cover
Contact Name
Pandu Febriyanto
Contact Email
inovasiproses@akprind.ac.id
Phone
+6285642058253
Journal Mail Official
inovasiproses@akprind.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan, Yogyakarta 55222
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Inovasi Proses
ISSN : -     EISSN : 23386452     DOI : https://doi.org/10.34151/jip
Core Subject : Engineering,
Jurnal Inovasi Proses merupakan Jurnal Nasional Jurusan Teknik Kimia IST AKPRIND Yogyakarta yang menyajikan informasi tentang hasil penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan teknik kimia.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017" : 8 Documents clear
PEMURNIAN BIOETANOL FUEL GRADE DARI CRUDE ETHANOL (VARIABEL DISTILASI-EKSTRAKSI) Jaffarudin Janu Wahyudi; Sri Rahayu Gusmarwani
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fuel grade ethanol adalah alkohol murni yang bebas air (anhydrous alcohol) dan berkadar lebih dari 99,5%. Metode yang bisa digunakan dalam proses pemurnian etanol fuel grade adalah dengan metode distilasi ekstraktif. Metode penyulingan ekstraktif menggunakan pemisahan pelarut, yang umumnya non-volatile, memiliki titik didih tinggi dan miscible dengan campuran, tetapi tidak merupakan campuran azeotrop. Penelitian ini menggunakan solvent dietilen glikol karena harganya relatif murah dan biasanya digunakan sebagai pendingin radiator. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan etanol fuel grade dengan cara destilasi ekstraktif menggunakan solvent dietilen glikol. Mula-mula umpan divariasikan dengan perbandingan etanol : solvent yaitu 390 mL : 10 mL, 375 mL : 25 mL, 350 mL : 50 mL, 300 mL : 100 mL, 250 mL : 150 mL, 200 mL : 200 mL kemudian didistilasi menggunakan distilasi kolom berpacking sampai titik didih etanol. Diperoleh hasil distilat lalu di analisa kadar etanolnya dengan menggunakan berat jenis dan piknometer. Didapatkan hasil dengan menggunakan jumlah solvent dietilen glikol yang ditambahkan yaitu sebanyak 50 mL diperoleh kondisi optimum persentase hasil kadar etanolnya sebesar 99,29% dengan berat jenis distilat ρ = 0,79151 gr/mL.
PENGAMBILAN MINYAK KELAPA DENGAN MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN (VARIABEL WAKTU INKUBASI DAN BERAT ENZIM) Karomatul Fitri; Ganjar Andaka
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas areal 3,88 juta hektar. Minyak kelapa merupakan bagian yang berharga dari buah kelapa dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Pengambilan minyak dari daging buah kelapa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: cara basah, pres, dan ekstraksi pelarut. Salah satu cara yang berkembang saat ini yaitu pengambilan minyak kelapa cara basah dengan metode enzimatis. Salah satu enzim yang dapat digunakan yaitu enzim papain. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil minyak kelapa dari buah kelapa dengan metode enzimatis. Adapun variabel yang dipelajari yaitu berat enzim dan waktu inkubasi yang optimal pada pengambilan minyak kelapa dengan enzim papain. Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan berbagai variabel waktu yaitu 14 sampai 24 jam, dan berat enzim (1, 1,5, 2, 2,5, dan 3 g) diperoleh kondisi optimum yang dicapai yaitu waktu inkubasi selama 19 jam dan berat enzim papain 2 gram dengan jumlah minyak yang terambil sebanyak 30 mL.
PENGAMBILAN ZAT TANIN DARI DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) MELALUI PROSES EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ETANOL (Variabel Kecepatan Pengadukan) Maria Dian Putri Maharia; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri di Indonesia saat ini sangat gencar dalam penggunaan bahan-bahan alam untuk dijadikan bahan baku industri misalnya pewarna kain dan obat. Bahan-bahan alam ini dapat diperoleh dari berbagai tanaman. Tanaman alpukat adalah salah satu jenis tanaman penting dan banyak dijumpai di Indonesia. Tanaman ini memiliki kandungan senyawa kimia yang cukup banyak. Salah satunya adalah senyawa tanin. Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin ditemukan hampir di setiap bagian tanaman. Tanin dapat diaplikasikan sebagai antiseptik, pewarna, penyamak kulit, dan penghilang khlor. Pengambilan senyawa tanin dari daun alpukat dilakukan menggunakan metode ekstraksi. Ekstraksi tanin dari daun alpukat (Persea americana Mill.) pada penelitian ini dilakukan menggunakan pelarut etanol. Prosedur ekstraksi diawali dengan persiapan bahan dan merangkai alat. Selanjutnya 10 gram bahan dan 200 mL etanol 96% dimasukkan dalam labu leher tiga, kemudian dipanaskan pada temperatur 650C dengan kecepatan pengadukan yang divariasikan. Proses dilakukan selama 300 menit. Analisis hasil dilakukan setiap selang waktu 30 menit dengan metode Folin-Ciocalteu. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh persentase (%) tanin terekstrak terbesar pada kecepatan pengadukan 500 rpm adalah 4,515116279%. Nilai koefisien transfer terbesar adalah pada kecepatan pengadukan 400 rpm dengan nilai sebesar 0,008323048/menit.
PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN PERBANDINGAN BAHAN TERHADAP KUAT TARIK PADA PROSES PEMBUATAN PLASTIK DARI GANAS (GADUNG DAN SERAT DAUN NANAS) Selvina Wahyu Kristanti; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan senyawa sintetis yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia, mulai dari keperluan rumah tangga hingga industri. Namun, terlepas dari manfaatnya yang banyak, plastik konvensionan dapat menimbulkan berbagai masalah mulai dari keamanan produk bagi kesehatan hingga masalah limbah. Seharusnya dilakukan antisipasi dengan berbagai upaya untuk menanggulangi permasalah yang timbul. Salah satunya dengan menggantikan penggunaan plastik konvensional dengan plastik biodegradable yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Plastik biodegradable memiliki kegunaan dan fungsi yang sama dengan plastik konvensional. Namun, sifat plastik biodegradable lebih aman bagi kesehatan dan dapat terurai sehingga tidak menimbulkan penumpukan limbah. Plastik biodegradable dapat dibuat dari produk pertanian seperti sellulosa dan pati. Sebelumnya, plastik biodegradable telah dibuat dari berbagai sumber yang berbeda namun kekuatan plastik yang dihasilkan masih kurang. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam pembuatan plastik biodegradable. Plastik Biodegradable dalam penelitian ini dibuat dari pati umbi gadung, dengan gliserin serta serat daun nanas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel kecepatan pengadukan dan perbandingan massa bahan (pati umbi gadung : serat daun nanas) untuk mengetahui kondisi optimal agar dapat dihasilkan plastik biodegradable dengan kualitas yang baik. Tahapan dalam proses pembuatannya meliputi preparasi bahan (pembuatan tepung umbi gadung, dan pengambilan serat daun nanas), pencampuran dan pemanasan bahan, pencetakan serta pengeringan plastik. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan suhu proses 80 OC, waktu proses 90 menit, volume pelarut asan asetat 1% 50 mL, volume aquades 50 mL, volume gliserin sebagai plastilizer 3 mL, diperoleh kondisi optimal untuk mendapatkan kuat tarik terbesar dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm dan perbandingan massa bahan 10:1 (pati umbi gadung : serat daun nanas) yaitu didapat kuat tarik sebesar 3,8708 MPa.
PEMANFAATAN KARET RIKLIM SEBAGAI BAHAN PENGISI KOMPON SOL KARET CETAK Kutut Aji Prayitno; Sri Rahayu Gusmarwani
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karet riklim merupakan karet daur ulang dari karet tervulkanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan karet riklim sebagai bahan pengisi kompon sol karet cetak. Pada penelitian ini ban bekas (motor dan mobil) dibuat menjadi karet riklim dengan mencacah menjadi partikel-partikel kecil. Karet riklim selanjutnya digunakan sebagai campuran bahan pengisi pembuatan kompon sol karet cetak dengan perbandingan carbon black dan karet riklim adalah 39:0 phr (kontrol), 26:13 phr (F1), 13:26 phr (F2), dan 0:39 phr (F3). Kompon karet selanjutnya divulkanisasi dengan variabel waktu 10(T1), 15(T2), dan 20(T3) menit. Hasil Penelitian menunjukan bahwa karet riklim ban bekas dapat digunakan sebagai bahan pengisi sol karet. Kenaikan jumlah karet riklim (phr) yang ditambahkan menjadikan nilai kekerasan yang menurun dan nilai ketahanan kikis yang meningkat dari sol karet cetak yang dihasilkan. Sedangkan penambahan waktu vulkanisasi menjadikan nilai kekerasan yang meningkat dan nilai ketahanan kikis yang menurun. Nilai kekerasan dan ketahanan kikis optimal adalah pada formula 1 (F1) dengan waktu vulkanisasi 20 menit (T3). Penambahan karet riklim ban bekas menurunkan suhu akhir dekomposisi, namun menaikan kadar abu produk jadinya.
