cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina" : 12 Documents clear
Potensi Pantai Joko Tingkir Kabupaten Pemalang untuk Pengembangan Kawasan Wisata Ibnu Pratikto
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.961 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6955

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi Pantai Joko Tingkir Kabupaten Pemalang sebagai kawasan wisata bahari dan produk wisata apa yang dapat dikembangkan di Pantai Joko Tingkir. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji potensi Pantai Joko Tingkir sebagai kawasan wisata bahari. Data primer diperoleh dengan pengamatan dan observasi langsung. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus 2009 sampai Bulan Desember 2009. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan metode deskriptif, pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Joko Tingkir Kabupaten Pemalang berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata bahari dengan produk wisata yang dapat dikembangkan adalah wisata alam, wisata olah raga dan wisata pantai. Kata Kunci : Potensi pantai, Pariwisata, Pantai Joko Tingkir
PENGARUH ALGA KORALIN Lithophyllum sp TERHADAP METAMORFOSIS DAN PENEMPELAN PLANULA Acropora spp Afrinal Pilly; Ambariyanto Ambariyanto; Diah Permata Wijayanti
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.952 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6946

Abstract

Metamorfosis dan penempelan adalah langkah penting dalam siklus hidup dari banyak invertebrata laut. Metamorfosis dan penempelan menyertai perubahan tahap-tahap morfologi dan cara hidup larva planula. Larva planula memulai kehidupan bentik menjadi bentuk dewasa dengan mendeteksi lingkungan untuk memilih tempat yang tepat untuk hidup menetap dan memulai proses metamorphosis dan penempelan. Lithophyllum sp merupakan Alga koralin yang diketahui sebagai pemicu metamorfosis alami. Beberapa senyawa yang berasal dari alga koralin diduga mampu menginduksi proses metamorfosis dan penempelan planula dengan menyerupai isyarat lingkungan di alam Hasil menunjukkan mampu menginduksi metamorfosis dan penempelan planula yang berasal dari slick (kumpulan gamet di permukaan laut setelah peristiwa spawning karang multi spesifik). Slick dikoleksi dari Pulau Sambangan, Kepulauan Karimunjawa saat spawning masal terjadi pada bulan Maret. Seluruh dosis yang dicobakan mampu menginduksi proses metamorfosis dan penempelan planula larva setelah planula diinkubasi dalam media yang telah diberi ekstrak Lithophyllum sp. Hasil ini memberi peluang dilakukannya pembenihan larva planulae secara masal untuk keperluan restorasi terumbu karang dan budidaya karang.   Kata Kunci : Metamorfosis, penempelan, Lithophyllum sp, planulae
Hubungan antara Konsentrasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dengan Bahan Organik dan Ukuran Butir dalam Sedimen di Estuari Banjir Kanal Barat, Semarang Lilik Maslukah
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.161 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6951

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konsentrasi logam berat dengan bahan organic dan ukuran butir dalam sedimen. Sampel sedimen diambil di 7 stasiun estuary Banjir Kanal Barat, Semarang.  Untuk mengetahui adanya hubungan antara logam berat dengan bahan organic dan ukuran butir dalam sedimen dilakukan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pb, Cd, dan Cu dalam sedimen mempunyai korelasi positif dengan bahan organic dan ukuran butir. Kandungan Logam berat lebih banyak ditemukan pada sedimen yang mempunyai ukuran butir yang lebih halus dan lebih banyak bahan organiknya.   Kata Kunci : Logam Berat, bahan organik, ukuran butir
ANALISIS KERAGAAN USAHA GARUK UDANG DAN GARUK UDANG MODIFIKASI DI PERAIRAN KOTA SEMARANG Bogi B Jayanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.381 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6956

