulnya dilatasi ventrikel kiri akan mengakibatkan dilatasi annulus mitral sehingga timbul regurgitasi mitral. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sejumlah 25 pasien pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi. Hasil penelitian didapatkan hasil Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri (FEVK) dengan metode Simpson sebesar range 32.16±10 dan paling banyak pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi ditemukan pada laki-laki (56%). Gambaran regurgitasi mitral mild sebesar 68% pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi menggunakan metode Vena Contracta (VC) yang memperlihatkan semakin menurun nilai fraksi ejeksi maka derajat keparahan regurgitasi mitral juga akan meningkat pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi. Nilai LVESD maka tingkat keparahan regurgitasi mitral juga akan meningkat pada pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi. Kata Kunci: Sistolik, Gagal Jantung, Regurgitasi Mitral, Ekokardiografi
Evaluation Post PTCA with Cardiac Exercise Stress Test Fahmi Adam; Hardja Priatna; Hidayani Fazriah
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 4 No. 2 (2019): Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronary Heart Disease (CHD) is an imbalance condition of oxygen supply which causes hypoxic conditions in myocardium, the World Health Organization (WHO) estimates CHD to be the leading cause of death worldwide, with more than 80% occurring in developing countries. In compiling this scientific paper using descriptive methods, research was conducted by collecting data from September 2018 to May 2019 at Tangerang District General Hospital, describing the characteristics and subjects studied and making conclusions. The study began from September to May. Based on the study 2 of 11 patients had a positive exercise test. PTCA measures are able to improve fitness and reduce coronary arteries narrowing, the Load Heart Exercise Test is an appropriate initial method for post-PTCA evaluation, and is quite good in assessing ischemic responses after PTCA actions. Keywords: Coronary Heart Disease, Weight Training Exercise, Percutaneous Transluminal Coronary Intervention. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu kondisi ketidak seimbangan suplai oksigen yang menyebabkan kondisi hipoksia pada miokardium, World Health Organization (WHO) mengestimasi PJK menjadi penyebab utama kematian diseluruh dunia ,dengan lebih dari 80% terjadi di negara berkembang. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, penelitian dilakukan dengan pengumpulan data pada di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, menggambarkan karakteristik dan subjek yang diteliti dan membuat kesimpulan. Penelitian dilakukan selama 8 bulan pengambilan data primer di Rumah Sakit Daerah diperoleh 11 pasien memiliki hasil uji latih yang positif. Tindakan PTCA mampu meningkatkan kebugaran dan mengurangi penyempitan pembuluh darah koroner,Uji Latih Jantung Beban adalah metode awal yang tepat untuk evaluasi pasca tindakan PTCA,serta cukup baik dalam menilai respon iskhemik setelah dilakukannya tindakan PTCA. Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner, Uji Latih Jantung Beban, Percutaneous Transluminal Coronary Intervention.
Survival Analysis Readmission of Patients with Heart Failure in Hospital Trimawar Tinah
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 5 No. 1 (2020): Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Survival Analysis Readmission of Patients with Heart Failure in Hospital Readmission event in heart failure patients is one of the biggest problems in the management of chronic heart failure that resulted in high cost and hospital beds that caused burden for family and the government. In USA, since 1979 readmission rate has increased 164% and has caused $ 29 million cost, while Canada spent the half of health cost for heart failure patients which reached 1.4 million dollar Canada for 3 years (year of 2000-2003). There is no data available in Indonesia, so that it is important to search for risk factors for readmission in heart failure patients at National Cardiovascular Center Harapan Kita Jakarta. Design of this study is cohort retrospective with observation retrospectively for two years (2006-2008). We could 158 sampel size from medical record. Using Cox Regression and Kaplan Meier Survival analysis, we search for predictors of readmission of heart failure. During follow up period of two years, there were 37,3% rehospitalization and risk factors for readmission in our hospital are non-compliance, high NYHA class on admission, high creatinin on admission, low ejection fraction on admission, hypertension history, age, smoking