cover
Contact Name
Shanti Fitriani
Contact Email
sagu@ejournal.unri.ac.id
Phone
+6281277044311
Journal Mail Official
sagu@ejournal.unri.ac.id
Editorial Address
Fakultas Pertanian Universitas Riau Kampus Bina Widya Km. 12 Simpang Baru Pekanbaru, 28293
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Sagu
Published by Universitas Riau
ISSN : 14424424     EISSN : 27164365     DOI : http://dx.doi.org/10.31258/sagu
(SAGU) Agricultural Science and Technology Journal merupakan jurnal ilmiah dalam bidang ilmu dan teknologi pertanian yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Maret dan September
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2021)" : 5 Documents clear
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA TEPUNG KELADI SINABOI (Colocasia esculenta) Fahroji Fahroji; Viona Zulfia
Jurnal Sagu Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.274 KB) | DOI: 10.31258/sagu.20.2.p.60-65

Abstract

Talas/keladi merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau. Keladi Sinaboi secara umum masih dijual dalam bentuk umbi segar. Pengolahan tepung keladi menjadi salah satu alternatif meningkatkan nilai tambah bagi petani. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari karakteristik fisikokimia umbi dan tepung keladi. Keladi diperoleh dari Kecamatan Sinaboi kemudian dibawa ke Labaratorium Pascapanen BPTP Riau dan dibuat menjadi tepung. Umbi keladi dan tepung kemudian dianalisa karakteristik fisikokimianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keladi Sinaboi dikelompokkan menjadi 2 grade yaitu ukuran besar (BB) dengan berat rata-rata 959 gr dan ukuran kecil (BK) dengan berat rata-rata 501 gr. Sedangkan ukuran umbi grade BB 41% lebih panjang daripada umbi grade BK. Umbi keladi memiliki kadar air 62,93%, abu 1,42%, protein total 2,30%, lemak 0,09%, serat kasar 0,76%, gula reduksi 1,62%, pati 27,54%, amilosa 6,85%, L* 86,37, a* 5,40, dan b* 8,52. Tepung keladi memiliki kadar air 11,63%, abu 3,17%, protein total 5,73%, lemak 0,27%, serat kasar 1,22%, gula reduksi 1,94%, pati 67,80%, amilosa 14,92%, L* 83,17, a* 6,99, dan b* 5,19.
KINETIKA PERTUMBUHAN SELULOSA MIKROBIAL TERHADAP PEMBUATAN NATA DE PINA DENGAN PENAMBAHAN SUKROSA Tika Fadilah; Fajar Restuhadi; Usman Pato
Jurnal Sagu Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.532 KB) | DOI: 10.31258/sagu.20.2.p.73-79

Abstract

Produk nata yang berasal dari kulit nanas dikenal dengan nata de pina.  Pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dengan studi kinetika fermentasi berguna untuk mengetahui pertumbuhan selulosa dengan kecepatan maksimum (Vmaks) dan tetapan Michaelis-Menten (KM). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi sukrosa yang optimum terhadap produksi, rendemen, dan nilai kecepatan maksimum (Vmaks) serta tetapan Michaelis-Menten (KM) pada selulosa mikrobial yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan empat ulangan sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah S1 (sukrosa 1%), S2 (sukrosa 3%), S3 (sukrosa 6%), dan S4 (sukrosa 9%). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA). Jika Fhitung ≥ dari Ftabel maka akan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%.  Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan sukrosa dengan berbagai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap ketebalan nata, berat basah nata, berat kering nata, rendemen, namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula total. Konsentrasi sukrosa yang optimum pada penelitian ini adalah perlakuan S3 (sukrosa 6%) yang memiliki ketebalan nata 0,81 cm, berat basah nata 15,92 g, berat kering nata 12,92 g, rendemen 3,32%, dan kadar gula totalnya 7,04%. Nilai Vmaks yang didapatkan adalah 1,4708 µM/mL menit dan nilai KM 3,7341 µM
CONCENTRATION OF CINNAMON ON QUALITY OF CANDIED PINEAPPLE PITH (Ananas comosus L. Merr) DURING STORAGE Marwita Marwita; Raswen Efendi; Evy Rossi
Jurnal Sagu Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.646 KB) | DOI: 10.31258/sagu.20.2.p.49-59

