cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA RACANA
ISSN : -     EISSN : 24772569     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1: Desember 2015" : 18 Documents clear
Kajian Perilaku Jembatan Cable Stayed terhadap Variasi Kemiringan Lantai Jembatan Studi Kasus: Jembatan Satu, Barelang (Hal. 73-85) Safitri, Dewi; Herbudiman, Bernardinus
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.781 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.73

Abstract

ABSTRAKCamber atau desain kemiringan dek yang terdapat pada jembatan cable stayed mempengaruhi perilaku struktur jembatan. Berdasarkan kondisi tersebut dalam penelitian ini dikaji dua desain camber yang dirancang berdasarkan variasi panjang kabel dan variasi sudut kabel. Tipe camber I adalah desain camber sebelum modifikasi dengan kemiringan sidespan sebesar 5% dan kemiringan mainspan sebesar 2%. Tipe camber II adalah desain camber setelah modifikasi dengan kemiringan sidespan sebesar 5% dan kemiringan mainspan sebesar 4% hingga 1%. Untuk mengetahui perubahan perilaku jembatan pada tipe camber I dan tipe camber II dilakukan pengujian pembebanan pada model struktur jembatan. Pembebanan yang diaplikasikan mengacu pada RSNI T-02-2005. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SAP2000 versi 14. Hasil analisis yang dikaji adalah nilai lendutan struktur pylon, nilai lendutan struktur dek, serta nilai tegangan kabel. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perubahan pada nilai lendutan struktur pylon dan nilai lendutan struktur dek untuk kedua kasus camber. Perubahan ditemukan pada nilai tegangan kabel. Pada sidespan persentase perbedaan tegangan kabel maksimum adalah sebesar 17,43% dan persentase perbedaan tegangan kabel minimum adalah sebesar 0,14%. Pada mainspan persentase perbedaan tegangan kabel maksimum adalah sebesar 40,27% dan Persentase perbedaan tegangan kabel minimum adalah sebesar 0,85%.Kata kunci: jembatan cable stayed, camber, panjang kabel, sudut kabel, tegangan kabel ABSTRACTCamber or curvature deck design on cable stayed bridge, give an influence to the bridge behaviour. Based on its condition, this study perform two type of camber. The camber design arranged by variation of cable length and cable angle. First type is camber I. This camber is a camber design before modification with deck curvature consist of 5% slope in the sidespan and 2% slope in the mainspan.  Second type is camber II. This camber is a camber design after modification with deck curvature consist of 5% slope in the sidespan, and 4% to 1% slope in the sidespan. To discover the change of bridge behaviour on camber I and camber II loading test has given to the bridge models. Loading test that apply based on RSNI T-02-2005. Analysis was done by using SAP2000 version 14. Output from SAP2000 to be consider on this study are the value of pylon deformation, deck deformation,  and cable strength. The result show there are no different value for pylon deformation and deck deformation in both camber type, but There is a difference on the value of cable strength. For sidespan the maximum different value of cable strength is 17,43% and the minimum different value of cable strength is 0,14%. For mainspan the maximum different value of cable strength is 40,27% and the minimum different value of cable strength is 0,85%.Keywords: cable stayed bridge, camber, cable length, cable angle, cable strength
Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Peningkatan Jalan Seksi II Rancabuaya KM.BD.111+450 – 114+850 (Hal. 20-28) Situmeang, Herman Reonaldo; Herman, Herman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1131.283 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.20

