Cermin Dunia Kedokteran
Cermin Dunia Kedokteran (e-ISSN: 2503-2720, p-ISSN: 0125-913X), merupakan jurnal kedokteran dengan akses terbuka dan review sejawat yang menerbitkan artikel penelitian maupun tinjauan pustaka dari bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat baik ilmu dasar, klinis serta epidemiologis yang menyangkut pencegahan, pengobatan maupun rehabilitasi. Jurnal ini ditujukan untuk membantu mewadahi publikasi ilmiah, penyegaran, serta membantu meningkatan dan penyebaran pengetahuan terkait dengan perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Terbit setiap bulan sekali dan disertai dengan artikel yang digunakan untuk CME - Continuing Medical Education yang bekerjasama dengan PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia)
Articles
16 Documents
Search results for
, issue
"Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi "
:
16 Documents
clear
Endokarditis Infektif: Diagnosis, Tatalaksana, dan Pencegahan
Herick Alvenus Willim
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.608
Endokarditis infektif (EI) disebabkan oleh infeksi mikroorganisme di permukaan endokardium, paling banyak mengenai katup jantung. EI berhubungan dengan komplikasi dan mortalitas yang signifikan. Diagnosis berdasarkan modifikasi kriteria Duke. Tatalaksana meliputi terapi empiris, terapi spesifik, dan pembedahan. Strategi pencegahan EI perlu diterapkan pada populasi umum, terutama pada pasien risiko tinggi. Infective endocarditis (IE) is caused by microorganism infection of the endocardial surface, most commonly affects cardiac valves. IE is associated with significant complication and mortality. Diagnosis is according to modified Duke criteria. Management includes empiric therapy, specific therapy, and surgery. IE prevention strategies are necessary in general population, especially in high-risk population.
Diagnosis dan Tatalaksana Infark Miokard Akut Ventrikel Kanan
Andy Kurnia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.609
Infark miokard akut ventrikel kanan (IMA-VKa) merupakan salah satu sindrom koroner akut (SKA) memiliki angka kejadian cukup tinggi. Perlu diagnosis serta tatalaksana secara cepat, tepat, dan akurat guna mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Right ventricle acute myocardial infarction is an acute coronary syndrome with high prevalance. Prompt and accurate diagnosis and management is needed to reduce morbodity and mortality
Diagnosis dan Tatalaksana Artritis Tuberkulosis
Sherly Lawrensia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.618
Artritis tuberkulosis (TB) adalah infeksi sendi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, sering mengenai satu sendi terutama pinggul atau lutut; merupakan penyakit tuberkulosis muskuloskeletal kedua tersering setelah spondilitis tuberkulosis. Diagnosis sering tertunda karena sering tidak disertai gejala konstitusional, tidak ada keterlibatan paru, onset tidak disadari, dan temuan radiografi awal tidak khas. Obat anti-tuberkulosis masih menjadi terapi pilihan utama. Tuberculous arthritis is an infection of joint caused by Mycobacterium tuberculosis. It often affects one joint, especially large weight-bearing joint (hip or knee). It is the second most common musculoskeletal tuberculosis disease after tuberculous spondylitis. Diagnosis is often delayed due to lack of constitutional symptoms or pulmonary involvement, lack of awareness, insidious onset, lack of characteristic early radiographic findings. The main treatment is appropriate antituberculosis drug therapy.
Manifestasi Klinis Infeksi COVID-19 pada Anak
Fabiola Vania Felicia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.619
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi baru dengan tingkat penyebaran sangat cepat dan saat ini menjadi pandemi. Sampai Juni 2020, tercatat sekitar 8 juta kasus positif COVID-19 di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh spesies coronavirus, SARS-CoV-2. COVID-19 ditularkan dari manusia ke manusia dan dapat menginfeksi seluruh kalangan usia. Sebagian besar kasus COVID-19 anak asimptomatik atau bergejala ringan, sehingga status infeksi COVID-19 anggota keluarga penting untuk deteksi infeksi COVID-19 pada anak. Konfirmasi kasus pada anak sama halnya pada kasus dewasa dengan pemeriksaan RT-PCR. Prinsip tatalaksana adalah isolasi, terapi suportif, dan simptomatik sesuai kondisi pasien. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new communicable disease that has spread rapidly around the world and causing a global pandemic. As of June 2020, approximately 8 million confirmed cases of COVID-19 have been reported worldwide. This disease is caused by coronavirus species, the novel severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 spreads through human-to-human transmission and affected every age group. Most cases of COVID-19 in children were asymptomatic or mild; family clustering is a strong epidemiological link in pediatric COVID-19. Preferred diagnostic test in children is similar to adult, with RT-PCR test. Management is based on clinical conditions, which include self-isolation, supportive therapy, and symptomatic therapy.
Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Treacher Collins
Bertha Kawilarang
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.620
Sindrom Treacher Collins adalah penyakit genetik langka yang menyebabkan berbagai malformasi kongenital terutama di kraniofasial. Diagnosis dapat ditegakkan sejak periode prenatal atau postnatal, analisis genetik untuk menentukan adanya mutasi gen merupakan diagnosis definitif. Tatalaksana multidisiplin dengan perencanaan tindakan operatif ataupun non-operatif sejak lahir hingga usia dewasa. Treacher Collins syndrome is a rare genetic disease which causes various congenital malformations mainly in the craniofacial region. Diagnosis can be made in prenatal or postnatal period, genetic analysis to determine gene mutation remains as definitive diagnosis. Management requires a multidisciplinary approach, with of either operative or non-operative planning since birth to adult.
Tinjauan atas Hand, Foot, and Mouth Disease
Bella Kurnia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.621
Hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah infeksi enterovirus yang sering terjadi pada anak-anak di bawah 10 tahun. HFMD ditandai dengan lesi pada mulut, tangan, dan kaki. HFMD pernah menjadi Kejadian Luar Biasa dalam 1 dekade terakhir. HFMD sangat infeksius, biasanya ringan dan self limiting, akan tetapi dapat menimbulkan komplikasi berat. Hand, foot, and mouth disease (HFMD) is an enterovirus infection commonly found in children under 10 year-old. HFMD characterized by lesion in the mouth, hand, and foot. HFMD outbreaks occur in the last decade. HFMD is very infectious but mild and self-limiting; however, there were several severe complications of HFMD.
Efikasi Suplementasi Vitamin D terhadap Indeks Glikemik pada Diabetes Melitus Gestasional
Yolanda Safitri;
Rachma Novita;
Melva Louisa
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.625
Beberapa studi efikasi suplementasi vitamin D pada diabetes melitus gestasional hasilnya masih bertentangan. Laporan kasus berbasis bukti ini bertujuan untuk konfirmasi efikasi suplementasi vitamin D terhadap kontrol glikemik pada wanita hamil dengan diabetes melitus gestasional dan hipovitaminosis D. Pencarian artikel komprehensif melalui PubMed dan Scopus. Studi yang dipilih adalah studi dengan desain randomized controlled trial atau systematic review pada wanita hamil dengan diabetes melitus gestasional dan hipovitaminosis D membandingkan terapi standar obat anti-diabetes (OAD) dengan obat terapi standar dan suplementasi vitamin D. Telaah kritis sesuai perangkat dari Center for Evidence Based Medicine (CEBM). Diperoleh 3 studi systematic review yang memenuhi kriteria eligibilitas. Dua studi menunjukkan perbedaan kadar glukosa darah puasa dan HbA1C yang bermakna secara statistik dan klinis pada kelompok yang mendapat suplementasi vitamin D dibandingkan kelompok kontrol. Satu studi hasilnya tidak bermakna. Results of recent studies on the use of vitamin D supplementation in gestational diabetes mellitus were conflicting. This evidence-based case report aimed to confirm the efficacy of vitamin D supplementation on glycemic control in pregnant women with gestational diabetes mellitus and hypovitaminosis D. A comprehensive search for articles in PubMed and Scopus included randomized controlled trial or systematic reviews in gestational diabetes mellitus and hypovitaminosis D comparing standard anti-diabetic drug therapy (OAD) with standard therapeutic drugs and vitamin D supplementation. Critical appraisals were done using the tools from Center for Evidence Based Medicine (CEBM). Three systematic reviews met the eligibility criteria. Two studies showed statistically and clinically significant differences in fasting blood glucose and HbA1C level in vitamin D supplementation group compared to the control group, while the result of the third study was not significant.
