cover
Contact Name
Fenny Sumardiani
Contact Email
jurnallitbang@gmail.com
Phone
+6285712816604
Journal Mail Official
jurnallitbang@gmail.com
Editorial Address
Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Jalan Salak No.22, Bogor 16151 E-mail : jurnallitbang@gmail.com Website : http://bpatp.litbang.pertanian.go.id
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian
ISSN : 02164418     EISSN : 25410822     DOI : http://dx.doi.org/10.21082
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ini memuat tinjauan (review) mengenai hasil-hasil penelitian pertanian pangan hortiikultura, perkebunan, peternakan, dan veteriner yang telah diterbitkan, dikaitkan dengan teori, evaluasi hasil penelitian dan atau ketentuan kebijakan, yang ditujukan kepada pengguna meliputi pengambil kebijakan, praktisi, akademisi, penyuluh, mahasiswa dan pengguna umum lainnya. Pembahasan dilakukan secara komprehensif serta bertujuan memberi informasi tentang perkembangan teknologi pertanian di Indonesia, pemanfaatan, permasalahan dan solusinya. Ruang lingkupnya bahasan meliputi bidang ilmu: pemuliaan, bioteknologi perbenihan, agronomi, ekofisiologi, hama dan penyakit, pascapanen, pengolahan hasil pertanian, alsitan, sosial ekonomi, sistem usaha tani, mikro biologi tanah, iklim, pengairan, kesuburan, pakan dan nutrisi ternak, integrasi tanaman-ternak, mikrobiologi hasil panen, konservasi lahan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017" : 6 Documents clear
Pemanfaatan Sari Kedelai Sebagai Bahan Pengencer Pengganti Kuning Telur Untuk Kriopreservasi Spermatozoa Hewan Fitra Aji Pamungkas; Rantan Krisnan
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.569 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v36n1.2017.p21-27

Abstract

The extenders commonly used for cryopreservation of spermatozoa are based on animal products such as egg yolk. Egg yolk contains cholesterol, phospholipid and low density protein which prevent the formation of ice crystals and protect the integrity of plasma membrane during cryopreservation process. Furthermore, egg yolk increased the risk of microbial contamination and related to the possible transmission of zoonotic agents. Soybeans are the products of vegetable protein is often used as an emulsifier in the production of food for humans and serves as a protection from the cold shock as well as low density protein in egg yolk. Several studies reported that soybean extenders for cryopreservation of spermatozoa produce the same quality or even better than the egg yolk based extenders and the optimal concentration of soy bean in the extenders forcryopreservation of spermatozoa at 0.8-1.5%.Key words : Soy bean, egg yolk, extender, cryopreservation, spermatozoaABSTRAKBahan pengencer yang biasa digunakan untuk kriopreservasispermatozoa didasarkan pada produk hewani seperti kuning telur. Kuning telur mengandung kolesterol, fosfolipid dan low density proteinyang dapat mencegah pembentukan kristal es sehingga melindungi integritas membran plasma terhadap kejutan dingin selama proses kriopreservasi. Namun penggunaan kuning telur menimbulkan kekhawatiran terutamapotensi peningkatan kontaminasi mikroba dan agen penularan zoonosis. Kacang kedelai merupakan produk protein nabati yang sering digunakan sebagai pengemulsi dalam produksi makanan untuk manusia dan berfungsi sebagai pelindung dari kejutan dingin sama halnya low density lipoproteinpada kuning telur. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa bahan pengencer kacang kedelaiuntuk kriopreservasi spermatozoa menghasilkan kualitas yang sama atau bahkan lebih bagus dibandingkan dengan bahan pengencer berbasis kuning telur dan konsentrasi kacang kedelai yang optimal pada bahan pengencer untuk kriopreservasispermatozoa sebesar 0,8-1,5%.Kata kunci: Kacang kedelai, kuning telur, pengencer, kriopreservasi, spermatozoa
Budi Daya Padi Di Lahan Rawa Pasang Surut Dan Pengaruhnya Terhadap Penggerek Batang Padi Muhammad Thamrin; S. Asikin; M. A. Susanti
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.314 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v36n1.2017.p28-38