and no health insurance. Key words: Readmission, Heart Failure, Survival Analysis Analisa Ketahanan Rawat Ulang Penderita Gagal Jantung di Rumah Sakit Kejadian rawat ulang pada penderita gagal jantung di Indonesia sebesar 29% dan merupakan salah satu masalah terbesar pada perawatan gagal jantung yaitu menimbulkan tingginya biaya perawatan sehingg menjadi suatu beban bagi masyarakat dan negara. Di Amerika sejak tahun 1979 kejadian rawat ulang meningkat sebesar 164% dan kebutuhan biaya mencapai 29 juta dollar Amerika, sedangkan Kanada untuk perawatan pada penderita gagal jantung menghabiskan setengah anggaran kesehatan yang mencapai 1,4 juta dollar Kanada selama tahun 2000 sampai 2003. Berdasarkan besarnya akibat dari kejadian rawat ulang pada penderita gagal jantung, maka penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat dilakukan pencegahan dan perbaikan tatalaksana. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif yaitu pengamatan secara retrospektif selama dua tahun (2006 – 2008). Jumlah besar sampel 158 yang diperoleh dari catatan rekam medik berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data yang digunakan adalah analisis survival dengan Kaplan Meier dan Cox Regresi. Hasil pengamatan selama dua tahun terjadi 37,3% rawat ulang serta diketahui faktor prediksi untuk terjadinya rawat ulang adalah ketidakteraturan berobat, klasifikasi fungsional NYHA IV saat masuk, tingginya nilai kreatinin saat masuk, rendahnya ejection fraction saat masuk, riwayat hipertensi, umur, kebiasaan merokok, dan jaminan pembayaran. Kata Kunci : Rawat Ulang, Gagal Jantung, Analisa Ketahanan
The Role of Angiojet™ in Acute Artery Theraphy Dwiana Cahyaningrum; Zahra Amalia Aziz
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 4 No. 1 (2019): Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/arkavi.v4i1.5532

Abstract

THE ROLE OF ANGIOJET™ IN ACUTE ARTERY THERAPY ABSTRACT Thrombectomy device (Angiojet™) is a therapy to suck blood clot in blood vessel to be fast again with or without stenting procedure. Because of the grade of technology development is wider in vascular sector, so revascularization is the best strategy to be implenebted and one of modalities is completed by Thrombus Suction in the way to destroy the thrombus by hydrostatic pressure and then being sucked with Ventury Effect, until thrombus elimination cab be done optionally. If the blood clot is success to be sucked and clean, the next step is instalation stent to avoid collapse blood vessel and re-avoid pile of plaque. This thrombectomy position in the acute artery occlusion is there is no worry that embolism distal happens. Keywords: Thrombectomy, thrombus, arteri PERAN THROMBECTOMY DEVICE DALAM TERAPI SUMBATAN ARTERI AKUT ABSTRAK Thrombectomy device (Angiojet™) adalah terapi untuk menyedot bekuan darah pada pembuluh darah agar aliran darah menjadi lancar kembali dengan atau tidaknya tindakan stenting. Karena tingkat perkembangan teknologi semakin luas dibidang vaskular maka revaskularisasi merupakan strategi penatalaksanaan yang terbaik dan salah satu modalitasnya dilengkapi dengan Thrombus Suction dengan cara trombus dihancurkan dengan tekanan hidrostatik dan kemudian disedot dengan Ventury Effect, sehingga eliminasi trombus dapat dilakukan dengan optimal. Jika bekuan darah berhasil disedot dan bersih langkah selanjutnya adalah pemasangan stent untuk mencegah pembuluh darah kolaps dan mencegah kembali tumpukan plak. Peran Angiojet™ pada sumbatan arteri akut adalah tidak adanya kekhawatiran terjadinya emboli distal. Keywords: Trombektomi, trombus, arteri
Effect of Bisoprolol on Cardiac Exercise Stress Test Syandra Machfuddin
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 4 No. 1 (2019): Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

β-blockers reduce cardiac contractility and heart rate, thereby reducing myocardial oxygen consumption. Cardiac stress test, can monitor patients taking heart medicines, whether it has a significant effect or not, so we can find out the effects caused by the drug and conclude the results. Writing uses descriptive analysis, tables, graphs and Odds Ratio (OR) values, with 60 patients, including 30 patients taking Bisoprolol and 30 patients not taking Bisoprolol. Female who did not reach the desired Heart Rate target were 6 (85.7%) patients, while male patients w;ho did not reach the desired Heart Rate target were 14 (60.8%) patients. The group 56-65 years did not achieve the desired target Heart Rate, which was 9 (75%) patients. Patients who took Bisoprolol did not achieve the desired Heart Rate target by 20 (66.6%) patients, while patients who did not take Bisoprolol did not achieve the desired Heart Rate target by 6 (20.0%) patients. Odds Ratio (OR) are shown with a value of 8 (p = 0.001). Women are more difficult to achieve the desired Heart Rate target than men when taking Bisoprolol. The older the patient, the more difficult it is to achieve the desired Heart Rate target when taking Bisoprolol. Patients who take Bisoprolol have a chance to not reach the desired target Heart Rate of 8 times more than patients who do not tcarake Bisoprolol. Keywords: Bisoprolol, Treadmill Test, Cardiac Pengaruh Bisoprolol Terhadap Pasien Uji Latih Jantung Beban Obat jantung β-blockers dapat menurunkan kontraktilitas dan laju debar jantung sehingga mengurangi konsumsi oksigen miokard. Uji Latih Jantung Beban, dapat memantau pasien yang mengkonsumsi obat-obatan jantung, apakah mempunya efek yang berarti atau tidak, sehingga kita bisa mengetahui efek yang di timbulkan oleh obat dan menyimpulkan hasil. Penulisan menggunakan analisa deskriptif, tabel, grafik dan berupa nilai Odds Ratio (OR), dengan jumlah pasien sebanyak 60 pasien, diantaranya 30 pasien yang mengkonsumsi obat Bisoprolol dan 30 pasien yang tidak mengkonsumsi obat Bisoprolol. Pasien perempuan yang tidak mencapai target Heart Rate yang diinginkan sebanyak 6 (85,7%) pasien, sedangkan pasien laki-laki yang tidak mencapai target Heart Rate yang diinginkan sebanyak 14 (60,8%) pasien. Kelompok pasien yang berusia 56-65 tahun tidak mencapai target Heart Rate yang diinginkan lebih banyak, yaitu sebanyak 9 (75%) pasien. Pasien yang mengkonsumsi obat Bisoprolol tidak mencapai target Heart Rate yang diinginkan sebanyak 20 (66,6%) pasien, sedangkan pasien yang tidak mengkonsumsi obat Bisoprolol yang tidak mencapai target Heart Rate yang diinginkan sebanyak 6 (20,0%) pasien. Hasil perhitungan Odds Ratio (OR) ditunjukkan dengan nilai 8 (p=0,001). Perempuan lebih sulit mencapai target Heart Rate yang diinginkan dari pada laki-laki pada saat mengkonsumsi obat Bisoprolol. Semakin tua pasien, maka semakin sulit untuk mencapai target Heart Rate yang diinginkan pada saat mengkonsumsi obat Bisoprolol. Pasien yang mengkonsumsi obat Bisoprolol berpeluang untuk tidak mencapai target Heart Rate yang diinginkan sebesar 8 kali lebih banyak dari pada pasien yang tidak mengkonsumsi obat Bisoprolol. Kata Kunci: Bisoprolol, Treadmill Test, Kardiovaskular
A Way of Determining Accessory Pathway based on 12 Lead Electrocardiogram Lucianan Selly Yudhatama; Ignatius Yansen; Endin Nokik
ARKAVI [Arsip Kardiovaskular Indonesia) Vol. 4 No. 1 (2019): Arsip Kardiovaskular Indonesia
Publisher : UHAMKA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Atrioventricular Reentrant Tachycardia (AVRT) is an ECG disorder caused by the presence of an accessory pathway. Characterized by short PR intervals and delta waves in asymptomatic patients. The scientific papers aims is how to determine the location of the accessory pathway in manifest AVRT patients based on a 12 Lead ECG. The method used in scientific papers is descriptive by looking at the similarities or gaps between the theories on the application of cases. The results of this study case obtained 4 patients with a diagnosed manifest AVRT and to determine the location of the accessory pathway on a 12 lead ECG the author referred to the Arruda algorithm. The conclusion of this study case is to determine the location of the accessory pathway with a 12 lead ECG in the initial investigation which is very appropriate for efficiency for the ablation procedure because it does not require a long time in determining the accessory pathway location with the EP study. Keyword : Atrioventricular Reentry Takikardia, Accessory Pathway, Electrocardiogram Cara Menentukan Lokasi Jaras Tambahan Berdasarkan 12 Lead Electrokardiogram ABSTRAK Atrioventricular Reentrant Tachycardia (AVRT) adalah kelainan EKG yang disebabkan oleh adanya jaras tambahan. Ditandai dengan interval PR yang pendek dan gelombang delta pada pasien asimtomatik. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan lokasi jaras tambahan pada pasien AVRT yang manifest berdasarkan EKG 12 Lead. Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif dengan melihat kesamaan atau kesenjangan antara teori pada penerapan kasus. Hasil dari studi kasus ini didapatkan 4 pasien dengan diagnosa AVRT yang manifest dan untuk menentukan lokasi jaras tambahan pada EKG 12 lead penulis mengacu pada Algoritma Arruda. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah menentukan lokasi jaras tambahan dengan EKG 12 lead pada pemeriksaan penunjang awal sangat tepat untuk efisiensi pada tindakan ablasi karna tidak memerlukan waktu lama dalam menentukan lokasi jaras tambahan dengan EP study. Kata Kunci : Atrioventricular Reentry Takikardia, Jaras Tambahan, Elektrokardiogram