Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi adalah jurnal pendidikan dan kesehatan yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yaitu bulan Januari dan Juni. Memuat tulisan berbahasa Indonesia maupun Inggris yang berasal dari hasil penelitian, kajian teoretis dan aplikasi teori dengan kajian masalah pendidikan olah raga dan kesehatan. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi telah melaksanakan (MOU) dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI).
Articles
11 Documents
Search results for
, issue
"Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015"
:
11 Documents
clear
TINGKAT KELINCAHAN CALON MAHASISWA BARU PUTRA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI TAHUN 2015
I Gusti Putu Ngurah Adi Santika
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (234.031 KB)
Kelincahan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang terutama atlet olahraga seperti olahraga bela diri, sepak bola, tenis meja, dan lain – lain. Bagi pemain sepak bola, kelincahan adalah suatu hal yang mutlak diperlukan. Ini dikarenakan seorang pemain sepak bola harus mampu membawa atau menggiring bola dengan lincah agar tidak dapat direbut oleh lawan. Pengukuran kelincahan ini dilakukan terhadap calon mahasiswa baru Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali tahun 2015 yang berjenis kelamin putra dengan pertimbangan untuk memantau kelincahan sebagai tolak ukur mahasiswa tersebut lulus tes fisik atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelincahan calon mahasiswa baru Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali tahun 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan Sectional Design pengambilan keseluruhan sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 85 orang sampel calon mahasiswa yang berumur 18 – 23 tahun dipilih sebagai sampel penelitian dengan memakai teknik Quota Sampling. Keseluruhan sampel mendapatkan parameter test berupa Shutle Run. Penelitian dilakukan selama satu hari. Komponen kelincahan diukur dengan parameter test Shutle Run. Hasil penelitian pada parameter test Shutle Run didapatkan rerata 10,95 ± 0,62 detik dengan batas maximum 13,36 detik dan minimum 9,94 detik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tingkat kelincahan calon mahasiswa baru putra Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali tahun 2015 berada pada level baik sekali.
PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK
Komang Ayu Tri Widhiyanti
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (146.709 KB)
Pengalaman dalam hubungannya dengan lingkungan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif akan menunjang proses belajar, dan pada gilirannya akan menentukan tingkat prestasi. Dengan demikian jelas bahwa di dalam proses belajar gerak ada interaksi antara si pelajar dengan lingkungan. Kondisi/keadaan yang ada pada diri pelajar merupakan faktor penting yang perlu dipahami oleh guru. Prestasi belajar gerak bisa diartikan sebagai tingkat kualitas kemampuan gerak tubuh yang dicapai melalui usaha belajar dan berlatih gerak. Belajar gerak bertujuan untuk meningkatkan kualitas kemampuan gerak tubuh. Peningkatan kualitas kemampuan gerak pada dasarnya merupakan perwujudan dari peningkatan efisiensi dan efektivitas gerakan. Gerakan yang efisien adalah gerakan yang di dalam melakukannya hanya mengeluarkan energi/tenaga yang tidak sebesar apabila gerakannya tidak efisien. Gerakan yang efektif adalah gerakan yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pelakunya/sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi di bidang olahraga antara lain mengenai pengaruh faktor keturunan, faktor pembinaan, dan faktor lingkungan. Pengetahuan tentang penelitian keolahragaan yang antara lain meliputi pengetahuan mengenai metode penelitian, teknik-teknik tes, pengukuran dan evaluasi keolahragaan, teknik-teknik analisis data, akan bermanfaat untuk melaksanakan evaluasi dalam pemanduan bakat.