Abstract

ABSTRAKRencana Anggaran Biaya (RAB) pada suatu pembangunan infrastruktur adalah perhitungan banyak nya biaya yang diperlukan untuk bahan, alat dan upah, serta biaya- biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Anggaran biaya merupakan harga dari bahan atau material, alat dan upah yang dihitung dengan teliti dan cermat. Anggaran biaya pada proyek yang sama akan berbeda-beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. Pada penelitian ini akan membahas pekerjaan peningkatan jalan seksi 2 Rancabuaya KM. BD. 111 + 450 – 114 + 840 yang meliputi pekerjaan divisi 4 pelebaran perkerasan dan bahu jalan, divisi 5 perkerasan berbutir  dan divisi 6 perkerasan aspal. Dari perhitungan yang dilakukan untuk pekerjaan divisi 4, divisi 5 dan divisi 6, dapat disimpulkan bahwa jumlah biaya yang di butuhkan untuk pekerjaan peningkatan jalan seksi 2 Rancabuaya KM. BD. 111 + 450 – 114 + 840 dengan panjang jalan 4 km, lebar  jalan existing 4 m, pelebaran jalan 3 m, lebar bahu jalan 3 m adalah Rp 2.808.476.106.Kata kunci : Rencana Anggaran Biaya ; Pekerjaan Peningkatan Jalan ; Seksi II Rancabuaya Km. Bd. 111+ 450 – 114 + 840 ABSTRACTBudget plan on an infrastructure development is a calculation of the cost amount that required for materials, equipment, and wages, along with the cost that related with the implementation of the project. The budget plan is the price of the materials, equipment and wages that calculated carefully and accurate. The budget plan in same project will be difference in each area, cause the difference of  materials and manpower wages prices.This research will discuss the road improvement works Rancabuaya section 2 KM. BD.  111+ 450 - 114 + 840 that contains divisions 4 covering jobs pavement and shoulder widening roads, Division 5 grained pavement and Division 6 asphalt pavement. From the calculations carried out for the work division 4, Division 5 and Division 6, it can be concluded that the amount of bugdet is needed for road improvement works Rancabuaya section 2 KM. BD. 111 + 450 - 114 + 840 with 4 km road length, road width existing 4 m, 3 m road widening, road shoulder width of 3 m is Rp 2.808.476.106.Key words : Budget plan ; road improvement ; section 2 Rancabuaya Km. Bd. 111 + 450 - 114+ 840
Kajian Distribusi Tegangan Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer pada Kondisi Elastik Linier dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga (Hal. 61-72) Primasari, Putri; Herbudiman, Bernardinus
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.627 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.61

Abstract

ABSTRAK Pengembangan fiber reinforced polymer untuk menjadi suatu material yang dapat diperhitungan dalam konstruksi jembatan, yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Puslitbang Jalan dan Jembatan) merupakan suatu langkah penting untuk memajukan bidang infrastruktur teknik sipil. Penggunaan FRP masih terbatas pada aplikasi perkuatan jembatan. Untuk menjadikan suatu struktur utama jembatan, diperlukan kajian guna memahami perilaku dan mengetahui dasar-dasar perencanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran peningkatan konsentrasi tegangan pada sambungan spesimen FRP dan membandingkan grafik gaya terhadap deformasi hasil pemodelan dengan hasil eksperimental. Untuk itu, metode penelitian yang dilakukan ialah menganalisis spesimen FRP melalui pendekatan numerik menggunakan software Ansys Workbench.Hasil analisis pemodelan menunjukkan peningkatan konsentrasi tegangan yang terbesar terdapat pada konfigurasi 5 lubang baut dengan nilai tegangan tekan sebesar 76,52%, dan luas sebaran lebih dari 1/2 D lubang. Selain itu, persentase perbedaan terbesar uji numerik terhadap uji eksperimental sekitar 12%.Kata kunci: fiber reinforced polymer, ANSYS Workbench versi 14, konsentrasi tegangan, sambungan.ABSTRACT Development the fiber reinforced polymer to be a material which can be counted in contruction of bridges, that is being conducted at the Center for Research and Development Road and Bridge is a important stride for developing indonesian civil engineering infrastruktur. Utilization of FRP is still limited to the application of strengthening bridges. For making a main structural of bridge, required to study for understanding behaviour and knowing their design basics. This research aims to give the description of increasing consentration of stress for FRP connection. And compare the force-deformation curves of the modelling to labour’s test. Therefor, the method which is used to analyze the specimens approach modelling the specimen using Ansys Workbench.Otherwise, the result showed the largest compressive stress is 76,52 %, and its spreading is more than a half of diameter of bolt hole. Beside that, the largest percentage difference between the modelling and experimental is about 12%.Keywords: fiber reinforced polymer, ANSYS Workbench version 14, stress consentration, connection
Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (Hal. 41-50) Kresnohadi, Adrianto; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.965 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.41