Pembuatan Tempe dari Biji Nangka sebagai Makanan Sehat Berprotein (Variabel Berat Ragi dan Waktu Fermentasi)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan hasil olahan dari tanaman kedelai. Namun, belakangan ini pasokan kedelai yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan tempe, maka dari itu diperlukan bahan alternatif pengganti kedelai. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti kedelai adalah biji nangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengolahan biji nangka menjadi tempe dan kandungan gizinya. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) pada biji nangka yang divariasikan (1 gram, 1,5 gram, 2 gram, 2,5 gram dan 3 gram) dan waktu fermentasi yang divariasikan (24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam) pada bahan baku biji nangka 100 g. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh tempe yang paling baik yaitu dengan berat ragi 1 gram dan waktu fermentasi 48 jam dengan kadar protein 5,96%, kadar serat 2,78% dan kadar air 54,57%. Diharapkan dari hasil penelitian ini masyarakat dapat memanfaatkan limbah biji nangka sebagai bahan alternatif pengganti kedelai.
PEMANFAATAN SUSU KEDELAI MENJADI PRODUK MINUMAN SEHAT SOYGHURT BAGI WARGA DUSUN BLAWONG II, JETIS, KABUPATEN BANTUL
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan dosen di Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. dilaksanakan pada hari Sabtu, pada tahun 2017 dengan sasaran warga masyarakat di Dusun Blawong II, Desa Trimulyo, Jetis, Bantul. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Kegiatan yang dilakukan berupa “Pembuatan Yoghurt dari Susu Kedelai dengan Cara Penambahan Starter”. Tujuan kegiatan adalah memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi peserta warga tentang pembuatan minuman sehat berupa “Yogurt” dengan bahan susu kedelai. Tempat kegiatan dilakukan di Dusun Blawong II, Desa Trimulyo, Jetis, Bantul. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan yaitu 15 warga setempat dan 5 peserta KKN. Kegiatan pelatihan ini diawali dengan presentasi materi tentang manfaat minuman sehat soyghurt bagi kesehatan dan kandungan gizi di dalamnya. Yogurt merupakan susu dari fermentasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus yang bermanfaat bagi tubuh dan dijual di pasar dengan harga beragam. Dari manfaat tersebut, pemateri menyampaikan alternatif pembuatan yogurt sehat dan dapat dibuat sendiri dari bahan susu kedelai. Prosesnya amat mudah dengan penambahan starter yoghurt yang telah jadi. Para peserta aktif mengikuti pelatihan dan bertanya. Setelah penyampaian materi, pemateri dibantu dengan panitia dari peserta KKN mempraktekkan secara langsung proses pembuatan “yogurt dari susu kedelai” dan membagikan sampel yogurt yang sudah dibuat sebelumnya. Para peserta warga dan peserta KKN antusias berdiskusi sambil dapat menikmati hasilnya. Kegiatan diakhiri dengan pesan dari pelaksana untuk mengajak seluruh peserta agar membudayakan menjaga kesehatan tubuh dengan asupan minuman dari bahan yang sehat, bergizi, dan alami. Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan minuman sehat secara mudah bagi masyarakat.
PEMBUATAN TEMPE DARI BIJI MANGGA SEBAGAI MAKANAN SEHAT BERPROTEIN (VARIABEL BERAT RAGI DAN WAKTU FERMENTASI)
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe merupakan hasil olahan dari tanaman kedelai. Namun, belakangan ini pasokan kedelai yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan tempe, maka dari itu diperlukan bahan alternatif pengganti kedelai. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti kedelai adalah biji mangga. Penelitian ini bertujuanuntukmengetahui cara pengolahan biji mangga menjadi tempe dan kandungan gizinya. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) pada biji mangga yang divariasikan (0,2 gram, 0,4 gram, 0,6 gram, 0,8 gram dan 1 gram) untuk setiap 100 gram biji mangga dan waktu fermentasi yang divariasikan (24 jam, 36 jam, 48 jam, 60 jam, dan 72 jam) untuk berat ragi 0,6 gram dalam 100 gram biji mangga. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh tempe yang paling baik yaitu dengan berat ragi 0,6 gram dan waktu fermentasi 48 jam . Pada kondisi tersebut diperoleh tempe biji mangga dengan kadarprotein 5,35%, kadar serat 2,49% dan kadar air 67,00%.Diharapkan dari hasil penelitian ini masyarakat dapat memanfaatkan limbah biji mangga sebagai bahanbaku alternatif pembuatan tempe.

Page 1 of 1 | Total Record : 8