Jurnal Al-Fikrah
Jurnal al-Fikrah merupakan jurnal ilmiah yang memuat naskah di bidang hukum, pendidikan dan dakwah Islam. Terbit Pertama Volume 1 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2012 secara cetak. Kemudian Tahun 2020 baru diterbitkan dalam versi Online. Ruang lingkup dari Jurnal al-Fikrah berupa hasil penelitian dan kajian analisis -kritis dengan tujuan sebagai wadah yang kredibel bagi akademisi dan peneliti untuk menyebarluaskan karya, studi, makalah, dan bentuk penelitian lainnya. Pembentukannya bertujuan untuk menjadi jurnal ilmiah dengan reputasi nasional serta mempromosikan kemajuan, pemahaman, dan hukum, pendidikan dan dakwah Islam. Pemuatan artikel di jurnal ini dialamatkan ke website https://ejournal.iaialaziziyah.ac.id/index.php/jiaf Informasi lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia di dalam setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi mitra bestari (reviewer) atau editor. Jurnal al-Fikrah diterbitkan oleh institut Agama Islam al-Aziziyah Samalanga, Bireuen, Aceh, Indonesia. al-Fikrah adalah jurnal ilmiah dan referensi yang menyediakan sumber informasi resmi bagi para sarjana, akademisi, dan profesional di bidang hukum, pendidikan dan dakwah Islam. Jurnal ini diterbitkan dalam bentuk cetak dan online yang dapat di unduh secara gratis, yang mana akan diterbitkan secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun.
Articles
8 Documents
Search results for
, issue
"Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah"
:
8 Documents
clear
Peran Bimbingan Dakwah Dalam Pembinaan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Muslimat Samalanga Kabupaten Bireuen
Saidaturrahmah
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.157
Peran penting Pondok Pesantren tidak terlepas dari fungsi tradisionalnya sebagai transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam. Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti untuk mengetahui Peranan Dakwah dalam Pembinaan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Muslimat kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Pembinaan akhlak harus diberikan kepada peserta didik oleh lembaga pendidikan, agar memiliki kepribadian muslim yang mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta menjauhi akhlak yang buruk. Dakwah Ustadz memiliki peranan yang besar dan strategis dalam upaya melakukan pembinaan akhlak peserta didik didalam lembaga pesantren agar mereka dapat istiqomah dalam mengaplikasikan akhlak secara baik. Ustadz telah berperan dalam mengembangkan akhlak santri hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan baik melalui nasehat, hukuman dengan cara mendidik maupun pendidikan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral, serta etika bersosial baik dalam lingkup pesantren maupun diluar pesantren. Namun upaya tersebut belum sepenuhnya terlaksana secara optimal, hal tersebut diindikasikan masih adanya peserta didik yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai ajaran Islam. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan, adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif yang difokuskan pada objek dan subjek penelitian (Peranan Dakwah dan Santri). Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data sehingga hasil penelitian adalah a) Ustadz sebagai pengasuh pondok pesantren b) Ustadz sebagai guru atau pengajar (pendidik) dan pembimbing bagi santri. c) Ustadz sebagai orangtua kedua bagi santri. d) Ustadz sebagai peminpin. Namun tidak cukup sebatas dengan peran tersebut, melainkan juga perlu memohon kepada Dzat yang maha kuasa agar tugas-tugas yang dijalankan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Karakteristik Anak Usia Pendidikan Menengah
Mutia
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.229
Pendidikan merupakan kunci utama bagi manusia dan dianggap sebagai bidang yang paling strategis untuk mewujudkan kesejahteraan nasional. Pendidikan dimulai dari tingkat dasar sampai jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mencetak/menghasilkan Sumber Daya Manusia yang unggul. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik anak usia pendidikan menengah meliputi masa remaja awal dan masa remaja akhir. Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan deskriptif. Adapun hasil temuan menunjukkan bahwa masa remaja (masa anak usia pendidikan menengah) adalah masa pencarian dan penjelajahan identitas diri yang sangat membutuhkan kepada pembinaan dan bimbingan yang terarah agar mereka bisa hidup dengan baik.
