cover
Contact Name
I Wayan Putra Yasa
Contact Email
yanputra666@gmail.com
Phone
+6285238950355
Journal Mail Official
yanputra666@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana No. 11, Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah
ISSN : 25992635     EISSN : 2599140X     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jjps.v8i2
Widya Winayata: Jurnal Jurusan Pendidikan Sejarah is a scientific journal published by the Department of History Education, Faculty of Law and Social Sciences, Universitas Pendidikan Ganesha. This journal aims to accommodate articles of research results and results of community service in education and history learning. In the end, this journal can describe the development of science and technology in the field of historical education for the academic community. This journal is published three times a year.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2014):" : 9 Documents clear
Identifikasi Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan, Nusa Penida, Klungkung, Bali ( Kajian Tentang Sejarah, Struktur dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah di SMA Wisata Dharma) Yasa Dana, I Made
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1011

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: 1) sejarah Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan. 2) struktur dan fungsi dari pura tersebut bagi masyarakat Bali, khususnya Nusa Penida. 3). potensi Pura Wayah Dalem Majapahit sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA Wisata Darma. Penelitian ini dilakukan di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Bali. Pencarian informan ditentukan dengan cara purposive sampling. Penentuan informan diawali dengan menentukan informan kunci, kemudian dikembangkan memakai teknik snow ball sampling. Teknik analisis data antara lain: (1) pengumpulan data; (2) penyajian data; (3) reduksi data; (4) menarik kesimpulan/verifikasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa (1) Pura Wayah Dalem Majapahit keberadaannya terkait dengan kedatangan Dalem Ketut Shri Kresna Kepakisan ke Nusa Lembongan untuk melakukan Meditasi, dalam meditasinya beliau mendapatkan wahyu dari Sang Hyang Pasupati untuk mendirikan kahyangan suci di Ceningan yang diperkirakan pembuatan kahyangan suci tersebut pada tahun 1273 caka (2) Struktur Pura Wayah Dalem Majapahit di Desa Lembongan terdiri dari tiga halaman, yakni nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Fungsi Pura Wayah Dalem Majapahit dapat dibagi tujuh yakni, (1) Fungsi Religius (2) Fungsi Sosial (3) Fungsi Pendidikan (4) Fungsi Budaya (5) Fungsi Politik (6) Fungsi Ekonomi (7) Fungsi Rekreasi Spiritual. (3) Potensi Pura Wayah Dalem Majapahit sebagai sumber pembelajaran sejarah yaitu Pura ini dibangun zaman kerajaan Hindu-Budha pada keemasan Kerajaan Majapahit. sebagai bukti pura ini peninggalan dari kerajaan Majapahit terdapat Pelinggih Siwa Budha dan juga Arca Gajah Mada.
Pemanfaatan Film Dokumenter Dan Foto-Foto Kesejarahan Sebagai Media Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Di Kelas X Tata Busana SMK Negeri 2 Singaraja. Ermanda Kurniawan, Kadek
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1022

