cover
Contact Name
Nurjazuli
Contact Email
nurjazulifkmundip@gmail.com
Phone
+6282133023107
Journal Mail Official
jkli@live.undip.ac.id
Editorial Address
Faculty of Public Health, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Central Java, Indonesia 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Lingkungan indonesia
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 14124939     EISSN : 25027085     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (JKLI, p-ISSN: 1412-4939, e-ISSN:2502-7085, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli) provides a forum for publishing the original research articles related to: Environmental Health Environmental Epidemiology Environmental Health Risk Assessment Environmental Health Technology Environmental-Based Diseases Environmental Toxicology Water and Sanitation Waste Management Pesticides Exposure Vector Control Food Safety
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022" : 15 Documents clear
Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Dalam Rumah dan Perilaku Kesehatan dengan Kejadian TB Paru di Purwokerto Selatan Banyumas Nuraini Nuraini; Suhartono Suhartono; Mursid Raharjo
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.2.210-218

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis adalah penyakit yang ditularkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis. Berdasarkan laporan, penyakit tuberkulosis masuk dalam sepuluh penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia yaitu sebesar 1,3 juta. Berdasarkan data, kasus tuberkulosis di Indonesia kecenderungan mengalami penurunan pada tahun 2020. Meskipun demikian tuberkulosis masih menjadi permasalahan kesehatan di beberapa daerah termasuk di Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan faktor lingkungan fisik dalam rumah dan perilaku kesehatan dengan kejadian tuberkulosis paru di Purwokerto Selatan Banyumas.Metode: Penelitian ini adalah observasi analitik dengan desain Case Control study yaitu menganalisa dan melakukan perbandingan adanya pengaruh antara kasus dan kontrol yang dilihat dari faktor risikonya  Penelitian dilakukan di Purwokerto Selatan pada bulan Nopember – Desember tahun 2021. Populasi penelitian ini adalah semua penderita tuberkulosis tahun 2020. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling  yaitu  penderita TB paru dengan usia ≥ 15 sebagai sampel dengan  perbandingan kasus dan kontrol yang sama yaitu 1/1 dan total sebanyak 74 sampel. Pengumpulan data melalui pengukuran, wawancara dan pengamatan. Analisa data dilakukan secara bivariate (chi-square)  dan multivariat  (regresi logistic).Hasil: Analisis penelitian menghasilkan bahwa suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, pengetahuan, sikap, dan tindakan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian tuberkulosis paru karena  nilai p value < 0.05. Adapun variabel paling dominan adalah ventilasi, suhu dan tindakan.Simpulan: Variabel yang mempunyai pengaruh besar terhadap kejadian tuberkulosis paru di Purwokerto Selatan adalah ventilasi. ABSTRACT Title: Relationship of Physical Environmental Factors in the Home and Health Behaviot With The Incidence of Pulmonary TB South Purwokerto Banyumas Background: tuberculosis is a disease transmitted by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. Based on repots, tuberculosis is included in the ten highest causes of death in the world, namely 1.3 million. Based on the data, tuberculosis cases in Indonesia tend to decrease in 2020. However, tuberculosis is still a helath problem in several areas, including in Banyumas Regency. The purpose of this study was to analyze the relationship between physical environmental factors in the home and healt behavior with the incidence of pulmonary tuberculosis in Purwokerto Selatan Banyumas.Method: This research is an analytic observation with a Case Control Study  design, which analyzes and compares the influence between cases and controls in terms of risk factors. The study was conducted in Purwokero Selatan in November – Desember 2021. The population of this study were all tuberculosis patients in 2020. Sampling was carried out using purposive sampling technique, namely pulmonary TB patients aged 15 as samples with the sama ratio of cases and controls, namely 1/1 and a total of 74 samples. Collecting data through measurements, interview and observations. Data analysis was performed by bivariate (chi-square) and multivariate (logistical regression).Result: The research analysis showed that temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, knowledge, attitudes, and actions had a significant relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis because the p value <0.05. The most dominant variables are ventilation, temperature and action.Conclusion: The variable that has a major influence on the incidence of pulmonary tuberculosis in Purwokerto Selatan is ventilation. 
Pengaruh Variasi Warna Fly Trap Sebagai Kontrol Kepadatan Lalat di Puron, Bantul Jihan Nur Rahayuningsih; Surahma Asti Mulasari
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.2.188-193