Abstract

ABSTRAK Kinerja suatu fondasi tiang bergantung pada nilai daya dukungnya baik daya dukung tanah maupun daya dukung tiang itu sendiri. Suatu bangunan sipil tidak terlepas dari peran fondasi dalam mendukung kekakuan struktur untuk menghasilkan sebuah nilai kenyamanan dan keamanan. Proyek gedung museum pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia menggunakan jenis fondasi tiang bor dalam pelaksanaannya. Untuk itu, analisis kinerja dari fondasi tiang bor diperlukan dalam proyek tersebut. Metode konvensional diantaranya adalah Reese & Wright (1977) dan O’neill & Reese (1999) untuk daya dukung ujung, Kulhawy (1999) dan Reese & Wright (1977) untuk daya dukung selimut, Vesic (1977) dan metode elemen hingga. Hasil yang diperoleh dari beberapa metode tersebut akan dibandingkan perbedaan nilainya dan diambil sebuah kesimpulan tentang kinerja fondasi tiang bor.Kata kunci : metode konvensional, metode elemen hingga, daya dukung fondasi tiang ABSTRACT Performances of foundation are depended on bearing capacity value. Civil engineering project need the foundation to support rigidity and safety. Museum project at Indonesia University of Education uses bored pile foundation. Therefore, it needs to do analysis of bored pile foundation performance. Reese & Wright (1977), O’neill & Reese (1999), Kulhawy (1999), Meyerhof (1956), finite element method and Vesic (1977) has been choosen as methods  to do the analysis. The results of analysis are bearing capacity and the settlements of foundation. The results will be compared among them to make the conclusion of performance analysis of bored pile foundation.Key words: analysis method, bearing capacity, finite element method
Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block) (Hal. 89-97) Multazam, Kiagus Aldi; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.666 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.89

Abstract

ABSTRAKPerancangan komposisi bahan campuran mortar untuk membuat bata beton (paving block) dilakukan dengan cara coba-coba (trial error) hal ini disebabkan metode mix design untuk campuran mortar belum dikembangkan secara teoritis. Agar produk paving block dapat memenuhi syarat yang ditentukan oleh SNI 03-0691-1996 maka perlu dikembangkan suatu teori pendekatan dalam perancangan komposisi bahan dalam campuran mortar. Hasil-hasil pengujian dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa makin tinggi volume pasir dalam campuran bata beton, makin rendah nilai kuat tekan paving block dari yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya ikatan antara pasta semen dengan permukaan agregat akibat berkurangnya kelecakan campuran mortar jika volume pasir bertambah. Dari hasil penelitian perancangan komposisi bahan dalam campuran mortar untuk pembuatan paving block dapat dilakukan mengunakan persamaan Dreux dengan menambah faktor koreksi berkisar antara 0 sampai 1. Volume pasir maksimum untuk semua ukuran butiran agar tidak terjadi seregrasi pada campuran adalah 0,70 m3,dan modulus kehalusan pasir yang paling baik untuk membuat campuran mortar adalah sama dengan atau lebih besar dari 2,3.Kata kunci: mortar, volume pasir, kuat tekan, kelecakan ABSTRACTMortar mix design in paving block home industries was usually carried out by using trial and error method. This method was caused by unavailability of theoritical approach in mortar mix design. In order to fulfill SNI 03-0691-1996 standard, it is necessary to develope  theoritical aproach in mortar mix design. The method proposed in this research is developed by using concrete mix design by Dreux. Test results in this research showed the higher the volume of sand, the lower the compressive strength that should be. Based on the test results, mortar mix design can be carried out by adding corrcetion factor in Dreux method, which is  0 1. In order to prevent segregation in mortar mix, the maximum volume of sand is 0.7 m3 and the fineness modulus is equal or larger than 2,3.Keywords: mortar, the volume of sand, compressive strength, workability
Perkiraan Distribusi Pergerakan Penumpang di Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Asal Tujuan Transportasi Nasional (Hal. 29-40) Apriliansyah, Tri; Herman, Herman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.922 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.29

