cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Biologi Tropis
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14119587     EISSN : 25497863     DOI : -
Jurnal Biologi Tropis (ISSN Cetak 1411-9587 dan ISSN Online 2549-7863) diterbitkan mulai tahun 2000 dengan frekuensi 2 kali setahun oleh Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataram, berisi hasil penelitian dan ulasan Ilmiah dalam bidang Biologi Sains.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013" : 10 Documents clear
HUBUNGAN PRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DENGAN KETERSEDIAAN UNSUR HARA DAN INTENSITAS CAHAYA DI PERAIRAN TELUK KENDARI SULAWESI TENGGARA Nur Irawati, Enan M. Adiwilaga dan Niken T.M. Prawtiwi
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.868 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.152

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini merupakan kajian tentang hubungan produktivitas primer fitoplankton denganketersediaan unsur hara dan intensitas cahaya di perairan Teluk Kendari. Penelitian ini dilaksanakan diPerairan Teluk Kendari pada bulan April – Juni 2009 dengan menempatkan 3 stasiun penelitian.Tujuan penelitian adalah mengkaji hubungan antara produktivitas primer fitoplankton (NPP) denganketersediaan unsur hara dan intensitas cahaya (ICM) di perairan Teluk Kendari. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa nilai produktivitas primer selama penelitian pada perairan Teluk Kendari yaitupada stasiun luar teluk berkisar 16,99 – 26,37 mgC/m3/4 jam, pada stasiun tengah teluk 21,09 – 31,25mgC/m3/4 jam, dan 11,13–24,61 mgC/m3/4 jam pada stasiun dalam teluk. Hubungan produktivitasprimer dengan unsur hara dan ICM memperlihatkan keeratan hubungan yang kuat pada ketiga stasiunpenelitian sedang produktivitas primer dengan unsur hara dan ICM menunjukkan pola yang hampirsama pada ketiga stasiun penelitian. Pada stasiun luar teluk, unsur hara amonia dan nitrat bersamaICM menjadi faktor yang memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi rendahnya nilai NPP, sedangpada stasiun tengah dan dalam teluk, unsur hara nitrat dan ICM memberikan pengaruh yang nyataterhadap tinggi dan rendahnya nilai NPP di perairan Teluk Kendari.ABSTRACTThe sudy on the Phytoplankton primary productivity relationship to the availability of nutrientelement and light intensity in the waters of Kendari Bay was conducted on April-June 2009 at threesites. The purpose of this research was to examine the relationship between primary productivity ofphytoplankton with nutrient availability and light intensity in the waters of the Bay of Kendari. Basedon the data description and laboratory analysis, net primary productivity values during the surveyperiod varied from 11.13 to 31.25 mgC/m3/4 hour with ranges of average value of NPP from 20.0 to24.46 mgC/m3/4 hour. Sampling station located at the middle of the bay had the highest NPP valuefollowed by sampling station positioned at the mouth of the bay and the lowest value was found atsampling station located near the river mouth of the upper part of the bay. Relationship betweenprimary productivity and light intensity depicted a strong correlation at the three sampling stations.Relationship of primary productivity to nutrient and light intensity showed that the relationship werehigh in all three stations. Similar pattern of relationship were shown among the three stations. At thestation located out of the Kendari Bay, nutrient element N (both ammonia and nitrate) and lightintensity were the main factors that signifacantly influence the level of NPP value, while stationlocated in the middle and inside the bay, results reveal that nitrate and light intensity had significatinflunce on the level of NPP values.Key words: primary productivity of phytoplankton, nutrient elements, light intensity
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH DURIAN (Durio zibethinus Murr.) TERHADAP DAYA TERIMA YOGURT TEMPE Herlin Yuliani, Dwi Soelistya Diah Jekti dan Dewa Ayu Citra Rasmi
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.615 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.148

