cover
Contact Name
Danny S. Mintorogo
Contact Email
dannysm@petra.ac.id
Phone
+62312983375
Journal Mail Official
dimensi.arch@petra.ac.id
Editorial Address
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
DIMENSI: Journal of Architecture and Built Environment
ISSN : 0126219X     EISSN : 23387858     DOI : https://doi.org/10.9744/dimensi
Core Subject : Engineering,
Journal of DIMENSI: Journal of Architecture and Built Environment is a peer-reviewed journal devoted to the applications of architecture theory, sustainable built environment, architectural history, urban design and planning, as well as building structure. We accept National and International original research articles which are free of charged at this moment. The manuscript will be reviewed by two independent National or International advisory boards who are in their expert field. DIMENSI: Journal of Architecture and Built Environment is published, twice a year, in July and December, by the Institute for Research and Community Services, Petra Christian University, Surabaya-Indonesia. DIMENSI will be distributed to other universities, research centers, and National or International advisory board as well as to regular subscribers.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003" : 9 Documents clear
IMAJI DAN PERAN MEDIA DESAIN DALAM PROSES DESAIN ARSITEKTUR M. Laurens, Joyce
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

Architectural forms are created by human minds. Because of this they are tied tightly to the perceptual experience and concept of designer. Designers are creating images and models for thought and communication, through which the intentions of a design idea may be captured and transmitted, so that the concepts can be understood, and perceived as reality. In a creative design process, a wide range of media are applied. It plays an important role, not only in conveying architectural messages and but also in operating as a catalyst to explore design ideas. This paper discusses the role of design media on the reception and conception of the architectural message. Abstract in Bahasa Indonesia : Bentuk arsitektur diciptakan oleh pikiran manusia. Oleh karena itu bentuk-bentuk arsitektur sangat terkait pada pengalaman dan konsep perseptual perancangnya. Perancang menciptakan imaji-imaji dan model bagi pemikiran dan komunikasi sedemikian rupa agar gagasan desainnya dapat ditangkap dan dipancarkan, sehingga pada akhirnya konsep arsitek bisa dimengerti dan diterima sebagai realitas. Dalam proses desain kreatif, beragam jenis media desain dapat digunakan. Media ini memainkan peran penting bukan hanya sebagai pengantar informasi atau pesan arsitektural saja, akan tetapi juga berperan sebagai katalisator dalam menggali dan mengembangkan gagasan desain. Tulisan ini akan menelaah peran media desain tersebut terhadap penerimaan dan konsepsi pesan arsitektural. Kata kunci: desain arsitektur, imaji-persepsi, komunikasi
THE INTEGRATION OF VERNACULAR VALUES INTO THE EDUATIONAL FRAMEWORK OF CONTEMPORARY DESIGN Krisprantono, Krisprantono
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

The knowledge that informed early higher education in Indonesia was formulated during the turn of the century, while the Dutch colonialists still controlled Indonesia. The beginning of architectural education was much influenced by a Euro-centric orientation and only partially marked by pre-colonial intellectual traditions. Of course it is true that the way of thinking of early Indonesian scholars has been greatly influenced by western development but in the late 20th century, now is the time to achieve a more balanced perspective of our cultural heritage. Though the academic tradition of architectural education originated from Europe and became established mainly through colonisation, which in turn has led to the present system of schooling. Abstract in Bahasa Indonesia : Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa pertama kali pendidikan tinggi di Indonesia terbentuk pada permulaan awal ke-20, dimana pada masa itu Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda. Pada masa awalnya pendidikan arsitektur di Indonesia berorientasi pada sistem pendidikan arsitektur di Eropa karena para pendidik pada masa itu mempunyai latar belakang tradisi Eropa. Tentu saja bahwa cara berfikir para arsitek generasi pertama Indonesia sangat dipengaruhi perkembangan arsitektur Barat, tetapi pada akhir abad ke-20 sudah saatnya untuk mencari sesuatu perspektif yang seimbang dengan peninggalan budaya kita. Walaupun tradisi pendidikan arsitektur berasal dari Eropa dan berkembang ke Indonesia lewat penjajahan Belanda tetapi harus kita sesuaikan dengan perkembangan masa kini. Kata kunci: vernakular, arsitektur, pendidikan.
SEMANGAT ADMIRAL CHENG HOO DAN EKSPRESI TOLERANSI MASJID MUHAMMAD CHENG HOO INDONESIA H. Istanto, Freddy
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