Abstract

Latar belakang: Tempat Pembuatan Sampah (TPS) merupakan sumber penularan penyakit berbasis lingkungan. Vektor penyakit yang banyak ditemukan di TPS adalah lalat. Lalat perlu dikendalian agar mengurangi resiko penularan penyakit. Fly trap merupakan alat pengendalian populasi lalat yang ramah lingkungan karena tidak mempergunakan bahan-bahan berbahaya yang dapat merusak lingkungan. Warna pada fly trap dapat menarik lalat untuk mendekat dan pada akhirnya terperangkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi warna pada fly trap terhadap jumlah lalat yang terperangkap di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Puron, Bantul.Metode: Variasi warna fly trap yang digunakan adalah warna ungu, warna kuning, dan warna hijau. Titik sampling diambil pada 3 titik dengan radius ± 1 meter dari tumpukan sampah di TPS Puron Bantul. Analisis data mengunakan One Way Anova, dilanjutkan dengan analisis Least Significant Different (LSD) untuk mengetahui warna paling efektif untuk memerangkap lalat.Hasil: Rata-rata lalat yang terperangkap pada fly trap ungu sebanyak 33.7 ekor, fly trap kuning 82 ekor, dan fly trap  hijau 59,7 ekor. Hasil uji one way anova menunjukan 0.001 (0.001 < 0.05) menunjukkan ada perbedaan signifikan lalat yang terperangkap pada fly trap warna ungu, kuning dan hijau. Hasil LSD dengan nilai p=0.003 (0.003 < 0.05) menunjukkan ada perbedaan signifikan antara rata-rata jumlah lalat yang terperangkap pada fly trap kuning dan fly trap ungu,.  Simpulan: Variasi warna fly trap memiliki peran dalam meningkatkan efektivitas fly trap sebagai perangkap lalat. Warna ungu merupakan warna yang tidak disenangi oleh lalat. Sedangkan warna kuning merupakan warna paling disenangi oleh lalat. ABSTRACTTitle: Effect of Color Variation on Fly Trap as Control of Flies Density at Puron, Bantul.Background : The Waste Disposal Site (TPS) is a source of environmental-based disease transmission. The most common disease vectors found in TPS are flies. Flies need to be controlled in order to reduce the risk of disease transmission. Fly trap is a fly population control tool that is environmentally friendly because it does not use hazardous materials that can damage the environment. The color on the fly trap can attract flies to come closer and eventually get trapped. The purpose of this study was to determine the effect of color variations on the fly trap on the number of flies trapped in the Puron Disposal Site (TPS), Bantul.Method: The fly trap color variations used are purple, yellow, and green. Sampling points were taken at 3 points with a radius of ± 1 meter from the pile of garbage at TPS Puron Bantul. Data analysis using One Way Anova, followed by Least Significant Different (LSD) analysis to determine the most effective color for trapping flies.Results: The average number of flies trapped in the purple fly trap was 33.7, the yellow fly trap was 82, and the green fly trap was 59.7. The results of the one way ANOVA test showed p value = 0.001 (0.001 < 0.05) indicating there was a significant difference in flies trapped in purple, yellow and green fly traps. The LSD results with p value = 0.003 (0.003 < 0.05) showed that there was a significant difference between the average number of flies trapped in the yellow fly trap and the purple fly trap.Conclusion: The color variation of the fly trap has a role in increasing the effectiveness of the fly trap. Purple is a color that flies don't like. While yellow is the color most favored by flies. 
Knowledge, Attitudes and Practices of Hygiene and Sanitation Implementation on Food Handlers Fea Firdani
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.2.131-136

Abstract

Latar belakang: Makanan yang dikonsumsi selain sehat, bersih dan bergizi juga harus aman. Penjamah makanan memiliki peran penting dalam memastikan keamanan makanan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan praktik (KAP) tentang higiene dan sanitasi makanan pada penjamah makanan yang bekerja di kantin Universitas Andalas, Padang, Indonesia.Metode: Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan cross sectional study. Pengumpulan data pada tahun 2020 melibatkan 52 penjamah makanan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square CI 95%(α=0,05).Hasil: Hasil penelitian menunjukan 65,4% penjamah memiliki pengetahuan baik, 53,8% memiliki sikap baik dan 52% memiliki praktik baik tentang higiene dan sanitasi makanan. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan (p= 0,003), pelatihan higiene dan sanitasi makanan (p=0,05), pengetahuan (p=0,005), dan sikap (p=0,006) dengan praktik higiene sanitasi makanan.Simpulan: Penjamah makanan lebih banyak yang memiliki pengetahuan, sikap dan praktik yang baik, namun beberapa aspek tindakan personal hygiene seperti penggunaan masker, sarung tangan dan celemek pada saat pengolahan dan penyajian makanan perlu ditingkatkan. ABSTRACT Background: The food consumed in addition to being healthy, clean and nutritious must also be safeFood handlers are crucial in guaranteeing food safety and preventing food illness. The purpose of this study was to compare food handlers' knowledge, attitude, and behaviors (KAP) on food hygiene and sanitation at Andalas University in Padang, Indonesia. Method: This study's design was quantitative, with a cross-sectional approach. Data were collected in 2020 involving 52 food handlers was assessed using a questionnaire. . The data were examined in univariate and bivariate mode using the chi square test with a 95 percent confidence interval (=0,05).Result: 65,4 percent of food handlers have adequate knowledge, 53,8 percent have a positive attitude, and 52 percent adopt appropriate food hygiene and sanitation methods. There is a significant relationship between education level (p=0,003), food hygiene and sanitation training (p=0,05), knowledge (p=0.005), and attitude (p=0,006) and food hygiene and sanitation behaviors.Conclusion: Even though the results show that there are more food handlers who have good KAP levels, some aspects on personal hygiene measures like use of masks, gloves and aprons during food processing and serving need to be improved.
Hubungan Antara Kesehatan Lingkungan dengan Kejadian Stunting di Wilayah Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman Dewi Mustika Khoirun Nisa; Tri Wahyuni Sukesi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.2.219-224

