cover
Contact Name
Rikha Widiaratih
Contact Email
ijoce@live.undip.ac.id
Phone
+6281310097666
Journal Mail Official
ijoce@live.undip.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Oceanography
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27148726     DOI : -
Indonesian Journal of Oceanography is published by Department of Oceanography, Universitas Diponegoro. The Indonesian Journal of Oceanography is published four times a year in February, May, August and November containing research articles and literature review on Oceanography and Marine aspects in general. Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) encourages submission of manuscripts dealing with all research papers and review on all aspects of oceanography, coastal management, marine science, marine biology, marine conservation, marine ecology, marine microbiology, marine culture, marine geology, air and ocean dynamics, estuary, renewable energy, disaster mitigation, ocean technology, ocean and coastal resources, ocean satellite, ocean remote sensing, other ocean topics.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography" : 11 Documents clear
Pengaruh Gelombang Terhadap Abrasi di Pesisir Kabupaten Demak, Kendal, dan Kota Semarang Arifah Dwi Yuliani; Hasti Amrih Rejeki
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.77 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9290

Abstract

Dua puluh persen kerusakan daerah pesisir di Indonesia diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi. Perubahan garis pantai terjadi dari waktu ke waktu bersaaman dengan aktivitas gelombang. Provinsi Jawa Tengah termasuk salah satu lokasi prioritas nasional untuk fokus kegiatan penanggulangan bencana abrasi. Lokasi yang dipilih adalah di pesisir Kabupaten Demak, Kendal, dan Kota Semarang. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji mengenai pengaruh gelombang terhadap abrasi. Penelitian ini menggunakan SWAN, yaitu aplikasi model numerik gelombang perairan dangkal. Data masukan yang digunakan adalah data angin reanalisis ECMWF dengan resolusi 0,125˚ x 0,125˚ dan data batimetri GEBCO dengan resolusi 30 detik. Perhitungan abrasi menggunakan persamaan yang telah dikembangkan oleh Schwimmer pada 2011. Hasil pemodelan dan analisis menunjukan bahwa pemodelan SWAN memiliki kemampuan yang cukup bagus dalam menyimulasikan gelombang signifikan untuk wilayah perairan dangkal di utara Jawa meskipun nilainya underestimate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara gelombang signifikan dan laju abrasi berbanding lurus. Gelombang membawa energi yang berasal dari angin, semakin besar anginnya maka energi yang dibawa oleh gelombang juga semakin besar. Semakin besar gelombang, semakin besar energi yang diterima oleh bibir pantai sehingga potensi abrasinya semakin besar. Kabupaten Demak merupakan wilayah yang laju abrasinya paling besar dibandingkan dengan Kabupaten Kendal dan Kota Semarang. Twenty percent of the damage in coastal areas in Indonesia is caused by environmental changes and abrasion. Changes in the coastline occur over time along with wave activity. Central Java Province is one of the national priority to focus on shoreline erosion disaster management activities. The chosen location is on the coast of Demak, Kendal, and Semarang City. This study aimed to examine the effect of waves on shoreline erosion. This study used SWAN, which is the application of shallow wave numerical model. Input data used are ECMWF wind reanalysis data with a resolution of 0.125˚ x 0.125˚ and bathymetry GEBCO data with a resolution of 30 seconds. The abrasion calculation used an equation that was developed by Schwimmer in 2001. The results of the modeling and analysis showed that the SWAN modeling has a pretty good ability to simulate significant waves for shallow water areas in northern Java even though the value was underestimate. The results showed that the relationship between significant waves and the shoreline erosion rate is linear. Waves carried energy that comes from the wind, the greater the wind, the energy carried by waves is also greater. The bigger the waves, the greater the energy received by the shoreline so that the potential for shoreline erosion is greater. Demak Regency is the region with the highest shoreline erosion rate compared to Kendal Regency and Semarang City.  
Sedimentasi dan Abrasi di Pantai Bandengan, Kabupaten Jepara Daniel Giovanni Sihotang; Heryoso Setiyono; Petrus Subardjo; Alfi Satriadi; Hariyadi Hariyadi; Rikha Widiaratih; Azis Rifai
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.446 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.8579