Abstract

Rice cultivation in tidal swampland of South Kalimantan has been practiced by farmers in the long period and influences the population of rice stem borer. This paper describes rice cultivation in tidal swampland of South Kalimantan and its impact on injury level caused by rice stem borer. Land preparation by slashing and spinning the rest of rice crop and then left it to rot, can thwart rice stem borer larvae to become imago (adult). Seeding by transplanting several times can kill stem borer larvae, while cutting the leaves of rice seedlings before planting can reduce egg population of the pest. Rice husk ash application is also able to reduce plant damage caused by stem borer. Another factor that contributes to the decreasing level of plant damage due to the pest is the presence of “purun tikus” (Eleocharis dulcis) weeds. Rice stem borers are more interested in laying eggs in the weed than that in rice plant resulted in low damage of rice planted adjacent to “purun tikus” area. Abundant population of natural enemy in “purun tikus” area also effectively suppresses the development of rice stem borer.Keywords: Rice, cultivation, rice stem borer, tidal swamplandABSTRAKBudi daya padi di lahan pasang surut Kalimantan Selatan sudah sejak lama dilakukan petani dan berpengaruh terhadap penurunan populasi dan tingkat serangan hama penggerek batang padi. Makalah ini menguraikan budi daya padi di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan dan pengaruhnya terhadap tingkat kerusakan tanaman akibat penggerek batang padi. Penyiapan lahan dengan menebas sisa tanaman padi dan memintalnya kemudian membiarkannya membusuk dapat menggagalkan larva penggerek batang padi menjadi imago (dewasa). Pembibitan dengan cara tanam pindah yang dilakukan beberapa kali juga dapat mematikan larva penggerek batang padi. Sementara pemotongan daun bibit padi sebelum ditanam dapat mengurangi populasi kelompok telur hama tersebut. Pemberian abu sekam juga dapat menurunkan kerusakan tanaman akibat serangan hama tersebut. Faktor lain yang berkontribusi terhadap pengurangan tingkat kerusakan tanaman padi adalah keberadaan gulma purun tikus. Penggerek batang padi lebih tertarik meletakkan telurnya pada gulma tersebut dibandingkan pada padi sehingga kerusakan padi yang ditanam berdekatan dengan area purun tikus lebih rendah. Populasi musuh alami yang melimpah pada area purun tikus efektif menekan perkembangan hama penggerek batang padi.Kata kunci: Padi, budi daya, penggerek batang padi, lahan rawa pasang surut
Peluang Peningkatan Produksi Padi Di Lahan Rawa Lebak Lampung Yulia Pujiharti
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v36n1.2017.p13-20

Abstract

Opportunity to Increase Rice Production in Fresh Water Swampy Land in LampungThe area of fresh water swampy land in Lampung in 2012 was 55,714 ha with rice productivity of 5.13 t/ha so it is possible to be increased. The article discusses opportunity to increase rice production in fresh water swampy land in Lampung. Increasing rice yield can be done by enhancing cropping index and land productivity, lowering yield gap and decreasing yeld loss. Cropping index in fresh water swampy land can be increased by cultivating rice with surjan system, while rice yield is increased by integrated crop management (ICM) which its components include the use of improved varieties, planting with legowo 2: 1 or 4: 1, fertilizer application according to plant need, water management to prevent rice plant from submerging or drought, and integrated pest management. Rice yield gap is decreased by implementing location specific technologies and intensifying counseling to farmers, while yield loss is lowered by applying integrated pest management and using agricultural tools and machineries in rice farming. These production increases have an impact on the regional and national food availability in an effort to achieve rice self-sufficiency.Keywords: Rice, production, fresh water swampy land, growth sourceABSTRAKLuas lahan rawa lebak di Provinsi Lampung pada tahun 2012 mencapai 55.714 ha dengan tingkat produktivitas padi 5,13 t/ha sehingga masih berpeluang ditingkatkan. Tulisan ini membahas peluang peningkatan produksi padi di lahan rawa lebak di Lampung. Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas lahan, mengurangi senjang hasil, dan menurunkan kehilangan hasil. Indeks pertanaman di lahan rawa lebak dapat ditingkatkan dengan menerapkan sistem surjan. Sementara produktivitas ditingkatkan melalui pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan komponen teknologinya antara lain penggunaan varietas unggul baru, cara tanam legowo 2:1 atau 4:1, pemberian hara sesuai kebutuhan tanaman, pengelolaan tata air sehingga tanaman padi terhindar dari terendam atau kekeringan, serta pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu. Penurunan senjang hasil dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi spesifik lokasi dan mengintensifkan penyuluhan ke petani. Sementara kehilangan hasil dapat dikurangi melalui penerapan pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu dan penggunaan alat dan mesin pertanian pada kegiatan usaha tani. Peningkatan produksi ini akan berdampak pada peningkatan ketersediaan pangan daerah dan nasional dalam upaya mencapai swasembada beras.Kata Kunci: Padi, produksi, rawa lebak, sumber pertumbuhan 
Tungau Puru (Eryophyes Gastroticus Nalepa) Pada Ubijalar Dan Teknologi Pengendaliannya Indiati, S. W.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v36n1.2017.p39-46