Abstract

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah apakah pemanfaatan film dokumenter peristiwa sejarah dan foto-foto tokoh pelaku sejarah sebagai media pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar dan respon siswa pada mata pelajaran IPS materi sejarah di kelas X Tata Busana.Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas X Tata Busana semester 2 di SMK Negeri 2 Singaraja dengan jumlah 38 siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian adalah aktivitas, hasil belajar siswa dan respon siswa.Metode pengumpulan data adalah metode penelitian tindakan kelas, wawancara dan observasi yang dilakukan pada pelaksanaan PPL-Real di SMK Negeri 2 Singaraja pada semester 1.Permasahalan yang didapat berasal dari kurangnya motivasi siswa dan kurangnya guru IPS dalam penggunaan modul dan media pembelajaran IPS pada materi sejarah.Dari hasil penelitian tindakan kelas dan analisis dapat diperoleh hasil sebagai berikut dengan pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus: (1) aktivitas belajar siswa mendapatkan skor rata-rata 48% pada siklus 1, 63,75% pada siklus 2 dan 73,75% pada siklus 3. (2) Hasil belajar siswa mendapatkan skor rata-rata 63,26%, ketuntasan belajar 57,89% dan hasil belajar kelompok mendapatkan skor rata-rata 64,8% pada siklus 1, pada siklus 2 hasil belajar siswa mengalami penurunan yaitu dengan nilai skor rata-rata 61,84%, ketuntasan belajar 44,73% dan nilai hasil belajar kelompok 61,8% dan pada siklus 3 hasil belajar siswa megalami peningkatan yaitu dengan nilai skor rata-rata 80,40%, ketuntasan belajar 73,68% dan nilai hasil belajar kelompok 80,6%. Hasil belajar lainnya juga di peroleh dari ulangan harian yang dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada ulangan harian 1 siswa mendapatkan nilai skor rata-rata 82,74% dan ketuntasan belajar 78,95% sedangkan pada ulangan harian 2 siswa mendapatkam skor rata-rata 81,16% dan ketuntasan belajar 84,21%. (3) Hasil respon siswa dilakukan dengan perbandingan antar siklus, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2 respon siswa mengalami peningkatan 10,97% dan pada siklus 2 dan siklus 3 mengalami peningkatan 10%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS khususnya Standar Kompetensi sejarah di kelas X Tata Busana SMK Negeri 2 Singaraja. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif STAD, Aktifitas, Hasil Belajar dan Respon Siswa
PERKEMBANGAN SEKAA JANGER KOLOK DI DESA BENGKALA, KUBUTAMBAHAN, BULELENG PERIODE 1998-2011 Murni Ari Pertiwi, Ni Nyoman
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1012

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kubutambahan, Desa Bengkala bertujuan untuk mengetahui (1) faktor-faktor melatarbelakangi Sejarah munculnya Seka Janger Kolok , (2) Nilai-nilai yang terkan dung dalam Seka Janger Kolok, (3) Dinamika dan Eksistensi Seka Janger Kolok di Desa Bengkala. Langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu: (1) Lokasi Penelitian, (2) Penentuan Informan, (3) Teknik Pengumpulan Data (observasi, wawancara, Teknik Studi Dokumen), (4) Kritik Sumber, (5) Interprestasi, (6) Penulisan Sejarah. Hasil penelitian menggambarkan bahwa 1) Bagaimana Sejarah munculnya Seka Janger Kolok di Desa Bengkalameliputi; Seka, Keunikan, Nyanyian, dan Tradisi, 2) Nilai-nilai apa yang terkandung dalam Seka Janger Kolok di Desa Bengkala meliputi; Nilai Pertunjukan, NilaiHiburan, NilaiReligius, Nilai Mempertebal Rasa Solidaritas, Nilai Komunikasi, Nilai Berkesenian, Nilai Estetika, Nilai Sosial, 3) bagaimana Dinamika dan Eksistensi Seka Janger Kolok meliputi; Budaya, Kesenian, dan Bahasa. Tarian Janger Kolok menggunakan pakaian dari tahun 1970 sampai 1980 sampai sekarang sudah berubah dengan perubahanjaman, sekarang janger kolok pakaiannya lebih komplit jangernya menggunakan gelungan, kamen, kepet, selendang, dan lain-lain, kemudian kecaknya memakai udeng, rompi, saput, dankamen. Lagu yang digunakan pada saat pementasan yaitu lagu don dadap, dan jangi janger dan tahun 1970 sampai sekarang.
“SEJARAH DAN SISTEM PENDIDIKAN DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BULELENG, BALI” Pasek Agung Wihikan, Ketut
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1023

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang didirikanya UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali, (2) mengetahui sistem pendidikan di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali, (3) mengetahui dinamika dari UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, Bali. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahap-tahap ; (1) heuristik (observasi, wawancara, studi dokumentasi), (2) kritik sumber, (3) interpretasi (analisi data), (4) historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) ada tiga faktor yang melatar belakangi pembangunan UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng, dilihat dari faktor politik, faktor sosial, dan faktor ekonomi, (2) sistem pendidikan di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng terdiri dari (1) unsur masukan (raw input), (2) input instrumen, (3) input lingkungan (environmental input), (4) output, (3) dinamika di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng dilihat dari input, dari tahun 2009 sampai sekarang mengalami penurunan, dan dinamika output di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Buleleng terus stabil.
GEREJA KATOLIK PAROKI ROH KUDUS BABAKAN, CANGGU (PERSPEKTIF SEJARAH, ARSITEKTUR DAN FUNGSINYA SEBAGAI MEDIA PENUMBUHKEMBANGAN KERUKUNAN HUBUNGAN ANTARAGAMA) Ari Yuliantari, Ni Made
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1013