Abstract

Latar Belakang: Kekurangan nutrisi selama seribu hari pertama kelahiran dapat menyebabkan terjadinya stunting. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik terganggu, penurunan kognitif, motorik dan performa kerja anak menurun. Sanitasi lingkungan yang buruk merupakan faktor tidak langsung yang dapat meningkatkan kemungkinan stunting. Kondisi lingkungan yang tidak sehat sebagai pemicu penyakit yang akhirnya dapat menurunkan status gizi balita. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Kalasan.Metode: Jenis rancangan penelitian desain observasional analitik dengan desain case control. Perbandingan yang digunakan adalah 1:1. Populasi penelitian adalah ibu dengan balita usia 12-59 bulan di Puskesmas Kalasan. Total sampling digunakan untuk mengambil sampel kasus. Sampel kontrol diambil dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan data dianilisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sumber air bersih (p value=1,000; OR=1,000 (CI 0,56-17,41), kualitas fisik air bersih (p value=1,000; OR=0,47 (CI 0,04-5,72), kepemilikan jamban (p value=1,000; OR=1,31 (CI 0,31-5,53), dan kebiasaan cuci tangan (p value=1,000; OR=1,000 (CI 0,20-4,88) dengan kejadian stunting.Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Kalasan. ABSTRACT Title: Relationship Between Environmental Health And Stunting in The Kalasan Health Center, Sleman Regency.Background: Lack of nutrition during the first thousand days of birth can cause stunting. This condition can affect impaired physical development, decreased cognitive, motor and work performance of children. Poor environmental sanitation is one of the indirect factors that causes stunting. Unhealthy environmental conditions as a trigger for diseases that can ultimately reduce the nutritional status of toddlers. Aimed of this study was to determine the relationship between environmental health and the incidence of stunting at the Kalasan Health Center.Method: Case control design is used in this study. The comparison used is 1:1. The study population was mothers with toddlers aged 12-59 months at the Kalasan Health Center. Total sampling is used to take case samples. Control samples were taken using simple random sampling. The research instrument was a questionnaire and the data were analyzed using the chi square test..Result: The results showed that there was no significant relationship between clean water sources (p value=1,000; OR=1,000 (95% CI 0,56-17,41), physical quality of clean water (p value=1,000; OR=0,47 (95% CI 0,04-5,72), latrine ownership (p value=1,000; OR=1,31 (95% CI 0,31-5,53), and hand washing habits (p value=1,000; OR=1,000 (95% CI 0,20-4,88) with the incidence of stunting.Conclusion: There is no  direct relationship between environmental health and stunting in the Kalasan Public Health Center Sleman Regency.
Hubungan Pengetahuan Keamanan Pangan dengan Higiene Penjual dan Kontaminasi Salmonella spp Pada Lalapan Mentah di Kecamatan Patrang Adilah Julinar Irianti; Diana Chusna Mufida; Muhammad Ali Shodikin; Yudha Nurdian; Bagus Hermansyah; Angga Mardro Raharjo
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.2.180-187

