cover
Contact Name
Abdul Hakim Zawawi
Contact Email
abdulhakimzawawi1989@gmail.com
Phone
+6281310372727
Journal Mail Official
redaksi@mahadaisyah.id
Editorial Address
Jami, RT.03/RW.04, Sukajaya, Tamansari, Sukajaya, Kec. Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16610
Location
Kab. bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
ISSN : -     EISSN : 30252733     DOI : https://doi.org/10.64834/
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies is a Peer Reviewed, Open Access International Journal. Notably, it is a Referred, Highly Indexed, Monthly, Online International Journal with High Impact. Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies is published as a Monthly Journal with 2 issues per year published two times a year January and July. We also assist International and National Conference to publish their conference papers. Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies covers all disciplines including focuses on Islamic Studies Islamic Thought, Islamic Education, Islamic Law, Sharia Economic Law, and Islamic Socio-Politics. Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies always strives to be a platform for Academicians, new Researchers, Authors. Since inception, Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies is continuously publishing original and best quality research articles.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2023): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies" : 5 Documents clear
ANALISIS AYAT-AYAT AZAB UMAT TERDAHULU DALAM SURAT AL-QAMAR Hidayanti, Alfi
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
Publisher : Ma'had Aisyah Binti Abu Bakar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64834/amnqnw53

Abstract

Sudah menjadi sebuah ketetapan dari Allah Azza Wajalla kepada hamba-hambanya untuk memperlakukan mereka sesuai dengan amalannya. Barangsiapa beriman dan bertaqwa kepada-Nya, maka Allah akan menurunkan keberkatan yang ada di langit dan memberikan kepada mereka kebaikan-kebaikan yang ada di bumi. Tetapi sebaliknya, barang siapa yang tidak mau mentaati Allah dan Rasulnya dan menentang syariat-Nya, maka Allah pasti akan mengazabnya baik di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya siksa di dunia ini tidak akan diturunkan oleh-Nya tanpa ada sebab-sebab yang mengundangnya atau menyertainya. Dia tidak akan menurunkan siksa-Nya secara tiba-tiba kecuali mayoritas penghuninya telah berbuat kerusakan. Di dalam surat Al-Qamar terdapat 5 golongan umat yang dibinasakan. Yaitu: umat nabi Nuh alaihissalam, umat nabi ‘alaihissalam Hud atau yang dikenal dengan kaum ‘Ad, umat nabi Saleh ‘alaihissalam atau kaum Tsamud, umat nabi Lut alaihissalam atau kaum Sodom, dan yang terakhir Fir’aun beserta kaumnya. Akibat kemaksiatan yang mereka lakukan, Allah timpakan azab yang pedih di dunia ini. Azab yang Allah timpakan kepada mereka bermacam-macam. Yaitu: banjir besar yang menenggelamkan (Al-gharqu bi At-tufan), angin yang bertiup sangat kencang (Ar-rih Sharshara), pekikan keras yang membinasakan (Shaihah Wahidah), hembusan angin yang membawa batu (Hashiba), Penenggelaman (Al-gharq)
PERAN ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN ATAS KEWAJIBAN SALAT LIMA WAKTU PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN Atika, Hanifah Fadhilah
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
Publisher : Ma'had Aisyah Binti Abu Bakar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64834/dh2yz872

Abstract

Kedudukan salat lima waktu dalam Islam adalah bagaikan sebuah tiang utama yang menyangga suatau kubah. Islam sebagai kubah dan salat sebagai tiang utamanya. Maka akan kokohlah agama seorang muslim apabila baik salatnya, dan akan lemahlah agama seorang muslim apabila lalai akan salatnya. Sehingga Islam betul-betul memberikan perhatian yang besar terhadap salat jika di bandingkan dengan ibadah-ibadah wajib lainnya. Salah satu bentuk perhatian ini dapat kita lihat dalam suatu hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang memerintahkan untuk mulai mengajarkan salat kepada anak-anak. Di lain sisi, dewasa ini kesadaran dan perhatian sebagian umat Islam terhadan salat sangatlah kurang. Hal ini banyak sekali terlihat dalam kehidupan sehari-hari seperti sepinya saf-saf pada waktu-waktu shalat berjamaah 5 waktu di masjid, masih ramainya aktifitas jual beli di pusat-pusat perbelanjaan pada saat masuk waktu salat, dan lain-lain. Maka pendidikan orang tua terhadap salat lima waktu kepada anak sangantlah penting, agar terbentuknya karakter dan kesadaran akan kewajiban salat lima waktu sejak usia dini. orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran atas kewajiban salat lima waktu pada setiap anak khususnya anak pada usia 7-10 tahun. Karena bagaimanapun orang tua adalah pendidik utama dan pihak yang memiliki ikatan palki dekat dengan anak. Metode yang paling efektif adalah dalam menumbuhkan kesadaran atas kewajiban salat lima waktu pada anak usia 7-10 tahun adalah metode-metode yang telah disesuaikan dengan karakteristik perkembangan anak pada usia tersebut.
PERNIKAHAN DINI DI ERA PANDEMI (COVID -19) Mardatillah, Amalia
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
Publisher : Ma'had Aisyah Binti Abu Bakar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64834/rjyvzb72

