cover
Contact Name
Nathanail Sitepu
Contact Email
psnail21@gmail.com
Phone
+6281321151320
Journal Mail Official
psnail21@gmail.com
Editorial Address
Rukan Mutiara Marina No.40 Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Harvester: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen
ISSN : 23029498     EISSN : 26850834     DOI : 10.52104
Aim dan Scope HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen mencakup sbb: 1. Teologi Biblikal 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Kepemimpinan Kristen
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019" : 5 Documents clear
Pembelajaran dengan Sistem Konstruktivistik sebagai Usaha Mewujudkan Aktualisasi Diri yang Memiliki Gambar dan Rupa Allah Kevin Tony Rey
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.208 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i1.2

Abstract

Humans are created in the image and likeness of God. This divine image is an essential potential in human beings, which is immediately damaged and lost because of sin. But by the redemptive work of Christ, the man who believed in Him regained his self-image recovery. This article aims to show one of the learning patterns with constructive systems in Christian Religious Education in an effort to realize self-actualization that has the image and likeness of God. By using descriptive methods, the conclusion of this literature study shows that learning with this system is able to help students to realize their actualization that has the image and likeness of God. Abstrak: Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Citra ilahi ini merupakan potensi hakiki dalam diri manusia, yang dalam seketika rusak dan hilang oleh karena dosa. Namun oleh karya penebusan Kristus, manusia yang percaya kepada-Nya beroleh kembali pemulihan gambar diri itu. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan salah satu pola belajar dengan sistem konstruk-tivistik dalam Pendidikan Agama Kristen dalam upaya mewujudkan aktualisasi diri yang memiliki gambar dan rupa Allah tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif, simpulan kajian literatur ini memperlihatkan bahwa pembelajaran dengan sistem ini mampu menolong siswa untuk mewujudkan aktualisasi dirinya yang memiliki gambar dan rupa Allah.
Tindakan Pastoral Gereja dalam Meningkatkan Kemampuan Resolusi Konflik Jemaat Minggus Minggus
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.375 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i1.3

Abstract

Conflicts can be found in almost every area of human interaction, but the notion that every interaction needs to involve conflict is wrong. Because humans have the ability to develop relationships, relationships, and skills in such a way without causing conflict. When examined further, one of the causes of conflict is the existence of negative perceptions about themselves and others. This perception then changes the situation from simple to complex, the namely open conflict involving many individuals or communities as well as in the church. Departing from this reality, the authors conducted a study in one community that served as a model in applying group dynamics methods. That is, all forms of treatment and response to the research illustrate that the same thing can be done in the center of the church as a pastoral action. The method of group dynamics is a concept that describes the process of a group that is always developing and can adapt to a constantly changing situation.  Here is the importance of this study, namely to determine the extent to which the application of group dynamics as a form of pastoral action can overcome the constraints of personal relationships so that through the application of this method, each person is encouraged to improve his ability to resolve conflicts.Abstrak: Konflik dapat ditemukan di hampir setiap bidang interaksi manusia, tetapi anggapan bahwa setiap interaksi perlu melibatkan konflik adalah salah. Sebab manusia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan relasi, pergaulan dan ketrampilan sedemikan rupa tanpa menimbulkan konflik.  Bila ditelaah lebih lanjut, salah satu penyebab konflik adalah adanya persepsi negatif tentang diri dan orang lain.  Persepsi ini kemudian merubah situasi dari yang sederhana menjadi rumit, yaitu konflik terbuka yang melibatkan banyak pribadi atau komunitas seperti halnya di jemaat.  Berangkat dari realita ini, penulis  melakukan penelitian di salah satu komunitas yang berfungsi sebagai model dalam menerapkan metode dinamika kelompok.  Artinya, segala bentuk perlakuan dan respons atas penelitian itu menjadi gambaran bahwa hal yang sama dapat juga dilakukan di tengah jemaat sebagai tindakan pastoral.  Metode dinamika kelompok merupakan  sebuah konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.  Di sinilah  kepentingan dari penelitian ini, yaitu  untuk mengetahui sejauhmana penerapan dinamika kelompok sebagai bentuk tindakan pastoral dapat mengatasi kendala-kendala relasi yang bersifat pribadi, sehingga melalui penerapan metode ini, setiap pribadi didorong untuk meningkatkan kemampuannya dalam meresolusi konflik.  
Keadilan, Demokrasi dan HAM dalam Perspektif Pentakosta Andreas Sese Sunarko
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.678 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i1.7