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Sejarah berdirinya Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan, (2) Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan, dan (3) Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan Canggu sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan antaragama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jalan memahami situasi sosial, peristiwa, dan interaksi. Serta dengan menggunakan teknik snow ball dengan langkah-langkah yaitu: 1) Heuristik (observasi, wawancara, dan studi pustaka atau dokumentasi), 2) kritik sumber, 3) Interpretasi , 4) Historiografi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa (1) Sejarah berdirinya Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan dikarenakan gereja yang lama tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang semakin banyak; (2) Arsitektur Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan mengadaptasi pola pelataran seperti yang ada di pura-pura Bali. (3) Fungsi Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Babakan sebagai media penumbuhkembangan kerukunan hubungan antaragama ialah melibatkan umat Katolik dan umat Hindu dalam ritual-ritual yang ada digereja.
ANALISIS ISI DHARMA WACANA AGAMA HINDU MELALUI BALI TV DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pedharma Wacana Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda) RIKHA WAHYUNI, NI PUTU
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Mengapa Bali TV mengembangkan program siaran Dharma Wacana sebagai media Pendidikan Karakter, (2) Komponen – komponen Pendidikan Karakter apa saja yang terdapat dalam Dharma Wacana yang disampaikan oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskritif Kualitatif dengan langkah – langkah yaitu, (1)Teknik Penentuan Informan, (2) Teknik Pengumpulan Data (Teknik Studi Dokumentasi, Observasi, Teknik Wawancara), (3) Teknik Analisi Isi, (4)Teknik Analisis Data, (5)Teknik Pengolahan Data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, ada dua alasan Bali TV mengembangkan program siaran Dharma Wacana dilihat dari : (a) Dilihat dari bidang budaya, Bali TV mampu memberikan penerangan atau pencerahan pada masyarakat Bali dan tetap mengajegkan budaya Bali, (b) Dilihat dari bidang pendidikan, Bali TV mampu menjadi media pembelajaran yang mencerahkan dan menanamkan pendidikan karakter pada pemirsanya. Komponen pendidikan karakter yang terdapat dalam setiap siaran Dharma Wacana yang disampaikan oleh Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda yaitu : (a) Tanggung jawab, (b) Ketulusan, (c) Tekun, (d) Integritas. Komponen – komponen yang terkandung dalam Dharma Wacana inilah yang akan membentuk karakter moral seseorang individu.
Monumen Tanah Aron Sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Generasi Muda di Desa Bhuana Giri, Bebandem, Karangasem, Bali Ardana, I Gede
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1009

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Bhuana Giri, kecamatan Bebandem, Karangasem yang bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang dibangunnya monumen Tanah Aron di Desa Bhuana Giri (2) Simbol-simbol yang terdapat pada monumen Tanah Aron di Desa Bhuana Giri (3) kesadaran sejarah apakah yang terdapat di Monumen Tanah Aron sehingga dapat dijadikan bahan pengembangan materi belajar sejarah di SMPN 3 Bebandem, Karangasem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut (1) tehnik penentuan informan;(2) tehnik pengumpulan data;(3) Validitas data;(4) analisis data. Berdasarkan temuan dilapangan bagaimana latar belakang perjuangan pertempuran Tanah Aron sehingga didirikan sebuah Monumen, makna simbol yang terdapat dalam monumen Tanah Aron, relief-relief dan patung yang terdapat pada monumen Tanah Aron. Nilai-nilai kesadaran sejarah yang terdapat di Monumen Tanah Aron (1) nilai edukatif, yaitu nilai yang berhubungan dengan pendidikan terutama pada diri siswa agar belajar dari peristiwa pertempuran di Tanah Aron ; (2) Nilai Pengetahuan, unsur pengetahuan siswa menjadi lebih berkembang ketika mengadakan pengamatan langsung pada bentuk, gambar dan simbol dari Monumen Perjuangan Tanah Aron; (3) Nilai Artistik, yaitu nilai yang berhubungan dengan keindahan khususnya dari koleksi Monumen; (4) Nilai kepahlawanan, nilai kepahlawanan itu akan dapat mendorong para siswa untuk selalu menghargai terhadap perjuangan para pahlawan yang memepertahankan Repulik Indonesia dengan jiwa dan raga; dan (5) Nilai rekreatif, yaitu nilai yang dimiliki oleh Monumen Perjuangan Tanah Aron, sehingga membuat para siswa merasa senang dan tertarik mengamati gambar dan simbol Monumen Perjuangan Tanah Aron
TARI GANDRUNG DI DESA BATUKANDIK, NUSA PENIDA, KLUNGKUNG, BALI (SEBAGAI MEDIA BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN) Eka Boy Pramana, I Gede
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1010