The existence of Cheng Hoo's Indonesian Mosque Architecture in Surabaya is the presentation of Chinese architecture nuance. It is a new revelation for Indonesian mosque architecture. At the same time it is also the resurrection of the treasure of Indonesian architecture which had disappeared for a very long time. It is the architecture which presents itself as a synthesis of various attractive local elements. The building's expression indicates the spirit of tolerance which is the strong character of the Chinese ancestors. Primarily in this case, are the ideal and the cosmopolitan ways of living by Admiral Cheng Hoo who always lived in harmony with the new environment. Abstract in Bahasa Indonesia : Arsitektur Masjid Muhammad Cheng Hoo Indonesia di Surabaya hadir dalam sebuah arsitektur yang bernuansa Tiongkok. Sebuah bentuk arsitektur baru untuk sebuah masjid di Indonesia sekaligus sebuah pemunculan bentuk arsitektur yang telah lama hilang dalam khazanah arsitektur Indonesia. Sebuah wujud yang juga hadir sebagai perpaduan beragam elemen-elemen lokal yang menarik. Ekspresi arsitektur ini merupakan ekspresi semangat toleransi yang selalu mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya, seperti sikap hidup nenek moyang etnis Tiongkok. Utamanya teladan dan sikap hidup Admiral Cheng Hoo yang kosmopolitan dan selalu hidup harmoni dengan lingkungan barunya. Kata kunci: arsitektur Tiongkok, arsitektur Muhammad Masjid Cheng Hoo, teladan Admiral Cheng Hoo.
KERENTANAN KAWASAN TEPI AIR TERHADAP KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT Kasus Kawasan Tepi Air Kota Surabaya Suprijanto, Iwan
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

Even though global warming are still debates whether it will or not be happened, the changes on climate will influence activities of human. Regarding global warming issue, one of the impact that is very interesting to be investigated is sea level rise. Sea level rise is predicted has very big impact since, in general, in coastal areas locate a lot of important activities for such city or country. On the context of Indonesian locality, most of big cities such as Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar, etc. are located on the coastal area. Since a lot of important activities located on those cities, in general, sea level rise will influence the development processes of those cities. On the basis of the observation gathering in Surabaya City, the impact of sea level rise will influence not only the development of coastal area but also development of Surabaya City in general. The influence is because the area accommodates activities which are very important in city development both for present and future. The activities are port, industrial estate and location for new housing. Abstract in Bahasa Indonesia : Terlepas dari ketidakpastian mengenai terjadi atau tidaknya pemanasan global, setiap perubahan iklim di bumi akan memberikan dampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Salah satu kajian yang saat ini banyak dilakukan berkaitan dengan isu pemanasan global adalah mengenai kenaikan permukaan air laut. Pengkajian mengenai kenaikan permukaan air laut tersebut penting mengingat dampak yang akan ditimbulkannya dan dengan kenyataan secara umum kawasan tepi air memegang peranan penting dalam perkembangan suatu kota ataupun negara. Hal ditandai dengan banyaknya aktivitas yang berlokasi di kawasan tepi air. Kondisi geografis Indonesia dengan duapertiga bagian wilayahnya adalah perairan, menjadikan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Hal tersebut menjadikan pula beberapa bagian wilayah di Indonesia merupakan kawasan pesisir atau tepi air., termasuk mayoritas kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Makassar. Mengingat banyaknya aktivitas penting di kota-kota tersebut, terganggunya kawasan pantai akibat kenaikan permukaan air laut secara umum akan memberikan dampak yang cukup besar. Dari identifikasi yang dilakukan di kawasan tepi air kota Surabaya dampak kenaikan permukaan air laut akan berpengaruh tidak hanya untuk kawasan tepi air tapi juga untuk perkembangan Kota Surabaya. Hal itu disebabkan keberadaan kawasan industri dan pelabuhan serta alokasi kawasan perumahan untuk menampung pertambahan penduduk Kota Surabaya. Kata Kunci: kenaikan permukaan air laut, pemanasan global, kawasan tepi air, dampak
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERENCANAAN KOTA Studi kasus kota New York London dan Tokyo (Global Cities) Damayanti, Rully
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

