cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
JURNAL PENJAKORA
ISSN : 23563397     EISSN : 25974505     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015" : 8 Documents clear
PENGARUH METODE PELATIHAN PRAKTIK PADAT DAN PRAKTIK TERDISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR FOREHAND DAN BACKHAND DRIVE DALAM BELAJAR TENIS LAPANGAN BAGI PEMULA I Ketut Budaya Astra
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11305

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pelatihan massed practice dan distributed practice terhadap teknik forehand dan backhand dalam olahraga tenis. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan the modificated pre-test post-test design. Subjek penelitian mahasiswa petenis pemula jurusan penjaskesrek FOK Undiksha tahun 2014/2015 sebanyak 50 orang. Forehand dan backhand diukur dengan tes keterampilan forehand dan backhand drive.         Data dianalisis dengan uji paired-sampels t-test yaitu dengan membandingkan hasil keterampilan forehand dan backhand dari kelompok perlakuan massed practice dan distributed practice dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% (α=0,05). Maka diperoleh 8,97>2,01 untuk metode pelatihan massed practice terhadap variabel forehand dan 10,91>2,01 untuk variabel backhand, sedangkan untuk metode pelatihan distributed practice diperoleh hasil 18,82>2,01 untuk variabel forehand dan 11,34>2,01 untuk variabel backhand. Sehingga hipotesis metode pelatihan massed practice dan distributed practice berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan forehand dan backhand diterima. Dilanjutkan dengan uji independent-sampels t-test untuk mengetahui adanya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut, hasil uji independent-sampels t-test untuk keterampilan forehand diperoleh harga,9,88>2,01 sedangkan untuk keterampilan backhand diperoleh hasil 11,04>2,01.         Disimpulkan bahwa: (1)Metode pelatihan massed practice dan distributed practice berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan forehand dan backhand, (2)Metode pelatihan distributed practice memberikan hasil yang lebih baik daripada metode pelatihan massed practice terhadap ketrampilan forehand dan backhand.                                                              
EFEKTIVITAS MEDIA AUDIOVISUAL DAN MEDIA BERBASIS TEKS (CETAKAN) TERHADAP HASIL BELAJAR CHEST PASS Agung Sunarno
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual dan media berbasis teks (cetakan) terhadap hasil belajar chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi 316 orang dari kelas VII SMP Negeri 20 Medan dan yang dijadikan sebagai sampel 40 orang dengan teknik purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test, desain yakni 20 orang ditetapkan sebagai kelompok media pembelajaran audiovisual (X1) dan 20 orang siswa ditetapkan sebagai kelompok media pembelajaran berbasis teks (cetakan) (X2). Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar chest pass bola basket.Hasil analisis data diperoleh bahwa: (a) media pembelajaran audiovisual memberikan pengaruh terhadap hasil belajar chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013, (thitung = 5,04 > ttabel = 1,73) (b) media pembelajaran berbasis teks (cetakan) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar chest pass pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013, (thitung = 3,71 > ttabel = 1,73) (c) media pembelajaran audiovisual sama-sama berpengaruh dengan media pembelajaran berbasis teks (cetakan) terhadap hasil pelajaran pelajaran chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013 (thitung =0.812 <   ttabel = 1,70).Simpulannya adalah media pembelajaran audiovisual dan media berbasis teks sama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil belajar chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013, dan media pembelajaran audiovisiual memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan media berbasis teks (cetakan). 
SURVEI SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA/SMK/MA KABUPATEN BULELENG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 I Made Satyawan
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11308

Abstract

Penelitian survei ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana dalam pembelajaran penjasorkes di SMA/SMK/MA Se-Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan di SMA/SMK/MA Kabupaten Buleleng dengan jumlah populasi 54 sekolah dan teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Jumlah sampel penelitian 27 SMA/SMK/MA  se-Kabupaten Buleleng.            Metode pengumpulan data yaitu menggunakan metode survei dengan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Dari hasil pembahasan setiap item menunjukan bahwa secara data yang diperoleh bahwa sarana dan prasarana dikabupaten buleleng masih sangat kurang ideal. ini dapat terlihat dari penggambungan jumlah persentase yang terlihat dimana sangat kurang ideal menunjukan angka 742 disusul dengan sangat ideal yang menunjukan angka 409. selanjutnya diikuti oleh cukup ideal dengan angka 153, kurang ideal 36 dan ideal sebanyak 10.            Disimpulkan bahwa kondisi sarana dan prasarana tiap cabang olahraga tidak sama, baik untuk cabang atletik, cabang permainan, dan cabang aktivitas ritmik. Rerata hasil perhitungan kondisi sarana dan prasarana ketiga cabang olahraga tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada SMA/SMK/MA di Kabupaten Buleleng dalam kategori jauh dari ideal. Disarankan bahwa agar diusahakan sarana dan prasarana yang lebih memadai dengan kategori standar minimal dan hendaknya penambahan sarana dan prasarana terus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan tingkat kebutuhan, sehingga kualitas hasil pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dapat lebih ditingkatkan. 
PENGARUH PELATIHAN FISIK ANAEROB TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL PEMAIN SEPAKBOLA Surat Ratmin
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11313