Abstract

Tempe dapat dibuat menjadi yogurt, namun rasanya kurang disenangi. Padahal dilihat darikandungannya, yogurt tempe memiliki banyak manfaat. Salah satu cara dalam mengatasi hal tersebutadalah dengan menambah perasa dari sari buah durian. Durian memiliki citarasa yang kuat dan banyakdigemari masyarakat. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh penambahan ekstrak buah durian terhadap penerimaan yogurt tempe. Penelitian ini meliputi:membuat yogurt tempe dan ditambah ekstrak buah durian kemudian dilakukan uji daya terimamasyarakat pada yogurt tempe tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acaklengkap dengan percobaan satu faktor tunggal, yaitu perbandingan konsentrasi ekstrak buah durian,terdiri dari 0%, 10%, 20%, dan 30%. Pengambilan data dilakukan dengan uji hedonik (scaling test)terhadap 50 panelis konsumen di Taman Udayana Mataram. Data dianalisis menggunakanAnalisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf signifikansi 95%.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah penambahan ekstrak buah durianberpengaruh terhadap penerimaan yogurt tempe baik untuk indikator organoleptik warna,aroma, dan rasa. Penerimaan yang paling baik diperoleh pada perlakuan penambahan ekstrakbuah durian 30%.Kata kunci : ekstrak buah durian, daya terima, yogurt tempeABSRTACTTempeh can be converted into yogurt. Although, based on its content, yogurt is very useful, itdoes not taste nice. One of the ways to make its taste nice is to add durian favor. Duriancontains so good favor, so that people like it. Based on the problem, the present study aims atascertaining the effect of the addition of durian extract on the acceptance rate of yogurttempeh. The research procedures involve: making tempeh yogurt, adding durian extract totempeh, and testing the people acceptance of the yogurt tempeh. The present study employscomplete random design using single factor experiment, that is, the concentration percentagesof durian essence are 0%, 10%, 20% and 30%. Data were collected with Hedonic Test(scaling test) to 50 consumer panelists at Udayana Mataram Park. Data were analysed usingANOVA continued with BNT test at level of significance 95%. It shows that the addition ofdurian extract (or essence) affects the acceptance rate of tempeh yogurt as indicated byorganoleptic indicators color, aroma and taste. The highest acceptance rate is found at thetreatment with durian extract 30%.Keywords: durian fruit extract, acceptance rate, tempeh yogurt
PENGETAHUAN EKOLOGI MASYARAKAT LOKAL SEBAGAI INDIKATOR PENILAIAN POTENSI LAMUN (SEAGRASS) DI TANJUNG LUAR LOMBOK TIMUR Abdul Syukur
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.499 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.153

Abstract

AbstraksLamun adalah jenis tumbuhan tingkat tinggi yang telah dikenal cukup lama olehmasyarakat di wilayah pesisir. Tujuan dari artikel ini adalah memformulasikan secarakonseptual bentuk pengetahuan ekologi masyarakat lokal sebagai instrumen penilaianperubahan kondisi lamun. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling dengankriteria responden umurnya ≥ 40 tahun dan jenis pekerjaan utama sebagai nelayan. Selain ituuntuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan mendalam digunakan teknik snowballsampling. Analisis data di lakukan secara diskriftif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapengetahuan ekologi masyarakat lokal cukup komprehensip. tentang lamun. Klasifikasi jenislamun oleh masyarakat lokal menjadi 4 jenis yaitu lamun kaken (Enhalus acoroides), lamunranten (alga), lamun hijau dan lamun pupak (rumput). Distribusi tiap jenis lamun dan fungsilamun terhadap ikan dan biota laut dalam perspektif masyarakat tidak berbeda dengan yangdijelaskan oleh sumber-sumber secara ilmiah. Kesimpulan dari penelitian ini adalahpengetahuan ekologi masyarakat lokal dapat menjadi instrumen pengelolaan lamun, terutamadalam mendeteksi perubahan kondisi lamun akibat gangguan baik dari alam maupunantropogenik.Kata kunci: Pengetahuan Ekologi dan Potensi LamunABSTRACTSeagrass is a kind of higher plants that have been known for a long time by the people in thecoastal areas . The purpose of this article is to formulate a conceptual form of local ecologicalknowledge as an instrument of change in the condition assessment of seagrass . The samplingtechnique used was quota sampling criteria respondents aged ≥ 40 years and the main job as afisherman . Moreover, to obtain more detailed information and in-depth use snowballsampling technique . Data analysis was done in descriptive . The results of this study indicatethat local ecological knowledge quite comprehensively . on seagrass . Classification ofseagrass by local communities into 4 types: seagrass Kaken ( Enhalus acoroides ) , seagrassRanten ( algae ) , seagrass and seagrass pupak green ( grass ) . Distribution and function ofeach type of seagrass seagrass on fish and marine life in the perspective of society notdissimilar to that described by scientific sources . The conclusion of this study is localecological knowledge can be instrumental seagrass management , especially in the detectionof changes in the condition of seagrass due to interference from both natural andanthropogenic .Key Words: Ecology Knowledge and Potential Seagrass
ASPEK PERTUMBUHAN UNDUR-UNDUR LAUT, Hippa adactyla DARI PANTAI BERPASIR KABUPATEN KEBUMEN Ali Mashar dan Yusli Wardiatno
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.872 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.144