Globalization issue which its inception is on economic activities, widely effected to urban planning approach. Urban planning on the global world; New York, London, and Tokyo as study cases, applied differently on planning approach than before globalization, that is parallel with urban development. Urban core is a central coordination of global economic activity that tends to decrease of urban population. Suburban grows as urban, that is follow the growth of manufacturing activity and service. Abstract in Bahasa Indonesia : Globalisasi yang pada awalnya merupakan konsep kegiatan ekonomi yang global, juga berpengaruh pada pendekatan perencanaan kota. Perencanaan kota yang global; dengan studi kasus di New York, London, dan Tokyo; teraplikasikan pula dengan beda dibandingan sebelum globalisasi, seiring dengan pertumbuhan kota. Pusat kota menjadi pusat koordinasi kegiatan ekonomi global, dengan kecenderungan jumlah penduduk yang menurun. Disamping itu suburban akan berkembang menjadi urban ,mengikuti pertumbuhan kegiatan manufaktur dan jasa. Kata kunci: globalisasi, kota, suburban, ekonomi
"ENERGY CONSCIOUS DESIGN" KONSEPSI DAN STRATEGI PERANCANGAN BANGUNAN DI INDONESIA Priatman, Jimmy
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

The acceleration of total energy consumption in Indonesia during the past two decades and the limited availability of energy resources in the midst of currently national economic crisis create energy problem that needs to be solved comprehensively and holistically. From the objectives of national energy conservation program, commercial building and residential are prospective goals for energy saving purpose considering that both sectors consume energy as a consequence of the building. Energy conscious design concept that is applied to building design will give significant energy consumption reduction at its operational stage. The paper discusses the energy conscious design concept and its strategic ways that is applicable to residential and commercial buildings. Abstract in Bahasa Indonesia : Akselerasi laju konsumsi energi di Indonesia yang meningkat pada dua dekade ini dan keterbatasan kesediaan sumber energi yang ada di masa kondisi ekonomi saat ini yang belum pulih dari krisis menimbulkan problema energi yang perlu penanganan yang konsepsionil, menyeluruh dan terpadu. Dari empat sasaran upaya konservasi energi nasional, sektor bangunan komersial dan sektor rumah tangga merupakan potensi penghematan energi yang prospektif, mengingat penggunaan energi pada sektor tersebut sebagian besar merupakan konsekwensi dari pengadaan bangunan yang digunakan. Perancangan bangunan yang bertitik tolak dari konsep sadar energi akan mereduksi penggunaan energi pada masa operasionalnya. Makalah ini membahas konsepsi dan strategi disain sadar energi untuk bangunan rumah tinggal dan bangunan gedung komersial. Kata kunci: Disain Sadar Energi.
BARRIER DESIGN STRATEGIES TO CONTROL NOISE INGRESS INTO DOMESTIC BUILDINGS E. Mediastika, Christina
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