Abstract

Latar belakang: Berdasarkan data Wilayah Kerja Puskesmas Patrang didapatkan sebanyak 2964 kasus diare pada tahun 2020 di Kabupaten Jember. Diare dapat terjadi akibat infeksi bakteri Salmonella spp. yang menular secara oral fecal. Bakteri Salmonella spp seringkali mencemari bahan pangan terutama sayuran. Sementara itu, masyarakat Indonesia sering mengonsumsi sayuran mentah yang disebut dengan lalapan mentah. Kontaminasi bakteri pada lalapan mentah dapat disebabkan oleh kondisi higiene penjual yang kurang baik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan keamanan pangan penjual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan keamanan pangan dengan higiene penjual dan kontaminan Salmonella spp pada lalapan mentah di Kecamatan Patrang.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional, dan data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank. Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 30 penjual.Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa 83,3% penjual memiliki pengetahuan keamanan pangan yang baik, 46,7% penjual memiliki higiene personal yang cukup, dan 80% lalapan mentah terkontaminasi Salmonella spp. Pada uji analisis Spearman Rank tidak didapatkan hasil yang signifikan antara pengetahuan keamanan pangan dengan higiene penjual (0,721>0,05) dan tidak ada hasil yang signifikan antara pengetahuan keamanan pangan dengan Salmonella spp (0,235>0,05).Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan keamanan pangan dengan higiene penjual dan Salmonella spp pada lalapan mentah di Kecamatan Patrang. ABSTRACT Title: Relation of Food Safety Knowledge, Seller Hygiene, and Salmonella spp on Raw Lalapan in Patrang DistrictBackground: Based on data from the Patrang Health Center Work Area, there were 2964 cases of diarrhea in 2020 in Jember Regency. Diarrhea can occur due to infection with Salmonella spp. which is transmitted oral fecal. Salmonella spp can contaminate food especially vegetables. Meanwhile, Indonesian people often consume vegetables salad called raw lalapan. Raw lalapan contamination can caused by seller poor hygiene that influenced by several factors, such as their food safety knowledge. This study aims to determine the relation of food safety knowledge with seller hygiene and Salmonella spp contaminants on raw lalapan in Patrang District.Method: This study used an analytical observational method with a cross sectional study design, and the data were analyzed using Spearman Rank test. The sample was determined by a simple random sampling technique with a sample of 30 sellers.Result:  The study found that 83.3% seller had good food safety knowledge, 46.7% seller had sufficient personal hygiene, and 80% of raw lalapan  were contaminated with Salmonella spp. In the Spearman Rank analysis test, there were no significant results between food safety knowledge and seller hygiene (0.721>0.05) and no significant results between food safety knowledge and Salmonella spp contaminants (0.235>0 ,05).Conclusion: So, it can be concluded that there was no relation of food safety knowledge with seller hygiene and Salmonella spp contaminants in raw vegetables in Patrang District.

Page 2 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2025): Oktober 2025 Vol 24, No 2 (2025): Juni 2025 Vol 24, No 1 (2025): Februari 2025 Vol 23, No 3 (2024): Oktober 2024 Vol 23, No 2 (2024): Juni 2024 Vol 23, No 1 (2024): Februari 2024 Vol 22, No 3 (2023): Oktober 2023 Vol 22, No 2 (2023): Juni 2023 Vol 22, No 1 (2023): Februari 2023 Vol 21, No 3 (2022): Oktober 2022 Vol 21, No 2 (2022): Juni 2022 Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022 Vol 20, No 2 (2021): Oktober 2021 Vol 20, No 1 (2021): April 2021 Vol 19, No 2 (2020): Oktober 2020 Vol 19, No 1 (2020): April 2020 Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019 Vol 18, No 1 (2019): April 2019 Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018 Vol 17, No 1 (2018): April 2018 Vol 16, No 2 (2017): Oktober 2017 Vol 16, No 1 (2017): April 2017 Vol 15, No 2 (2016): Oktober 2016 Vol 15, No 1 (2016): April 2016 Vol 14, No 2 (2015): Oktober 2015 Vol 14, No 1 (2015): April 2015 Vol 1, No 2 (2002): OKTOBER 2002 Vol 13, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 13, No 1 (2014): April 2014 Vol 12, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 12, No 1 (2013): April 2013 Vol 11, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 11, No 1 (2012): April 2012 Vol 8, No 2 (2009): Oktober 2009 Vol 8, No 1 (2009): April 2009 Vol 6, No 2 (2007): Oktober 2007 Vol 6, No 1 (2007): APRIL 2007 Vol 5, No 2 (2006): OKTOBER 2006 Vol 5, No 1 (2006): APRIL 2006 Vol 4, No 2 (2005): OKTOBER 2005 Vol 4, No 1 (2005): APRIL 2005 Vol 3, No 2 (2004): OKTOBER 2004 Vol 3, No 1 (2004): APRIL 2004 Vol 2, No 2 (2003): OKTOBER 2003 Vol 2, No 1 (2003): APRIL 2003 Vol 1, No 1 (2002): APRIL 2002 More Issue