cover
Contact Name
Ahmad Taufiq
Contact Email
jurnalteknikhidraulik@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpusair@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
ISSN : 20873611     EISSN : 25808087     DOI : -
Core Subject : Engineering,
The Hydraulic Engineering Journal covers a variety of scientific fields including Irrigation Engineering, Environmental quality and water management Engineering, Swamp Engineering, Beach Engineering, Water building Engineering, Harvesting Engineering, Water hydraulics and geotechnical Engineering, Hydrology and water management Engineering, Water environmental engineering, Beach Engineering, Harvesting Engineering, Sabo Engineering.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK" : 5 Documents clear
DESAIN TANGGUL SEBAGAI SOLUSI BANJIR DENGAN MODEL HIDRODINAMIK NUFSAW2D PADA DESA MAEN, SULAWESI UTARA Bobby Minola Ginting
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 14, No 1 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v14i1.722

Abstract

ABSTRACT The Maen Village, Minahasa Utara Regency, Province of North Sulawesi, is located adjacent to the sea and on the confluence of three rivers namely Maen Besar River, Maen Kecil (Atas) River, and Maen Kecil (Samping) River. Hence, the village area is prone to flooding, especially when heavy rainfall and high tide water occur. Therefore, this research was conducted to study levee design as the flood solution for such a village. In this work, the flood simulation was conducted using a hydrodynamic model NUFSAW2D to predict the inundation pattern for the existing condition. It was shown that the existing levee constructed for the Maen Besar River could anticipate the 2-year return period flood. However, the capacity of the Maen Kecil River was insufficient for the 2-year flood, and consequently, it caused flooding in the Maen Village. For the 25-year return period flood, all the rivers had insufficient capacity. To deal with this problem, levee design was proposed, for which the crest level of the existing levee of the Main Besar River must be increased and the new levee toward its upstream part must be constructed. Meanwhile, along the Maen Kecil River, new levee must be constructed. The simulation results using NUFSAW2D showed that with such a levee system, the Maen Village became safe from the 25-year flood. Additionally, it was required to add two retention ponds to collect the overland flow water from the Main Village, and later to flow it back to the Maen Besar and Maen Kecil Rivers. The result of this study is expected to be useful for the related stakeholders to solve the flood problem for the Main Village.   Keywords:       flood, Maen Village, NUFSAW2D, levee ABSTRAKDesa Maen, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, terletak berbatasan dengan laut serta berada di pertemuan antara tiga sungai yaitu Sungai Maen Besar, Sungai Maen Kecil (Atas) dan Sungai Maen Kecil (Samping). Hal ini menyebabkan kawasan tersebut rawan banjir, khususnya saat hujan deras disertai dengan kondisi air pasang. Oleh sebab itu, studi ini dilakukan dengan tujuan mengkaji desain tanggul sebagai solusi penanganan banjir untuk kawasan tersebut. Kajian dilakukan berdasarkan simulasi banjir menggunakan model hidrodinamik NUFSAW2D untuk mengetahui pola genangan banjir kondisi eksisting. Dari hasil simulasi diketahui bahwa tanggul eksisting yang telah dibangun untuk Sungai Maen Besar mampu mengatasi banjir dengan kala ulang 2 tahun. Namun, kapasitas Sungai Maen Kecil tidak mampu mengalirkan debit banjir 2 tahunan sehingga menyebabkan banjir pada kawasan Desa Maen. Untuk kala ulang 25 tahun, kapasitas ketiga sungai tidak cukup untuk mengalirkan debit banjir. Untuk mengatasi masalah ini, penerapan sistem tanggul diusulkan, dimana tanggul eksisting yang berada pada sisi Sungai Maen Besar harus ditinggikan dan selanjutnya dibutuhkan pembangunan tanggul baru ke arah hulu. Sementara, sepanjang Sungai Maen Kecil tanggul baru harus dibangun. Hasil simulasi model NUFSAW2D menunjukkan bahwa dengan adanya sistem tanggul, kawasan Desa Maen menjadi aman terhadap banjir kala ulang 25 tahun. Selain itu, diperlukan dua kolam retensi untuk menangkap air hujan dari dalam kawasan Desa Maen untuk selanjutnya dialirkan kembali ke Sungai Maen Besar dan Sungai Maen Kecil. Hasil kajian dalam studi ini dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) terkait dalam mewujudkan kawasan Desa Maen yang bebas banjir.        Kata Kunci:             banjir, Desa Maen, NUFSAW2D, tanggul
PEMODELAN SEDIMENTASI MENGGUNAKAN HEC-RAS 6.1 UNTUK MENGANALISIS PERUBAHAN ELEVASI DASAR SUNGAI TONDANO, SULAWESI UTARA Muhammad Taufiq Makmur Zainuddin; Irmanto Irmanto; Joko Nugroho; Waluyo Hatmoko
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 14, No 1 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v14i1.721