Abstract

Pantai Bandengan merupakan salah satu pantai wisata di Kabupaten Jepara dimana terjadi aktifitas pembangunan yang cukup massif sejak beberapa tahun terakhir yang bertujuan untuk menunjang kegiatan rekreasi wisatawan. Namun terdapat ancaman dalam pengembangan sektor wisata tersebut berupa perubahan garis pantai yang disebabkan oleh sedimentasi dan abrasi yang dapat mengganggu perekonomian masyarakat yang memiliki mata pencaharian di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui dampak sedimentasi dan abrasi terhadap luas daratan serta mengidentifikasi wilayah-wilayah yang rawan terhadap perubahan garis pantai. Metode yang digunakan yaitu interpretasi citra satelit Google Earth Pro serta survei lapangan menggunakan alat Sediment trap dan bola duga. Pengolahan data citra diproses menggunakan software ArcGIS 10.2 untuk mendapatkan luasan wilayah sedimentasi serta abrasi. Sediment trap digunakan untuk mendapatkan laju sedimentasi dan karakteristik sedimen. Berdasarkan hasil penelitian, dalam lima tahun terakhir sejak 2015 hingga 2019 terjadi sedimentasi seluas ± 8062,9 m2, sedangkan abrasi seluas ± 12.502,1 m2. Sedimen penyusun perairan didominasi oleh lanau pasiran serta kecepatan arus permukaan berkisar 0,085 m/s hingga 0,197 m/s.   Bandengan beach is one of the tourist beaches in Jepara Regency where there have been massive development activities since the last few years aimed at supporting tourist recreational activities. However, there is a threat in the development of the tourism sector in the form of changes in the coastline caused by sedimentation and abrasion that can disrupt the economy of people who have a livelihood in the region. The purpose of this research is to determine the impact of sedimentation and abrasion on land area and identify areas that are prone to shoreline changes. The method used is the interpretation of Google Earth Pro satellite imagery and field surveys using a Sediment trap and floating ball. Image data processing is processed using ArcGIS 10.2 software to get the area of sedimentation and abrasion. Sediment traps are used to obtain sedimentation rates and sediment characteristics. Based on the results of the study, in the last five years since 2015 until 2019 there is a sedimentation area of ± 8.062,9 m2, while abrasion area of ± 12.502,1 m2. The constituent sediments of the waters are dominated by the sandy silt and surface current velocity ranges from 0.085 m/s to 0.197 m/s. 
Studi Potensi OTEC Berdasarkan Distribusi Suhu, Salinitas dan Densitas Di Perairan Timur – Utara Pulau Bali Ni Komang Sri Andayani; Delyuzar Ilahude; Alfi Satriadi; Purwanto Purwanto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.353 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9346

Abstract

Perairan Pulau Bali bagian timur dilalui ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) dengan suhu 5 ˚C – 10 ˚C sehingga perairan ini cocok untuk dijadikan wilayah pengembangan energi terbarukan yaitu Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi suhu, salinitas, densitas terhadap kedalaman dan jenis massa air serta nilai maksimum efisiensi carnot, power gross (Pg) dan power net (Pnet) di perairan timur – utara Pulau Bali. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa perairan timur – utara Pulau Bali jenis massa airnya adalah North Pasific Intermediate Water (NPIW). Nilai efisiensi carnot maksimum 0.828463, power gross (Pg) 0.0215 (MW) dan power net (Pnet) 0.0170 (MW). The waters of Bali Island are through by ARLINDO with a temperature 5 ˚C – 10 ˚C making them particularly suited for the development of renewable energy for Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). The objectives of this research are to determine the distribution of temperature, salinity, density to the depth and type of water mass and also to determine the maximum value of carnot efficiency, power gross (Pg) and power net (Pnet) in east – north Bali Island. Based on the research indicates the type of water mass in east – north Bali Island is North Pasific Intermediate Water (NPIW). The value of maximum carnot efficiency 0.828463, power gross (Pg) 0.0215 MW and power net (Pnet) 0.0170 MW.
Interpretasi Litologi Dasar Laut Pada Muara Sungai dan Lepas Pantai Berdasarkan Analisa Shallow Seismic Di Perairan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Erna Dwi Pertiwi; Sugeng Widada; Baskoro Rochaddi; Hariyadi Hariyadi; Warsito Atmodjo; Muh Yusuf; Azis Rifai
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2070.634 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.8612