Abstract

ABSTRAKUndur-undur laut atau mole crab merupakan komponen penting dari komunitas makrobentos di pantaiberpasir terbuka, baik di daerah tropis maupun bermusim empat di seluruh dunia.Undur-undur lautmempunyai fungsi ekonomi dan ekologi.Salah satu jenis undur-undur laut yang banyak dijumpai diIndonesia adalah jenis Hippa adactyla.Karena fungsi ekonomi dan ekologi undur-undur laut pentinguntuk dilestarikan, salah satu informasi penting yang dibutuhkan adalah pola pertumbuhan undurundurlaut.Penelitian dilakukan di Pantai Bocor, Kecamatan Buluspesantren, KabupatenKebumen.Pengambilan sampel undur-undur laut dilakukan setiap bulan dari bulan Maret hingga Mei2012, yang dilakukan dengan metode penyapuan dengan bantuan alat tangkap sorok pada daerahpantai berpasir yang terpengaruh gerakan gelombang (swash zone) (swept area method).Hasilpenelitian menunjukkan bahwa undur-undur laut Hippa adactyla yang tertangkap mempunyai kisaranpanjang karapas antara 15 mm hingga 40 mm, dengan ukuran yang paling banyak tertangkap beradapada selang panjang karapas 24-26 mm.Nisbah kelamin undur-undur laut di lokasi penelitianmendekati 1 (1,035) atau tergolong seimbang, dimana jumlah undur-undur laut jantan relatif seragamdengan undur-undur laut betina.Kondisi ini juga menunjukkan bahwa kondisi populasi undur-undurlaut di lokasi penelitian relatif stabil. Pola pertumbuhan undur-undur laut Hippa adactylaseluruhnya,baik jantan, betina, maupun gabungan, adalah isometrik, artinya pertambahan panjang undur-undurlaut relatifsama dengan pertambahan bobotnya.Kata kunci: Hippa adactyla, pantai berpasir, undur-undur lautABSTRACTMole crabs are one of important biological component among macrobenthos communityinhabiting sandy beach, both in tropic or temperate area all over the world. They playsignificant ecology and economy role in their habitat. One of Indonesian mole crabs is Hippaadactyla. Due to its ecological and economical function of the crab, it is neede to study thepopulation growth pattern for biological information based sustainable management. One ofimportant biological information is growth pattern. The research was conducted in PantaiBocor, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Sample collections were donemonthly during March – May 2012. Sampling was done by swep area method by means oflocal fishermen gear called sorok along swash zone. The results showed that the carapacelength of collected crabs ranged from 19 – 34 mm, with the highest abundance within range of29 – 30 mm. Female dominated the sex ratio. The F/M ratio was 0.244. The growth pattern ofmale was isometric, while in female it was negative allometric. However, combining datashowed that the growth patern of the population was negative allometric, so its length growsfaster than its weight.Keywords: Hippa adactyla, sandy beach, mole crab, southern part of Jawa
STRUCTURAL COMPLEXITY OF ARTIFICIAL HABITAT AND THE FEEDING SUCCESS OF PREDATORY DRAGONFLY AND DAMSELFLY Khairuddin, Lalu Japa dan Nur Lestari
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.748 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.149