Abstract

ABSTRAKSejalan dengan meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan, maka jumlah perjalananpun juga semakin meningkat. Apabila peningkatan tersebut tidak diikuti dengan penambahan infrastruktur, akan mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara penyediaan dan permintaan. Untuk mengantisipasi kebutuhan diperlukan studi tentang model bangkitan dan tarikan serta model sebaran pergerakan yang terjadi di Provinsi Jawa Barat. Untuk membentuk model bangkitan dan tarikan pergerakan diperlukan data asal tujuan yang diperoleh dari data sekunder. Hasil data sekunder dianalisis dengan metode Analisis Regresi Linier untuk mendapatkan model persamaan matematis yang paling baik. Untuk membentuk model sebaran pergerakan menggunakan model Double Constraint Gravity Model (DCGR) dan metode furness. Model bangkitan pergerakan penumpang yang diperoleh dari hasil analisa adalah Y = 3918278 + 16,008 X2 (R2= 0,843), dimana X2= Jumlah Penduduk. Berdasarkan hasil uji statistik, model sebaran pergerakan menggunakan model DCGR dengan fungsi hambatan eksponensial negatif. Sehingga model yang diperoleh adalah Tid= Oi.Dd.Ai.Bd.exp(-0,014159.Cid).Kata Kunci : Pemodelan Transportasi, Pertumbuhan penduduk, Asal Tujuan Transportasi Nasional. ABSTRACTIn line with the increasing urban population density, the number of trip was also increased. if the increaseis not followed by the addition of infrastrictrure. Will result in imbalance between supllay and demand studyis needed to anticipate the model trip generation and attraction with trip distribution model that occurredin the province of west java.In order to make the model trip generation and attraction, it is needed data destination origin that is achieved from secondary data. The result of secondary data is analyzed with Linear Regression method to get the model mathematic equation that the most well. For making the trip distribution model using Double Constrain Gravity Model (DCGR) and metode Furness.  Passenger trip generation model that is got from analysis result is Y = 3918278 + 16,008 X2 (R2= 0,843), where X2 = Population Amount. According statistic test result, the tip distribution model using DCGR model with negative exponential obstacle function. Therefore the model that is got is Tid= Oi.Dd..Ai.Bd.exp(-0,014159.Cid).Keyword : Transportation modeling, population growth, nation transportation origin destination.
Kajian Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Metode External Prestressing (Hal. 12-19) Khrisna, Dida; Herbudiman, Bernardinus
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.241 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.12

Abstract

ABSTRAKSeiring jalannya umur pemakaian beton bertulang pada struktur bangunan, banyak kondisi beton yang sudah rusak atau tidak aman untuk digunakan dikarenakan degradasi kekuatan akibat bencana alam, penempatan beban yang melebihi kapasitas, kebakaran, dan juga material bermutu rendah. Melihat kenyataan di lapangan tidak semua pelaku industri memiliki peralatan yang canggih ataupun budget yang mumpuni untuk melakukan perbaikan struktur, oleh karena itu metode external prestressing muncul sebagai salah satu opsi perbaikan struktur pada beton bertulang. Pada cara ini batang atau kabel prestressing ditanam pada beton yang rusak, memberikan tegangan padanya sampai suatu tegangan tarik tertentu sehingga elemen yang rusak mendapat gaya tekan. Hasil pengujian terhadap 4 balok dengan dimensi 25 cm x 15 cm dan panjang bentang 90 cm menunjukan bahwa perbaikan perilaku lentur balok dengan metode external prestressing menghasilkan persentase nilai-nilai sebagai berikut; 76,647%; 81,369%; 77,763%; 90,041%.Kata kunci: external prestressing, perilaku lentur, perbaikan struktur ABSTRACTAfter long service of reinforced concrete structure, concrete beam element become damage due to natural disasters, overloading, burned, and degradation of material strength. Repairing this element to achieve initial the strength capacity needs high cost. Then, the external pre-stressing method appears as alternative method to repair the element structure with relatively simple method and low cost. In this method, the pre-stress cable is attached beside the damaged concrete beam, giving the post-tension force, then the concrete section has compression force. The result of the 4 testing beams with 25 cm x 15 cm and length 90 cm shows that the improvement of beams flexural behavior with external prestressing method produces several percentage improvement values with these improvement; 76.647%; 81.369%; 77.763%; 90.041%.Keywords : external prestressing, flexural behavior, structural improvement
Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II (Hal. 1-11) Ohoimas, Muhammad Yanuar; Hamdhan, Indra Noer
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1266.878 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.1