Abstract

Gall mites Eryophyes gastroticus is a pest of sweet potato in dry season and has spread in some production centers in Indonesia. The symptoms of the attack is characterized by galls on leaf, petiole and stem, with a narrow hole at the top of the galls. Estimated yield loss caused by the pest was accounted 11%. On the other hand, the gall mite attacks decrease the quality of stem cuttings as a planting material. The use of gall-free cuttings, sanitation, setting planting time; mechanical control, and using chemical or botanical pesticides, either in combination or a single application are suggested to control the pest.Keywords: Sweet potato, gall mites, Eryophyes gastroticus, control ABSTRAKTungau puru (gall mite) merupakan hama ubi jalar pada musim kemarau dan telah menyebar di berbagai sentra produksi ubi jalar di Indonesia. Gejala serangan ditandai dengan terbentuknya puru atau benjolan pada daun, tangkai daun, dan batang dengan bagian ujung puru terdapat lubang kecil. Serangan tungau puru menurunkan hasil ubi jalar sekitar 11%. Selain menurunkan hasil umbi, serangan puru juga menyebabkan petani sulit memperoleh setek sehat sebagai bahan perbanyakan tanaman. Tungau puru dapat dikendalikan dengan memadukan beberapa komponen pengendalian, antara lain penggunaan setek batang bebas puru, sanitasi lingkungan, pengaturan waktu tanam, pengendalian mekanis, dan pengendalian dengan pestisida nabati ataupun kimia.Kata kunci: Ubi jalar, tungau puru, Eryophyes gastroticus, pengendalian
Ragam Produk Olahan Temulawak Untuk Mendukung Keanekaragaman Pangan Khamidah, Aniswatul; Antarlina, Sri Satya; Sudaryono, Tri
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v36n1.2017.p1-12

Abstract

Temulawak or javanese ginger (Curcuma xanthorrihza Roxb) is a rhizome herb that has medical benefits for increasing appetite and as an anticholesterol, antiinflammatory, antianemia, antioxidant and antimicrobe. Curcuminoid, a yellow substance in temulawak, has many health benefits. Besides for medicine, temulawak is used for food industry material mainly as natural dyes in food. The main components of temulawak are starch (41.45%) and fiber (12.62%). Temulawak also contains essential oils (3.81%) and curcumin (2.29%). Temulawak can be processed into various food products such us dried chips/simplicia (for steeping herbs), flour, instant drink, cookies, sweets, noodles, crackers, stick, cake, dodol and jelly candy. This paper describes composition, benefits, post-harvest handling and a variety of food products of temulawak.Keywords: Javanese ginger, benefits, food product, food diversificationABSTRAKTemulawak (Curcuma xanthorrihza Roxb) termasuk golongan tanaman rempah yang memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan dan sebagai antikolesterol, antiinflamasi, antianemia, antioksidan, dan antimikroba. Kurkuminoid sebagai zat utama yang berwarna kuning dalam temulawak diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain digunakan untuk pengobatan, temulawak berpeluang dikembangkan dalam industri pangan, terutama sebagai pewarna alami dalam makanan. Komponen terbesar dalam temulawak adalah pati 41,45% dan serat 12,62%. Temulawak juga mengandung minyak atsiri 3,81% dan kurkumin 2,29%. Temulawak dapat dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan, antara lain simplisia, tepung, pati, minuman instan, kue kering, manisan, mi, kerupuk, stek, cake, dodol, dan permen jeli. Makalah ini memaparkan kandungan rimpang temulawak, manfaat, penanganan pascapanen, dan berbagai produk olahan temulawak.Kata kunci: temulawak, manfaat, produk olahan, keanekaragaman pangan 
Pengembangan Kedelai Di Papua: Potensi Lahan, Strategi Pengembangan, Dan Dukungan Kebijakan Siti Raodah Garuda; Yuliantoro Baliadi; Martina S. Lestari
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 36, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v36n1.2017.p47-58

