cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021" : 5 Documents clear
HUBUNGAN PANJANG BOBOT PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERIKANAN DI PERAIRAN NUSA TENGGARA TIMUR Danu Sudrajat Sudrajat; Sugriwa Husen; Anjar Kristansto Putra
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.2.2021.57-67

Abstract

Penangkapan ikan di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) bersifat terbuka sehingga nelayan sering kali mengabaikan kelestarian sumber daya ikan meskipun sumber daya ini dapat pulih (renewable resources). Nelayan memiliki kecenderungan kapan dan di mana saja dengan bebas melakukan penangkapan termasuk ikan yang masih berukuran belum layak tangkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis data biologis ikan cakalang yaitu komposisi ukuran, panjang berat, dan pertumbuhan sebagai referensi dalam menyusun pengelolaan perikanan cakalang di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT). Data biologi yang dikumpulkan adalah data panjang dan berat ikan. Data ini diperoleh dari hasil tangkapan pole and line. Selama penelitian, jumlah sampel ikan yang diukur panjang dan beratnya adalah sebanyak 900 ekor, dengan 10 ekor setiap pemancingan (setting). Model pertumbuhan yang dihasilkan untuk ikan cakalang di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada setiap bulan penangkapan adalah b >3, menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang adalah alometrik positif, yang mana pertumbuhan berat lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang. Rataan panjang cagak (FL) ikan cakalang yang tertangkap pada setiap bulan menunjukkan kecendrungan yang terus menurun. Nilai FL pada November 2019 sebesar FL 37 cm dengan berat 850 gr, sementara pada Maret 2020 ukuran FL lebih rendah sebesar 33 cm dengan berat 409 gr.Fishing in East Nusa Tenggara (NTT) is open access, so fishers often neglect the preservation of fish resources even though these resources are renewable. Fishers have a tendency whenever and wherever they are free to catch, including undersize fish. This study aimed to analyze biological data tuna, including the size composition, length-weight, and growth as a reference in preparing the skipjack fisheries management in the area of East Nusa Tenggara (NTT). Biological data collected are the length and weight of fish. The data were obtained from the pole and line landing place. During the study, about 900 fish samples was collected, with 10 fish per fishing (setting) to measure the individual length and weight. The growth model for skipjack in East Nusa Tenggara (NTT) on a monthly basis was b> 3, meaning that the pattern of growth of skipjack is positive allometric. The mean fork length (FL) skipjack tends to decline continuously. The parameter of FL indicates this trend to be 37 cm with a weight of 850 grams in November 2019, while in March 2020, it amounted to 33 cm and a lower weight of 409 grams.
PENGARUH PARAMETER FISIKIMIA TERHADAP TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN DARUBA, MOROTAI Iswandi Wahab; Kismanto Koroy; Mujais Lukman
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.2.2021.%p

Abstract

Terumbu karang diketahui rentan terhadap perubahan lingkungan, baik parameter fisika maupun parameter kimia. Beberapa parameter kualitas perairan yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan karang adalah suhu perairan, kecepatan arus, salinitas, kecerahan perairan, pH, dissolved oxygen (DO), nitrat, fosfat, sulfida, dan TSS. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tutupan terumbu karang dan hubungan parameter  fisiko-kimiawi perairan terhadap persentase tutupan terumbu karang, di perairan  Daruba. Pengambilan data penelitian untuk tutupan karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT). Analisis data meliputi analisis persentase tutupan karang dan analisis hubungan parameter perairan dengan tutupan terumbu karang yaitu uji pearson dengan menggunakan software SPSS Ver. 22. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa, parameter lingkungan perairan yang memiliki korelasi terhadap tutupan karang adalah oksigen terlarut (DO) pada Acropora dan arus pada alga dengan nilai Sig. 0,04 dan Sig. 0,013. Sedangkan untuk pH, ammonia, nitrat, fosfat, sulfida dan TSS tidak korelasi secara signifikan terhadap tutupan karang dengan nilai Sig. >0.05. Hasil analisis tutupan karang di perairan Daruba, menunjukkan persentase tertinggi berada distasiun III dengan nilai 46% dan terendah di stasiun I dengan persentase 9,7%, sedangkan pada stasiun IV persentase 0% atau tidak ditemukan terumbu karang. Hasil tutupan bentik yang mendominasi semua stasiun adalah abiotic dengan kisaran 30,3-71,06%. yang termasuk dalam kategori abotik adalah Sand (pasir), Silt (lumpur), dan Rubble (patahan karang).Coral reefs are known to be vulnerable to environmental changes, both physical and chemical parameters. Several water quality parameters that play an important role in increasing coral growth are water temperature, current velocity, salinity, water transparency, pH, dissolved oxygen (DO), nitrate, phosphate, sulfide, and TSS.  The purpose of this study was to analyze the coral reef cover and the relationship between the physical and chemical parameters of the waters to the percentage of coral reef cover in Daruba waters. Data collecting for coral cover was done using the Line Intercept Transect (LIT) method. Data analysis includes analysis of the percentage of coral cover and analysis of the corelation between water parameters and coral reef cover, namely the Pearson test using SPSS Ver software. 22.  Based on the results of the analysis, it was found that the parameters of the aquatic environment that have a correlation with coral cover are dissolved oxygen (DO) in acropora and currents in algae with a Sig. 0.04 and Sig. 0.013. While, pH, ammonia, nitrate, phosphate, sulfide and TSS did not have a significant correlation with coral cover with the Sig. > 0.05. The results of the analysis of coral cover in Daruba waters showed that the highest percentage was at Station III with a value of 46% and the lowest was at Station I with a percentage of 9.7%, while at Station IV the percentage was 0% or no coral reefs were found. The result of benthic coverage which dominates all stations is abiotic with a range of 30.3-71.06%. Included in the abotic category are Sand (sand), Silt (mud), and Rubble (coral fracture).
PENGARUH ENSO TERHADAP LINGKUNGAN PERAIRAN DAN PERIKANAN DI PERAIRAN SULAWESI UTARA Reny Puspasari; Setya Triharyuni; Taufiq Alimi; Stuart J. Campbell; Raymond Jakub; Wahid Suherfian; Emilio de la Rosa; Haris Setiawan
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.2.2021.%p