Abstract

ABSTRAKPenurunan tanah merupakan permasalahan yang tidak dapat dihindari, hal ini menyebabkan perbaikan tanah sangat dibutuhkan, seperti yang terjadi pada proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II. Dua metode perbaikan tanah adalah yang sering digunakan yaitu metode pemberian beban awal dan metode vertical drain. Analisa akan dilakukan untuk menentukan jarak antar vertical drain dan juga untuk mengetahui besar penurunan tanah (U) dan lama waktu yang dibutuhkan (t) dengan analisa manual dan Metode Elemen Hingga dengan software PLAXIS 2D AE. Hasil analisa akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan besar penurunan dan waktu yang dibutuhkan dan juga untuk mengetahui pengaruh jarak antar vertical drain terhadap lama waktu penurunan. Data yang digunakan dalam analisa ini adalah data hasil pengujian SPT di lapangan dan pengujian di laboratorium yang meliputi consolidation test, triaxial compression test dan index properties test. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, penurunan yang terjadi adalah 0,835m dengan lama waktu untuk perbaikan tanah dengan menggunakan preloading adalah 178000 hari, sedangkan untuk perbaikan tanah dengan menggunakan metode preloading dan vertical drain adalah 120 hingga 135 hari.Kata kunci :Penurunan tanah, perbaikan tanah, preloading, vertical drain, Metode Elemen Hingga, PLAXIS 2012 AE ABSTRACTSoil settlement is a problem that can not be avoided, this causes the need of soil improvement, as in the case of Belawan Port Development Project Phase II. There are two soil improvement methods commonly used that are the preloading method and the vertical drain method. Analysis will be performed to determine the distance between the vertical drain and also to determine the soil settlement occurred (U) and the length of time it takes (t) by manual analysis and also the Finite Element Method with software PLAXIS 2D AE. The results of the analysis will be compared to determine differences the settlement and the time required and also to determine the effect of the distance between the vertical drains to the duration of settlement. Data used in this analysis are the SPT test data in the field and laboratory testing which includes the consolidation test, triaxial compression test and index properties test. Based on the analysis results, the settlement is obtained at 0.835 m with the duration it takes for soil improvementby using preloading is 178000 days, while soil improvement by using preloading and vertical drains method is 120 until 135 days.Keywords : Soil settlement, soil improvement, preloading, vertical drain, Finite Element Method, PLAXIS 2012 AE
Studi Optimalisasi Saluran Sekunder Reijam Kabupaten Karawang menggunakan Perangkat Lunak HECRAS (Hal. 51-60) Amelia, Fidha; Yosananto, Yedida
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.821 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.51