PENGARUH PELATIHAN LEG PRESS DAN LEG EXTENSION DENGAN 60% BEBAN MAKSIMAL TERHADAP KETEPATAN SMASH GUNTING DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW
I Kadek Yudha Pranata
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (389.546 KB)
Pelatihan penguatan otot kaki sangat penting diberikan karena otot kaki merupakan salah satu otot pusat untuk bertumpu dan memiliki peranan yang sangat besar dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu cabang olahraga yang memerlukan kekuatan otot tungkai adalah olahraga sepak takraw khususnya dalam teknik dasar smash. Beberapa metode pelatihan yang dapat meningkatkan ketepatan smash gunting melalui latihan kekuatan tersebut diantaranya adalah pelatihan leg press dan leg extension dengan 60% beban maksimal. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh pemberian pelatihan leg press 60% beban maksimal terhadap ketepatan smash gunting; (2) pengaruh pemberian pelatihan leg extension 60% beban maksimal terhadap ketepatan smash gunting; (3) perbedaan pengaruh antara pelatihan leg press dan pelatihan leg extension terhadap ketepatan smash gunting. Sasaran penelitian ini adalah atlet sepak takraw Buleleng-Bali dan jumlah sampel sebanyak 30 putra yang terbagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan melakukan pretest dan posttest ketepatan smash gunting dengan menggunakan lapangan sepak takraw yang berisikan petak skor. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS 19. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Pemberian pelatihan leg press 60% beban maksimal berpengaruh signifikan terhadap peningkatan ketepatan smash gunting sebesar 35,32%. Hasil uji t menyatakan nilai thitung, (3,534) > nilai ttabel (1,833), artinya hipotesis teruji kebenarannya. (2) Pemberian pelatihan leg extension 60% beban maksimal berpengaruh signifikan terhadap peningkatan ketepatan smash gunting 40,58%. Hasil uji t menyatakan nilai thitung (7,465) > nilai ttabel (1,833), artinya hipotesis teruji kebenarannya. (3) Terdapat perbedaan signifikan pengaruh pelatihan kelompok leg press, leg extension dan kontrol terhadap ketepatan smash gunting atlet sepak takraw Kabupaten Buleleng-Bali. Hasil anova menyatakan nilai Fhitung (5,647) > nilai Ftabel (3,35), berarti hipotesis teruji kebenarannya. Perhitungan post hoc menyatakan bahwa pelatihan leg extension memberikan hasil yang lebih baik terhadap ketepatan smash gunting. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan leg press dan leg extension berpengaruh signifikan terhadap peningkatan ketepatan smash gunting.
IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (447.198 KB)
Cabang olahraga yang ada dan diakui di dunia telah banyak mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dilihat dari segi kuantitasnya, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir terdapat cabang olahraga baru yang mulai diperkenalkan bahkan sudah dipertandingkan pada event olahraga tingkat daerah dan nasional pada masing-masing Negara, bahkan tingkat internasional. Woodball merupakan cabang olahraga hasil modifikasi dari cabang olahraga golf. Teknik yang dipergunakan dalam olahraga woodball hampir sama dengan teknik yang dipergunakan pada permaianan golf. Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengidentifikasi keterampilan pukulan apa saja yang harus dimiliki oleh pemain woodball, sehingga pemain woodball dapat mengontrol pukulannya dan meningkatkan ketepatan pukulannya. Keterampilan pukulan jarak jauh yaitu memukul bola hingga bola berada pada 65 meter atau lebih dari starting area. Pertimbangan ukuran pukulan jarak jauh karena panjang maksimal fairway 130 meter maka diharapkan saat pukulan pertama dapat mencapai setengah dari jarak fairway, sehingga dapat melakukan pukulan hingga gating dengan jumlah pukulan sedikit mungkin. Keterampilan pukulan jarak menengah yaitu memukul bola hingga bola berada pada jarak 30 meter atau lebih dari starting area. Keterampilan pukulan jarak pendek yaitu memukul bola hingga bola berada pada jarak 5 meter dari area start (starting area) atau kurang dari 5 meter. Keterampilan pukulan parking dan gating ditentukan dengan kemampuan pemain dalam menempatkan bola pada jarak dan sudut yang tepat sehingga dapat melakukan gating pada pukulan selanjutnya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, selain memiliki kemmapuan fisik dengan teknik dasar yang baik dan benar, pemain woodball juga harus memiliki beberapa keterampilan untuk dapat berprestasi. Untuk dapat menghasilkan pemain woodball yang berprestasi, perlu diadakan pelatihan yang sesuai dengan karakteristik permainan woodball.
IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET
I Ketut Widia
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (113.014 KB)
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar teknik passing bola basket melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.IIS.1 SMA Negeri 1 Melaya tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas X.IIS.1 SMA Negeri 1 Melaya, berjumlah 38 orang dengan rincian 23 orang putra dan 15 orang putrid. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis data hasil belajar passing bola basket pada evaluasi awal secara klasikal sebesar 15,78%(hanya 6 siswa yang memenuhi KKM), setelah diberi tindakan pada siklus I hasil belajar meningkat sebesar 14,3% menjadi 74,8% dan meningkat sebesar 8,48% menjadi 83,28% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa hasil belajar teknik passing bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.IIS.1 SMA Negeri 1 Melaya tahun pelajaran 2014/2015.
PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA
Kadek Suryadi Artawan
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (186.217 KB)
Dalam beberapa kajian ilmu pengetahuan, sepakbola sering dianggap sebagai olahraga yang unik karena seorang pemain bisa berlari hingga 10 kilometer dalam berbagai kondisi. Pemain bisa berlari ke depan, menyamping, dan ke belakang, bahkan terkadang ditambah melompat. Pemain sepakbola dapat berganti arah berlari hingga 1000 kali dalam 90 menit dengan kecepatan yang bervariasi pula. VO2max merupakan kemampuan olah daya aerobic terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan pada setiap menitnya. Dengan faktorfaktor yang mempengaruhi berupa usia, jenis kelamin, ras dan gen, keadaan latihan, tekanan darah dan denyut jantung. VO2max dapat diukur menggunakan bleep test. Program fisioterapis yang diberika pada pemain Sepak Bola dalam meningkatkan VO2max antara lain adalah Circuit Training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experiment dengan desain penelitian pre and post test with control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Uji statistik menggunakan wilcoxon test dengan hasil didapat ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max pada pemain Sepak Bola dengan nilai p = 0,01 (< 0,05). Sedangkan untuk uji beda pengaruh didapatkan nilai p = 0,02 (< 0,05). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max.
KAJIAN TERHADAP DENPASAR SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN DISPENSING (PENYERAHAN) OBAT OLEH KALANGAN TENAGA MEDIS BERDASARKAN PELEGALAN UNDANG-UNDANG PRAKTEK KEDOKTERAN
I Made Adi Widnyana
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (206.997 KB)
Pelaksanaan penyerahan obat yang dilakukan oleh tenaga medis telah menjamur di masyarakat, padahal diketahui bahwa tugas ini merupakan kewenangan tenaga kefarmasian yang diatur dalam peraturan Prundang-undangan. Namun hal ini tidak diindahkan oleh oknum tenaga medis yang menggunakan dalil pelegalan dalam UUPK yang menyebutkan bahwa tenaga medis dapat melakukan tindak penyerahan atau dispensing obat di daerah terpencil yang tidak ada Apoteknya. Pelaksanaan tindak dispensing oleh tenaga medis ini sampai saat ini dapat dilihat di Denpasar. Sehingga menimbulkan pertanyaan “Apakah Denpasar masuk sebagai kategori daerah terpencil yang tidak ada apoteknya?”. Berdasarkan kajian literatur yang dilakukan diperoleh hasil bahwa Denpasar tidak memenuhi unsur sebagai daerah terpencil, karena Denpasar masuk sebagai kategori Kota, sehingga dalil pelegalan tenaga medis melakukan tindak dispensing obat di Denpasar dapat dimentahkan dan justru dapat dianggap sebagai tindak penyimpangan wewenang.
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN MIX IMPACT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN (FPOK) IKIP PGRI BALI TAHUN PELAJARAN 2015
Ni Luh Putu Indrawathi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (261.603 KB)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya meningkatkan kesegaran jasmani mahasiswa dalam menunjang aktivitas hidupnya. Kesegaran jasmani merupakan bentuk kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Daya tahan kardiovaskuler dan daya tahan otot yang baik akan meningkatkan kemampuan kerja mahasiswa dengan intensitas yang lebih besar dan waktu lebih lama tanpa kelelahan sehingga memungkinkan mahasiswa membangun ketahanan yang lebih besar terhadap kelelahan otot dalam belajar untuk jangka waktu yang lebih lama. Mengingat pentingnya peranan kesegaran jasmani bagi mahasiswa, maka kesegaran jasmani mahasiswa perlu ditingkatkan. Cara yang paling efektif dengan berolahraga secara teratur. Olahraga yang cukup memberikan beban pada jantung dan paru. Jenis olahraga ini adalah olahraga yang sifatnya aerobik, diantaranya senam aerobik low impact dan senam aerobik mix impact. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan latihan senam aerobik low impact dan mix impact terhadap tingkat kesegaran jasmani. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Harvard step test yaitu naik turun bangku yang digunakan untuk mengukur daya tahan kardio-respiratori. Data yang diperoleh dengan cara tes awal (pretest) menggunakan tes kesegaran jasmani sebelum diberikan perlakuan (treatment) latihan senam aerobik low impact, senam aerobik mix impact, dan tes akhir (posttest) dengan tes kesegaran jasmani sesudah diberi perlakuan (treatment). Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa kelas A yang berjumlah 37 orang dan kelas B yang berjumlah 39 orang Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP PGRI Bali. Setelah dilakukan perlakuan pengolahan data dan analisis statistik,diperoleh kesimpulan bahwa senam aerobik mix impact memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan senam aerobik low impact terhadap tingkat kesegaran jasmani.