Abstract

AbstractThe effect of different habitat complexity structure on the feeding success of predatoryDragonfly and Damselfly over the four of three hours trials was tested using an artificialhabitat complexity structure. Complexity of artificial habitat structure was performed usingwoody bamboo stick of 5 cm in length and 2 mm in diameter. The artificial habitats were setin plastic tank with length and wide of 17 cm and 11.5 cm, respectively and 5.5 cm high. Thedeep of water colom was about 4.5 cm. Preys were larvae of mosquitoes. There was highlysignificant of feeding success of predators in simple structure of habitats and significantenough in complex structure of habitats. In other words, feeding success of predatoryDragonfly and Damselfly was much higher in the simple habitats structure compared to thatof the complex one.Key Words : Artificial Habitat, Damselfly, Dragonfly, Feeding, and PredatoryAbstrakPengaruh kompleksitas struktur habitat terhadap keberhasilan pemangsaan predator Dragonflydan Damselfly selama empat kali tiga jam perlakuan diteliti di laboratorium menggunakanhabitat buatan. Kompleksitas struktur habitat dibuat dengan tongkat dari bambu berukuranpanjang 5 cm dengan diameter 2 mm. Habitat buatan dibuat di bak plastik berukuran panjangdan lebar masing-masing 17 cm dan 11,5 cm, dan tinggi 5,5 cm dengan kedalaman kolom airsekitar 4,5 cm. Larva nyamuk digunakan sebagai pangsa dalam penelitian ini. Setiapperlakuan terdiri dari dua ulangan. Setiap perlakuan berlangsung empat kali masing-masingselama tiga jam. Hasil memperlihatkan, keberhasilan pemangsaan Dragonfly dan Damselflysangat signifikan pada habitat stuktur sederhana, dan cukup signifikan pada habitat yangkompleks. Dengan kata lain, keberhasilan pemangsaan Dragonfly dan Damselfly jauh lebihtinggi pada habitat berstruktur sederhana dibanding dengan pada habitat berstrukturkompleks.Kata Kunci : Damselfly, Draggonfly, Habitat Buatan, Pemangsaan, Pemangsa (Predator)
PENGGUNAAN MOLUSISIDA JAYANTI DALAM MENGATASI HAMA KEONG MAS DI DESA BUNUT BAOK LOMBOK TENGAH Suripto, Gunawan, E.R., Aryanti dan Sukiman
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.379 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.145

Abstract

ABSTRAKAkibat serangan keong mas, produksi padi menurun hingga 30% di beberapa tempat di Provinsi NusaTenggara Barat. Desa Bunut Baok Lombok Tengah adalah termasuk sentra penghasil padi yangmengalami gagal panen akibat serangan keong mas. Kegiatan penerapan iptek bagi masyarakat (IbM)untuk mengatasi masalah hama keong mas telah dilakukan di desa tersebut. Kegiatan IbM diawalidengan koordinasi Tim Pelasana IbM dengan Ketua Kelompok Tani Mohon Petunjuk di Desa BunutBaok untuk memantapkan persiapan dan sosialisasi teknik pelasanaan IbM. Program IbM dilakukandengan materi meliputi karakteristika tanaman jayanti (Sesbania sesban) dan cara pembudidayaannya,karakteristika jenis keong mas yang merupakan hama tanaman padi, cara penyiapan dan pembuatanbahan molusisida dari tanaman jayanti, dan aplikasinya untuk mengendalikan keong mas hamatanaman padi. Kegiatan IbM menggunakan berbagai media yang meliputi papan tulis, LCD, biji, danspecimen tanaman jayanti dewasa, serbuk kering daun jayanti, specimen keong mas hidup, air, danalat-alat pertanian untuk pembuatan dan aplikasi molusisida di sawah padi. Metode yang digunakanmeliputi ceramah, demonstrasi, pelatihan, dan diskusi. Kegiatan IbM diikuti oleh 12 orang anggotaKelompok Tani Mohon Petunjuk Desa Bunut Baok. Hasil yang dicapai adalah meliputi meningkatnyaapresiasi petani terhadap tanaman jayanti, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalammengidentifikasi tanaman jayanti, terampil untuk membuat bahan molusisida dari tanaman jayanti,dan penggunaannya untuk mengendalikan keong mas hama tanaman padi.Kata-kata kunci: Tanaman jayanti, keong mas hama tanaman padi, Desa Bunut BaokABSTRACTFest of gold snail (keong mas) is the main factor of 30% reduction of rice production in some parts ofthe Province of Nusa Tenggara Barat, including Bunut Baok Village in the District of CentralLombok. Iptek application for community activity (IACC) was done to solve the problem in BunutBaok village. Coordination between team of IACC and the head of farmer group, Mohon Petunjuk inBunut Baok village done first to make sure the plant and socialization thechnic activity of IACC. TheIACC program done with course including characteristics and cultivication method of jayanti plant(Sesbania sesban) and characteristics of gold snail as a pest of rice plant. The media used for IACCactivity were white board, LCD, seeds and specimen of adult jayanti plant, dray powder of jayanti leaf,life gold snail specimen, water, and farming tools to make and application of molluside in paddy field.Method for IACC activity were classroom talking, demonstration, exercise, and discussion. Theparticipants of IACC activity were 12 person members of farmer group, Mohon Petunjuk Bunut Baokvillage. The result of this activity was improvement of farmer appreciation on jayanti plant,knowledge, and skill to make and applied anti mollusk from jayanti plant for controlling of gold snail,pest of rice plant.Key words: Jayanti, gold snail, pest of rice plant, Bunut Baok village
DINAMIKA KOMUNITAS FITOPLANKTON DAN KUALITAS PERAIRAN DI LINGKUNGAN PERAIRAN TAMBAK UDANG INTENSIF: SEBUAH ANALISIS KORELASI Bambang Widigdo dan Yusli Wardiatno
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.575 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.150

