cover
Contact Name
Yonik Meilawati Yustiani
Contact Email
yonik@unpas.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
yonik@unpas.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management
Published by Universitas Pasundan
ISSN : -     EISSN : 25979736     DOI : -
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management (JCBEEM) adalah jurnal yang fokus pada hasil kajian atau penelitian terkait berbagai teknologi dan manajemen lingkungan berbasis komunitas.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018" : 5 Documents clear
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN CIHAMPELAS DAN JALAN SUKAJADI KOTA BANDUNG Sri Wahyuni; Yonik Meilawati Yustiani; Andika Juliandahri
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.524 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1451

Abstract

Kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan atau suara keras yang tidak menyenangkan atau tidak terduga. Kebisingan bersumber dari kegiatan manusia seperti penggunaan alat transportasi dan aktifitas industri. Dampak dari kebisingan ini bukan hanya pada kota-kota besar. Pengukuran tingkat kebisingan diatur dalam KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat kebisingan, yaitu: cara sederhana dan cara langsung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sound level meter, seperangkat alat hitung dan stopwatch. Penentuan tingkat kebisingan lingkungan menggunakan sound level meter dilakukan di 2 (dua) lokasi yang merupakan daerah komersial di Kota Bandung, yaitu Jalan Cihampelas (Ciwalk) dan Jalan Sukajadi (PVJ). Berdasarkan data yang diperoleh tingkat kebisingan paling tinggi terjadi di PVJ pada saat akhir pekan yaitu sebesar 69,8 dBA. Tingkat kebisingan terendah terjadi di Ciwalk pada saat hari kerja, yaitu sebesar 68,4 dBA. Nilai ini tidak melebihi baku kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 untuk daerah perdagangan dan jasa yaitu sebesar 70 dBA.
STUDI ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Yonik Meilawati Yustiani; Sri Wahyuni; Alexander Saputra
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.694 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1452

Abstract

Sungai Cibanten merupakan salah satu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang memiliki nilai penting bagi Kabupaten Serang dan sekitarnya. Saat ini telah terjadi kerusakan lingkungan di Sungai Cibanten, ini dibuktikan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Serang, dimana beberapa parameternya melebihi baku mutu yang ditetapkan. Sumber pencemar di Sungai Cibanten yang paling dominan berasal dari limbah penduduk. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengelolaan kualitas air Sungai Cibanten agar kualitas airnya tetap terjaga. Pemeriksaan kualitas air sungai dilakukan di 6 (enam) titik pengamatan berdasarkan pertimbangan tingginya potensi pencemar dan banyaknya sumber pencemar. Penentuan titik pengamatan ini juga berdasarkan dari data sekunder yang pernah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, dimana titik pengamatan dimulai dari hulu (Desa Pancanegara) sampai hilir (Desa Margaluyu) yang merupakan muara Sungai Cibanten. Metode pemeriksaan parameter-parameter tersebut disesuaikan dengan Standard Methods for Examination of Water and Wastewater. Dari hasil pemeriksaan sampel air pada bulan Maret 2008, memperlihatkan bahwa sebagian parameter fisika-kimia air masih memenuhi standar baku mutu yang diperbolehkan untuk standar buangan sungai/ stream standar berdasarkan Peraturan Pemarintah RI No.82 Tahun 2001, kecuali untuk sebagian parameter kimia ada 5 (lima) parameter yang nilainya tidak memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan, antaralain parameter BOD, COD, DO, Zat organik dan Ammunium.
PERBANDINGAN KOMPOSISI KOAGULAN BIJI KELOR (MoringanOleifera), BIJI ASAM JAWA (TamarindusIndica L) DAN ALUMINIUM SULFAT (AL2(SO4)3) UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN AIR SUNGAI CITARUM ATAS CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Faizal Hamdan
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.01 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1453