Abstract

ABSTRAKAlih fungsi lahan sawah terus meningkat akibat kebutuhan lahan permukiman yang semakin bertambah. Kondisi tersebut berdampak pada sistem pertanian dan pengairan. Di area Permukiman Griya Indah Karawang terdapat Saluran Sekunder Reijam yang berfungsi mengairi lahan sawah seluas 100 ha yang telah ada sebelum area permukiman tersebut dibuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi Saluran Sekunder Reijam dengan merelokasikan saluran tersebut sehingga area Permukiman Griya Indah Karawang tidak terganggu dan dapat digunakan secara maksimal. Untuk mengindentifikasikan lokasi Saluran Sekunder Reijam yang baru, tinggi muka air sebagai salah parameter utama akan dikaji pada penelitian ini. Analisis perhitungan akan dilakukan baik secara manual dengan rumus Manning maupun menggunakan perangkat lunak HECRAS 4.1.0. Hasil analisis membuktikan bahwa Saluran Sekunder Reijam yang baru dapat disarankan untuk digunakan  sehingga sistem keseluruhan pengairan daerah yang bersangkutan dapat berfungsi sebaik mungkin.Kata Kunci: saluran sekunder, sistem pengairan, HECRAS, tinggi muka air. ABSTRACTRice field conversions continue to rise due to the needs of the growing residential land. This condition has an impact on agriculture and irrigation systems. Reijam secondary channel which was built long before the housing area of Griya Indah Karawang constructed irrigates a rice field area of 100 ha. This research is conducted to optimize the function of Reijam  secondary channel by relocating the channel so that the housing area can be used in the most optimum and desirable way. Water level as one important parameter was studied in this research to determine feasibility of the new location  of Reijam Secondary Channel. The analysis was done both manually using Manning formula and with the aid of HECRAS 4.1.0 software. The results proved that the new  location of Reijam Secondary Channel meets the standard and it can be proposed to be used for this irrigation area. This approach is recommended to ensure that the overall irrigation system can function effectively.Keywords: secondary channel, irrigation system, HECRAS, water level.
Kajian Perilaku Jembatan Cable Stayed terhadap Variasi Kemiringan Lantai Jembatan Studi Kasus: Jembatan Satu, Barelang Dewi Safitri; Bernardinus Herbudiman
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.73

Abstract

ABSTRAKCamber atau desain kemiringan dek yang terdapat pada jembatan cable stayed mempengaruhi perilaku struktur jembatan. Berdasarkan kondisi tersebut dalam penelitian ini dikaji dua desain camber yang dirancang berdasarkan variasi panjang kabel dan variasi sudut kabel. Tipe camber I adalah desain camber sebelum modifikasi dengan kemiringan sidespan sebesar 5% dan kemiringan mainspan sebesar 2%. Tipe camber II adalah desain camber setelah modifikasi dengan kemiringan sidespan sebesar 5% dan kemiringan mainspan sebesar 4% hingga 1%. Untuk mengetahui perubahan perilaku jembatan pada tipe camber I dan tipe camber II dilakukan pengujian pembebanan pada model struktur jembatan. Pembebanan yang diaplikasikan mengacu pada RSNI T-02-2005. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SAP2000 versi 14. Hasil analisis yang dikaji adalah nilai lendutan struktur pylon, nilai lendutan struktur dek, serta nilai tegangan kabel. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perubahan pada nilai lendutan struktur pylon dan nilai lendutan struktur dek untuk kedua kasus camber. Perubahan ditemukan pada nilai tegangan kabel. Pada sidespan persentase perbedaan tegangan kabel maksimum adalah sebesar 17,43% dan persentase perbedaan tegangan kabel minimum adalah sebesar 0,14%. Pada mainspan persentase perbedaan tegangan kabel maksimum adalah sebesar 40,27% dan Persentase perbedaan tegangan kabel minimum adalah sebesar 0,85%.Kata kunci: jembatan cable stayed, camber, panjang kabel, sudut kabel, tegangan kabel ABSTRACTCamber or curvature deck design on cable stayed bridge, give an influence to the bridge behaviour. Based on its condition, this study perform two type of camber. The camber design arranged by variation of cable length and cable angle. First type is camber I. This camber is a camber design before modification with deck curvature consist of 5% slope in the sidespan and 2% slope in the mainspan.  Second type is camber II. This camber is a camber design after modification with deck curvature consist of 5% slope in the sidespan, and 4% to 1% slope in the sidespan. To discover the change of bridge behaviour on camber I and camber II loading test has given to the bridge models. Loading test that apply based on RSNI T-02-2005. Analysis was done by using SAP2000 version 14. Output from SAP2000 to be consider on this study are the value of pylon deformation, deck deformation,  and cable strength. The result show there are no different value for pylon deformation and deck deformation in both camber type, but There is a difference on the value of cable strength. For sidespan the maximum different value of cable strength is 17,43% and the minimum different value of cable strength is 0,14%. For mainspan the maximum different value of cable strength is 40,27% and the minimum different value of cable strength is 0,85%.Keywords: cable stayed bridge, camber, cable length, cable angle, cable strength

Page 1 of 2 | Total Record : 18