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur komunitas fitoplankton di tambak danperairan sekitarnya dan mengkaji korelasinya dengan kualitas perairan di lingkunganpertambakan udang intensif. Pengambilan sampel air dan fitoplankton dilakukan pada tujuhstasiun di lingkungan dan pada lima tambak. Analisis data yang digunakan adalah indekssimilaritas dan analisis komponen utama. Komunitas fitoplankton yang ditemukan terdiri dari47 genera dari enam kelas yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae,Chlorophyceae, Euglenophyceae, dan Chrysophyceae, dengan dominasi umum KelasBacillariophyceae. Sementara pada tambak didominasi oleh Cyanophyceae danChlorophyceae. Kelimpahan fitoplankton di tambak cenderung meningkat seiring denganbertambahnya DOC (Day Of Culture). Kelimpahan fitoplankton menurun pada saluranpembuangan utama (canal main outlet). Penurunan ini diduga akibat adanya percampuran airbuangan dengan air laut dan efek sedimentasi di sepanjang saluran tersebut. Indeks similaritasmemperlihatkan bahwa air buangan tambak tidak mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dilingkungan perairan sekitar area pertambakan dikarenakan konsentrasi limbah yang mencapailingkungan telah menurun akibat pengenceran pada saluran pembuangan utama. Kelimpahanfitoplankton di lingkungan perairan berkorelasi erat dengan Dissolved Inorganic Nitrogen(DIN), Dissolved Inorganic Phosphate (DIP), dan TSS. Sedangkan di kolam budidaya(tambak), kelimpahan fitoplankton berkorelasi erat dengan DIP, kecerahan, dan salinitas.Kata kunci: fitoplankton, kualitas air, tambak udang, korelasiABSTRACTThe research was amied to reveal phytoplankton community in shrimp ponds and thesurrounding waters, and to study the correlation between phytoplankton community and waterquality. Water sample and phytoplankton collections were made in seven stations in thesurrounding waters and in five shrimp ponds. Similarity index and principal componentanalyses are used for data analyses.The results showed that 47 genera phytoplankton from sixclasses (i.e. Bacillariophyceae, Dinophyceae, Cyanophyceae, Chlorophyceae,Euglenophyceae, and Chrysophyceae) were found, and it is dominated by ClassBacillariophyceae in the surrounding waters. While in the shrimp ponds, Cyanophyceae andChlorophyceae were the two dominants. The abundance of phytoplankton tended to increasewith DOC (Day Of Culture). In the shrimp pond area, especially in canal main outlet theabundance decreased due to mixing processes with sea water in the canal. Similarity index indicated that shrimp pond effluent did not affect phytoplankton community of thesurrounding waters. In the surrounding waters, phytoplankton abundance was significantlycorreated with Dissolved Inorganic Nitrogen (DIN), Dissolved Inorganic Phosphate (DIP),and TSS. While in shrimp ponds, it was significantly correlated with DIP, transparency andsalinity.Keywords: phytoplankton, water quality, shrimp pond, correlation
PENGARUH AIR REBUSAN AKAR ARU (Caesalpinia bonduc) TERHADAP KUALITAS SPERMA EPIDIDIMIS MENCIT (Mus musculus) : DASAR PENGEMBANGAN OBAT K0NTRASEPSI TRADISIONAL BAGI LAKI-LAKI D. Setiadi dan S. Bachri
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.426 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.146

