Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE Panalaran, Satriyo; Prasetyawan, Indra Budi; Saputro, Siddhi
Journal of Oceanography Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1825.151 KB)

Abstract

AbstrakPanas yang masuk ke badan air dapat melalui interaksi antara atmosfer dan air, ataupun dapat melalui kegiatan yang dilakukan manusia. Panas yang bersumber dari kegiatan manusia disebut juga panas artificial, yang dalam hal ini bersumber dari outlet power plant. Konsentrasi termal di titik sumber (outlet) memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, sehingga terjadi kondisi dimana konsentrasi thermal menyebar dari sumber ke lingkungan sekitarnya, kondisi itu lah yang diistilahkan sebagai penyebaran plume termal. Proses penyebaran suhu di perairan dapat melalui tiga proses yaitu secara radiasi, adveksi, dan difusi. Proses adveksi berpengaruh besar terhadap proses-proses transport di badan air. Pengambilan data dilakukan di Teluk Benete pada tanggal 1 hingga 15 April 2011. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data arus perairan dan data suhu perairan. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data pasang surut, peta bathimetri, data angin dan cuaca. Hasil penelitian menunjukkan jenis pasang surut di Teluk Benete adalah campuran condong ke harian ganda. Karakteristik arus di Teluk Benete di lapisan dasar cenderung bergerak ke arah barat laut dan tenggara dengan kecepatan 0,6 – 17,4 cm/detik. Arus di lapisan menengah cenderung bergerak ke semua arah dengan kecepatan 0,2 – 14,2 cm/detik. Arus di lapisan permukaan cenderung bererak ke semua arah dengan kecepatan 0,15 – 21,7 cm/detik. Dari pemisahan kecepatan arus ke dalam komponen arus pasut dan arus residu, maka didapatkan bahwa arus di Teluk Benete lebih didominansi oleh arus residu. Hasil pengukuran suhu air di dekat outlet menunjukkan suhu di kolom air berkisar antara 28,0 – 28,8 °C. Sedangkan suhu pada stasiun kontrol suhu berkisar antara 27,7 – 28,9 °C. Hasil simulasi model penyebaran termal menunjukkan bahwa plume termal dari outlet air pendingin power plant tidak memiliki jangkauan yang luas, yaitu ditunjukkan pada jarak 50 meter dari outlet, suhu perairan hanya memiliki rentang kurang dari 0,5 °C. Hal ini menunjukkan bahwa pada jarak ini suhu air telah serupa dengan suhu lingkungan perairan di sekitarnya.
KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE Satriyo Panalaran; Indra Budi Prasetyawan
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.543 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6953

Abstract

Panas yang masuk ke badan air dapat melalui interaksi antara atmosfer dan air, ataupun dapat melalui kegiatan yang dilakukan manusia. Panas yang bersumber dari kegiatan manusia disebut juga panas artificial, yang dalam hal ini bersumber dari outlet power plant. Proses penyebaran suhu di perairan dapat melalui tiga proses yaitu secara radiasi, adveksi, dan difusi. Proses adveksi berpengaruh besar terhadap proses-proses transport di badan air. Pengambilan data dilakukan di Teluk Benete pada tanggal 1 hingga 15 April 2011. Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah data arus perairan dan data suhu perairan. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data pasang surut, peta bathimetri, data angin dan cuaca. Hasil penelitian menunjukkan jenis pasang surut di Teluk Benete adalah campuran condong ke harian ganda. Karakteristik arus di Teluk Benete di lapisan dasar cenderung bergerak ke arah barat laut dan tenggara dengan kecepatan 0,6 – 17,4 cm/detik. Arus di lapisan menengah cenderung bergerak ke semua arah dengan kecepatan 0,2 – 14,2 cm/detik. Arus di lapisan permukaan cenderung bererak ke semua arah dengan kecepatan 0,15 – 21,7 cm/detik. Dari pemisahan kecepatan arus ke dalam komponen arus pasut dan arus residu, maka didapatkan bahwa arus di Teluk Benete lebih didominansi oleh arus residu. Hasil pengukuran suhu air di dekat outlet menunjukkan suhu di kolom air berkisar antara 28,0 – 28,8 °C. Sedangkan suhu pada stasiun kontrol suhu berkisar antara 27,7 – 28,9 °C. Hasil simulasi model penyebaran termal menunjukkan bahwa plume termal dari outlet air pendingin power plant tidak memiliki jangkauan yang luas, yaitu ditunjukkan pada jarak 50 meter dari outlet, suhu perairan hanya memiliki rentang kurang dari 0,5 °C. Hal ini menunjukkan bahwa pada jarak ini suhu air telah serupa dengan suhu lingkungan perairan di sekitarnya. Kata kunci: plume termal, arus, model transport, Teluk Benete
Analisis Regresi Pada Tren Perubahan Garis Pantai di Pantai Krui dari Digitasi Citra Landsat Satriyo Panalaran; Trika Agnestasia Br Tarigan; Hendra Achiari
Journal of Science and Applicative Technology Vol 3 No 1 (2019): Journal of Science and Applicative Technology August Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2095.301 KB) | DOI: 10.35472/jsat.v3i1.199