Abstract

Jenis koagulan bisa dikategorikan menjadi koagulan anorganik dan organik, koagulan anorganik yang sering digunakan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3). Koagulan organik merupakan koagulan yang dapat dihasilkan dari ekstrak tumbuhan, binatang dan mikrooganisme. Biji kelor (Moringan Oleifera) dan biji asam jawa (Tamarindus Indica L) merupakan koagulan organik yang sudah banyak dilakukan studi menurunkan parameter kekeruhan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan dosis optimum koagulan biji kelor (Moringan Oleifera), biji asam jawa (Tamarindus Indica L), dan aluminium sulfat (Al2(SO4)3) untuk menurunkan parameter kekeruhan buatan dan air sungai Citarum Atas Ciparay Kabupaten Bandung. Pengujian dilakukan menggunakan Jartest sampel menggunakan kekeruhan buatan dan air sungai. Variasi kekeruhan buatan 100 NTU, 500 NTU, 600 NTU dan 1000 NTU, sedangkan variasi koagulan terdiri dari koagulan biji kelor, koagulan biji asam jawa, koagulan aluminium sulfat, campuran dari biji kelor dengan aluminium sulfat, dan campuran dari biji asam jawa dengan aluminium sulfat. Hasil penelitian dosis optimum biji kelor secara berurut berdasarkan variasi kekeruhan 85 mg/500ml, 220 mg/500ml, 235 mg/500ml, dan 430 mg/500ml, biji asam jawa 85 mg/500ml, 230 mg/500ml, 235 mg/500ml dan 435 mg/500ml, dan aluminium sulfat 70 mg/500ml, 80 mg/500ml, 105 mg/500ml dan 135 mg/500ml. Percobaan dengan air sungai menggunakan koagulan campuran biji kelor dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji kelor dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 90,25 %, campuran biji asam jawa dengan aluminium sulfat yakni 85 mg/500ml biji asam dan 35 mg/500ml aluminium sulfat dapat menurunkan hingga 93,61 %, dan menggunakan aluminium sulfat yakni 70 mg/500ml dapat menurunkan 92,76 %.
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN DI WILAYAH IKK LEUWIMUNDING, PALASAH, SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA Evi Afiatun; Sri Wahyuni; Riki Dwi Taruna
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.851 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1454

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar bagi kehidupan manusia. Peningkatan pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan air yang meningkat,sehingga terjadi juga di Kabupaten Majalengkaterutama IKK Leuwimunding, Palasah, Sumberjaya.Berdasarkan penelaahan atas kualitas air baku,Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, hasil pemeriksaan di laboratorium menjelaskan bahwa semua parameter memenuhi standar air baku, kecuali parameter E.coli sehingga membutuhkan proses desinfeksi. Oleh karena itu, pengolahan air minum yang lengkap tidak diperlukan.Dari hasil perhitunganproyeksi jumlah penduduk untuk 10 tahun perencanaanhingga tahun 2025, airbaku yang diperlukan sebesar 245 l/dtk.Sedangkan debit sumber mata air memiliki kapasitas sebesar 450 l/dtk.Unit yang akan digunakan yaitu bangunan penangkap mata air, bangunan penampung, desinfeksi dan reservoir. Perhitungan sistem perpipaan air minum menggunakansoftware EPANET 2.0. Dengan investasi rencana anggaran biaya sebesar Rp. 25.640.136.000,00.
PERENCANAAN JALUR PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN BOGOR, KOTA BOGOR, DAN KOTA DEPOK MENUJU STASIUN PENGUMPUL ANTARA (SPA) Deni Rusmaya; Anni Rochaeni; Hendra Mulyana
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 2 No. 1 (2018): Vol. 2 No.1, Maret 2018
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.382 KB) | DOI: 10.23969/jcbeem.v2i1.1450

Abstract

Sampah merupakan sisa kegiatan manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa di ketiga daerah rencana (Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok) sudah tidak memiliki TPA yang layak. Oleh karena itu pihak provinsi menyediakan TPA terpadu yang dapat melayani ketiga daerah tersebut. maka diperlukannya perencanaan jalur operasional menuju TPA terpadu tersebut. Perencanaan jalur dibuat menuju Stasiun Pengumpul Antara (SPA) terlebih dahulu sebelum menuju TPA. Perencanaan ini dilakukan dengan cara menghitung terlebih dahulu jumlah timbulan sampah sampai akhir tahun perencanaan kemudian menganalisa jalur existing yang ada dan membuat jalur yang baru. Dari hasil penelitian didapat timbulan sampah yang terlayani sampai akhir tahun perencanaan yaitu Kabupaten Bogor mencapai 12.845,30 m3/hari dengan persentase pelayanan 58 % untuk daerah domestik. Sedangkan timbulan sampah non domestik akan mencapai 3.537,51 m3/hari dengan persen pelayanan 100 %. Kota Bogor mencapai 6.824,86 m3/hari dengan persentase pelayanan 100 % untuk daerah domestik. Sedangkan timbulan sampah non domestik akan mencapai 219,47 m3/hari dengan persen pelayanan 100 %. Dan Kota Depok mencapai 11.179,43 m3/hari dengan persentase pelayanan 87 % untuk daerah domestik. Sedangkan timbulan sampah non domestik akan mencapai 395,32 m3/hari dengan persen pelayanan 100 %. Dari hasil pengamatan di lapangan, maka dibuat jalur terbaik menurut waktu dan jarak tempuh pengumpulan dan pengangkutan. Dalam perencanaan ini dilakukan juga analisa terhadap data dan perhitungan yang mengacu pada literatur dan dengan rumus-rumus yang ada dapat pula dihitung proyeksi kebutuhan armada sampai akhir tahun perencanaan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5