Abstract

Alat tangkap garuk yang ada di daerah Tambak Lorok Semarang terdiri dari 3 jenis garuk, yaitu garuk biasa, garuk modifikasi dengan rantai dan garuk modifikasi dengan timbal. Adanya modifikasi alat tangkap garuk ini disebabkan oleh karena kurang efektifnya penangkapan udang jika menggunakan penggaruk, karena untuk penangkapan udang sebenarnya cukup dengan desain yang berfungsi untuk mengaduk permukaan substrat dasar perairan sehingga udang akan meloncat untuk masuk dalam cakupan alat tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk  menganalisis hasil tangkapan udang putih (Penaeus merguiensis) dari 3 jenis garuk udang dan menganalisis perbandingan kelayakan usaha dari 3 jenis alat tangkap garuk udang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi kasus. Pengambilan sampel  hasil tangkapan udang dilakukan pada 3 jenis alat tangkap Garuk Udang selama 3 bulan dengan setiap bulannya diambil data 10 hari.  Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara terhadap nelayan. Analisis teknis dengan membandingkan antara garuk udang biasa dengan garuk udang modifikasi rantai. Sedangkan analisis kelayakan usaha membandingkan antara garuk udang biasa dengan garuk udang modifikasi rantai dengan menggunakan undiscounted criteria yaitu R/C Ratio, Payback Period, Break Event Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 3 jenis alat tangkap garuk udang yang ada di Tambak Lorok Semarang, Garuk Udang Modifikasi Timah merupakan alat tangkap yang terbaik, dengan hasil tangkapan udang selama 30 hari sebesar 194,64 kg. Berdasarkan analisa usahanya alat tangkap garuk udang biasa mempunyai nilai R/C 1,45, PP 4,67 tahun, BEP produksi 191,75 kg dan BEP harga Rp. 53.683,-/kg. Alat tangkap garuk udang modifikasi rantai mempunyai nilai R/C 1,74, PP 2,89 tahun, BEP produksi 192,50 kg dan BEP harga Rp. 29.358,-/kg.  Sedangkan Alat tangkap garuk udang modifikasi timah mempunyai nilai R/C 1,91, PP 2,37 tahun, BEP produksi 192,63 kg dan BEP harga Rp. 25.549,-/kg. Alat tangkap garuk udang modifikasi timah merupakan alat tangkap yang terbaik dibandingkan alat tangkap garuk udang yang lain. Kata kunci : Garuk Udang, produksi,  kelayakan usaha.
TRANSPLANTASI KARANG Acropora aspera DENGAN METODE TALI DI PERAIRAN TELUK AWUR, JEPARA Burhan Habibi Yunus; Diah Permata Wijayanti; Agus Sabdono
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.556 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6947

Abstract

Terumbu karang merupakan ekosistem perairan yang khas terdapat di daerah tropis yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman biota yang tinggi. Ekosistem terumbu karang memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan ekologi pantai dan pesisir, terutama sebagai sumber nutrien bagi habitat yang berada di sekitar ekosistem ini. Transplantasi karang memanfaatkan kemampuan regenerasi karang secara aseksual. Materi yang diamati dalam penelitian ini adalah fragmen karang Acropora aspera yang diambil dari perairan Pulau Panjang, Jepara. Penentuan spesies karang yang hendak digunakan, diawali dengan survey lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen lapangan. Metode tanam yang digunakan adalah metode tempel tali dan metode tali gantung. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan metode tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan karang, dimana perlakuan metode tanam gantung memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan metode tanam tempel. Hasil analisis data statistik untuk perlakuan metode menunjukkan adanya perbedan pertumbuhan yang nyata (P ≤ 0,05) antara metode tempel dan metode gantung. Perlakuan variasi ukuran fragmen 3 cm berbeda nyata dengan perlakuan ukuran fragmen 5 cm dan 7 cm. Sedangkan perlakuan ukuran fragmen 5 cm dan 7 cm tidak berbeda nyata. Tingkat keberhasilan kelangsungan hidup karang secara keseluruhan mencapai 83,33 %. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terlihat pada metode A (tempel) dengan ukuran awal fragmen 5 cm dan 7 cm menunjukkan nilai yaitu sebesar 100%. Transplantasi dengan metode tali yang paling efiien adalah menggunakan metode tanam gantung dengan ukuran 5 cm. Kata kunci : Transplantasi, Metode Tali, Acropora aspera, Teluk Awur Jepara  
STUDI INVERSI SPARSE SPIKE DENGAN LINIER PROGRAMMING DI LAPANGAN X Aris Ismanto; Suprajitno Munadi; Djoko Rubyanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.773 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6952

Abstract

Metoda inversi post-stack merupakan metoda yang paling umum digunakan, karena relatif mudah dilakukan dan ekonomis. Data masukannya harus berupa seismik zero offset, dan hasilnya adalah distribusi Akustik Impedansi (AI) yang menggambarkan perlapisan (layer), bukan lagi bidang batas (interfaces) seperti pada seismik biasa. Hilangnya informasi frekuensi rendah dan frekuensi tinggi adalah salah satu  persoalan yang sering timbul pada proses inversi. Hal ini terjadi karena pita frekuensi wavelet yang terbatas sehingga informasi deret koefisien refleksi di luar lebar pita wavelet tersebut hilang. Dengan kata lain spectrum wavelet atau deret koefisien refleksi tidak memiliki energy pada frekuensi tersebut atau bernilai nol. Sehingga terjadi ketidakakuratan pada log impedansi akustik. Salah satu teknik inversi yang bisa digunakan  untuk mengatasi masalah tersbut adalah metode sparse spike dengan pemrograman linier. Upaya tersebut merupakan  proses dalam  inversi seismik untuk memperoleh gambaran impedansi akustik yang benar dan tepat, sehingga dapat mempermudah dalam proses interpretasi suatu  reservoar serta mengurangi resiko kegagalan dalam pemboran. Pemodelan  ini di kerjakan pada batuan karbonat Formasi Kujung dengan menggunakan data sintetik dan data riil. Implementasi program Inversi sparse spike dengan pemrograman linier secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB dan Hampson Russel dengan modul Strata. Hasil inversi berupa penampang impedansi Akustik cukup baik digunakan untuk mengkarakterisasi reservoar. Inversi pemrograman linier sparse spike dengan implementasi Matlab menghasilkan Impedansi akustik yang sama baiknya dengan program yang sudah ada yaitu Hampson Rusell. Metode LP Sparse Spike cukup baik untuk mengestimasi reflektivitas. Namun estimasi wavelet sumber dan model konstrain yang diberikan akan mempengaruhi hasil inversi .   Kata kunci: Linear Programming Sparse Spike Inversion, impedansi akustik, Matlab, Hampson Russel, Strata
STUDI FILOGENETIK IKAN KARANG GENUS PSEUDOCHROMIS DAN PICTICHROMIS DI PERAIRAN INDO-PASIFIK Analis Finansi Twindiko; Diah Permata Wijayanti; Ambariyanto Ambariyanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.873 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6948

