cover
Contact Name
Muhammad Azhar
Contact Email
m.azhar030390@gmail.com
Phone
+6281342482951
Journal Mail Official
jurnalagrisistem@gmail.com
Editorial Address
Jl. Malino Km. 7 Romanglompoa Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa , Sulawesi Selatan (92171)
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Agrisistem
ISSN : 18584330     EISSN : 27764362     DOI : https://doi.org/10.52625/j-agr
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrisistem merupakan jurnal yang memuat publikasi hasil-hasil penelitian di bidang pertanian secara makro dan peternakan secara mikro. Bidang pertanian meliputi Agronomi, Agroteknologi, Ilmu Tanah, Hortikultura, Hama dan Penyakit, Perkebunan, dan Teknologi Hasil Pertanian. Bidang Peternakan meliputi Budidaya Ternak, Nutrisi Ternak, Bioteknologi Peternakan dan Teknologi Hasil Peternakan. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun (Juni dan Desember) oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa.
Articles 2 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Agrisistem" : 2 Documents clear
KAPASITAS TUKAR KATION (KTK) BERBAGAI KEDALAMAN TANAH PADA AREAL KONVERSI LAHAN HUTAN I. Suryani
Jurnal Agrisistem Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.424 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada berbagai kedalaman tanah pada areal konversi lahan hutan. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, Februari sampai Oktober 2014. Penelitian menggunakan metode survei di lapangan, penentuan KTK dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Universitas Hasanuddin, dengan menggunakan sampel tanah yang diambil secara komposit di lokasi penelitian. Penetapan KTK ditentukan dengan metode Leaching menggunakan Amonium Asetat 1 N pH 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya KTK pada setiap desa dan masing-masing transek, nilainya berkisar sedang sampai tinggi. KTK untuk seluruh desa pada masing-masing transek umumnya menurun seiring dengan bertambahnya kedalaman tanah, kecuali pada transek 2 menunjukkan pola distribusi nilai KTK yang relatif sama pada berbagai kedalaman. Nilai KTK yang tinggi pada horizon eluviasi terkait dengan adanya akumulasi bahan organik pada lapisan tersebut.
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica junceae L.) SISTEM VERTIKULTUR Rosmawati Nur; Faisal Hamzah; Kaharuddin Kaharuddin; Ramli Ramli
Jurnal Agrisistem Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk: 1) mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman sawi yang ditanam melalui sistem vertikultur dibandingkan dengan sistem bedengan. 2) untukmengetahui tingkat efisiensi penggunaan lahan sistem vertikultur dibandingkan dengan sistem bedengan. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Romanglompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa dari Maret sampai Mei 2014. Penelitian dilaksanakan dengan sistem demonstrasi plot. Perlakuan terdiri dari dua perlakuan, yaitu: Sistem Bedengan dan Sistem Vertikultur. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman dan total produksi. Untuk melihat perbedaan antara pelakuan digunakan uji standar error, sedangkan untuk melihat efisiensi penggunaan lahan sistem vertikultur dibandingkan sistem bedengan digunakan rumus perbandingan antara jumlah tanaman pada vertikultur dengan jumlah tanaman pada bedengan pada suatu luasan lahan yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman sawi dengan sistem bedengan memberikan rata rata tinggi tanaman, rata-rata jumlah daun, rata-rata volume akar dan rata-rata berat tanaman yang lebih besar dibandingkan jika ditanam dengan sistem vertikultur. Sistem vertikultur memberikan total produksi yang lebih besar (9.360 g) dibandingkan dengan sistem bedengan (6.396 g). Sistem vertikultur 9 (sembilan) kali lebih efisien dibandingkan dengan sistem bedengan pada suatu luasan lahan yang sama.

Page 1 of 1 | Total Record : 2