Biopsi Tumor Payudara
IGN Gunawan Wibisana;
Farida Briani Sobri
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.627
Anjuran skrining mammografi untuk deteksi dini kanker payudara menghasilkan bertambah banyaknya penemuan lesi payudara yang masih terlokalisasi. Selanjutnya, lesi baru tersebut membutuhkan tindakan biopsi untuk mendapatkan diagnosis histopatologi. Biopsi lesi payudara perkutan dengan panduan pencitraan merupakan metode diagnostik terpilih dibandingkan teknik konvensional biopsi terbuka. Beberapa teknik biopsi perkutan pada payudara, yaitu biopsi aspirasi jarum halus/fine-needle aspiration biopsy (FNAB), biopsi core, dan vacuum-assisted breast biopsy (VABB). Mammography screening results in more findings of localized breast lesion. These lesions need biopsy to acquire histopathological diagnosis. Percutaneous biopsy with imaging guidance is the preferred method as compared with open conventional biopsy. Techniques for breast percutaneous biopsy includes fine-needle aspiration biopsy (FNAB), core biopsy, and vacuum-assisted breast biopsy (VABB).
Tinjauan atas Glucagon-like Peptide-1 Receptor Agonist
Johan Indra Lukito
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.628
GLP-1 receptor agonist secara struktur mirip hormon alami GLP-1 yang memiliki efek incretin, namun degradasinya dapat dicegah oleh DPP-4. Saat ini terdapat 8 jenis yang terdiri dari exenatide, exenatide ER, liraglutide, albiglutide, dulaglutide, lixisenatide, semaglutide injeksi, dan semaglitode oral. GLP-1 receptor agonist merupakan pilihan pengobatan DM tipe 2 baik sebagai tambahan maupun monoterapi. The GLP-1 receptor agonist is structurally similar to the natural hormone GLP-1 which has an incretin effect but prevented from breakdown by DPP-4. There are currently 8 types of GLP-1: exenatide, exenatide ER, liraglutide, albiglutide, dulaglutide, lixisenatide, injection semaglutide, and oral semaglutide. GLP-1 receptor agonist is an option for the treatment of type 2 DM both as adjunctive and as monotherapy.
Pitiriasis Rubra Pilaris yang Berhubungan dengan HIV
Rudi Chandra;
Abdul Arif;
Cayadi S Antonius
Cermin Dunia Kedokteran Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55175/cdk.v47i6.629
Pitiriasis rubra pilaris (PRP) merupakan dermatosis papuloskuamosa idiopatik yang tidak diketahui penyebabnya, ditandai dengan papul-papul folikular hiperkeratotik berkoalesen menjadi plak bersisik jingga-kemerahan, islands of sparing, dan keratoderma palmoplantar. PRP awalnya diklasifikasikan oleh Griffiths ke dalam 5 kelompok berdasarkan gambaran klinis, onset usia, dan prognosis. Kemudian oleh Miralles, et al, diusulkan kelompok ke-6 yang berhubungan dengan human immunodeficiency virus (HIV). Insidens PRP berkisar dari 1 dari 5.000 di Inggris sampai 1 dari 50.000 di India, puncaknya pada dekade pertama dan kelima. Diagnosis PRP melalui manifestasi klinis dan pemeriksaan histopatologi. Pilihan pengobatan PRP tipe VI berbeda dengan tipe lainnya. Pityriasis rubra pilaris (PRP) is an idiopathic papulosquamous dermatosis with unknown etiology; characterized by hyperkeratotic follicular papules which coalesce into reddish-orange scaly plaques, islands of sparing, and palmoplantar keratoderma. PRP was initially classified by Griffiths into 5 groups based on clinical features, age of onset, and prognosis. Miralles et al. proposed the 6th group related to human immunodeficiency virus (HIV). The incidence of PRP ranges from 1 in 5.000 in the UK to 1 in 50.000 in India, with peaks in the first and fifth decades. Diagnosis can be established through clinical manifestations and histopathological examination. Treatment options for PRP type VI are different from other types.