Abstract

Perairan Sulawesi Utara memiliki potensi perikanan yang tinggi dan menjadi lintasan arus lintas Indonesia (arlindo) diduga mendapatkan pengaruh dari kejadian ENSO. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara fenomena ENSO dengan kondisi perairan dan perikanan di wilayah perairan Sulawesi Utara.  Analisis dilakukan  dengan menggunakan analisis korelasi, regresi berganda model Cob Douglass dengan metode OLS dan WLS.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena ENSO berkorelasi dengan perubahan nilai anomali suhu perairan, salinitas dan konsentrasi klorofil-a.  CPUE ikan karang dan beberapa ikan pelagis kecil naik ketika periode La Nina. Hubungan variabilitas lingkungan dan ENSO pada nilai CPUE ikan pelagis kecil dan ikan karang menunjukkan bahwa variabel salinitas permukaan merupakan variabel yang paling berpengaruh pada nilai CPUE ikan pelagis kecil dengan  hubungan yang positif sedangkan untuk CPUE ikan karang sangat dipengaruhi oleh variabel salinitas kolom air dengan hubungan yang negatif.Sulawesi Sea has a high potency of fisheries, this area has become an entrance of Indonesia through flow (ITF) and has been affected by ENSO. The objective of the study is to analyze the correlation between ENSO and the dynamic of environment conditions and fisheries.  The analysis was conducted by using correlation  and multiple regression analysis of the Cob Douglass model using the OLS and WLS methods. The results showed that the ENSO correlates with the anomaly of subsurface temperature, salinity and chlorophyll-a concentration CPUE of reef fish and several species of small pelagic fish increased when La Nina occurs. Surface salinity is the most influential variable on the CPUE of small pelagic fish with a positive relationship. CPUE of reef fish is strongly influenced by the sub surface salinity variable with a negative relationship.
PEMODELAN SISTEM PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN PRIGI DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING Mario Limbong
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.2.2021.%p