Abstract

Indo-Pasifik merupakan kawasan perairan yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Salah satu keanekaragaman tertinggi di perairan Indo-pasifik adalah spesies ikan karang. Pseudocrhomis adalah salah satu spesies ikan karang yang tersebar luas di seluruh perairan Indo-Pasifik. Di dalam suatu kawasanyang memiliki keanekaragaman jenis melimpah, terdapat banyak spesiesyang bersaing untuksumber daya yang terbatas dalam bertahan hidup. Perbedaan kondisi lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan karakter morfologi, anatomi dan filogenetik dari suatu populasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan Genus ikan Pseudochromis di sebagian perairan Indo-Pasifik dengan melihat perbedaan kedalaman dan perbedaan warna. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratif. Sedangkan untuk analisis molekuler melalui ekstraksi DNA dilanjutkan dengan Polymerase Chain Reaction (PCR), elektroforesis, sekuensing dan yang analisis filogenetik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pohon tersebut terbagi dalam lima clade dengan jarak genetik terdekat 0% dan jarak genetik terjauh 16,4%. Perbedaan kedalaman dan warna pada ikan tersebut tidak terlalu signifikan sebagai petunjuk dalam menentukan spesies baru.   Kata Kunci : Pseudochromis, Polymerase Chain Reaction (PCR), Pohon Filogenetik, Lokus 16S, Lokus Control Region
KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE Satriyo Panalaran; Indra Budi Prasetyawan
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.543 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6953

Abstract

Panas yang masuk ke badan air dapat melalui interaksi antara atmosfer dan air, ataupun dapat melalui kegiatan yang dilakukan manusia. Panas yang bersumber dari kegiatan manusia disebut juga panas artificial, yang dalam hal ini bersumber dari outlet power plant. Proses penyebaran suhu di perairan dapat melalui tiga proses yaitu secara radiasi, adveksi, dan difusi. Proses adveksi berpengaruh besar terhadap proses-proses transport di badan air. Pengambilan data dilakukan di Teluk Benete pada tanggal 1 hingga 15 April 2011. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data arus perairan dan data suhu perairan. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data pasang surut, peta bathimetri, data angin dan cuaca. Hasil penelitian menunjukkan jenis pasang surut di Teluk Benete adalah campuran condong ke harian ganda. Karakteristik arus di Teluk Benete di lapisan dasar cenderung bergerak ke arah barat laut dan tenggara dengan kecepatan 0,6 – 17,4 cm/detik. Arus di lapisan menengah cenderung bergerak ke semua arah dengan kecepatan 0,2 – 14,2 cm/detik. Arus di lapisan permukaan cenderung bererak ke semua arah dengan kecepatan 0,15 – 21,7 cm/detik. Dari pemisahan kecepatan arus ke dalam komponen arus pasut dan arus residu, maka didapatkan bahwa arus di Teluk Benete lebih didominansi oleh arus residu. Hasil pengukuran suhu air di dekat outlet menunjukkan suhu di kolom air berkisar antara 28,0 – 28,8 °C. Sedangkan suhu pada stasiun kontrol suhu berkisar antara 27,7 – 28,9 °C. Hasil simulasi model penyebaran termal menunjukkan bahwa plume termal dari outlet air pendingin power plant tidak memiliki jangkauan yang luas, yaitu ditunjukkan pada jarak 50 meter dari outlet, suhu perairan hanya memiliki rentang kurang dari 0,5 °C. Hal ini menunjukkan bahwa pada jarak ini suhu air telah serupa dengan suhu lingkungan perairan di sekitarnya. Kata kunci: plume termal, arus, model transport, Teluk Benete
Penentuan Batas Daratan Pesisir Kota Semarang dengan Konsep Biogeofisik Baskoro Rochaddi
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.982 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6949