Abstract

ABSTRACT Sedimentation is a problem that can cause siltation and changes in river morphology due to reduced river capacity and increased runoff. The Tondano River is one of the major rivers that cross the City of Manado, which has a significant contribution in terms of the impact of flooding and, in its current conditions, has experienced considerable siltation so that the capacity of the river is unable to carry discharge. This study aims to analyze the changes in the elevation of the Tondano River bed that occurred within 6 years from 2016 to 2022 due to sedimentation. Sedimentation modelling is done using the HEC-RAS 6.1 application because, it has new features and improvements over the previous version, especially for, sediment transport analysis using the Meyer Peter Muller empirical equation. The bathymetric data used is the 2016 measurement, and a sediment model simulation is carried out for a 6-year daily discharge period. Then verification is carried out with the 2022 bathymetry data and current field conditions. The results show that the Tondano River on the Kairagi section, along 7.20 km from the estuary, experienced a significant change in riverbed elevation due to sedimentation. There was an average aggradation or sedimentation thickness of 0.891 m for 6 years and an estimated 0.130 to 0.140 m per year, so under these conditions, the cross-section of the Tondano River experienced siltation and reduced the capacity of the river to carry flood discharge. The simulation results showed that changes in river bed elevation also cause an increase in water level as high as 1 to. 2 m. From the simulation results of changes in the bottom of the Tondano River section of Kairagi, a total sedimentation amount of 83,087.49 m3 for 6 years was obtained.Keywords: sedimentation, river bed elevation, water surface elevation, aggradation, deposition ABSTRAKSedimentasi merupakan permasalahan yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan dan perubahan morfologi sungai karena berkurangnya kapasitas sungai sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan. Sungai Tondano adalah salah satu sungai besar yang melintas di Kota Manado yang menjadi salah satu sungai yang memiliki kontribusi besar dalam hal dampak banjir dan pada kondisi saat ini telah mengalami pendangkalan yang signifikan sehingga kapasitas sungai tidak mampu dalam mengalirkan debit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perubahan elevasi dasar Sungai Tondano yang terjadi dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2016 hingga 2022 akibat sedimentasi. Pemodelan sedimentasi dilakukan menggunakan aplikasi HEC-RAS 6.1 karena pada versi ini terdapat beberapa fitur baru dan perbaikan dari versi sebelumnya, yaitu persamaan angkutan sedimen menggunakan persamaan empiris Meyer Peter Muller. Data batimetri yang digunakan adalah pengukuran tahun 2016 dan dilakukan simulasi model sedimen selama periode debit harian 6 tahun kemudian dilakukan verifikasi dengan data batimetri tahun 2022 serta kondisi lapangan saat ini. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa Sungai Tondano pada ruas Kairagi sepanjang 7,20 km dari muara mengalami perubahan elevasi dasar sungai yang cukup signifikan akibat sedimentasi. Terjadi agradasi atau tebal sedimentasi rata-rata sebesar 0,891 m selama 6 tahun dan diperkirakan sebesar 0,130 s.d 0,140 m per tahun, sehingga dengan kondisi tersebut penampang Sungai Tondano mengalami pendangkalan dan menyebabkan berkurangnya kapasitas sungai dalam mengalirkan debit banjir. Hasil simulasi perubahan elevasi dasar sungai tersebut juga menunjukkan terjadinya kenaikan elevasi muka air setinggi 1 s.d. 2 m. Dari hasil simulasi perubahan dasar Sungai Tondano ruas Kairagi diperoleh total besaran sedimentasi sebesar 83.087,49 m3 selama 6 tahun. Kata Kunci: sedimentasi, elevasi dasar sungai, elevasi muka air, agradasi, pengendapan
ANALISIS DAERAH TERDAMPAK BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN HEC-RAS 2 DIMENSI DI SUNGAI SAT, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Jati Iswardoyo; Hafizh Satria
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 14, No 1 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v14i1.717