Peran Guru Sebagai Motivator Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa
Amiruddin;
Zulfan Fahmi
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.259
Peran guru bukan sekedar mengarahkan dan memberikan materi pembelajaran akan tetapi guru harus bisa berperan sebagai motivator kepada anak didik, dengan adanya guru memberikan motivasi kepada anak didik, sungguh akan menjadi pengaruh terbesar dalam mencapaikan hasil belajar yang di inginkan. Siswa dari malas menjadi rajin, dari bodoh menjadi cerdas, dari nakal menjadi patuh dan dari gagal menjadi berhasil. Itu semua akan ada dengan adanya guru selalu menaburkan motivasi kepada anak didikannya agar untuk bisa bertumbuh berbagai keberhasilan dan minat yang mantap dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan untuk bisa menjadi manusia yang berbakat dan cerdas bagi agama dan bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran guru sebagai motivator dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Kajian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan untuk mencari sumber-sumber yang sesuai dengan tema ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran guru dalam memotivasikan siswa sangatlah penting, khususnya bagi siswa yang memiliki motivasi lemah. Hasil belajar yang di inginkan, tergantung bagaimana sistem guru dalam meningkatkan hasil belajar santri agar terlebih afektif dan bermutu dan metode apa saja guru dalam menggembangkan materi pembelajaran agar mereka tidak jenuh dan selalu bergairah diberbagai situasi dan kondisi sehingga menjadikan mereka manusia yang cerdas dan berprestasi. Tugas guru selalu memberikan motivasi dalam tujuan belajar, dan memberikan nasehat yang bisa melunakkan hati para murid dari nakal menjadi patuh, dari malas menjadi rajin, dari bodoh menjadi cerdas, dari gagal menjadi berhasil.
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PAI DI SD MUHAMMADIYAH NGESTIHARJO
Aisyatur Rasyidah;
Rina Sarifah;
Lustia Bekti;
Djamaluddin Perawironegoro
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.262
This study focuses on the management of school financing, and how schools improve the quality of education, especially for the quality of Islamic religious education through financing. Thus, this study aims as one of the strategies that can be applied by private education institutions in Indonesia. This study uses a qualitative method, with a case study of private school education financing, namely SD Muhammadiyah Ngestiharjo which is considered to be able to overcome the problem of financing private education. SD Muhammadiyah Ngestiharjo realizes a free education program by the government. Through this program, the management of education financing carried out by SD Muhammadiyah Ngestiharjo becomes disciplined through planning, implementation, supervision and accountability. This management is in accordance with the theory of financial management, namely through input-process-output. This activity is carried out so that financing in schools is realized and maintained so that the school's vision and mission can be achieved.
Aktualisasi Konsep ‘Adalah Dalam Hukum Pernikahan Perspektif Fiqh Syafi’iyyah
Mazani Hanafiah
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.269
The practice of marriage in society is sometimes constrained by fairness marriage guardians and marriage witnesses, even though not all sharia cases for their validity are fair and spiritual, and some are not a requirement at all. This study seeks to actualize the concept of 'is', and the clarity of fair status on guardians and witnesses of marriage. This study uses a type of qualitative research using a normative approach, data collection techniques through library research, data collected through primary and secondary sources were analyzed using descriptive analysis methods (content analysis). The author finds that 'is is a trait that is embedded in a person's soul so that he avoids committing major sins, does not continue to do small sins, obeys to dominate his disobedience, and maintains honor. The provisions of marriage guardians and marriage witnesses must be fair in the hajiy (secondary) category, so that their justice is enough to know their appearance, they do not have to know their inner fairness. Marriages that take place with special guardians and marriage witnesses who commit minor sins are still valid if their obedience dominates the immorality, it is fair for them to just look at their daily behavior that they maintain religion and honor, while marriages carried out by guardians are still valid even if they are wicked.