PENGARUH PELATIHAN HIGH PULLEY CURLS DAN LOW PULLEY CURLS TERHADAP KEKUATAN DAN HYPERTROPHY OTOT LENGAN
I Putu Eri Kresnayadi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (182.517 KB)
Masih kurangnya pembinaan dan pelatihan fisik secara khusus pada mahasiswa bimbingan prestasi bolabasket FOK Undiksha, terutama pada komponen kondisi fisik kekuatan otot lengan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang: (1) pengaruh pelatihan high pulley curls dan low pulley curls terhadap peningkatan kekuatan dan hypertrophy otot lengan; (2) perbedaan pengaruh antara kelompok pelatihan high pulley curls dan low pulley curls terhadap kekuatan dan hypertrophy otot lengan. Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa putra bimbingan prestasi bolabasket FOK Undiksha Singaraja dengan jumlah sampel sebanyak 33 orang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu. Rancangan penelitian ini menggunakan matching only design, dan analisis data menggunakan anova. Proses pengambilan data dilakukan dengan tes kekuatan otot lengan (expanding dynamomeer) dan tes hypertrophy otot lengan (meteran kain) pada saat pretest dan posttest. Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis dengan SPSS seri 17.0. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Pemberian pelatihan high pulley curls dan low pulley curls berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kekuatan dan hypertrophy otot lengan serta hipotesis teruji kebenarannya. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh pelatihan kelompok high pulley curls, low pulley curls dan kontrol terhadap kekuatan dan hypertrophy otot lengan dengan hasil anova kekuatan otot lengan menyatakan nilai Fhitung (19,822) > nilai Ftabel (3,32) dan hypertrophy menyatakan nilai Fhitung (11,951) > nilai Ftabel (3,32), berarti hipotesis teruji kebenarannya. Perhitungan post hoc menyatakan bahwa pelatihan low pulley curls memberikan hasil yang lebih baik (efektif) terhadap kekuatan dan hypertrophy otot lengan. Berdasarkan analisis data tersebut pelatihan high pulley curls dan low pulley curls berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kekuatan dan hypertrophy otot lengan.
PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015
I Gusti Ngurah Agung Cahya Prananta
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (225.918 KB)
Olahraga tradisional semula tercipta dari permainan rakyat sebagai pengisi waktu luang. Karena permainan tersebut sangat menyenangkan dan tidak membutuhkan biaya yang sangat besar, maka permainan tersebut semakin berkembang dan digemari oleh masyarakat sekitar. Salah satu permainan Olahraga tradisional adalah Megandong Sambuk. Permainan Gandong-Gandongan biasanya dilakukan untuk menghukum pemain kalah. Menurut kesepakatan, setiap pemain yang kalah wajib menggendong pemain lawan yang menang. Permainan Megandong sambuk bukan permainan menjalankan hukuman, tetapi plalian yang berdiri sendiri. Bentuk permainan itu adalah menggendong seorang pemain di punggung. Pemain yang digendong diumpamakan serabut kelapa atau sambuk. Hubungan antara penggendong dan yang digendong adalah roang (kawan sekelompok), bukan lawan. Permainan tradisional ini berpengaruh terhadap kekuatan otot tungkai. Jadi penulis membuat penelitian yang berjudul Pengaruh Permainan Olahraga Tradisional Megandong Sambuk Terhadap Kemampuan Kekuatan Otot Tungkai Mahasiswa Putra FPOK Semester V Kelas A Tahun 2015. Telah dilakukan penelitian Randomized Pre and Post Test Kontrol Group Design pada 20 orang sampel yang dipilih secara acak sederhana pada mahasiswa putra FPOK Semester V Kelas A Tahun 2015. Sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 11 orang. Setelah itu diadakan pelatihan selama 6 minggu dimana pada sehari sebelum pelatihan diambil data observasi awal dan sehari setelah pelatihan diambil data observasi akhir. Data hasil observasi awal dan akhir diolah menggunakan perangkat lunak komputer SPSS. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa perbedaan rerata kekuatan otot tungkai kelompok perlakuan sebelum dan sesudah pelatihan memiliki nilai p < 0,05. Hal ini berarti pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan kekuatan otot tungkai sebelum dan sesudah pelatihan secara bermakna. Dengan demikian permainan megandong sambuk meningkattan kekuatan otot tungkai. Untuk pelatih olahraga prestasi bisa menggunakan pelatihan ini sebagai selingan pelatihan meningkatkan kekuatan otot tungkai. Untuk peneliti lain diharapkan meneliti olahraga tradisional yang lain supaya budaya Indonesia tidak pudar.