cover
Contact Name
Muhammad Zukhrufuz Zaman
Contact Email
m_zukhruf@staff.uns.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalthp_uns@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian
ISSN : 19790309     EISSN : 26147920     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal “Teknologi Hasil Pertanian”, publishes original articles, review articles, and short communications on the fundamentals, applications and management of Agricultural Product Technology areas. The journal's aim is to offer scientist, researchers and other related professionals the opportunity to share their finding and disseminate knowledge in all the related topics of biotechnology, quality management, and technologies associated with production or product development.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2020): Agustus" : 6 Documents clear
UMUR SIMPAN SAMBAL PARI (Dasyatis Sp.) ASAP YANG DIKEMAS JAR PADA BEBERAPA CARA PEMASAKAN DENGAN METODE PENDUGAAN ACCELERATED SHELF-LIFE TESTING (ASLT) Dian Rachmawanti Affandi; Adhitya Pitara Sanjaya; Santi Rahma Mardiana
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.989 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i2.43120

Abstract

Penambahan ikan pari asap pada pembuatan sambal dapat menjadi alternatif pengolahan ikan pari asap dan menghasilkan sambal dengan cita rasa khas. Selama penyimpanan, sambal mengalami penurunan mutu secara mikrobiologi serta menyebabkan perubahan aroma dan timbulnya asam pada sambal sehingga produk ditolak oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi cara kualitas sensoris, kimiawi, dan mikrobiologis sambal ikan pari asap kemasan jar kaca selama penyimpanan, umur simpan sambal, serta menentukan cara pemasakan untuk memperpanjang umur simpan sambal. Pengemasan menggunakan jar kaca dan variasi cara pemasakan pada sambal ikan pari asap dilakukan untuk mencegah penurunan mutu. Variasi cara pemasakan yang dilakukan yaitu pemasakan kering (P1), pemasakan setengah kering (P2), dan pemasakan kering dengan penambahan minyak setelah pemasakan (P3). Selanjutnya, untuk memenuhi standar keamanan pangan dan sebagai jaminan mutu dilakukan pendugaan umur simpan sambal ikan pari asap menggunakan metode ASLT model Arrhenius yang memiliki waktu pengujian relatif singkat dengan ketepatan dan akurasi tinggi.  Parameter yang diuji adalah sensoris aroma, total asam tertitrasi (TAT), dan total plate count (TPC). Penurunan mutu sambal diamati pada penyimpanan suhu 35˚C, 45˚C dan 55˚C selama 48 jam dengan waktu pengamatan setiap 12 jam sekali. Berdasarkan hasil peneli tian, tiga variasi cara pemasakan sambal ikan pari asap memiliki penurunan mutu yang berbeda-beda selama penyimpanan. Umur simpan sambal ikan pari asap kemasan jar kaca menurut parameter kritis TAT pada cara pemasakan kering (P1) pada suhu 30˚C adalah 165,95 jam. Pada variasi pemasakan setengah kering (P2), umur simpan sambal pada suhu 30˚C adalah 155,04 jam. Pada variasi pemasakan kering dengan penambahan minyak (P3), umur simpan sambal pada suhu 30˚C adalah 197,96 jam. Variasi pemasakan kering dengan penambahan minyak goreng setelah pemasakan merupakan cara terbaik untuk memperpanjang umur simpan sambal ikan pari asap kemasan jar kaca.  
PENGARUH VARIASI MALTODEKSTRIN DAN KECEPATAN HOMOGENISASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA ENKAPSULAT BUTTER PALA (Myristica fragrans Houtt) DENGAN METODE VACUUM DRYING Birgitta Devina Santoso; Victoria Kristina Ananingsih; Bernadeta Soedarini; Jessica Stephanie
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.616 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i2.43576