Abstract

Perencanaan untuk pengelolaan kawasan pesisir memerlukan batasan dan deskripsi mengenai kawasan daratan pesisir yang jelas. Permasalahan yang ada di Indonesia pada umumnya dan Kota Semarang pada khususnya adalah  belum ditetapkannya batas wilayah pesisir baik untuk perencanaan maupun operasionalnya, sehingga sampai sekarang wilayah daratan pesisir masih diperlakukan sama seperti wilayah daratan lainnya. Maka dari itu penelitian untuk mencari batas daratan pesisir,  sangat penting dilakukan di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas wilayah daratan pesisir di Kota Semarang dengan pendekatan biofisik. Penelitian lapangan dilakukan pada tanggal 21 Agustus – 30 September 2004. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Semarang, meliputi tiga sungai yaitu Sungai Plumbon, Sungai Banjir Kanal Barat, dan Sungai Banjir Kanal Timur. Adapun data intrusi air asin pada akuifer air tanah dangkal berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2000. Materi penelitian meliputi parameter biologi (makrozoobenthos, fitoplankton, dan mangrove) dan parameter fisik (jangkauan masuknya air laut di sungai, intrusi air laut pada akuifer dangkal, kajian teoritis geologi). Dari hasil analisis kedua parameter tadi, maka selanjutnya dapat ditarik batas wilayah daratan pesisir di daerah Kota Semarang. Hasil dari tumpang tindih peta berdasarkan parameter jangkauan masuknya air laut di sungai, intrusi air laut pada air tanah dangkal, makrozoobenthos, fitoplankton dan mangrove menunjukkan bahwa batas daratan pesisir Kota Semarang secara biofisik untuk Semarang bagian barat adalah 1,7 - 2,2 Km dari garis pantai, Semarang bagian tengah 1,9 – 3,5 Km dari garis pantai dan untuk Semarang bagian timur 2,4 – 4,8 Km dari garis pantai. Kata Kunci: batas biofisik, daratan pesisir, Semarang
PENGARUH KENAIKAN AIR LAUT PADA EFEKTIFITAS BANGUNAN UNTUK PERLINDUNGAN PANTAI KOTA SEMARANG Buddin A Hakim; Suharyanto Suharyanto; Wahju Krisna Hidajat
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.353 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6954

Abstract

Adanya interaksi lautan dan daratan akan berpengaruh terhadap kondisi Pantai, Perairan Semarang yang berbatasan langsung dengan laut lepas berpotensi terjadi abrasi akibat dari energi gelombang yang mengenai daratan, faktor kenaikan air laut sebagai pengaruh dari perubahan iklim secara langsung akan mempengaruhi luasan abrasi yang terjadi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui proyeksi kenaikan air laut, memperkirakan daerah abrasi serta mengetahui efektifitas bangunan groin dalam menanggulangi abrasi di Pantai Semarang. Identifikasi daerah abrasi dan tingkat efektifitas penanggulangan abrasi dilakukan dengan pemodelan menggunakan software CEDAS 2.01 sedangkan analisis spasial menggunakan software ArcGIS 9.3, sebagai inputan model data didapatkan dari analisis data Angin dan data pasang surut Kota Semarang serta survei data lapangan mengenai morfologi pantai dan kondisi sedimen di lokasi penelitian. Dari analisis data Pasang Surut didapatkan Proyeksi Kenaikan Muka Air Laut di Perairan Semarang diberikan dengan persamaan regresi y = 8,8209 x – 17367, R2 = 0,9453, dengan nilai kenaikan air laut sebesar 7.806 cm/tahun. Dari Hasil pemodelan didapatkan bahwa jika tidak ada upaya perlindungan yang dilakukan di Pantai maka pada tahun 2015 dilokasi penelitian akan mengalami abrasi sebesar 116.307 m2 dan meningkat pada tahun 2020 sebesar 174.593 m2 dengan lokasi abrasi berada di Kelurahan Jerakah, Tugurejo Karanganyar, Randu Garut, dan Kelurahan Mangkang Wetan, sedangkan dari skenario penambahan bangunan pantai jenis groin untuk menanggulangi abrasi didapatkan bahwa pembangunan Groin dengan jarak yang semakin pendek antara groin satu dengan yang lainnya lebih efektif dalam menanggulangi abrasi pantai di lokasi penelitian dibandingkan dengan pembangunan Groin yang panjang tetapi jarak antar groinnya terlalu panjang.   Kata Kunci : Kenaikan Air Laut, Prediksi Daerah Abrasi, Efektifitas Bangunan, Pantai Semarang

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 3 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 2 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 3 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina More Issue