Abstract

 ABSTRACT On Thursday, July 14, 2022, a flash flood occurred in Pati Regency, Central Java, caused by heavy rainfall with an intensity of up to 147.5 mm/day on the slopes of Mount Muria. resulting several rivers in Pati Regency overflowed, causing damage to embankments and triggering a flash flood that devastated residential areas and agricultural land. In this study, a simulation was conducted to estimate the extent of the affected area by flash floods in the Sat River, Pati Regency, in the future. The study utilized HEC-RAS version 6.2, which is capable of accurately simulating non-Newtonian fluid behavior, thus enabling precise simulation of flash floods. The simulation results revealed that the flash flood in the Sat River, Pati Regency, had an impacted area of 655 hectares with an average water depth of 3.25 meters for a 2-year return period. For a 25-year return period, the impacted area increased to 1,017 hectares with an average water depth of 3.04 meters, while for a 50-year return period, the impacted area reached 1,091 hectares with an average water depth of 3.01 meters. This research provides a better understanding of the impact of flash floods in the Sat River, Pati Regency, and can serve as a reference for future disaster mitigation efforts. By knowing the extent of the affected area and the average water depth, more effective preventive and management measures can be implemented to mitigate the significant losses caused by flash floods.Keywords:       flash flood, flood mitigation, flood simulation, HEC-RAS, hydraulic analysis, Pati Regency  ABSTRAKPada Kamis, 14 Juli 2022, banjir bandang terjadi di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah yang disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas mencapai 147,5 mm/hari di lereng Gunung Muria. Akibatnya, sejumlah sungai di Kabupaten Pati meluap, menyebabkan kerusakan pada tanggul dan memicu banjir bandang yang merusak permukiman penduduk serta lahan persawahan. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan tujuan untuk memperkirakan luas area yang terdampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, di masa depan. Studi ini menggunakan perangkat lunak HEC-RAS versi 6.2 yang memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi fluida dengan sifat non-Newtonian, sehingga simulasi banjir bandang dapat dilakukan secara akurat. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, memiliki luas terdampak sebesar 655 hektar dengan kedalaman air rata-rata mencapai 3,25 meter untuk periode ulang 2 tahunan. Pada periode ulang 25 tahunan, luas dampak meningkat menjadi 1.017 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,04 meter, sedangkan untuk periode ulang 50 tahunan, luas dampak mencapai 1.091 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,01 meter. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya mitigasi bencana di masa depan. Dengan mengetahui luas area yang terdampak dan kedalaman air rata-ratanya, langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang lebih baik dapat diambil untuk menghindari kerugian besar yang ditimbulkan oleh banjir bandang.Kata Kunci:            Analisis Hidrolika, Banjir Bandang , HEC-RAS, Kabupaten Pati, Mitigasi Banjir, Simulasi Banjir
MEKANISME LONGSOR AKIBAT INFILTRASI DARI GENANGAN AIR (STUDI KASUS LONGSOR DI LAHAT, SUMATERA SELATAN) Rokhmat Hidayat; I Putu Eddy Purna Wijaya; Moh. Dedi Munir
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 14, No 1 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v14i1.701