Abstract

Sebagai bagian dari lingkungan pengendapan muara sungai dan lepas pantai Perairan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat merupakan perairan yang mengalami proses sedimentasi dengan karakteristik fasies. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan tipe lapisan litologi permukaan dasar dan proses sedimentasi berdasarkan profil penampang seismik sub-bottom profiler pada muara sungai dan perairan lepas pantai di lokasi tersebut. Metode seismik sub-bottom profiler merupakan metode untuk mendapatkan gambaran sekeun sedimen. Hasil interpretasi menunjukan lapisan sedimen dasar muara sungai terdapat 7 lapisan sedimen, yaitu lapisan 1 berumur recent dengan fraksi butiran sangat halus, lapisan 2 tersusun atas fraksi butiran halus hingga sedang, lapisan 3 tersusun atas fraksi butiran sedang hingga kasar, lapisan 4 tersusun atas fraksi butiran sedang sampai dengan halus, lapisan 5 tersusun atas fraksi butiran halus sampai sedang, lapisan 6 tersusun atas fraksi butiran sangat halus, dan lapisan 7 tersusun atas lapisan sedimen keras. Pada lepas pantai ditemukan 2 lapisan dan 3 lapisan, yaitu lapisan 1 berumur recent tersusun atas fraksi sedang seperti pasir, lapisan 2 tersusun atas fraksi butiran sedang seperti pasir dan sedimen keras , dan lapisan 3 tersusun atas fraksi butiran sedang hingga halus. As part of the deposition of Muara and the waters off the coast of Sumbawa, West Nusa Tenggara is water that has undergone a sedimentation process with facies characteristic. The research aims to determine the different types of base lithology and sedimentation processes based on the sub-Bottom Seismic cross-section profile Profiler at the estuary of rivers and offshore waters at that location. The seismic method of the sub-Bottom Profiler is a method for obtaining an overview of sequence sediments. Results of the interpretation indicate the base sediment layer of the river estuary there are 7 layers of sediment, namely the recent old layer 1 with a very fine grain fraction, Layer 2 consists of a fine-to-medium grain fraction, layer 3 consists of a medium fraction to coarse grain, layer 4 consists of medium to smooth fraction, layer 5 consists of fine grain fraction, and layer 7 consists of a layer of hard sediment. Off the coast found 2 layers and 3 layers, i.e. Layer 1 has recently consisted of a moderate fraction such as sand, Layer 2 consists of medium grain fraction such as sand and hard sediment, and layer 3 consists of medium for fine shards.
Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research) Intrusi Air Laut di Desa Sriwulan, Demak, Indonesia Edy Trihatmoko; Husein Sadewa Wiguna; Tjaturahono Budi Sanjoto; Juhadi Juhadi; Hariyadi Hariyadi; Sugeng Widada; David Milliano Josanova; Abd Basith Mukhlas; Muhammad Taqy
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2450.471 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9304

Abstract

Intrusi air asin adalah suatu peristiwa penyusupan air asin ke dalam akuifer di mana air asin menggantikan atau tercampur dengan air tanah tawar yang ada di dalam akuifer. Permasalahan yang timbul dengan adanya intrusi air asin adalah rusaknya air tanah akibat kontaminasi mineral garam laut. karakteristik geomorfologi wilayah Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak yang cenderung datar dan sifat materialnya yang didominasi oleh sedimen alluvial membuat daya resapan air laut semakin tinggi. Penggunaan air tanah yang telah mengalami intrusi untuk dikonsumsi maupun kegiatan lain untuk keperluan domestik, dapat mengganggu kesehatan, karena air ini telah mengandung senyawa garam yang tinggi dan dapat mengganggu metabolisme yang terjadi di dalam tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi intrusi air asin. Pengukuran geolistrik dilakukan pada tanggal 24 – 25 April 2020. Pengukuran intrusi air asin sendiri diolah dengan menggunakan software Progress untuk mendapatkan interpretasi bawah permukaan menggunaan metode geolistrik resistivitas. Berdasarkan Hasil interpretasi penampang litologi, intrusi air asin terjadi pada kedalaman 0 – 30 m yang memiliki litologi lempung dan lanau pada seluruh lokasi pengukuran di Desa Sriwulan
Penggunaan Seismik Refleksi Dalam Pencarian Potensi Endapan Timah di Perairan Laut Bangka Muhammad Alif Achyansyah; Baskoro Rochaddi; Alfi Satriadi; Muslim Muslim; Agus Anugroho Dwi Suryoputro; Azis Rifai; Muh Yusuf
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3276.647 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9017