Abstract

Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan salah satu rempah yang berasal dari kepulauan Banda, Indonesia. Butter pala merupakan salah satu kandungan dalam pala yang dihasilkan dari proses ektraksi dengan pelarut n-heksana menggunakan Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) dengan suhu 45˚C selama 37,5 menit. Butter pala memiliki sifat yang mudah rusak oleh cahaya dan panas, sehingga dilakukan proses enkapsulasi untuk meningkatkan umur simpan dan nilai jual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi terbaik serta pengaruh variasi maltodekstrin dan kecepatan homogenisasi pada analisa kadar air, aktivitas air, intensitas warna, dan aktivitas antioksidan pada enkapsulat butter pala. Enkapsulasi dilakukan dengan vacuum drying yang bertekanan rendah dengan suhu 50˚C selama 48 jam. Dalam penelitian ini digunakan bahan penyalut yaitu maltodekstrin dan whey protein isolate (WPI) sebagai emulsifier (WPI : butter pala = 6 : 4). Enkapsulasi butter pala dilakukan dengan parameter pembanding yaitu maltodekstrin (MD)(MD : butter pala = 2 : 4, 4 : 4, dan 6 : 4) dan kecepatan homogenisasi (3000, 3500, dan 4000 rpm). Kemudian hasil enkapsulat dianalisa secara fisik yaitu pengukuran warna CIELab dan secara kimiawi yakni kadar air, aktivitas air, dan aktivitas antioksidan kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS (One Way ANOVA dan Duncan). Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa formula enkapsulat butter pala optimum yakni pada konsentrasi maltodekstrin 2 gram dan kecepatan homogenisasi 3000 rpm. Ini dipilih karena aktivitas antioksidan yang tertinggi didapatkan sebesar 94,598%, kadar air bubuk enkapsulat 7,788% (sesuai standar SNI <12%), aktivitas air 0,626, serta didapatkan warna bubuk kuning cerah (nilai L* = 88,247, nilai a* = 1,215, dan nilai b* = 25,7). Konsentrasi maltodektrin dengan kecepatan homogenisasi berbeda nyata (α < 0,05) terhadap pengukuran warna nilai b* dan aktivitas air, namun tidak berbeda nyata (α > 0,05) terhadap kadar air dan nilai warna L*.
ESTIMASI UMUR SIMPAN SNACK BARS BERAS KETAN HITAM (Oryza sativa var. glutinosa) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN METODE ASS (Accelerated Storage Studies) Ria Pertiwi; Nanik Suhartatik; Akhmad Mustofa
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.679 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i2.42844

Abstract

Umur simpan produk pangan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan parameter ketahanan produk selama selang waktu antara produksi hingga konsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan umur simpan dari snack bars beras ketan hitam dan labu kuning yang dibuat dengan perbandingan 75:25 (w/w) dengan metode ASS (Accelerated Storage Studies). Penelitian ini menggunakan RAL faktorial 2 faktor dengan 2 kali ulangan. Faktor yang digunakan yaitu suhu penyimpanan 25ºC, 35ºC dan 45oC (298 K, 308 K dan 318 K) dan lamanya penyimpanan selama 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa snack bars pada suhu 25ºC (298 K) mempunyai umur simpan 22 hari. Pada suhu 35ºC (308 K) umur simpan produk adalah 20 hari dan pada suhu 45ºC (318 K) umur simpannya adalah 19 hari.
PENGARUH APLIKASI EDIBLE COATING HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN METIL SELULOSA TERHADAP PENURUNAN SERAPAN MINYAK DAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KERIPIK SINGKONG Danar Praseptiangga; Dyah Eti Maheswari; Nur Her Riyadi Parnanto
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.203 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i2.42275

Abstract

Keripik singkong adalah salah satu makanan ringan popular di Indonesia. Deep frying merupakan metode penggorengan yang sering digunakan dalam industri keripik dan dapat meningkatkan serapan minyak pada produk akhirnya, sehingga kajian untuk mengurangi serapan minyak pada produk hasil penggorengan perlu dilakukan. Salah satunya dengan aplikasi edible coating sebelum penggorengan. Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) dan metil selulosa (MC) merupakan derivat selulosa yang dapat digunakan dalam aplikasi pangan dan farmasi, sehingga aplikasinya sebagai edible coating pada keripik singkong diharapkan dapat mengurangi serapan minyak selama penggorengan, dilihat dari penurunan kadar lemak produk akhirnya. Pengaruh perlakuan aplikasi edible coating HPMC dan MC terhadap penurunan serapan minyak dan karakteristik fisikokimia keripik singkong pada penggorengan dengan minyak baru dan minyak jelantah dikaji dalam penelitian ini dengan menggunakan desain penelitian rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu jenis derivat selulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keripik singkong perlakuan edible coating dengan HPMC dan MC mampu menurunkan serapan minyak keripik singkong dibanding kontrol dengan persentase penurunan HPMC (26,03%) dan MC (17,23%), pada penggorengan dengan minyak baru, sedang persen penurunan pada penggorengan keripik dengan menggunakan minyak jelantah HPMC (24,41%) dan MC (17,07%). Pengaruh aplikasi edible coating HPMC dan MC pada karakteristik fisikokimia keripik singkong yang dihasilkan dibanding keripik kontrol berupa peningkatan kadar air, penurunan kadar lemak, peningkatan kadar abu, dan tekstur semakin keras (berkurang tingkat kerenyahan) baik pada penggorengan dengan minyak baru maupun minyak jelantah. Analisis warna menunjukkan hasil yang berbeda pada tingkat perbedaan kecil untuk produk hasil goreng dengan minyak baru, dan tingkat perbedaan warna sedang pada produk hasil goreng dengan minyak jelantah.
CONVERSION OF DURIAN SHELL AGROINDUSTRIAL WASTE INTO VARIOUS VALUABLE PRODUCTS TO SUPPORT THE FOOD SECURITY DURING THE COVID-19 NEW NORMAL ERA: REVIEW Kusumaningtyas, Ratna Dewi; Syah, Ahmad Faiz Armiano
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.929 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i2.43599