Abstract

ABSTRACTSoybean is one of startegies and important food crops in Indonesia. Soybean products are used for human consumption, animal feed, and a variety of non-food consumer and industrial products. They are considered a complete source of plant base protein because all of the essential amino acids are supplied. Soybean can be grown in a wide variety of soil and climate. More than 60% of Indonesia’s soybean consumption still needs to be imported from a broad in case of Papua, about 25% soybean demands is originated from Java island. To meet the needs that important to enhance domestic soybean production. There foreadditional plantations will have to be develop outside Java island such as Papua. Papua hasmany assets favouring soybean growing. Notable  among these are significan 2,75 million ha land area. A highly favorable climate with abundant rainfall, farmers with ample know-how, availability high yielding varieties, existing market potential and a satisfactory economic and government institutional support. In the utilization of land farmer’s need to get coaching and accompanied by an intensively both in land preparation, cultivating maintenance harvesting and post-harvesting by agricultural extension by implementing a specific technology innovation particularly good or sertified seeds of high yielding adapted soybean variety. In line with those, the strategy priorties are development of a seed sector, rehabilitation of all the site previously developed for food crops growing areas, agricultural advice, mechanization at production and technology transfer, support for processing and marketing local price.Key words : Land potential, Papua, production, soybean, strategyABSTRAKKedelai adalah salah satu tanaman pangan yang startegis dan penting di Indonesia. Produk kedelai digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan berbagai produk olahan dan produk industri. Kedelai merupakan sumber protein nabati lengkap karena semua asam amino esensial yang terkandung didalamnya. Kedelai dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah dan iklim. Lebih dari 60% dari konsumsi kedelai di Indonesia masih perlu diimpor dari luar negeri. Di Papua, sekitar 25% kebutuhan kedelai didatangkan dari pulau Jawa. Memenuhi kebutuhan kedelai tersebut yang terpenting adalah meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Oleh karena itu peningkatan budidaya kedelai perlu dikembangkan di luar pulau Jawa seperti Papua. Papua memiliki potensi yang tinggi untuk pengembangan kedelai. Adanya potensi lahan sekitar 2,75 juta ha, iklim yang sangat menguntungkan dengan curah hujan yang melimpah, tingkat pengetahuan petani yang cukup, ketersediaan varietas unggul, potensi pasar yang menjanjikan, kepuasan ekonomi dan dukungan lembaga pemerintah. Dalam pemanfaatan lahan, petani membutuhkan pembinaan dan pendampingan yang intensif mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen oleh penyuluh pertanian dengan menerapkan inovasi teknologi spesifik lokasi, khususnya benih yang baik atau bersertifikat dari varietas kedelai yang memiliki adaptasi yang tinggi. Sejalan dengan itu, strategi prioritas adalah juga pengembangan melalui sektor perbenihan, perbaikan lahan pengembangan  tanaman pangan terlantar, perluasaan areal tanam, mekanisasi produksi dan transfer teknologi untuk mendukung proses produksi dan pemasaran. Kata kunci : Potensi lahan, Papua, produksi, kedelai, strategi.

Page 1 of 1 | Total Record : 6