Abstract

Justice, democracy and human right are crucial instruments of a modern country where the implementation should consider the equity and run together as unity.  Modern country that is able to implement those instruments consistenly will become a souvereint authority, gain economically prosperity and have a humanly dignity. However, in the real practice of those instruments, a dichotomy occured with arguing about Western and Eastern democracy.  Due to the unsolved differentiation problems for the practice of democracy, there are some chlases in law enforcement, which bring a negative impact such asa human right violation. Despite of the existence of many concepts of justice, democracy and human right, the author are intending to analyse from another persepective, Pentacostal perspective. This analysis aims to a fresh point of view that will bring a positive impact for the implementation of justice, democracy and human rights.Abstrak: Keadilan, Demokrasi dan HAM adalah merupakan instrumen-instrumen penting dari sebuah negara modern, dimana dalam pelaksanaannya secara ideal harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh berjalan secara parsial.a  Negara modern yang mampu menjalankan instrumen-instrumen ini secara konsisten akan menjadi negara yang berwibawa secara kedaulatan dan sejahtera secara ekonomi dan bermartabat dari sisi kemanusiaan. Dalam prakteknya seringkali terjadi benturan-benturan kepentingan dari para pemangku pentingan yang pada akhirnya membuat kurang efektifnya penegakan hukum yang melahirkan ketidakadilan dan ketidakadilan ini berimplikasi pada terjadinya pelanggaran HAM. Terlepas dari adanya banyak konsep tentang Keadilan, Demokrasi dan HAM maka penulis akan mengkajinya dalam perspektif yang berbeda yaitu dari perspektif Pentakosta. Harapannya adalah dari perspektif Pentakosta ini nantinya akan memberikan dampak bagi pelaksanaan Keadilan, Demokrasi dan HAM secara universal.
Praktik Kenabian dalam Konteks Sejarah Sosial Budaya Israel dan Timur Tengah Elkana Chrisna Wijaya
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.318 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i1.6

Abstract

The thing that cannot be denied in this research is that the involvement of women in the practice of Christian spirituality in the present is greatly influenced by understanding and understanding of situations and contexts in the biblical text. The existence of the role of women both in the church and in certain Christian organizations continues to be a long-standing debate and has not received satisfactory results. That is why in this study, the author examines and analyzes the existence and influence of women in the biblical period, especially in the context of the Old Testament, in connection with the spiritual practices of women at that time. Abstrak: Hal yang tidak dapat dipungkiri dalam penelitian ini adalah bahwa keterlibatan kaum wanita dalam praktek kerohanian Kristen di masa kini, sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengertian terhadap situasi dan konteks dalam teks Alkitab. Keberadaan peranan wanita baik di gereja maupun di organisasi Kristen tertentu, terus menjadi perdebatan yang berkepanjangan dan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Itulah sebabnya dalam penelitian ini, penulis mengkaji dan menganalisis keberadaan dan pengaruh kaum wanita di masa Alkitab, khususnya dalam konteks Perjanjian Lama, sehubungan dengan praktik kerohanian kaum wanita pada masa tersebut.
Implementasi Kepemimpinan Gembala yang Melayani Berdasarkan 1 Petrus 5:2-10 di Kalangan Gembala Jemaat Gereja Bethel Indonesia se-Jawa Tengah Natanael S. Prajogo
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 4, No 1 (2019): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2019
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.021 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v4i1.5

Abstract

Servant leadership is a leadership model that was introduced by Lord Jesus and can be summarized in the following elements: Leadership does not mean having a full authority towards followers or using the authority as commonly used by the rulers; Leaders must be the servants for their people; Jesus Himself is the model of servant leadership; Humility is the essential quality of the true leaders’ character. For Jesus, leaders are servants. In 1 Peter 5:2-10, the Apostle Peter described pastors as leaders who must serve their congregation with the following characteristics: serving with joy, serving with dedication, serving with examples, serving with humility, and serving with faith strengthening. Abstrak: Model kepemimpinan yang melayani adalah model kepemimpinan yang diperkenalkan oleh Yesus Kristus, yang dapat dirangkumkan dalam beberapa hal berikut ini: Kepemimpinan bukan berarti berkuasa penuh terhadap para pengikut atau menggunakan kekuasaan seperti biasa dilakukan oleh para penguasa; Pemimpin harus menjadi pelayan bagi orang-orangnya; Yesus sendiri adalah model kepemimpinan pelayan; Kerendahan hati merupakan kualitas utama dari karakter pemimpin sejati. Bagi Yesus, pemimpin adalah pelayan. Dalam 1 Petrus 5:1-10, rasul Petrus menjelaskan tentang seorang gembala sebagai pemimpin harus melayani jemaat dengan ciri-ciri sebagai berikut: melayani dengan sukarela, melayani dengan pengabdian diri, melayani dengan keteladanan, melayani dengan kerendahan hati, dan melayani dengan menguatkan iman.

Page 1 of 1 | Total Record : 5