Abstract

The purpose of this research is to obtain the best concentration of cinnamon on the quality of candied pineapple pith (Ananas comosusL. Merr) during storage. This research used a Completely Randomized Design (CRD) with five   theatments and three replications to obtain 15 experimental units. The treatments in this study were K1 (6% cinnamon concentration), K2 (8% cinnamon concentration), K3 (10% cinnamon concentration), K4 (12% cinnamon concentration), and K5 (14% cinnamon concentration). The data obtained were  analyzed statistically using ANOVA and DNMRT test at 5% level. The results showed that the concentration of cinnamon in candied pineapple pith significantly affected the water content, total sugar content, pH, vitamin C, total plate count, overall descriptive and hedonic sensory assessment. The best treatment after 18 days of storage was K3 treatment (10% cinnamon concentration) with an average moisture content of 24.46%, total sugar content of 19.90%, acidity (pH) 4.36, vitamin C 1.08 mg/100 g, and total plate counts of 71,00 × 10^3 koloni/g. Overall sensory assessment favored by panelists with a description of yellowish brown color, very aromatic pineapple and cinnamon, taste of cinnamon and  slightly hard texture.  Keywords: Candied,Cinnamon, Pineapple 
RASIO TAHU DAN NANGKA MUDA DALAM PEMBUATAN NUGGET Liana Sari; Dewi Fortuna Ayu, S.TP, MP
Jurnal Sagu Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.263 KB) | DOI: 10.31258/sagu.20.2.p.66-72

Abstract

Nugget merupakan salah satu makanan siap saji yang banyak digemari masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Nugget yang paling banyak beredar di pasaran adalah terbuat dari bahan dasar daging ayam. Bahan dasar nugget dapat digantikan tahu dengan pertimbangan bahan baku mudah diperoleh. Bahan tambahan dalam pembuatan nugget tahu yaitu nangka muda.  Penggunaan nangka muda dalam pembuatan nugget ini karena nangka muda termasuk ke dalam bahan pangan yang mengandung kadar serat yang tinggi.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi terbaik dari penambahan nangka muda dalam pembuatan nugget berbahan dasar tahu.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 15 unit percobaan.  Perlakuan yang digunakan adalah TN1 (100 tahu : 0 nangka muda), TN2 (85 tahu : 15 nangka muda), TN3 (80 tahu : 20 nangka muda), TN4 (75 tahu : 25 nangka muda), dan TN5 (70 tahu : 30 nangka muda). Parameter yang diamati yaitu kadar air, kadar protein, kadar serat kasar serta penilaian sensori secara deskriptif dan hedonik terhadap warna, aroma, kekenyalan dan rasa.Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada penelitian adalah 80 : 20 yang telah memenuhi persyaratan mutu nugget.  Penilaian sensori secara keseluruhan terhadap nugget perlakuan terbaik yaitu dengan deskripsi berwarna kuning, beraroma nangka dan tahu, bertekstur agak kenyal dan agak berasa tahu dan nangka serta memiliki kadar air 57,13%, kadar protein 9,62% dan kadar serat 0,94%.
KEMASAN PINTAR BERBASIS EKSTRAK UBI UNGU SEBAGAI INDIKATOR KESEGARAN FILET IKAN PATIN PADA SUHU CHILLER Rina Ningtyas; Anisa Dewi Saraswati
Jurnal Sagu Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.804 KB) | DOI: 10.31258/sagu.20.2.p.40-48

Abstract

Ikan patin (pangasius sp.) mengandung lemak dan protein tinggi sehingga rentan mengalami pembusukan. Untuk mengurangi risiko tersebut, dilakukan pendinginan pada penyimpanan serta pengemasan ikan patin dengan penambahan indikator kesegaran untuk mempermudah konsumen mengenali kualitas ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna indikator selama masa penyimpanan, serta mengetahui korelasi perubahan warna label indikator dengan mutu ikan patin. Label indikator dibuat menggunakan pewarna alami berupa antosianin dari ekstrak ubi ungu. Ubi ungu diekstraksi dengan menggunakan alkohol 70%, kemudian dilakukan variasi pH pada lautan ekstrak (pH 2, 5, 8, dan 11). Variasi pH ini digunakan sebagai larutan indikator. Sensitivitas larutan terhadap gas amin diuji dengan menggunakan NH4OH yang diletakan bersama larutan indikator di wadah tertutup selama 2 jam. Pengujian label indikator dilakukan dengan aplikasi pada ikan patin, selain itu dilakukan pengukuran nilai L*a*b*, pH ikan, dan uji organoleptik yang dilakukan setiap 4 hari selama 12 hari dengan 2 ulangan. Hasil uji sensitivitas didapatkan bahwa larutan indikator sensitif dan menujukkan perubahan warna terhadap uap NH3 yang dihasilkan selama pengujian. Berdasarkan pengukuran nilai L*a*b, variasi pH 2 dan 5 menghasilkan perubahan warna yang signifikan dan sesuai dengan hasil pengamatan secara visual dimana warna label berubah dari merah muda dan ungu menjadi biru muda. Sedangkan variasi pH 8 dan 11 tampak terjadi pemudaran warna. Hasil pengukuran pH awal 7.4±0.0 dan pH akhir 7.7±0.28. Hasil uji organoleptik menunjukan ikan sudah tidak segar pada hari ke-4 berdasarkan penilaian kenampakan, bau, dan tekstur (SNI 2729:2013). Kesimpulan yang didapatkan adalah ekstrak antosianin ubi ungu dapat digunakan untuk mendeteksi kesegaran ikan patin.

Page 1 of 1 | Total Record : 5