cover
Contact Name
Prof. Widiatmaka
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jtl_soilipb@yahoo.com
Editorial Address
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti Wing 12 Lt 4, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment)
ISSN : 14107333     EISSN : 25492853     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan merupakan media yang menyajikan artikel mengenai hasil penelitian dan telaah perkembangan mutakhir dalam bidang ilmu tanah, air, dan ilmu lingkungan sebagai bahan kajian utama.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan" : 6 Documents clear
MODEL SPASIAL KERUSAKAN LAHAN DAN PENCEMARAN AIR AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI RAYA, KALIMANTAN BARAT Romiyanto Romiyanto; Baba Barus; Untung Sudadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.742 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.47-53

Abstract

Illegal gold mining activities create mine pits, taillings, stressed vegetation and unvegetated land. The aims of this study were to identify and to develop spatial model of land degradation and water pollution caused by illegal gold mining activities in Raya watershed, West Kalimantan. The spatial land degradation model was developed by multiplication the score of mine age and type of mine tailings, while the scores for water pollution was based on the results of spatial distribution analysis of the water’s total dissolved solids (TDS) and Hg concentration levels in Lake Serantangan. Vegetations of the degraded area showed nutrient deficiency and toxicity symptoms. Based on the NDVI (normalized difference vegetation index), the degraded area generated a value range of 0.1-0.6. Mine land in the study area were classified as rather degraded (29.33%), degraded (28.70%), and severe degraded (41.97% of the total 4,551 ha area). While, 65.87% or 83 ha of the Lake Serantangan area was classified as severely polluted based on the water’s concentration of Hg and TDS. The accuracy of the spatial model developed was 88.30 and 82.57% for land degradation and water pollution, respectively. Keywords: Illegal gold mining, land degradation, spatial model, water pollution
KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MIKROARTHROPODA PADA MIKROHABITAT KELAPA SAWIT Titik Tri Wahyuni; Rahayu Widyastuti; Dwi Andreas Santosa
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.98 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.54-59

Abstract

Acari dan Collembola merupakan mikroarthropoda yang hidup di tanah dan lapisan serasah. Dalam ekosistem mikroarthropoda berperan aktif dalam proses dekomposisi yaitu dalam fragmentasi bahan organik sehingga dapat mempercepat penghancuran bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda pada berbagai mikrohabitat kelapa sawit. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu pengambilan sampel, ekstraksi dan identifikasi fauna tanah. Plot pengambilan sampel diambil dengan jarak 50 x 50 m yang terdiri dari 5 titik, setiap titik terdiri dari 11 mikrohabitat. Sampel diambil pada beberapa mikrohabitat kelapa sawit yaitu tanah dengan jarak 0 m; 1 m; 3m dari tanaman kelapa sawit, gawangan kompos, pelepah pada ketinggian 30 cm; 90 cm; 150 cm, epifit pada ketinggian 30 cm; 90 cm; 150 cm dan tonggak. Sampel diambil pada bulan Januari 2014. Ekstraksi mikroarthropoda menggunakan Kempson Extractor, sedangkan identifikasi dilakukan sampai tingkat subordo untuk Acari dan famili untuk Collembola. Kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda dihitung menggunakan rumus kelimpahan menurut Meyer dan indeks keanekaragaman Shanonn (Shannon’s diversity index). Untuk mengetahui perbedaan kelimpahan dan keanekaragaman mikroarthropoda di berbagai mikrohabitat digunakan analisis sidik ragam satu arah (one-way ANOVA) dan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan mikroarthropoda tertinggi ditemukan pada pelepah dan epifit. Kelimpahan Acari tertinggi ditemukan pada mikrohabitat epifit dengan ketinggian 30 cm yaitu 4,408 individu m-2, sedangkan kelimpahan Collembola tertinggi ditemukan pada mikrohabitat pelepah dengan ketinggian 150 cm yaitu 6,173 individu m-2. Kondisi mikroklimat pada mikrohabitat pelepah dan epifit lebih sesuai untuk kehidupan mikroarthropoda dibandingkan dengan mikrohabitat yang diteliti. Keanekaragaman mikroarthropoda pada mikrohabitat kelapa sawit tergolong rendah berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon. Kata kunci: Kelimpahan, keanekaragaman, mikroarthropoda, mikrohabitat, kelapa sawit
PEMANTAUAN BAHAYA KEKERINGAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Nina Widiana Darojati; Baba Barus; Euis Sunarti
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.876 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.60-68

Abstract

Kekeringan sebagai peristiwa alam dan menyerang secara perlahan, telah menimbulkan kerugian bagi petani di Kabupaten Indramayu. Mengingat kekeringan merupakan kejadian yang dapat berulang, maka perlu dilakukan upaya pemantauan dan mengidentifikasi faktor-faktor bahaya kekeringan, agar dapat dikembangkan model bahaya kekeringan. Disamping itu, perlu dilakukan pemetaan untuk diketahui sebaran kekeringan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengembangan pertanian dan kebijakan lainnya, serta dapat meminimalkan kerugian yang mungkin di alami di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan metode dengan mengidentifikasi faktor-faktor bahaya kekeringan dan mengembangkan model kekeringan. Tiap-tiap faktor diberi skor dan bobot berdasarkan urutan kepentingan atau pengaruhnya terhadap bahaya kekeringan kemudian digabungkan dengan metode MCE (Multi Criteria Evaluation). Model diterapkan pada 3 (tiga) titik tahun yaitu 2003, 2008 dan 2012 dalam dua versi. Versi 1 yakni dengan tidak menyertakan jarak dari jaringan irigasi dan versi 2 adalah dengan menyertakan jarak dari jaringan irigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahaya kekeringan yang memiliki pengaruh paling besar sampai dengan paling rendah adalah curah hujan, penggunaan lahan, jarak ke sumber air, tekstur tanah, suhu permukaan tanah, sehingga diperoleh model dengan formulasi: H=(0.34SPI)+(0.20L)+(0.19B)+(0.17Jt)+(0.10LST). Sebaran bahaya kekeringan pada model versi 2 memiliki luasan bahaya kekeringan lebih sedikit dari model versi 1 dan memiliki nilai akurasi lebih rendah dari versi 1. Model versi 2 merupakan kondisi ideal, tetapi jaringan irigasi kurang berperan pada masa musim kemarau. Sementara itu, model versi 1 memiliki tingkat validasi yang cukup signifikan. Versi 1 merupakan kondisi yang mendekati keadaan sebenarnya di lapangan. Kata kunci: Kekeringan, bahaya, suhu tanah, evaluasi multi kriteria, Indek Standar Curah Hujan
POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN PERIURBAN DI KABUPATEN BOGOR Herwita Andriamasari; Wahju Qamara Mugnisjah; Aris Munandar
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.06 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.69-74