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang fenomena pernikahan dini yang banyak terselenggara di era Pandemi Covid-19 yang saat ini kurva persentase pernikahan di sejumlah daerah meningkat begitu pesat. Jumlah pernikahan dini di Indonesia: pada januari-Juni 2020, 34.000 permohonan dispensasi pernikahan dini (di bawah 19 tahun) diajukan, 97% di antaranya dikabulkan. Padahal sepanjang 2019, hanya terdapat 23.700 permohonan. Hal tersebut terjadi disebabkan adanya peningkatan faktor pendukung yang mendorong terjadinya pernikahan dini yaitu faktor ekonomi. Dalam syariat Islam tentunya tidak ada batasan umur minimal yang mempengaruhi sahnya sebuah pernikahan selama pernikahan tersebut memenuhi syarat sah yang telah ditentukan syariat, yaitu: menentukan mempelai pria dan wanita, keridhoan kedua mempelai, akad nikah yang dilakukan oleh wali mempelai wanita, dan saksi yang menyaksikan akad. Kajian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan deskriptif-analisis yang hasilnya menunjukkan bahwa pernikahan dini secara undang-undang dan adanya peningkatan jumlah pernikahan tersebut khususnya di era Pandemi Covid-19 disebabkan faktor ekonomi.
SOSIALISASI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Salamun, Ade; Toyyibudin, Toyyibudin; Sukriyatun, Gunarti; Utomo, Feriandri; Zawawi, Abdul Hakim
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
Publisher : Ma'had Aisyah Binti Abu Bakar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64834/zfpxam43

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai proses sosialisasi evaluasi dan pengembangan kebijakan Pendidikan Agama Islam. Artikel ini dibuat menggunakan metode literatur dengan pendekatan deskriptif-analitis. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sosialisasi evaluasi dan pengembangan kebijakan Pendidikan Agama Islam perlu dilakukan dalam agar khalayak memahami lebih dalam dan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai informasi yang disampaikan. Kegiatan sosialisasi tersebut harus dilakukan secara intensif dan kontinyu sehingga informasi mengenai evaluasi dan pengembangan kebijakan Pendidikan Agama Islam tersebut dapat tersebar secara merata ke setiap daerah yang ada di Indonesia dan tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya Pendidikan Islam semakin tinggi. Sosialisasi kebijakan pendidikan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap meniru, dan tahap siap bertindak. Untuk mengatasi agar tidak terjadi miskommunikasi dan kesalahan intepretasi selama proses sosialisasi dilakukan, maka pada hakekatnya sosialisasi kebijakan ini harus dilakukan dalam konteks organisasi yang menyeluruh dengan tujuan dan target yang jelas, prioritas yang jelas, serta sumber daya pendukung yang jelas pula.
POTENSI KESYIRIKAN DALAM PERILAKU MASYARAKAT ADAT ISTIADAT DI LOMBOK Maryam, Arini
Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies Vol. 1 No. 1 (2023): Aisyah Journal of Intellectual Research in Islamic Studies
Publisher : Ma'had Aisyah Binti Abu Bakar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64834/j5z1vz10

Abstract

Kesyirikan adalah mempersekutukan atau menyamakan Allah Subhanahu Wata’ala dengan makhluk atau sebaliknya mengangkat makhluk lain sebagai Tuhan. Kesyirikan pertama kali terjadi pada masa Nabi Nuh yang merupakan Rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah. Beliau mengajak umatnya untuk mengesakan Allah hampir seribu tahun lamanya, namun penyimpangan itu tetap terjadi. Pada masa Nabi Musa terdapat seorang raja arogan bernama Fir’aun yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dengan kekuasaannya dan memerintahkan penduduknya untuk menyembah dirinya. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi kegiatan masyarakat di salah satu wilayah di Indonesia yang sangat dikenal dengan kekayaan dan keragaman budaya serta adat istiadat serta pandangan syari’ah terhadap kebiasaan tersebut. Setiap daerah di Indonesia memiliki adat yang berbeda begitu pula dengan pulau Lombok yang merupakan bagian dari Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada artikel ini dapat disimpulkan bahwa terdapat salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyakarat yaitu Rebo Bontong yang merupakan tradisi dalam Islam yang mengandung kesyirikan dengan meyakini bahwa melaksankan tradisi Rebo Bontong dapat menolak bala. Hal ini dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam syirik kecil bahkan dapat menjerumuskan ke dalam syirik besar yaitu dengan maksud mempersembahkan sesembelihan kepada selain Allah. Segala sesembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allah dikategorikan ke dalam syirik besar.

Page 1 of 1 | Total Record : 5