Abstract

Durian (Durio zibethinus Murray) is a tropical, delicious and expensive fruit with specific aroma. Indonesia is among the biggest and the best durian fruit producer in the world. There are various types of Durian in Indonesia, coming from different areas. Based on the data released by the Central Bureau of Statistic, it was demonstrated that the main provinces producing durian in 2019 were East Java, Central Java, West Java, North Sumatera, West Sumatera, Banten, South Sulawesi, and South Sumatera with the total harvest of  289,334 ton, 172,939 ton,  94,183 ton, 90,105 ton, 62,564 ton, 46,436 ton, 45,729 ton, and 42,048 ton, respectively. The high production of durian fruit is beneficial for the agroindustrial and economic sectors. On the other hand, it also results in the abundance waste during the harvest time which causes many problems to the environment. The percentage of durian flesh of fruit is only 20.52%, meaning that the 79.48% of durian is unutilized parts such as shell and seeds. The waste resulted from durian is about 556,360 ton per year. Durian waste, especially durian shell, is difficult to degrade. Hence, the proper waste management of the durian shell is crucial. The strategic way to manage the durian shell is by upgrading this waste into various valuable products. In this work, the innovation of the durian shell waste conversion into diverse product to support the national food security during the covid-19 new normal era is discussed.  Durian shell is potential to be used for the production of food products such as candy, pectin, edible film, and crackers, flour, and noodle. It also has potency to be utilized in the production of products which support the development of food crop agriculture and animal husbandry, such as biopesticides, organic fertilizer, and animal feed, which strongly associated with the food supply security.
EFEK EVAPORASI DAN SUHU PENGERINGAN SPRAYDRYING TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA WHEY BUBUK Syamsul Huda
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.233 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v13i2.42716

Abstract

Whey merupakan produk samping (limbah) dari pembuatan keju dengan koagulan rennet. Persentase whey yang dihasilkan tergolong tinggi (±93,2%) daripada keju yang diperoleh. Whey masih memiliki kandungan nutrisi yang tinggi yaitu whey protein dan laktosa sehingga perlu dimanfaatkan menjadi whey bubuk. Spray drying adalah metode pengeringan yang banyak dipakai di industri pangan karena memiliki kecepatan pengeringan yang tinggi. Proses evaporasi dapat mengurangi beban pengeringan pada spray drying. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati karakteristik fisik dan kimia whey bubuk yang dihasilkan melalui metode spray drying pada suhu pengeringan yang berbeda yaitu suhu 160, 165 ,170 ,175, dan 180oC dan adanya perlakuan pra-pengeringan yaitu evaporasi dan non-evaporasi pada whey. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan 2 kali ulangan. Parameter pengamatan meliputi kadar air, laju dan tingkat higroskopisitas, nilai kecerahan, dan rendemen, serta pengamatan penunjang yaitu kandungan protein dan laktosa. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan evaporasi dan tanpa evaporasi pada suhu pengeringan 160-180oC tidak memberikan hasil yang berbeda nyata pada kadar air, laju higroskopistas, tingkat higroskopisitas, dan warna. Rendemen pada perlakuan evaporasi memberikan hasil yang berbeda nyata karena terjadi fenomena lengket pada dinding tabung pengering akibat kandungan laktosa yang tinggi. Peningkatan suhu hanya memberikan hasil yang berbeda nyata pada kadar air sampel whey bubuk tanpa evaporasi sedangkan parameter lainnya tidak berbeda nyata. Whey bubuk yang dihasilkan memiliki kandungan protein 10,85% dan laktosa 74,20%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses evaporasi perlu dilakukan pada suhu 160-180oC karena tidak banyak mengubah parameter seperti yang disebutkan sehingga beban pengeringan yang tinggi pada proses spray drying bisa berkurang.

Page 1 of 1 | Total Record : 6