Abstract

Krui is a capital of Pesisir Barat Regency of Lampung Province which has important values on residential areas, business centers, government centers, and tourism destination. Kruis coast is adjacent to the Indian Ocean, which has the high wave characteristic cause the dynamic coastal process similarly to other sandy beaches on the west coast of Sumatera Island. The coastal process can be shown in the form of either coastline accretion due to sedimentation or shoreline reduction caused by the phenomenon of erosion and abrasion. The coastal process can be observed as a natural process to achieve an equilibrium of sediment transport along the coast. Also, Shoreline change is influenced by the height waves and the direction of incoming waves towards onshore depending on the season. The aims of this study is to get an overview of the shoreline changes that occur on the Krui Coast. Then it can be predicted the position of the coastline in the future. The regression model was chosen to estimate the position of shoreline in the future by utilizing a set of time-series data that refers to shoreline change within certain periods. Digitized Landsat-7 ETM+ satellite imagery is conducted in order to obtain shoreline position data in every year determinate as historical data. Based on this study, the rate of shoreline change in Krui Coast is within range of 0,12 meters/year to 41,35 meters/year, where is the shoreline change tends to increase. Keywords: Digitization, Landsat, Shoreline, Regression
Sosialisasi Kemaritiman kepada Masyarakat Umur Produktif di Kalianda, Lampung Selatan Hermanto, Mochammad Fathurridho; Nandalianadhira, Nafisa; Kencana, Elsa Rizkiya; Khaldun, Muhammad Hafidz Ibnu; Panalaran, Satriyo
TeknoKreatif: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): TEKNOKREATIF : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/teknokreatif.v3i2.1594

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan, namun keberadaan laut sampai sekarang masih dianggap sebagai penghalang oleh masyarakat Indonesia. Potensi maritim Indonesia seharusnya dapat dilihat sebagai peluang yang sangat besar. Indonesia akan memasuki masa bonus demografi, dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun) mendominasi. Di sisi lain, terdapat ancaman yang tidak kalah besarnya. Kegagalan mengoptimalkan kesempatan membuat negara Indonesia tidak bisa melaju secara maksimal, atau bahkan dapat mengalami kemunduran. Perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat usia produktif tentang potensi diri dan generasinya yang akan mendominasi negara maritim ini beberapa tahun mendatang. Dengan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kalianda dan SMA Negeri 2 Kalianda, didapatkan peningkatan pemahaman siswa siswi sebesar 30.4% dan 26.8% untuk masing masing sekolah secara berurutan yang didapatkan dari pretest dan posttest. Hasil pretest sebelum sosialisasi dan posttest setelah sosialisasi menunjukan adanya peningktan yang signifikan terhadap pemahaman siswa tentang kemaritiman.
Analisis Kesesuaian Wisata di Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran berdasarkan Parameter Oseanografi Panalaran, Satriyo; Pamungkas, Rifky Jati
Jurnal Kelautan Tropis Vol 27, No 2 (2024): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v27i2.22438

Abstract

Lampung Province has marine tourism potential, one of which is Pahawang Island. Pahawang Island has attractions in the form of beautiful beach with white sand, mangrove vegetation and underwater tourism for snorkeling and underwater photography. This purpose of this research to analyze the suitability of each physical oceanographic parameter and calculate the Tourism Suitability Index value for marine tourism activities. Determination of the Tourism Suitability Index is carried out by analyzing physical oceanographic data which includes: wave height, current speed, depth and slope data of the beach. The research results show that the level of suitability for each dominant parameter is in the very suitable category. Overall, from the calculations that have been carried out, the results of the % tourism suitability index range between 91.67 – 100%. This value is in the Very Suitable (S1) category for suitability for marine tourism.Provinsi Lampung memiliki potensi wisata bahari, salah satunya Pulau Pahawang. Pulau Pahawang memiliki daya tarik yang berupa keindahan pantai dengan pasir putih, adanya vegetasi mangrove dan wisata bawah air untuk kegiatan snorkling dan fotografi bawah air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisi kesesuaian setiap parameter fisik oseanografi dan menghitung nilai Indeks Kesesuaian Wisata untuk kegiatan wisata bahari. Penentuan Indeks Kesesuaian Wisata  dilakukan dengan menganalisis data fisik oseanografi yang meliputi : ketinggian gelombang, kecepatan arus, data kedalaman dan kemiringan pantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian tiap parameter dominan berada pada kategori sangat sesuai. Secara keseluruhan dari perhitungan yang telah dilakukan, hasil % IKW berkisar antara 91, 67 – 100 %. Nilai tersebut berada pada kategori Sangat Sesuai (S1) untuk kesesuaian wisata bahari.