Noise source for buildings adjacent to streets is traffic-generated predominantly. Where people are mostly spend their time indoors, it is important for buildings to have screening or blocking to control noise intrusion into living spaces. But this blocking should also permit airflow. This is important for middle to low-cost domestic buildings, which do not employ conditioned ventilation. A common feature of Indonesian buildings, fence, is studied to perform noise barrier. The fence -a barrier to be- should obey three factors: position, dimension, and material. All these three factors were studied to seek compromised design for acoustic performance and natural ventilation purpose. Domestic building situated in the urban area of Yogyakarta was studying to see the most possible design of the barrier to be. There are two calculation methods employed to investigate the proposed design. The study shows that it is possible to gain minimum of 10 dB noise reduction by placing windows within the shadow effect of approximately 1.5 height fence-barrier.
THE COMPARISON BETWEEN COMPUTER SIMULATION AND PHYSICAL MODEL IN CALCULATING ILLUMINANCE LEVEL OF ATRIUM BUILDING Felasari, Sushardjanti
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

This research examines the accuracy of computer programmes to simulate the illuminance level in atrium buildings compare to the measurement of those in physical models. The case was taken in atrium building with 4 types of roof i.e. pitched roof, barrel vault roof, monitor pitched roof (both monitor pitched roof and monitor barrel vault roof), and north light roof (both with north orientation and south orientation). The results show that both methods have agreement and disagreement. They show the same pattern of daylight distribution. In the other side, in terms of daylight factors, computer simulation tends to underestimate calculation compared to physical model measurement, while for average and minimum illumination, it tends to overestimate the calculation.
TENAGA SURYA DAN ARSITEKTUR: SUATU ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERANCANGAN Karyono, Tri Harso
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 31 No. 1 (2003): JULY 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.31.1.%p

Abstract

This paper discusses the potential use of solar energy in building as an alternative solution of energy resources to reduce the negative impact in burning fossil fuels to the environment. It higlights the positive aspects in environment by generating solar energy and also discusses the aesthetical values in employing solar panels on buildings. Abstract in Bahasa Indonesia : Isue mengenai pemanasan bumi yang diakibatkan oleh produksi gas karbon dioksida sebagai akibat pembakaran bahan bakar minyak (minyak bumi, batu bara, gas alam) memaksa ilmuwan, pakar energi, akhli lingkungan, serta pihak-pihak lain yang terkait untuk ikut memikirkan penggunaan energi alternatif yang aman. Tenaga nuklir yang tidak menghasilkan gas buang semacam karbon dioksida, ternyata bukan merupakan solusi energi alternatif yang baik karena meninggalkan sampah radioaktif yang belum ada solusi pembuangan yang diangap aman untuk masa yang akan datang. Tenaga surya, yang umumnya sudah digunakan secara tradisional sejak ratusan abad yang silam, perlu mendapat perhatian. Pemanfaatan tenaga surya baik secara pasif maupun aktif bagi bangunan perlu mendapat perhatian dari para arsitek. Pemanfaatan tenaga surya secara aktif, dimana tenaga surya dikonversikan terlebih dahulu menjadi tenaga listrik dengan solar sel, seyogyanya tidak berdiri sendiri, perlu diintegrasikan dengan aplikasi perancangan secara pasif. Perancangan secara aktif bertujuan untuk mengurangi beban listrik yang berasal dari minyak bumi - secara langsung mengurangi jumlah gas karbon dioksida yang dibuang ke udara, sedangkan perancangan pasif bertujuan untuk mengurangi beban penggunaan energi listrik - yang berasal dari sumber listrik apapun - di dalam bangunan. Makalah ini membahas isue yang diutarakan diatas, dimana pada akhirnya memberikan contoh dari suatu karya arsitektur yang dianggap berhasil dalam mengaplikasikan strategi perancangan secara aktif (menggunakan solar sel) serta tidak meninggalkan sterategi perancangan secara pasif. Kata kunci: bangunan, karbon dioksida, minyak bumi, pemanasan bumi, photovoltaic (solar sel), rancangan aktif, rancangan pasif, tenaga surya

Page 1 of 1 | Total Record : 9