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membuktikan pengaruh pelatihan fisik anaerob terhadap peningkatan volume oksigen maksimal pemain sepakbola. Sebagai variabel bebas adalah pelatihan fisik anaerob (acceleration sprint, hollow sprint dan interval training), sedangkan variabel terikat adalah volume oksigen maksimal.            Sampel penelitian adalah siswa putra yang mengambil extra kurikuler sepakbola sebanyak 75 orang. Sampel terbagi menjadi 3 kelompok eksperimen yaitu, (1) Kelompok eksperimen 1 (N=25), pelatihan fisik anaerob accelaration sprint, (2) Kelompok eksperimen 2 (N=25), pelatihan fisik anaerob hollow sprint, dan (3) Kelompok eksperimen 3 (N=25), pelatihan fisik anaerob interval training.Data diperoleh dengan tes awal dan akhir yaitu mengambil data volume oksigen maksimal dengan multistage fitness test (MFT) adalah tes Multi Tahap untuk mengetahui tingkat kebugaran, selanjutnya data dianalisis menggunakan statistik infrensial  melalui uji anava satu jalur pada taraf signifikansi 5%.            Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang bermakna antara pelatihan fisik anaerob (acceleration sprint, hollow sprint dan interval training)  terhadap peningkatan VO2 maks  pemain sepakbola, sehingga dapat dirinci sebagai berikut : (a) Terdapat peningkatan yang bermakna pada pelatihan fisik anaerob acceleration sprint terhadap VO2 maks  pemain sepakbola, (b) Terdapat peningkatan yang bermakna pada pelatihan fisik anaerob hollow sprint terhadap VO2 maks  pemain sepakbola, (c) Terdapat peningkatan yang bermakna pada pelatihan fisik anaerob interval training terhadap VO2 maks  pemain sepakbola, (2) Pelatihan fisik anaerob interval training berpengaruh lebih baik dibandingkan pelatihan fisik anaerob hollow sprint dan acceleration sprint terhadap peningkatan VO2 maks pemain sepakbola. 
LATIHAN PEREGANGAN OTOT PERGELANGAN TANGAN, TANGAN DAN LENGAN SEBAGAI BENTUK USAHA PENCEGAHAN DAN REHABILITASCARPAL TUNNEL SYNDROME Sendhi Tristanti Puspitasari; Febrita Paulina Heynoek
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11339

Abstract

Kelentukan  merupakan  salah  satu  komponen  kondisi  fisik  yang  memegang peranan  penting,  bagi  olahragawan  dan  non-olahragawan.  Peranan  tersebut  bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi, dan bagi non-olahragawan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Kelentukan dapat dilatih dan dikembangkan dengan menggunakan empat  metode  latihan  peregangan,  yaitu  metode  peregangan  dinamis,  statis,  pasif,  dan kontraksi-rileksasi. Peregangan otot pergelangan tangan, tangan dan lengan adalah contoh metode latihan statis yang sering digunakan oleh olahragawan dan karyawan suatu perusahaan yang bekerja dengan computer atau dengan kegiatan menggunakan ketrampilan tangan secara repetitif. Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan pada tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan  karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan.            National Health Interview Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). Kejadian CTS pada populasi diperikrakan3% pada wanita dan 2% pada laki-laki dengan prevalensi tertinggi pada wanita tua usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun. Penyebab CTS diduga oleh karena trauma, infeksi, gangguan endokrin dan  penggunaan tangan yang berlebihan dan repetitif misal padapekerja dengan computer dan buruh wanitapabrik rokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Phalen's test dan Tinel's sign yang positif. Penanganan faktor resiko seperti mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan, gerakan repetitif, dan gerakan peralatan tangan pada saat bekerja dan mengurangi penggunaaan tangan yang berulang serta mengistirahatkan pergelangan tangan, akan memperbaiki gejala. Peregangan otot atau stretching pergelangan tangan, tangan dan lengan adalah salah satu upaya konservatif untuk mencegah dan memperbaiki gejala carpal tunnel syndrome.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR TENDANGAN PENCAK SILAT PADA MAHASISWA JURUSAN PENJASKESREK FOK UNDIKSHA Ni Luh Putu Spyanawati
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11342