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam mineral salah satunya adalah timah, yang tersebar di Perairan Pulau Bangka. Secara umum timah terbentuk oleh pembentukan magma asam akibat proses peleburan kerak benua pada proses kolisi. Timah terbagi menjadi timah primer yang masih dalam bentuk batuan granit dan timah sekunder (placer) merupakan endapan timah primer yang telah mengalami pelapukan akibat proses erosi dan diendapkan di suatu tempat yang tidak jauh dari endapan timah primer. Salah satu metode untuk mengetahui potensi endapan timah adalah dengan menggunakan metode seismik refleksi, dengan pendekatan pencarian lembah sungai purba, tempat mengendapnya timah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi endapan timah sekunder (placer) berupa endapan kaksa, yang merupakan lapisan mengandung endapan timah, dengan melakukan perhitungan volume dan ketebalannya menggunakan metode seismik refleksi. Hasil pengolahan data seismik menunjukkan pola konfigurasi refleksi yang ditemukan antara lain parallel, chaotic, shingled dan hummocky. Korelasi antara data pemboran dan seismik refleksi menunjukkan endapan kaksa berada di lembah sungai purba yang terisi oleh endapan aluvial dan mineral kasiterit. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan volume endapan kaksa, sebesar 1.078.054,15 m3, dengan ketebalan mencapai 5 meter. Indonesia is an archipelago country which is rich in mineral resources, one of them is tin, that spread in Bangka Island Waters. Generally, tin formed by acid magma formation caused by melting of continental crust process in the collision process. Tin divided to primary tin which is still in granite rock form and secondary (placer) tin which is primary tin deposit that has experienced weathering caused by erosion process and deposited in a place not far from primary tin deposit. One of method to know potential tin deposit is using seismic reflection method, with approach ancient river valley hunting, where tin was deposited. The purpose of this research is to know the potential of the secondary (placer) tin deposit in the form of kaksa deposit, this layer contains of tin deposit, with calculation of volume and thickness using seismic reflection method. The result from seismic data showed that the reflection configuration found i.a parallel, chaotic, shingled and hummocky. The correlation between drilling data and seismic data showed that kaksa deposit is located in ancient river valley that contains of alluvial deposit and cassiterit mineral. Based on the calculation, the volume of kaksa deposit is 1.078.054,15 m3, and the thickness is up to 5 meters.
Pengolahan Data Satelit Sentinel-1 dan Pasut untuk Mengkaji Area Genangan Akibat Banjir Pasang di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Tri Abdul Hidayat; Muhammad Helmi; Sugeng Widada; Alfi Satriadi; Heryoso Setiyono; Aris Ismanto; Muh Yusuf
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1278.97 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.8405

Abstract

Perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya peningkatan temperatur laut yang berakibat pencairan es di kutub, sehingga berdampak pada kenaikan permukaan air laut. Naiknya muka air laut menimbulkan ancaman bagi wilayah yang berada di pinggir pantai, salah satunya adalah Kecamatan Sayung. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah penggenangan daratan oleh banjir pasang. Kondisi genangan rob di Sayung diperparah dengan terjadinya penurunan muka tanah yang mempunyai andil dalam perluasan genangan banjir pasang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa secara spasial daerah yang tergenang akibat naiknya air pasang pada tahun 2018 dan menganalisa laju penurunan muka tanah pada tahun 2017 – 2019 di Kecamatan Sayung. Ketinggian muka pasang tinggi tertinggi di Kecamatan Sayung pada tahun 2018 dihitung dengan menggunakan metode admiralty adalah 238,27 cm dan MSL pada tahun yang sama adalah 176,93 cm. Besarnya penurunan muka tanah yang terjadi di Kecamatan Sayung didapatkan dengan mengolah data Sentinel-1 menggunakan metode DInSAR. Desa dengan tingkat penurunan muka tanah tertinggi adalah Tugu, Timbulsloko, dan Sayung dengan rata-rata penurunan sebesar 10,68 + 1,63 cm/tahun, 8,71 + 1,78 cm/tahun dan 8,35 + 1,39 cm/tahun. Luas daerah yang tergenang banjir pasang pada tahun 2018 adalah 3350,29 hektar. Desa yang tergenang total pada saat banjir pasang Bedono, Gemulak, Sidogemah, Surodadi, Timbulsloko, dan Tugu. Climate change cause an increase in sea temperatures which results in melting of polar ice caps, thus affecting sea level rise. Sea level rise pose a threat to areas on the coast, Sayung District is one of it. One of the impacts is inundation area by tidal floods. The condition of tidal inundation was exacerbated by land subsidence which contributed to the expansion of tidal floods area. The purpose of this study is to spatially analyze areas were flooded due to highest high water level in 2018 and analyze the rate of land subsidence in 2017 - 2019 in Sayung District. The highest high water level in Sayung Subdistrict in 2018 calculated using the admiralty method was 238,27 cm and the mean sea level in the same year is 176,93 cm. The amount of land subsidence that occurred in Sayung District was obtained by processing Sentinel-1 data using the DInSAR method. The villages with the highest level of land subsidence Tugu, Timbulsloko, and Surodadi with an average decline of 10,68 + 1,63 cm/year, 8,71 + 1,78 cm/year, and 8,35 + 1,39 cm/year. The total area that was flooded by tidal floods was 3350,29 hectares. The villages that were totally inundated during the tidal flood were Bedono, Gemulak, Sidogemah, Surodadi, Timbulsloko, and Tugu. 
Perubahan Garis Pantai Pada Morfologi Gisik Kantung di Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta Anggardha Ayu Pratiwi; Heryoso Setiyono; Agus Anugroho Dwi Suryoputro; Jarot Marwoto; Alfi Satriadi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.538 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9197