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Latar Belakang tari gandrung sebagai tarian sakral, 2) pola-pola pementasan tari gandrung, 3) aspek-aspek dalam tari gandrung sebagai sumber belajar sejarah kebudayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial yaitu: (1) tehnik penentuan informan; 2) tehnik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen) dan; (3) analisis data. Berdasarkan temuan dilapangan menunjukkan bahwa latar belakang tari gandrung di dirikan oleh Ida Pedanda Bagus Pucuk yang bertujuan agar warga terhindar dari segala wabah penyakit. Dari inilah kemuadian tari gandrung di sakralkan. Pola-pola pementasan tari gadrung ada empat tahapan yaitu : (1) persiapan pementasan tari gandrung, (2) Pementasan tari gandrung pada upacara ngusabha di Pura Puseh Batukandik, (3) tata busana dalam pementasan tari gandrung, (4) gerak-gerak dalam pementasan tari gandrung. Aspek-aspek yang terkandung pada tari gandrung yaitu: (1) aspek sistem keseniannya yaitu tari gandrung yang ada di desa Batukandik yang tari gandrung tersebut merupakan warisan leluhur/nenek moyang yang di jalankan sampai saat ini oleh masyarakat desa Butukandik, (2) aspek sistem komunikasi yaitu tari gandrung merupakan wadah sebagai sistem komunikasi yang saling berinteraksi antara kelian tari gandrung, para penari, pemangku, serta warga masyarakat setempat, (3) aspek sistem organisasi sosial tari gandrung merupakan salah satu perkumpulan/organisasi yang ada di desa Batukadik yang menghasilkan suatu keterampilan di bidang kesenian, dan (4) aspek sistem kepercayaan di mana tari gandrung di percaya atau di yakini oleh masyarakat desa Batukandik bahwa tari gandrung tersebut merupakan tari yang sakral dan di percaya sebagai persembahan agar terhindar dari segala wabah penyakit.
Persepsi Siswa Terhadap Guru Sejarah yang Ideal (Studi Kasus Pada Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Tahun Pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali). Wahyu Harianti, Ni Putu
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2014):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i1.1014

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui persepsi siswa terhadap penampilan fisikal guru sejarah yang ideal pada kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) mengetahui persepsi siswa tentang sistem pengajaran guru sejarah yang ideal pada kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) mengetahui hubungan sosial yang ideal antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran pada kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian deskriptif kualitatif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian deskriptif kualitatif ialah (1) Penentuan Lokasi Penelitian, (2) Teknik Penentuan Informan, (3) Teknik Pengumpulan Data, (4) Teknik Penjaminan Keabsahan Data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penampilan fisikal guru sejarah yang ideal adalah rapi, sopan, menarik, tidak berlebihan dan sesuai dengan aturan yang ada; (2) Sistem pengajaran guru sejarah yang ideal adalah mengucapkan salam, melakukan absensi, mengusai materi, memiliki wawasan yang luas, tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi, adanya diskusi kelompok, tanya jawab, menggunakan media pembelajaran, tegas, disiplin, humoris, sabar, penuh kasih sayang, berwibawa, dan adil dalam memberikan penilaian; (3) Hubungan sosial yang ideal antara guru sejarah dengan siswa adalah adanya keakraban yang wajar, ramah, terbuka menerima siswa yang mengalami masalah dalam belajar, bisa menempatkan diri sebagai teman dan orang tua.

Page 1 of 1 | Total Record : 9