Ketentuan Batas Usia Wali Nasab Dalam Pernikahan : (Analisis Pasal 18 PMA Nomor 11 Tahun 2007 dan Fiqh Al-Syāfi’iyah)
Faisal
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.307
Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 11 Tahun 2007 tentang Pencatatan Nikah disebutkan salah satu syarat bagi wali nikah adalah baligh (berumur sekurang-kurangnya 19 tahun). Jadi usia baligh menurut ketentuan PMA 11/2007 adalah 19 tahun, seorang wali nasab yang telah baligh tetapi belum berusia 19 tahun, maka wali nasab tersebut tidak dapat menjadi wali nikah. Sedangkan Fiqh Syafi’īyah tidak seperti demikian. Berdasarkan hal di atas maka akan nampak sebuah kesenjangan dalam menetapkan usia baligh. Peraturan Menteri Agama (PMA) menentukan usia baligh minimalnya 19 untuk sah seorang menjadi wali nasab. Sedangkan Fiqh Syafi’īyah tidak seperti demikian. Sehingga butuh sebuah analisa terhadap ketentuan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Dari segi jenisnya penelitian ini adalah penelitian kualitatif, bersifat deskriptif analisis, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketentuan usia wali nasab menurut Pasal 18 PMA No. 11 Tahun 2007 adalah 19 tahun, seorang wali nasab yang belum berusia 19 tahun maka wali nasab tersebut tidak dapat menjadi wali nikah. Dalam Fiqh Syāfi’iyah tidak ada ketentuan usia wali nasab dalam pernikahan harus mencapai 19 tahun, bahkan orang yang telah berusia 15 tahun pun sah menjadi wali nikah, karena menurut Fiqh al-Syāfi’iyah wali dianggap baligh apabila ia telah mencapai ihtilam yaitu apabila telah mengeluarkan air mani baik dalam mimpi atau dalam keadaan terjaga, sehingga jika seorang wali yang telah berusia lima belas tahun menikahkan saudara perempuannya sedangkan ia belum mencapai umur 19 tahun maka nikahnya dianggap sah, karena perwaliannya dianggap sah.
Analisis Potensi Pengembangan Ekonomi Mandiri Guru Dayah Mudi Mesra Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
Fakrurradhi
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.323
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan ekonomi mandiri dayah Mudi Mesra Samalanga Aceh. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan ( field research ) dengan pendekatan fenomenologis dan sosiologis yang bersifat deskriptif analisis. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah observasi lapangan dan wawancara Ketua Bidang Perdagangan, serta ketua yang membidangi unit-unit usaha bidang ekonomi BUMM (Badan Usaha Milik Mudi). Teknik Analisis data yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan pola induktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dayah Mudi Mesra Samalanga Aceh sangat potensial dalam pengembangan ekonomi mandiri terutama pada bidang pengelolaan sampah organik, kantin, katering, dan koperasi waserda. Usaha yang telah dijalankan saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan operasional dayah bahkan kebutuhan dewan guru baik primer maupun sekunder.
Metode Pendidikan Keluarga Bagi Anak Perempuan Di Gampong Rima Jeuneu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Syahrul Awali
Al-Fikrah Vol 11 No 1 (2022): Jurnal Al-Fikrah
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54621/jiaf.v11i1.382
Selama terjadinya konflik dalam kurun waktu 30 tahun, telah menempatkan rakyat Aceh pada posisi yang stragis dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan,bahkan telah pudarnya nilai-nilai sosial dan adat yang selama ini melakat dalam kehidupan masyarakat Aceh. Konflik yang berkepanjangan telah menimbulkan banyaknya sarana dan prasarana pendidikan rusak. Konflik juga telah mengakibatkan anak-anak Aceh strauma secara psikologis Pendidikan anak merupakan tanggung jawab keluarga yang paling utama khususnya terhadap anak perempuan. Peneliti ingin mengkaji bagaimana Peran keluarga dalam mendidik anak perempuan di Gampong Rima Jeuneu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dan metode apa saja yang mereka gunakan?. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi atau pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Peran keluarga dalam mendidik anak perempuan di Gampong Rima Jeuneu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar adalah memuji Anak perempuan mereka ketika mematuhi perintah orang tua, selalu menyediakan pakain yang rapi serta menutup aurat dan selalu menjaga anaknya agar tidak berbuat kesalahan. Metode orang tua dalam mendidik anak perempuan di dalam keluarga di Gampong Rima Jeuneu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar adalah dengan metode dengan cara bersabar, menasihati, selalu memberikan bimbingan kepada anak perempuan, mengingatkan untuk berbakti kepada orang tua dan memberikan pendidikan bukan hanya disekolah saja tetapi ditempat lain juga seperti di tempat les, pengajian, dirumah dan ditempat lainnya.