Abstract

AbstrakIndonesia memiliki banyak tumbuhan berpotensi obat salah satunya bisa dijadikan sebagai obatkontrasepsi tradisonal yang biasa digunakan untuk menjarangkan anak atau sterilisasi sepertirebusan akar Caesalpinia bonduc (Aru). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh obatkontrasepsi tradisional air rebusan akar aru terhadap kualitas pematangan sperma epididimis mencit(Mus musculus). Mencit dipilih secara acak untuk mewakili 4 kelompok dosis yaitu : 0,0 (K0), 16,0(K1) 24,0 (K2) dan 32,0 (K3) μl/gram berat badan/hari. Setiap kelompok perlakuan dilakukandengan 5 kali replikasi. Perlakuan diberikan melalui oral dengan menggunakan jarum gavage selama10 hari berturut-turut. Pembedahan dilakukan pada hari pertama setelah perlakuan selesai.Pengamatan kualitas sperma epididimis dengan perhitungan produksi sperma, % sperm motil, %sperma hidup, % sperma abnormal,dan rangking keaktifan sperma. Untuk mengetahui ada atautidaknya perbedaan yang bermakna antar perlakuan dalam kelompok dilakukan uji Anava satu arah,bila terdapat perbedaan bermakna dilanjutkan uji BNJ untuk membandingkan angka rata-rata antarkelompok perlakuan. Pemberian air rebusan akar Caesalpinea bonduc pada mencit menunjukanpengaruh perbedaan secara signifikan pada jumlah (%) sperma abnormal antara dosis 0,0 μl dengan24,0 dan 32,0 μl serta antara 16,0 μl dengan 24,0 dan 32,0 μl; Jumlah (%) sperma hidup terdapatperbedaan antara dosis 0,0 μl dengan 16,0 , 24,0 dan 32,0 μl; Jumlah (%) sperma motil terdapatperbedaan antara dosis 0,0 μl dengan 24,0 dan 32,0 μl; Rangking keaktifan sperma terdapatperbedaan antara dosis 0,0 μl dengan 24,0 dan 32,0 μl. Pemberian rebusan akar aru berpengaruhsecara signifikan terhadap peningkatan persen sperma abnormal, dan penuruan persen sperma hidup,motil dan keaktifan.AbstractIndonesia has many species of plants that have potent of medicine, one of them cold be as antraditional contraception medicine ussually used to limit child or sterilizatiom such as root boiledwater of Caesalpinia bonduc. The aims of this study is to know the effect of root boiled water ofCaesalpinia bonduc as traditional contraception medicine on quality of sperm maturation ofepididymis of mice (Mus musculus). Mice were choosed radomly and doses gouped: 0,0 (K0 ), 16,0(K1) 24,0 (K2) and 32,0 (K3) μl/gram body weight/day. Each of group was replicated 5 times.Treatment were given by oral with using gavage needle for ten days. Surgery was carried out on firstday after completing treatments. Examination of epidymis sperm by counting number of spermproduction, percentage of motil, live, abnormal sperm, and rank of sperm motility. In order to knowthe deferences between control and treated group, was used one way anava analysis and analysedvalue for comparing between teratment group. The treatments of root boiled water of Caesalpiniabonduc have effect significantly on percentage of abnormal sperm between dose of 0,0 μl with 24,0and 32,0 μl, also between 16,0 μl with 24,0 and 32,0 μl. Percentage of live sperem is different betweendose of 0,0 μl with 16,0 , 24,0 and 32,0 μl. Percentage of motile sperm is defferent significantlybetween dose of 0,0 μl with 24,0 and 32,0 μl. Meanwhile percentage of motile rank has differencebetween dose of 0,0 μl with 24,0 and 32,0 μl. The treatment of root boiled water of Caesalpiniabonduc has effect signifiantly on increasing percentange of sperm abnormality, decreasingpercentage of life sperm, motile and rank of motile of mice sperm.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA AREAL BUDIDAYA RUMPUT LAUT SISTEM LONG LINE DI TELUK EKAS LOMBOK TIMUR Muhammad Sulaiman, Lalu Japa dan I Putu Artayasa
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.903 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.151

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan struktur komunitas ikan pada arealbudidaya rumput laut secara long line di Teluk Ekas Lombok Timur. Metode yangdigunakan adalah metode survei dengan menggunakan jaring sapu. Teknik pengambilan datateknik removal sampling. Analisis data untuk menggambarkan struktur komunitas ikanadalah analisis secara diskriptif pada parameter jumlah jenis ikan, kemelimpahan,keanekaragaman, keseragaman, dan dominansinya. Hasil analisis menunjukkan bahwajumlah spesies yang diperoleh sebanyak 886 yang terdiri dari 19 spesies. Spesies ikan yangpaling melimpah adalah Apogon angustatus diikuti oleh Achreichtys tomentosus dan Histriohistrio. Indeks keanekaragaman spesies termasuk kategori sedang. Sedangkan indekskeseragaman kategori tinggi dan dominansi berada pada katagori rendah. Kesimpulan daripenelitian ini dimana indeks keanekaragaman spesies ikan pada areal budidaya rumput laut diperairan Teluk Ekas secara keseluruhan sebesar 2,55. Nilai keanekaragaman tersebut dapatmenunjukkan bahwa rumput laut memiliki peran yang cukup besar dalam meningkatakanjumlah jenis ikan di lokasi studi.Kata-kata kunci: Kemelimpahan, Keanekaragaman, Keseragaman dan DominansiABSTRACTA research on fish community structure in the area of long line seaweeds mariculture of Ekasbay East Lombok was done. Samplings of fish were conducted during September and October2011. Removal sampling technique was applied in this research. Sample of fishes wereidentified and analyzed for density, diversity, equitability or evenees, and domiancy. Total886 fishes collected were identified as 19 species. Three species with the highest density wereApogon angustatus, Achreichtys tomentosus, and Histrio histrio. Species diversity index offish in Ekas bay was in intermediate category. Furthermore, species index equitability orevenees and dominancy were high and low category, respectively. This means there was nofish species dominated other species. All 19 species of fish recorded in this research were inrelative similar number of individual.Key Words: community structure, fish, seaweeds, Ekas bay
PROFIL KUALITATIF KOMPONEN EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFIL HEMATOLOGI MENCIT YANG DIINFEKSI Salmonella typhimurium Sri Novita Primawati, Dwi Soelistya D dan Lalu Zulkifli
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.226 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v13i2.147