Abstract

Trend baru dalam pengembangan pertanian di dunia saat ini adalah menganalisis potensi produksi pangan di kota-kota besar dengan mengintegrasikan kebijakan dan program penggunaan lahan, manajemen sumber daya alam dan perubahan lanskap pedesaan di area metropolitan. Kabupaten Bogor merupakan bagian dari kesatuan wilayah mega-city Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang terkena dampak perkembangan kota secara langsung. Dampak ini ditandai dengan perubahan lahan, salah satunya pertanian (lahan basah dan lahan kering), mengalami perubahan menjadi lahan terbangun sebesar 47,953 ha (16.04%). Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi periurban agriculuture di Kabupaten Bogor dengan menggunakan penginderaan jauh, GIS, dan AHP. Rekomendasi utama studi ini dalam pengembangan pertanian multifungsi adalah pengembangan pertanian yang mengutamakan perlindungan lingkungan (pertanian ramah lingkungan) dengan strategi pengembangan melalui aspek ekonomi dan sosial. Kata kunci : Kabupaten Bogor, area Jabodetabek, pertanian multifungsi, pertanian peri-urban
PEMODELAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN MENGGUNAKAN CLUE-S Toga Pandapotan Sinurat; Khursatul Munibah; Dwi Putro Tejo Baskoro
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1086.243 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.75-82

Abstract

The growth of a region has changed land-use pattern, not only in urban areas but also rural areas such as Humbang Hasundutan regency, North Sumatra Province. As one district that newly developed since its establishment in 2003, land-use change has affected the environment such as the emergence of degraded land due to deforestation and other environmental vulnerability issues in some sub districts. CLUE-S (the Conversion of Land Use and its Effects at Small region extents) model with a combination of dynamic systems and quantification of empirical relationships between land-use and its driving factors was chosen to predict land-use change that improves an understanding of land allocation planning. The aims of this study were to analyze land-use change in Humbang Hasundutan district and predict the changes in year 2033. The results showed Humbang Hasundutan district has 5,362 hectares of forest cover loss in period of years 2003 to 2013. Land use change simulation by using scenario with restricted area policy and forest land rehabilitation can maintain forest cover over 30 % and contribute to augment forest vegetation on degraded lands by 47.87 % in year 2033. Keywords: CLUE-S, degraded land, forest cover, land-use change
DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN INDUSTRI KAITANNYA DENGAN PDRB SEKTOR INDUSTRI DI JABODETABEK Dewi Setyowati; Khursatul Munibah; Setia Hadi
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.156 KB) | DOI: 10.29244/jitl.17.2.83-89

Abstract

The development of industrial areas in Jabodetabek developed rapidly since the beginning of 1970. The rapid urban development in the Greater Jakarta resulted in the emergence of new areas on the outskirts of the city as a container for the growth of activities, such as industrial areas. This condition occurs because of the limited supply of urban land on a large scale, especially for industrial activities. The purpose of this study was to analyze changes in land use to non-industrial land to industrial land and its relation to the GDP in Jabodetabek industry and analyzes the factors that affect the industrial sector GDP. The method used in this research are the survey, GIS analysis and regression. The results showed that changes in land use (conversion) non industry to 1998 to the Year 2012 are in Bekasi largest by land use type housing, open space, and rice fields. Changes in land use non industry to positively correlate with changes in the industrial sector GDP in Jabodetabek.. Variables are a strong influence on the formation of GDP industrial sector, is a variable raw material. The development of industrial sites in Greater Jakarta tends to follow them main road network forease of accessibility. Keywords: Distribution of industrial land, Jabodetabek, industry

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 27 No 2 (2025): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 27 No 1 (2025): Journal of Soil Science and Environment Vol 26 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 26 No 1 (2024): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 25 No 2 (2023): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 25 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 24 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 23 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 23 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 22 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 21 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 21 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 2 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 1 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 20 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 20 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 19 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 18 No 1 (2016): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 2 (2015): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 17 No 1 (2015): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 2 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 16 No 1 (2014): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 2 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 15 No 1 (2013): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 2 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 14 No 1 (2012): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 2 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 13 No 1 (2011): Jurnal Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 2 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2010): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 10 No 2 (2008): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 10 No 1 (2008): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No 2 (2007): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 9 No 1 (2007): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 7 No 2 (2005): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 7 No 1 (2005): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 No 2 (2004): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 No 1 (2004): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 No 1 (2003): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2000): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 2 No 2 (1999): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 2 No 1 (1999): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan More Issue