Abstract

Pantai Baron merupakan salah satu pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Baron terletak di antara dua tebing terjal (cliff) sehingga terbentuk morfologi gisik kantung (pocket beach) yang memiliki hamparan pasir yang terbentuk dari hasil sedimentasi. Permasalahan utama di lokasi penelitian yaitu terjadi perubahan garis pantai yang cukup dinamis. Perubahan garis pantai yang terjadi di sepanjang pantai Baron dapat berupa proses abrasi dan akresi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui luasan perubahan garis pantai yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan garis pantai yang terjadi di pantai Baron selama kurun waktu 2010-2018. Total luasan abrasi yang terjadi adalah 2,75 ha dan total luasan akresi 1,07. Baron Beach is one of the beaches directly adjacent to the Indian Ocean, located in Kemadang Village, Tanjungsari Sub-District, Gunung Kidul Regency Special Region of Yogyakarta. Baron Beach is located between cliffs,with pocket beaches that have a stretch of sand formed from the destruction of organic matter millions of years ago. The main problem is the problem of coastline changes that occur over an annual period, having a fairly dynamic coastline change. The changes in coastline that occur along baron beach can be a process of abrasion and accretion. The purpose of this study is to find out the extent of the changes in the coastline that occur. The method used in this study is a descriptive quantitative method. Quantitative method due to research data in the form of numbers and analysis using statistics, is descriptive because this method makes an overview of an event and situation researched in a limited time with a specific region and produces an overview of the situation. The result of this study is that the changes in the coastline that occurred on baron beaches are quite dynamic in the period 2010-2018. The total area of abrasion occurred was 2.75 ha and the total accretion area was 1.07.
Pola Arus Terhadap Sebaran Konsentrasi Nitrat dan Fosfat di Perairan Pantai Mangunharjo, Semarang Ika Putri Hindaryani; Muhammad Zainuri; Baskoro Rochaddi; Sri Yulina Wulandari; Lilik Maslukah; Purwanto Purwanto; Azis Rifai
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1146.575 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.8528