Abstract

ABSTRAKCurcuma zedoaria merupakan tanaman herbal yang telah banyak digunakan sebagai sebagaiantikanker, analgesik, antiinflamasi, dan antioksidan. Namun, uji klinis yang memanfaatkanC. zedoaria untuk mencegah dan mengobati penyakit-penyakit infeksi belum banyakdilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kualitatif ekstrak kunyit putih danpengaruhnya terhadap profil hematologi mencit Balb/c (M. musculus) yang diinfeksi S.typhimurium. Mencit diberikan ekstrak kunyit putih selama 7 hari, pada hari ke 7 diinfeksi S.typhimurium pada bagian intraperitonial. Pengamatan profil hematologi dilakukan pada harike 0 (sebelum pemberian perlakuan), hari ke 7, hari ke 10 dan hari ke 13. Penelitian inidirancang dengan rancangan acak lengkap (RAL), kemudian data yang diperoleh dianalisisdengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan (p<0,05) dariperlakuan terhadap proliferasi leukosit mencit Balb/c dengan waktu pengamatan, macamperlakuan (saline, ekstrak kunyit putih, ekstrak kunyit putih dan infeksi S. typhimurium,infeksi S. typhimurium saja) dan interaksinya. Tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dariperlakuan terhadap proliferasi eritrosit (p>0,05) baik dari segi waktu pengamatan, jenisperlakuan maupun interaksi keduanya. KLT dilakukan untuk mengetahui profil kualitatifkomponen ekstrak metanol kunyit. Diperoleh 5 noda dengan warna hijau berpendar, dengannilai Rf 0,224; 0,346; 0,644; 0,832; dan 0,879, secara berturut turut untuk masing faksi A, B,C, D, dan E.Kata Kunci: Imunomodulator, Ekstrak Kunyit Putih, S. typhimurium, Hematologi,Profil kualitatif.ABSTRACTCurcuma zedoaria is an herbal plant that has been widely used as anticancer, analgesic, antiinflammatory,and antioxidants. However, clinical trials utilizing C. zedoaria to prevent andtreat infectious diseases has not been much done. This study aims to determine the qualitativeprofile of white turmeric extract and its effect on hematological profile of mice Balb/c (M.musculus) infected with S. typhimurium. Mice were treated with a white turmeric extract for 7days, on day 7 infected with S. typhimurium in the intraperitonial. Observation on hematologyprofile performed on day 0 (before administration of treatment), day 7, day 10 and day 13.The study was designed with a completely randomized design (CRD), then the data wereanalyzed with ANOVA. Results of this study showed a significant (p <0.05) effect oftreatment on the leukocyte proliferation of mice Balb / c with the time of observation, rangeof treatment (saline, white turmeric extract, turmeric extract white and S. typhimuriuminfection, infection with S. typhimurium alone) and interactions. There was no signifinateffect of treatment on the proliferation of erythrocytes (p> 0.05) in terms of the time ofobservation, type of treatment and its interaction. TLC was done to determine the qualitative profile component of the methanol extract of turmeric white. Five green fluorescent spotswere observed with Rf values of with Rf values of 0.224, 0.346, 0.644, 0.832, 0.879 forfaction A, B, C, D and E, respectively.Keywords: Immunomodulators, White turmeric extract, S. typhimurium, Hematology,qualitative profile.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol. 25 No. 4a (2025): Special Issue Vol. 25 No. 4 (2025): Oktober-Desember Vol. 25 No. 4b (2025): Special Issue Vol. 25 No. 3 (2025): Juli-September Vol. 25 No. 2 (2025): April-Juni Vol. 25 No. 1 (2025): Januari - Maret Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember Vol. 24 No. 3 (2024): July - September Vol. 24 No. 2b (2024): Special Issue Vol. 24 No. 2 (2024): April - Juni Vol. 24 No. 1 (2024): Januari - Maret Vol. 24 No. 1b (2024): Special Issue Vol. 23 No. 4 (2023): October - December Vol. 23 No. 3 (2023): July - September Vol. 23 No. 2 (2023): Special Issue Vol. 23 No. 2 (2023): April-June Vol. 23 No. 1 (2023): Special Issue Vol. 23 No. 1 (2023): January - March Vol. 22 No. 4 (2022): October - December Vol. 22 No. 3 (2022): July - September Vol. 22 No. 2 (2022): April - June Vol. 22 No. 1 (2022): January - March Vol. 21 No. 3 (2021): September - Desember Vol. 21 No. 2 (2021): Mei - Agustus Vol. 21 No. 1 (2021): Januari - April Vol. 20 No. 3 (2020): September - Desember Vol. 20 No. 2 (2020): Mei - Agustus Vol. 20 No. 1 (2020): Januari - April Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember Vol. 19 No. 1 (2019): Januari - Juni Vol. 18 No. 2 (2018): Juli - Desember Vol. 18 No. 1 (2018): Januari - Juni Jurnal Biologi Tropis vol.17 No.2 Desember 2017 Jurnal Biologi Tropis vol.17 No.1 Juni 2017 Jurnal Biologi Tropis. Vol.16 No.2 Desember 2016 Jurnal Biologi Tropis. Vol.16 No. 1 Juni 2016 Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015 Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 No. 1 Juni 2015 Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014 Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 1 Juni 2014 Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No. 2 Desember 2013 Jurnal Biologi Tropis. Vol.13 No.1 Juni 2013 More Issue