Abstract

ABSTRACTThe landslide occurred in the Lahat-Pagaralam road section on February 2, 2019. The landslide caused the road to be cut off for several days. The disconnection of roads triggered disruption of economic activity. The landslide might be caused by a puddle of rainwater seeping into the road. Several cases of landslide triggered by ponding water also occurred on the Kuningan-Tasikmalaya road in Cikijing Tasikmalaya, and on the Gempol-Pandaan toll road in East Java.  The purpose of this study, therefore, was to determine the safety criteria based on the results of safety factors, the amount of seepage, and the pattern of collapse of the road, thus the incidents can be anticipated and are expected not to occur in other locations. The research method begins with field survey, depicting the geometry of the road, and collecting geotechnical data for landslide locations. Slope stability modeling due to water infiltration was processed using the SLOPE-W program. The results of road slope stability modeling at the landslide location show that when there is a 1m inundation, the slope stability value of factor of safety (FS) is 0.916 (a condition prone to landslides). The direction of flow comes from right to left, the right is a small slope and the left slope is a river bank. The difference in water level on the right and left of the road causes water to seep into the soil layer and cause the groundwater level to rise. The occurrence of water flow along the soil pile, causing water to fill the gaps between soil. The value of the slope stability number decreases due to water infiltration into the soil, resulting in landslides. SF value decreases from 0.916 to 0.887 when the inundation height increases from 1 m to 5 m. We concluded that the presence of water ponding around the road strongly suspected to be the cause of landslides. It is necessary to prevent ponding with a drainage system, so that it will not affect to the stability of the road.Keywords: landslide, slope stability, water infiltration, water ponding, drainage. ABSTRAKTelah terjadi longsor pada ruas jalan Lahat-Pagaralam pada 2 Februari 2019. Longsoran menyebabkan jalan terputus selama beberapa hari. Terputusnya ruas jalan menyebabkan gangguan aktivitas ekonomi. Longsor diduga disebabkan adanya genangan air hujan yang meresap ke badan jalan. Beberapa kasus longsor yang dipicu oleh genangan air juga terjadi pada ruas jalan Kuningan-Tasikmalaya di Cikijing Tasikmalaya, dan pada ruas tol Gempol-Pandaan Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria keamanan lereng berdasarkan hasil analisis yang berupa angka faktor keamanan dan jumlah debit rembesan serta pola runtuh/longsor pada badan jalan, sehingga kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan diharapkan tidak terjadi di lokasi lain. Metode penelitian diawali dengan survei lapangan, penggambaran geometri badan jalan, dan pengumpulan data geotek tanah lokasi longsor. Pemodelan stabilitas lereng akibat infiltasi air dilakukan dengan progran SLOPE-W. Hasil pemodelan stabilitas lereng jalan di lokasi longsor menunjukkan bahwa saat terjadi genangan 1m maka nilai stabilitas lereng (factor of safety FS) adalah 0,916 (kondisi rawan terjadi longsor). Arah aliran datang dari kanan ke kiri badan jalan, lereng kanan berupa alur kecil dan lereng kiri merupakan tebing sungai. Perbedaan tinggi muka air di kanan dan kiri menyebabkan air merembes masuk ke dalam lapisan tanah dan menjadikan muka air tanah naik. Terjadinya aliran air sepanjang timbunan tanah, mengakibatkan air mengisi celah antar butir. Nilai angka stablitas lereng turun akibat infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga terjadi longsor. Nilai SF turun dari 0,916 menjadi 0,877 ketika tinggi genangan naik dari 1 m menjadi 5 m. Kajian ini menyimpulkan bahwa keberadaan genangan air di sekitar jalan diduga kuat menjadi penyebab terjadinya longsoran. Oleh karena itu, perlu dicegah terjadinya genangan dengan sistem drainase sehingga tidak mempengaruhi stabilitas lereng jalan.Kata kunci: longsor, stabilitas lereng, infiltasi air, genangan air, drainase
IDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN PERANGKAT COASTSAT, STUDI KASUS SEGMEN PANTAI NUSA DUA, BALI Ima Nurmalia Permatasari; Totok Suprijo; Budhy Soeksmantono
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 14, No 1 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v14i1.719

Abstract

ABSTRACTNusa Dua Beach, Bali, is morphologically dynamic because it is constantly changing due to erosion and accretion. In 2003, the efforts were made to develop groins, where this one of the solutions to overcome erosion. Analysis of shoreline changes needs to be carried out to see the effectiveness of groin development by looking at the shoreline before and after construction using Landsat imagery data for 26 years. This research method utilizes the Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) algorithm to separate water from land features, classify images into four classes: sand, water, foam, and land features using the Coastsat toolkit and calculate wave energy flux. Before the construction, The GA1-GA2 groins experienced successive erosion in 1996-2002. After construction of the coastal groins, it still shows a decline in the coastline both during the west monsoon, which is 63.68 m and the east monsoon which is 36.21 m. In the east monsoon, the wave energy flux is most significant, with a maximum value of 4.9 x 10³ N/s, and in the west monsoon 3.4 x 10³ N/s. The effect of the significant wave energy flux that occurs in the east monsoon causes more longshore sediment transport, and the coast experiences a maximum shoreline advance in the east monsoon of 65.24 m compared of the west monsoon shoreline, which is 58.28 m. The toolkit can identify with better accuracy by validating estimation and observation data with an RMSE value of 4.79 m, a bias of 2.62 m, and an R2 of 0.97.Keywords: Shoreline, Erosion, Landsat, Wave Energy Flux  ABSTRAKPantai Nusa Dua, Bali dapat dikatakan secara morfologi dinamis dikarenakan selalu mengalami perubahan akibat erosi dan akresi. Tahun 2003 telah dilakukan upaya pembangunan groin yang merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi terjadinya erosi. Analisis perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk melihat efektivitas dari pembangunan groin dengan melihat garis pantai sebelum dan sesudah pembangunan dengan memanfaatkan data citra Landsat selama 26 tahun. Metode penelitian ini memanfaatkan algoritma Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buih dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang. Sebelum pembangunan groin GA1-GA2, pantai mengalami erosi pada tahun 1996-2002. Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai pada saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m. Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 x 10³ N/s dan pada musim barat fluks energi maksimum yaitu sebesar 3,4 x 10³ N/s  Efek dari besarnya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m. Toolkit coastsat mampu mengindentifikasi garis pantai lebih efisien dengan ketelitian lebih baik dengan validasi data estimasi dan observasi bernilai RMSE 4,79 m, bias 2,62 m dan R2 0,97.Kata Kunci: Garis Pantai, Erosi, Landsat, Fluks Energi Gelombang

Page 1 of 1 | Total Record : 5