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran dan motivasi belajarterhadap hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan faktorial 3 X 2. Populasi adalah mahasiswa jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha yang berjumlah 114 orang. Sampel penelitian berjumlah 60 orang diambil dengan teknik acak rumpun (cluster random sampling).            Adapun metode pengumpulan data motivasi belajar mahasiswa  diukur dengan angket motivasi sedangkan hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat diukur dengan assessment teknik dasar tendangan.Data hasil pengukuran dianalisis dengan bantuan program SPSS 16.0.Hipotesis penelitian diuji dengan uji ANAVA 2 jalur (Two Way ANAVA) pada taraf signifikansi (α) = 0,05.            Adapun hasil yang didapat: (1) terdapat perbedaan hasil belajar pencak silat yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dengan kelompok mahasiswa yang diajar dengan model pembelajaran PBI (sig=0,00), (2) terdapat perbedaan hasil belajar pencak silat yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang memiliki motivasitinggi dengan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasirendah (sig=0,00), dan (3) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajarterhadap hasil belajar pencak silat (sig=0,000).Disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II lebih baik daripada model pembelajaran PBI dan tingkat motivasi belajartinggi lebih baik daripada tingkat motivasi belajar rendah untuk pencapaian hasil belajar teknik dasar tendangan pencak silat. 
PERBEDAAN MOTIVASI BERPARTISIPASI DALAM OLAHRAGA ANTARA SUKU JAWA, MADURA, DAN CINA Danang Ari Santoso
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11344

Abstract

Olahraga sangat erat kaitannya dengan aspek psikologi. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa kegiatan berolahraga merupakan suatu tingkah laku yang khas dan bertujuan. Peran motivasi berpartisipasi sangatlah penting untuk mengetahui sampai dimana seseorang terlibat dalam rutinitas kegiatan olahraga. Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri, apalagi dalam sebuah suku yang berbeda. Ia memiliki kebiasaan tersendiri dan budaya tersendiri serta latar belakang yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Beragam perbedaan itulah yang menyebabkan motivasi berpartisipasi dalam olahraga juga tidak akan sama.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi berpartisipasi dalam olahraga dan kelompok mana yang lebih progresif untuk mendukung pencapaian prestasi olahraga antara suku Jawa, Madura, dan Cina. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimen (ex post facto) dengan pendekatan survei. Sampel penelitian 142 orang dengan menggunakan teknik cluster sampling, yang terdiri dari atlet siswa suku Jawa, suku Madura, dan suku Cina. Analisis data yang digunakan adalah manova.Berdasarkan hasil perhitungan manova menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada motivasi berpartisipasi antara suku Jawa, Madura, dan Cina. Perbedaan yang dominan ada pada skill developmentdan affiliation; dan (2) nilai rata-rata skill development suku Jawa sebesar 29,54, Madura sebesar 29,39, dan Cina sebesar 27,67. Dengan kata lain motivasi kelompok suku Jawa lebih progresif dalam mendukung pencapaian prestasi.
HUBUNGAN INDEK MASA TUBUH DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK USIA 13-15 TAHUN DI SMP N 3 SINGARAJA Gede Doddy Tisna MS
JURNAL PENJAKORA Vol. 2 No. 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v2i1.11345

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara indek masa tubuh dengan kesegaran jasmani pada anak usia 13-15 tahun di SMP N 3 Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan studi korelasional. Sampel ditentukan dengan simple random sampling. Sampel adalah anak usia 13-15 tahun yang berjumalah 195 orang. Instrumen yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Data yang didapat dianalisis dengan uji korelasi Bivariat Rank Spearman dengan bantuan program SPSS.16.5.Hasil uji korelasi Bivariat Rank Spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan kuat yang negatif antara indeks massa tubuh  dan tingkat kesegaran jasmani menunjukkan koefisien korelasi = - 0,574 dengan taraf signifikansi p = 0,000. Kesimpulan : terjadi hubungan negatif yang sangat signifikan antara indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani pada anak usia 13-15 tahun di SMP N 3 Singaraja tahun 2014.

Page 1 of 1 | Total Record : 8