Abstract

Perairan Pantai Mangunharjo merupakan perairan penangkapan ikan yang di sekitarnya terdapat aktivitas industri dan pemukiman padat penduduk. Limbah industri dan rumah tangga yang tebawa oleh aliran sungai dan bermuara di Perairan Pantai Mangunharjo dapat menyebabkan perubahan kualitas perairan yang dipengaruhi oleh senyawa kimia seperti nitrat dan fosfat. Salah satu yang mempengaruhi pola sebaran konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan adalah arus laut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: untuk mengetahui konsentrasi nitrat dan fosfat secara horizontal dan pengaruh arus terhadap sebaran konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan Pantai Mangunharjo, Semarang. Pengambilan data lapangan dilakukan 12 titik pada tanggal 1 Oktober 2018 serta data arus lapangan diambil hingga tanggal 3 November 2018 di Perairan Pantai Mangunharjo, Semarang. Analisis kandungan nitrat dan fosfat air laut dilakukan di Laboratorium Pengujian dan Peralatan (BPP) Srondol. Data arus lapangan diverifikasi dengan data model untuk mengetahui kecepatan dan arah arus yang terjadi. Konsentrasi nitrat dan fosfat tertinggi berada di stasiun 3 dengan nilai masing-masing sebasar 0,7835 mg/l dan 1,1759 mg/l. Pola sebaran nitrat dan fosfat lebih dominan dipengaruhi oleh sumber masukan dari aliran sungai dibanding dengan arah arus yang terjadi di Perairan Pantai Mangunharjo Semarang.  The coastal waters of Mangunharjo are fishing area. Arround that location, there are industrial and populated areas. Industrial waste and households that carried over by the streams and boiled down to Mangunharjo coastal waters caused changes in water quality that influence by chemical elements such as nitrates and phosphate. One that affects the patterns of the nitrates and phosphate distribution is sea currents. This research was conducted with the aim of: to know the concentration of nitrate and phosphate horizontally and the effect of the current to the spread of nitrate and phosphate concentrations in Mangunharjo Beach, Semarang. Sampling for the study of nitrates and phosphate were carried out in 12 points locations on October 31st 2018 and sea currents carried out until November 3rd 2018 at the coastal waters of Mangunharjo, Semarang. Analysis of the content of nitrates and phosphate of seawater is conducted in testing laboratory and equipment. Field current data is verified with data model to figure out the speed and direction of the current. The highest nutrient concentrations of nitrates and phosphate were at the station 3 with a value of 0.7835 mg/l and 1.1759 mg/l respectively. Nitrates and phosphate distribution are more dominant influenced by river stream compared to the current direction in coastal waters of Mangunharjo. 
Studi Kedalaman Perairan Dangkal Berdasarkan Pengolahan Data Satelit Multispektral Worldview-2 di Perairan Pulau Parang Kepulauan Karimunjawa, Provinsi Jawa Tengah Fuji Anida; Muhammad Helmi; Kunarso Kunarso; Anindya Wirasatriya; Warsito Atmodjo; Muh Yusuf
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1425.667 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9310

Abstract

Kondisi kedalaman perairan yang beragam dan dangkal dapat dilakukan menggunakan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dengan bantuan citra satelit. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji algoritma berdasarkan rasio saluran spektral terbaik untuk pemetaan kedalaman perairan dangkal menggunakan citra satelit multispektral Worldview-2, mengkaji akurasi pemetaan kedalaman perairan dangkal berdasarkan analisis citra satelit multispketral Worldview-2 terhadap hasil survei kedalaman serta menganalisis spasial kedalaman perairan dangkal berdasarkan hasil analisis citra satelit multipektral Worldview-2. Penggunaan citra satelit Worldview-2 dimana dengan empat saluran multispektral, yaitu band biru pesisir (costal blue), biru (blue), hijau (green) dan kuning (yellow) dikombinasikan menjadi 8 band rasio yang diintegrasikan dengan data kedalaman hasil lapangan 164 data titik sampel untuk pemodelan kedalaman dan 280 data titik sampel untuk uji akurasi dengan rentang kedalaman 0-24 m. Hasil pemodelan memperlihatkan bahwa model empiris batimetri terbaik yaitu rasio band biru dan band hijau dengan perolehan r yaitu 0.8162. Nilai uji akurasi menggunakan ICC yang diperoleh adalah sebesar 61% dan menggunakan RMSE sebesar 2.42. Penelitian ini memperlihatkan bahwa perolehan uji akurasi bagus dan band rasio biru / hijau mampu menampilkan kedalaman laut di Pulau Parang, Karimunjawa dari 0 m hingga 18 m. Diverse and shallow water depth conditions can be done using remote sensing technology with the help of satellite imagery. The purpose of this study is to examine algorithms based on the best spectral channel ratio for shallow water depth mapping using Worldview-2 multispectral satellite imagery, to study the accuracy of shallow water depth mapping based on analysis of Worldview-2 multispketral satellite imagery against depth survey results and to spatial analysis of shallow water depths based on the results. analysis of Worldview-2 multipectral satellite imagery. The use of Worldview-2 satellite imagery where with four multispectral channels, namely the coastal blue band (costal blue), blue (blue), green (green) and yellow (yellow) combined into 8 band ratios which is integrated with the depth of field data 164 point data samples for depth modeling and 280 sample point data for accuracy testing with a depth range of 0-24 m. The modeling results show that the best empirical bathymetry model is the ratio of the blue band and green band with the acquisition of r is 0.8162. The accuracy test value obtained using the ICC was 61% and using the RMSE was 2.42. This research shows that the results of the accuracy test are good and the blue / green ratio band is able to show the depth of the sea on Parang Island, Karimunjawa from 0 m to 18 m. 

Page 1 of 2 | Total Record : 11