Abstract

Penentuan daerah penangkapan ikan (DPI) yang tepat akan meningkatkan efisiensi operasi penangkapan ikan serta tetap menjaga kelestarian sumber daya ikan. Pendugaan peta DPI selama ini masih mengandalkan pada parameter oseanografi saja sehingga tingkat akurasinya masih rendah dan sulit digunakan oleh nelayan kecil. Penentuan peta pendugaan DPI selayaknya mempertimbangkan berbagai aspek yang berpengaruh pada sistem pemetaan DPI. Penelitian ini bertujuan memodelkan sistem pemetaan DPI untuk digunakan nelayan tonda di Perairan Prigi Jawa Timur sehingga mampu melengkapi peta prakiraan DPI yang sudah tersedia. Pemodelan sistem pemetaan DPI dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Struktural Equation Modeling (SEM). Berdasarkan identifikasi aspek kebutuhan nelayan, penambahan alat, bahan, rumpon dan cahaya memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan. Elemen teknologi alat penangkapan ikan memiliki pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di Perairan Prigi sebesar 95 %. Pemodelan sistem pemetaan DPI di Perairan Prigi lebih membutuhkan aspek teknologi alat penangkapan dan alat bantu penangkapan ikan jika dibandingkan dengan aspek oseanografi. Determining the right fishing grounds will increase the efficiency of fishing operations while maintaining the sustainability of fish resources. Estimating fishing grounds maps relies on oceanographic parameters resulting in low accuracy levels and difficulties for small fishers. Determination of fishing grounds estimation maps should take into account various aspects that impact the fishing grounds mapping system. This study aims to create a fishing grounds mapping system model for use by local trolling line fishery in Parigi Waters to complement the existing fishing grounds forecast maps. The fishing grounds mapping system modeling was analyzed descriptively using Structural Equation Modeling (SEM). Aspects of fishermen's needs, the addition of tools, materials, FADs, and light have major influences on the success of fishing operations. Technological elements of fishing gear affect the catch of skipjack in Parigi Waters by 95%. Modeling the fishing grounds mapping system in Parigi Waters requires more technical aspects such as fishing gear and fishing aids compared to oceanographic aspects.
PENGARUH DURASI SETTING TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN TERI DI LARANGAN, KABUPATEN TEGAL, JAWA TENGAH Koko Hardito; Chandra Nainggolan; Priyanto Rahardjo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.2.2021.%p

Abstract

Pemanfaatan sumber daya ikan teri telah menunjukkan tangkap lebih, sehingga perlu dikaji faktor teknis operasional sebagai salah satu unsur keberhasilan operasional pukat cincin teri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan durasi setting pada armada pukat cincin teri berukuran 15 GT, 10 GT, dan 5 GT terhadap jumlah hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 September hingga 30 November 2020 di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Larangan, Kabupaten Tegal. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Materi yang digunakan adalah armada pukat cincin teri 15 GT dengan panjang jaring 400 meter, 10 GT dengan panjang jaring 300 meter, 5 GT dengan panjang jaring 200 meter. Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti operasi penangkapan di laut. Dalam pengoperasian pukat cincin teri pada ketiga armada tersebut terdapat pengaruh signifikan antara durasi waktu setting secara serempak terhadap jumlah hasil tangkapannya. Pengaruhnya adalah sebesar 52,3% pada armada 15 GT dengan model persamaan regresi Y = 2.595,163 – 1,166 X1 – 2,564 X2, 33,4% dan pada armada 10 GT dengan model persamaan regresi Y = 2.302,066 – 1,684 X1 – 2,594 X2, serta 48,8% pada armada 5 GT dengan model persamaan regresi Y = 2.236,718 – 4,357 X1 – 2,695 X2. Sedangkan secara parsial, durasi pelingkaran jaring dan durasi penarikan tali kerut berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan pada ketiga kategori armada tersebut pada tingkat kepercayaan 95% dan diperoleh t hitung bernilai negatif, yang berarti semakin lama durasi waktu pelingkaran jaring maupun penarikan tali kerut, maka jumlah hasil tangkapan semakin berkurang. Armada berukuran 10 GT merupakan armada paling ideal untuk mengurung gerombolan teri secara vertikal dan horizontal.Utilization of anchovy resources has shown overfishing, so it is necessary to study operational technical factors as one of the elements of successful operation of anchovy trawlers. The purpose of this study was to analyze the relationship between the duration of setting in anchovy trawl fleets measuring 15 GT, 10 GT, and 5 GT to the number of catches. This research was conducted from September 1 to November 30, 2020 at the Larangan Coastal Fishing Port (PPP), Tegal Regency. The method used is descriptive method with the type of case study research. The material used is an anchovy trawl fleet of 15 GT with a net length of 400 meters, 10 GT with a net length of 300 meters, 5 GT with a net length of 200 meters. Data collection is carried out by following fishing operations at sea. The operation of anchovy trawlers on the three fleets has a significant effect between the duration of setting time simultaneously to the number of catches. The effect is 52.3% on the 15 GT fleet with the regression equation model Y = 2,595,163 – 1,166 X1 – 2,564 X2, 33.4% and on the 10 GT fleet with the regression equation model Y = 2,302,066 – 1,684 X1 – 2,594 X2, and 48.8% in the 5 GT fleet with the regression equation model Y = 2,236.718 – 4,357 X1 – 2,695 X2. While partially, the duration of the setting and the duration of pursing affect the number of catches in the three categories of the fleet at a confidence level of 95% and it is obtained that t count is negative, which means the longer the duration of the setting and the pursing, the higher the total yield catch is decreasing. A fleet of 10 GT is the most ideal fleet for confining anchovies vertically and horizontally.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue