cover
Contact Name
Erna Ikawati
Contact Email
-
Phone
+6281331656879
Journal Mail Official
jurnalkajiangender@gmail.com
Editorial Address
Jl. T. Rizal Nurdin Km. 4,5 Sihitang Padangsidimpuan, 22733
Location
Kota padangsidimpuan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Kajian Gender dan Anak
ISSN : 25496344     EISSN : 25496352     DOI : https://doi.org/10.24952
Jurnal Kajian Gender dan Anak is published by the Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak) LPPM, IAIN Padangsidimpuan, North Sumatera. Launched in 2017, the journal has been issued two times a year every June and December. Jurnal Kajian Gender dan Anak is an peer-reviewed journal dedicated to interchange for the results of high quality research in all aspect of gender and child. The journal publishes state-of-art papers in fundamental theory, experiments and simulation, as well as applications, with a systematic proposed method, sufficient review on previous works, expanded discussion and concise conclusion. As our commitment to the advancement of science and technology, the Jurnal Kajian Gender dan Anak follows the open access policy that allows the published articles freely available online without any subscription
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2024)" : 5 Documents clear
Peran Perempuan Sebagai Tulang Punggung Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Harahap, Asrul
Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/gender.v8i1.10880

Abstract

AbstractWomen are the perfect figures to hold the role of housewives because they are equipped with emotional sensitivity and a nurturing spirit. In some cases, women have dual roles as housewives and breadwinners for their families. The heavy burden on women in fulfilling the family's economic needs, household responsibilities, and family relationships is the main reason for this research, which aims to understand how women fulfill the family's economic needs, the impact of women as family breadwinners, and how this role affects family relationships. This research design is descriptive qualitative, and data were collected through various techniques, including interviews, observations, and document analysis. a total of ten mothers were willing to be respondents in this research. The research results show that women, in fulfilling the family's economic needs, play dual roles as economic supporters in various job sectors such as farming, labor, and trading. The impact of women as family breadwinners on household responsibilities includes difficulties in time management, high physical and emotional fatigue, neglected children's education, and challenges in balancing work and family responsibilities. The influence of women as family breadwinners on family relationships does not cause tension between husband and wife but does lead to difficulties in providing education and supervision for the children. AbstrakPerempuan adalah sosok yang sempurna untuk memegang peran sebagai ibu rumah tangga, karena mereka dilengkapi dengan kepekaan emosional dan jiwa yang mendidik. Pada beberapa kasus perempuan memiliki peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan memenuhi kebutuhan keluarga. Beratnya beban Perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, bertanggung jawab terhadap rumah tangga dan hubungan keluarga, sehingga menjadi alasan utama penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, apa dampak peran perempuan sebagai tulang punggung keluarga, dan bagaimana pengaruh peran perempuan sebagai tulang punggung keluarga terhadap hubungan keluarga. Desain penelitian ini adalah kualitatif deskriftif dan data yang dikumpulkan melalui berbagai teknik, termasuk wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Sebanyak sepuluh orang Ibu-ibu yang berkenan sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga memerankan peran ganda sebagai penopang ekonomi keluarga diberbagai sektor pekerjaan seperti petani, buruh dan berdagang. Dampak peran perempuan sebagai tulang punggung keluarga terhadap tanggung jawab rumah tangga berdampak pada kesulitan dalam membagi waktu, kelelahan fisik dan emosional yang tinggi, terlalaikan pendidikan anak, dan tantangan dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Pengaruh peran perempuan sebagai tulang punggung keluarga terhadap hubungan keluarga tidak menyebabkan Keeanga antara suami-istri dan terjadi kesulitan terhadap hungan pada anak dalam memberikan pendidikan dan pengawasan.Kata kunci : Kesetaraan Gender, Peran Perempuan, Ekonomi Keluarga
Upaya Perlindungan Korban Pelecehan Seksual pada Perempuan (Studi Pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Pemberdayaan Masyarakat di Kota Tanjungpinang) Dewi, Raja Aisha Kencana; Lovita, Amanda
Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/gender.v8i1.10882

Abstract

AbstractSexual harassment is an unwanted and sexually harmful act or behavior towards someone. Most victims of sexual harassment are women. Currently, according to data from the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (KemenPPPA), there are 20,650 cases recorded throughout 2023, indicating that sexual harassment is still a serious problem in society. Meanwhile, in Tanjungpinang, the Women's Empowerment, Child Protection and Community Empowerment Service (DP3APM) reported in 2023, there will be 64 cases of sexual violence against women in Tanjungpinang. This indicates that there are still widespread cases of sexual crimes against women in Tanjungpinang. The aim of this research is to find out how DP3APM provides protection for victims of sexual crimes in Tanjungpinang. The method used is the library research method and and interviews with DP3APM staff. The results of this research are the role of the Women's Empowerment, Child Protection and Community Empowerment Service in protecting victims of sexual violence against women in Tanjungpinang City from the Regional Technical Implementation Unit for the Protection of Women and Children by protecting victims through a series of recovery, namely physical recovery, psychological therapy, and social guidance. Apart from that, in the context of prevention, social education and campaigns are carried out via social media as a form of preventive action. AbstrakPelecehan seksual merupakan tindakan atau perilaku yang tidak diinginkan dan merugikan secara seksual terhadap seseorang. Kebanyakan korban dari pelecehan seksual adalah dari pihak perempuan. Saat ini menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) ada 20.650 kasus yang tercatat dalam sepanjang 2023 mengindikasikan bahwa pelecehan seksual masih menjadi permasalahan serius di masyarakat. Sedangkan, di Tanjungpinang Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Permberdayaan Masyarakat (DP3APM) melaporkan pada tahun 2023 tercatat 64 kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan di Tanjungpinang. Ini mengindikasikan bahwa masih marak terjadi kasus kejahatan seksual yang menimpa perempuan di Tanjungpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana DP3APM melakukan perlindungan terhadap korban kejahatan seksual di Tanjungpinang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pustaka dan wawancara dengan staf DP3APM. Hasil dari penelitian ini adalah dengan bagaimana peran Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat untuk melindungan korban kejatan seksual pada perempuan di Kota Tanjungpinang dari Unit Pelaksaan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak dengan melindungi korban melalui rangkaian pemulihan yaitu pemulihan fisik, terapi psikologis, dan bimbingan sosial. Selain itu, dalam rangka pencegahannya dengan dilakukannya penyuluhan sosial dan kampanye melalui media sosial sebagai bentuk tindakan pencegahan.
ANALISIS PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NURUL YAQIN Rifdah, Anisa; Sit, Masganti
Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/gender.v8i1.11013

Abstract

Emotional development in children aged 5-6 years is a critical stage in the formation of their mental and social well-being. Environmental factors, social interactions, and the child's understanding of emotions play an important role in this process. This research aims to explore emotional regulation strategies, environmental and parenting factors that influence emotional development, the influence of social interactions, and children's understanding of emotions in children aged 5-6 years. This research uses observation and interview methods to collect data regarding children's experiences in managing their emotions, social interactions, and their perceptions of emotions. Data was analyzed using a qualitative approach to gain an in-depth understanding of this topic. The research results show that children aged 5-6 years begin to develop various strategies to regulate their emotions, including verbal and non-verbal expressions. Environmental and parenting factors, such as emotional support from the family, play an important role in shaping children's emotional responses. Social interactions with peers also contribute significantly to their emotional development. In addition, children begin to understand their own emotions and those of others, although this is still a learning process.
Fenomena Childfree di Indonesia dari Perspektif Mahasiswa Kebidanan Universitas Airlangga Surabaya Nikma, Arsyatul
Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/gender.v8i1.11064

Abstract

 Childfree has become an increasingly popular phenomenon in Indonesia. This is confirmed by National BPS data which shows that Indonesia's total fertility rate continues to decline and according to SUSENAS 2022 data, the prevalence of childfree women has tended to increase in the last four years. As those who will be at the forefront of providing prenatal and antenatal care, it is possible for midwifery students to experience a decrease in career opportunities so that research related to childfree is needed which is relevant regarding the expert profession. This study aims to determine the perspective of midwifery students regarding the childfree phenomenon in Indonesia and to determine its impact on midwifery students' self-confidence as prospective professional midwives. The research method used was descriptive qualitative, with primary data sources from in-depth interviews with three midwifery students of Universitas Airlangga. Data analysis used includes reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that although childfree is considered taboo in Indonesia, midwifery students view this phenomenon as the human right and no intervention is allowed in their decision making. On the other hand, the midwifery profession highly values women who have full rights over their reproductive system and from a health aspect, the interviewees still emphasized the importance of having children. In addition, not all midwifery students consider this issue as a threat to their professional career because in practice, midwives handle a woman's life cycle from birth to death, not only during labor and postpartum. Although there are students who will not leave this profession, there are students who are open to the possibility of changing careers with various considerations later.Childfree menjadi fenomena yang kian ramai peminatnya di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi oleh data BPS Nasional yang menunjukkan bahwa angka total fertility rate Indonesia terus mengalami penurunan dan menurut data SUSENAS 2022, prevalensi perempuan childfree cenderung meningkat dalam empat tahun terakhir. Sebagai pihak yang menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan prenatal dan antenatal, tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa kebidanan untuk mengalami penurunan peluang berkarir sehingga diperlukan penelitian terkait childfree yang relevan berkenaan dengan profesi ahli. Penelitian ini bertujuan mengetahui perspektif mahasiswa kebidanan terkait fenomena childfree di Indonesia dan mengetahui dampaknya terhadap keyakinan diri mahasiswa kebidanan sebagai bakal bidan profesional. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan sumber data primer dari wawancara mendalam dengan tiga mahasiswa kebidanan Universitas Airlangga. Analisis data yang dilakukan meliputi reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan meskipun childfree dianggap tabu di Indonesia, mahasiswa kebidanan memandang fenomena ini sebagai hak tiap pasangan dan tidak dibenarkan terjadi intervensi dalam pengambilan keputusannya. Di sisi lain, profesi bidan sangat menghargai wanita yang memiliki hak penuh atas sistem reproduksinya dan apabila dilihat dari aspek kesehatan, narasumber tetap menekankan pentingnya memiliki anak. Di samping itu, tidak semua mahasiswa kebidanan menganggap isu ini sebagai ancaman terhadap karir profesionalnya karena dalam praktiknya, bidan menangani siklus hidup wanita dari lahir hingga meninggal dunia, tidak hanya pada saat partus dan postpartum. Meskipun ditemukan mahasiswa yang tidak akan meninggalkan profesi ini, tetapi terdapat mahasiswa yang terbuka terhadap kemungkinan untuk berganti karir dengan berbagai pertimbangan di masa depan. 
ANALISIS PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI INDONESIA: FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG Kahpi, Mhd. Latip; Harahap, Asriana
Jurnal Kajian Gender dan Anak Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/gender.v8i1.11067

Abstract

 This research is entitled "Analysis of Women's Political Participation in Indonesia: Inhibiting and Encouraging Factors" and aims to understand the dynamics of women's political participation in the Indonesian context. Using a qualitative approach, this research explores the factors that hinder and encourage women's involvement in politics. Data collection methods include in-depth interviews with women active in politics, leaders of civil society organizations, academics and political observers, as well as analysis of documents and related literature. The research results identified several main inhibiting factors, including the patriarchal culture that is still dominant, lack of political education, structural obstacles within political parties, the double burden experienced by women, and political violence and intimidation. Patriarchal culture places women in traditional roles that limit their participation in the public sphere, while inadequate political education hinders their understanding and involvement in the political process. Structural barriers within political parties also prevent women from achieving leadership positions, and the double burden of being a housewife and a worker makes it difficult for women to participate fully in politics. Apart from that, violence and intimidation against women involved in politics adds to the challenges that must be faced. On the other hand, this research also found several significant driving factors. Affirmative policies, such as gender quotas in political parties and parliament, provide greater opportunities for women to become involved in politics. Increasing political education and gender awareness in society helps build a stronger foundation for women's political participation. Support from non-governmental organizations focused on women's empowerment also plays an important role in strengthening women's capacity and motivation in politics. More inclusive social and cultural change, as well as networks of support and mentorship, are helping women to overcome barriers and participate more actively in politics. This research concludes that although there are many challenges that hinder women's political participation in Indonesia, there are also many motivating factors that can be utilized to increase women's involvement in politics. By continuing to strengthen support for women's political participation and overcome existing barriers, Indonesia can achieve greater gender equality in politics and create a more inclusive and just political environment for all citizens. Penelitian ini berjudul "Analisis Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia: Faktor Penghambat dan Pendorong" dan bertujuan untuk memahami dinamika partisipasi politik perempuan dalam konteks Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang menghambat dan mendorong keterlibatan perempuan dalam politik. Metode pengumpulan data mencakup wawancara mendalam dengan perempuan yang aktif dalam politik, pemimpin organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan pengamat politik, serta analisis dokumen dan literatur terkait. Hasil penelitian mengidentifikasi beberapa faktor penghambat utama, termasuk budaya patriarki yang masih dominan, kurangnya pendidikan politik, hambatan struktural dalam partai politik, beban ganda yang dialami perempuan, serta kekerasan dan intimidasi politik. Budaya patriarki menempatkan perempuan dalam peran tradisional yang membatasi partisipasi mereka di ranah publik, sementara pendidikan politik yang kurang memadai menghalangi pemahaman dan keterlibatan mereka dalam proses politik. Hambatan struktural dalam partai politik juga menghambat perempuan untuk mencapai posisi kepemimpinan, dan beban ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja membuat perempuan sulit untuk berpartisipasi secara penuh dalam politik. Selain itu, kekerasan dan intimidasi terhadap perempuan yang terlibat dalam politik menambah tantangan yang harus dihadapi.n Di sisi lain, penelitian ini juga menemukan beberapa faktor pendorong yang signifikan. Kebijakan afirmatif, seperti kuota gender dalam partai politik dan parlemen, memberikan peluang lebih besar bagi perempuan untuk terlibat dalam politik. Peningkatan pendidikan politik dan kesadaran gender di masyarakat membantu membangun fondasi yang lebih kuat untuk partisipasi politik perempuan. Dukungan dari organisasi non-pemerintah yang berfokus pada pemberdayaan perempuan juga memainkan peran penting dalam memperkuat kapasitas dan motivasi perempuan dalam politik. Perubahan sosial dan budaya yang lebih inklusif, serta jaringan dukungan dan mentorship, membantu perempuan untuk mengatasi hambatan dan berpartisipasi lebih aktif dalam politik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun ada banyak tantangan yang menghambat partisipasi politik perempuan di Indonesia, ada juga banyak faktor pendorong yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam politik. Dengan terus memperkuat dukungan bagi partisipasi politik perempuan dan mengatasi hambatan yang ada, Indonesia dapat mencapai kesetaraan gender yang lebih besar dalam politik dan menciptakan lingkungan politik yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua warga negara.  

Page 1 of 1 | Total Record : 5