cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kandai
ISSN : 1907204X     EISSN : 25275968     DOI : -
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2018): KANDAI" : 10 Documents clear
MENILIK CARA PANDANG MASYARAKAT JAWA TENTANG EMOSI MELALUI METAFORA Ema Rahardian
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.721 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.428

Abstract

Metafora tidak hanya sebatas ekspresi linguistik semata. Lebih dari itu, metafora memiliki korelasi dengan cara pandang dan budaya penggunannya. Berkaitan dengan itu, penelitian ini dilakukan untuk membahas bagaimana cara pandang masyarakat Jawa terhadap emosi melalui leksikon-leksikon yang digunakan dalam ungkapan metaforis. Cara pandang itu berimplikasi pada pola pikir yang kemudian akan memengaruhi cara bertindak masyarakat Jawa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semantik kognitif dengan menitikberatkan pada teori Metafora Konseptual yang digagas oleh Lakoff. Data penelitian ini berupa ungkapan-ungkapan yang mengandung metafora emosi. Melalui analisis ditemukan bahwa dalam ungkapan metaforis emosi, masyarakat Jawa menggunakan leksikon-leksikon, antara lain “nguntal”, “ngukir”, “semplah”, “kobong”, “geni kang murub”, “ngopeni”, “nyicil”, “luntur”, “mandhek”, dan “ngesokake”. Penggunaan leksikon-leksikon itu menggambarkan konseptualisasi bagaimana masyarakat Jawa memahami emosi. Berdasarkan hasil analisis terhadap leksikon-leksikon itu ditemukan bahwa masyarakat Jawa memahami emosi sebagai kekuatan, api, benda berharga, proses, perjalanan, dan materi.
CERITA RAKYAT MAS MERAH:KAJIAN RESEPSI SASTRA NFN Sahril
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.218 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.570

Abstract

Fokus penelitian yaitu cerita rakyat “Mas Merah” ini adalah ingin mengetahui bagaimana pandangan dan persepsi masyarakat terhadap cerita rakyat tersebut. Melalui teori resepsi sastradengan metode deskriptif kualitatif. Resepsi sastra adalah kajian teks yang bertitik-tolak pada pembaca sebagai pemberi reaksi atau komentar terhadap teks sastra itu.Pembaca yang memberi makna merupakan variabel ruang, waktu, dan kelompok sosial budaya.Hal itu berarti setiap karya sastra tidak sama pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang waktu atau dalam semua kelompok masyarakat tertentu. Ada 14 informan yang dimintai tanggapan terhadap cerita rakyat “Mas Merah” yang dibagi dalam tiga pengelompokan usia, yang terdiri atas kelompok golongan usia muda, golongan usia menengah, dan golongan usia tua. Berdasarkan tanggapan dan persepsi informan diperoleh temuan bahwa cerita rakyat “Mas Merah” dapat dijadikan monumen dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dokumen sosio-budaya karena mengandung kearifan lokal. 
MENGUNGKAP PERSPEKTIF GENDER DALAM KEHIDUPAN MASA KINI MELALUI NOVEL AKU SUPIYAH ISTRI HARDIAN KARYA TITIS BASINO Ninawati Syahrul
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.973 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.476

Abstract

Dalam budaya tradisional, misalnya Minangkabau, laki-laki acap memperlakukan kaum perempuan sebagai “pelengkap penderita” dan umumnya menganggap dirinya manusia teratas. Perempuan berada pada pihak yang lemah, baik dalam kehidupan masyarakat maupun menentukan arah kehidupan keluarganya. Kondisi semacam itu tidak jarang merisaukan hati para penggiat karya sastra, termasuk Titis Basino. Masalah yang  diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana perspektif gender di dalam novel Aku Supiyah Istri Hardian karya Titis Basino? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perspektif gender di dalam karya pengarang perempuan ini. Penelitian ini bertumpu pada tinjauan feminisme sastra dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perspektif gender tergambar dalam pokok pikiran feminisme dalam novel tersebut, meliputi: masalah cinta membuat perempuan kehilangan kepribadian; peranan agama dalam subordinasi perempuan; posisi perempuan sebagai perempuan dalam perkawinan; usulan perempuan tentang pendidikan. Bagi kaum laki-laki, perempuan semestinya pasangan sejajar, baik dalam kehidupan keluarga maupun karier atau pilihan profesi.   
FUNGSI KEPATUHAN MAKSIM PRINSIP KESANTUNAN PADA KOMENTAR BERITA DI FANSPAGE FACEBOOK MERDEKA.COM Qurratul - Aini; S. - Sumarlam; D. Djatmika
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.14 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.575

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang fungsi kepatuhan maksim prinsip kesantunan pada komentar berita online di fanspage Facebook merdeka.com. Data penelitian berupa tuturan yang didapatkan dari fanspage Facebook merdeka.com dengan rubrik berita politik tanggal 23 dan 24 September 2016. Dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif, data dianalisis dengan model Spradley, meliputi empat tahap, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komposional, dan analisis tema budaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan yang mematuhi maksim disampaikan dalam bentuk asertif, direktif dan ekspresif. Fungsi pelanggaran asertif memiliki 2 sub fungsi yaitu “menyatakan” dan “memaklumi”. Fungsi direktif memiliki 4 sub fungsi yaitu “bertanya”, “menasehati”, “konfirmasi” dan “mengajak”. Fungsi ekspresif memiliki 6 sub fungsi yaitu “memberi selamat”, “memuji”, “menyayangkan”, “berharap”, “bersyukur” dan“senang”. Subfungsi yang paling dominan adalah “menyatakan”.  
KEHIDUPAN “IDEAL” DI RUANG SIBER DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR Chinintya Suma Ningtyas
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.681 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.503

Abstract

Penelitian ini mengkaji isu kehidupan ideal yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam novel Kerumunan Terakhir yang mengambil dua latar, yakni dunia digital dan dunia nyata. Isu ini didasarkan pada fenomena yang terjadi dalam novel, yaitu tokoh yang gemar menggunakan teknologi internet. Penggambaran karakter masyarakat yang sesungguhnya pemalu, tetapi “berani” di dunia digital dalam novel ini memunculkan pertanyaan, apa yang menyebabkan tindakan tokoh-tokoh di dalam novel begitu berbeda di kedua dunia dan bagaimana kehidupan yang ideal tersebut dikonstruksi oleh karakter-karakter di dalam novel. Pertama, menentukan proses simulasi, kemudian menentukan simulakra. Media menghadirkan ruang semu atau ruang peniruan yang mengakibatkan gambaran realitas menjadi ‘tidak nyata’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  teknologi menjadi tempat alternatif dalam menggeser dan mengubah tatanan kehidupan tokoh-tokoh di dalam novel Kerumunan Terakhir menjadi tempat simulasi sebagai citra pelarian diri; yakni kehidupan yang ideal dan tampilan kekuasaan serta pengklaiman kebenaran. Novel ini menunjukkan kritik terhadap fenomena dunia digital yang digambarkan seperti ‘musuh dalam selimut’. Artinya, dunia digital memberikan kenyamanan dan kebebasan, tapi kebebasan tersebut dipatahkan oleh aturan-aturan yang mengontrol kehidupan dunia digital itu sendiri.
ANALISIS ALIH KODE PADA BAHASA GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS BILINGUAL Shely Nasya Putri
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.978 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.635

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan alih kode oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas bilingual. Secara spesifik, penelitian ini mengkaji wujud, fungsi, dan faktor penyebab penggunaan alih kode. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa data verbal, yaitu rekaman tuturan guru dalam kegiatan pembelajaran yang ditranskripsikan kemudian dibuat dalam korpus data. Data verbal yang dimaksud berupa satuan-satuan lingual berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung alih kode. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap, yaitu peneliti tidak terlibat dalam percakapan (hanya menyimak saja). Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua wujud alih kode yang berupa alih bahasa, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Fungsi penggunaan alih kode oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menjelaskan tentang sesuatu, mengulang kembali makna tuturan, memerintah, memuji, memberi pertanyaan, menarik perhatian, dan menerjemahkan. Faktor penyebab penggunaan alih kode dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang ditemukan dalam penelitian ini adalah faktor linguistik, faktor situasti kelas, faktor tujuan yang ingin dicapai penutur, dan faktor emosi penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan alih kode oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas bilingual. Secara spesifik, penelitian ini mengkaji: 1) wujud, 2) fungsi, dan 3) faktor penyebab penggunaan alih kode. Data dalam penelitian ini berupa data verbal, yaitu rekaman tuturan guru dalam kegiatan pembelajaran yang ditranskripsikan kemudian dibuat dalam korpus data. Data verbal yang dimaksud berupa satuan-satuan lingual berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung alih kode. Teknik pengumpulan data yaitu: 1) observasi, 2) wawancara, 3) analisis dokumentasi. Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua wujud alih kode yang berupa alih bahasa, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Fungsi penggunaan alih kode oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah: 1) menjelaskan tentang sesuatu, 2) mengulang kembali makna tuturan, 3) memerintah, 4) memuji, 5) memberi pertanyaan, 6) menarik perhatian, dan 7) menerjemahkan. Faktor penyebab penggunaan alih kode dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1) faktor linguistik, 2) faktor situasti kelas, 3) faktor tujuan yang ingin dicapai penutur, dan 4) faktor emosi penutur.Kata kunci : alih kode, bahasa guru, kelas bilingual
HUBUNGAN KEKERABATAN BAHASA JAWA DAN MADURA Puspa Ruriana
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.151 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.512

Abstract

Di Jawa Timur berkembang dua bahasa besar yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Walaupun sebagai dua bahasa yang berbeda, namun kedua bahasa tersebut memiliki hubungan kekerabatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan di antara kedua bahasa tersebut. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah status hubungan kekerabatan di antara bahasa Jawa dan bahasa Madura serta bagaimanakahbentuk-bentuk variasi fonem kata-kata kognat di antara kedua bahasa itu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan. Metode perbandingan digunakan untuk mengetahui tingkat kekerabatan antarbahasa yang diperbandingkan.Analisis dilakukan dengan cara membandingkan kosakatanya serta membedakan tingkat kemiripannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penghitungan leksikostatistik pada bahasa-bahasa yang diperbandingkan menunjukkan bahwa persentase kekerabatan di antara kelompok bahasa Jawa dan kelompok bahasa Madura masuk dalam kelompok rumpun bahasa (stock). Dalam kelompok bahasa Jawa ditemukan adanya persentase hubungan kekerabatanyang menunjukkan kelompok keluarga (family) yaitu pada bahasa Jawa Osing (JO) dengan kelompok bahasa Jawa lain (Jawa Solo Yogya (JSY), Jawa Suroboyoan(JS), danJawa Pantura (JP).Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Jawa Osing (JO) masuk dalam kelompok bahasa tersendiri. Adanya hubungan kekerabatan di antara bahasa-bahasa berkerabat tersebut juga didukung oleh adanya variasi fonem pada beberapa kosakata kognat berupa korespondensi vokal maupun konsonan.
AKTUALISASI DIRI TOKOH UTAMA NOVEL BALADA SI ROY KARYA GOL A GONG Nugraha Sinaga; Zuriyati Zuriyati; Siti Gomo Attas
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.062 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.644

Abstract

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dan keinginan untuk berkembang yang pencapaian tertingginya adalah aktualisasi diri. Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri aktualisasi diri yang tampak pada tokoh utama novel Balada Si Roy karya Gol A Gong. Sumber data berupa kutipan teks novel Balada Si Roy. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Teori yang digunakan adalah psikologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh utama merupakan pribadi yang teraktualisasi. Hal ini diperkuat oleh temuan data dalam novel berupa empat belas ciri aktualisasi diri yang dikemukakan Abraham Maslow. Penyebab terbentuknya pribadi yang teraktualisasi tersebut, tidak terlepas dari kebulatan tekad tokoh utama untuk memenuhi hasrat terpendamnya, yakni menulis dan traveling. Kedua hal tersebut dijalani tokoh utama dengan keyakinan walaupun harus meninggalkan dua wanita yang dikasihinya di Indonesia: Ibu dan Suci. 
EKSPRESI VERBAL MENOLAK DAN MEMOHON ANAK LAKI-LAKI USIA 4,9 SAMPAI 5,1 TAHUN: STUDI KASUS PADA MUHAMMAD ZAINI Muhammad Rafiek
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.309 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang ekspresi verbal menolak dan memohon (memelas) pada Muhammad Zaini (anak laki-laki usia 4 tahun 9 bulan sampai dengan 5 tahun 1 bulan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan ancangan pemerolehan bahasa anak. Data dianalisis dengan menerapkan teknik longitudinal. Hasil penelitian menunjukkan adanya ekspresi verbal menolak pada Muhammad Zaini yang berlatar suku Banjar berupa ucapan “indah” (tidak atau tidak mau), jangan, eh…ehm, “kada” (tidak), “lain” (bukan), dan kata ekspresi sakit. Selain itu, ditemukan pula ekspresi verbal memohon (memelas) pada Muhammad Zaini berupa ucapan“jangan sarik” (jangan marah), “ulun indah disariki” (saya tidak mau dimarahi), jangan, dan ucapan minta tolong sesuatu.
LIRIK LAGU DAN REPRESENTASI KESALEHAN DALAM AKSI BELA ISLAM Dina Amalia Susamto, M.Hum.
Kandai Vol 14, No 1 (2018): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.411 KB) | DOI: 10.26499/jk.v14i1.542

Abstract

Lirik lagu-lagu yang dinyanyikan dalam Aksi Bela Islam merupakan eskpresi pendapat untuk membela Alquran yang diasumsikan telah dilecehkan oleh Basuki Tjahaya Purnama. Aksi tersebut menekankan subjek-subjek, bahwa seorang muslim yang saleh harus mendukung dan terlibat dalam gerakan tersebut. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana lagu-lagu dalam Aksi Bela Islam merepresentasikan kesalehan dan konteks aksi tersebut menggunakan lagu-lagu untuk tujuan mengonstruksi politik identitas kami dan liyan yang berdasarkan interpretasi atas kesalehan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan usaha merepresentasi lirik lagu yang menekankan kesalehan kolektif dalam lirik lagu pada Aksi Bela Islam. Lagu-lagu tersebut mengonstruksi kelompok masyarakat untuk lebih terikat menjadi kami yang membedakan diri dengan mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lirik lagu yang digunakan dalam aksi tersebut memperlihatkan cara untuk membakar semangat dan untuk mengikat solidaritas di antara para pendukung demonstrasi tersebut. Lagu-lagu tersebut menggunakan bahasa yang merepresentasikan kesalehan para pendukung aksi sekaligus menunjukkan politik identitas yang membedakan kami dan mereka.

Page 1 of 1 | Total Record : 10