cover
Contact Name
Mita Yuniati
Contact Email
mitayuniati@unesa.ac.id
Phone
+6285736219539
Journal Mail Official
mitayuniati@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Gedung A3 Lt. 2, Fakultas Teknik - Universitas Negeri Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Online Tata Busana
Jurnal Online Tata Busana berisi hasil penelitian bidang Fesyen baik di kependidikan maupun non kependidikan. Focus and Scope: - Pendidikan Tata Busana - Fesyen - Tekstil - Kriya tekstil - Teknologi menjahit - Pola Busana - Manajemen dan Kewirusahaan Fesyen
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014" : 12 Documents clear
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Merubah Corak Kain Katun Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas X Busana Butik SMKN 1 Sarirejo Lamongan IFFATU ROSYIDAH, JULI
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.8440

Abstract

Abstrak Model pembelajaran langsung mengajarkan pengetahuan deklaratif dan prosedural kepada siswa serta dibimbing tahap demi tahap. Kompetensi merubah corak terdiri dari beberapa tahapan yakni membuat desain, menyulam dan menerapkannya pada dompet koin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada kompetensi merubah corak kain katun. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Sarirejo Lamongan sebanyak 23 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan tes hasil belajar. Instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar tes hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil analisis aktivitas guru terjadi peningkatan 0,21 dari siklus I (3,47) ke siklus II (3,68). Dari siklus II (3,69) ke siklus III (3,87) meningkat 0,19. Hasil analisis aktivitas siswa pada aktivitas mendengarkan (listening activities) terjadi peningkatan 6,5% dari siklus I (84,8%) ke siklus II (91,3%). Dari siklus II (91,3%) ke siklus III (100%) meningkat 8,7%. Persentase motoric activities meningkat 1,1% dari siklus I (97,8%) ke siklus II (98,9%), sedangkan dari siklus II (98,9%) ke siklus III (100%) mengalami peningkatan 1,1%. Persentase aktivitas menulis (writing activities) dari siklus I, II, III adalah 100%. Hasil belajar siswa terdapat ketetapan dari sekolah bahwa perbandingan kriteria ketuntasan minimal pada ranah kognitif dan psikomotor adalah 40:60, serta ketuntasan belajar kelas adalah 85% siswa mendapatkan persentase nilai > 80%. Hasil belajar kognitif dari siklus I (32,3) ke siklus II (33,1) mengalami peningkatan 0,8 poin, tetapi siswa yang tuntas hanya 56,5% (13 siswa), sedangkan dari siklus II (33,1) ke siklus III (37) meningkat 3.9 poin, tetapi iswa yang tuntas pada siklus II hanya 73,9% (17 siswa). Untuk ranah psikomotor dari siklus I (53) ke siklus II (54) mengalami peningkatan 1 poin, tetapi siswa yang tuntas hanya 82,6% (19 siswa), sedangkan dari siklus II (54) ke siklus III (54,3) meningkat 0,3 poin, dan 100% siswa tuntas belajar yakni 23 siswa. Siklus III pada ranah kognitif dan psikomotor semua siswa tuntas belajar yakni 100% (23 siswa) mendapat nilai >80%. Kata kunci: peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa Abstract Direct instruction model teach the student of declarative and procedural knowledge and guide students step by step. Abilities to change fabric motive consists of several stages which make design, embroider and apply it to the coin purse. The purpose of this study was to determine the increase in the activity of the teacher, student activities, and student learning outcomes by applying direct instruction to the abilities to change cotton fabric motive.This research is a kind of action research. The subjects were students of grade X of State Vocational Schools 1 Sarirejo Lamongan as many as 23 students. Data collection method used is the method of observation and achievement test. The research instrument is the activity of the teacher observation sheets, observation sheets and student activity sheets achievement test. The data analysis technique used is descriptive quantitative. The results of the analysis of teacher activity increased from the first cycle of 0.21 (3.47) to the second cycle (3.68). From the second cycle (3.69) to the third cycle (3.87) increased to 0.19. The results of the analysis of student activity on the activity of listening (listening activities) an increase of 6.5% from the first cycle (84.8%) to the second cycle (91.3%). From the second cycle (91.3%) to the third cycle (100%) increased by 8.7%. Percentage motoric activities increased 1.1% from the first cycle (97.8%) to the second cycle (98.9%), while the second cycle (98.9%) to the third cycle (100%) experienced an increase of 1.1%. The percentage of write activity (writing activities) of cycle I, II, III is 100%. Student learning outcomes are the provision of schools that comparison minimum completeness criteria on cognitive and psychomotor domains was 40:60, and mastery learning class is 85% of students get a percentage of the value of > 80%. Cognitive learning outcomes of the first cycle (32.3) to the second cycle (33.1) increased 0.8 points, but the students who completed only 56.5% (13 students), while the second cycle (33.1) to third cycle (37) increased 3.9 points, but the students who completed the second cycle is only 73.9% (17 students). For the psychomotor domain of the first cycle (53) to the second cycle (54) increased by 1 point, but the students who completed only 82.6% (19 students), while the second cycle (54) to the third cycle (54.3) increased 0,3 points, and 100% of students pass the study with 23 students. Cycle III on cognitive and psychomotor learning of all students completed the 100% (23 students) scored > 80%. Key Words: improvement of teacher activity, student activity, student learning outcomes
Perbedaan Ukuran Pola Smock Terhadap Hasil Jadi Variasi Flower Smocking Pada Busana Pesta Anak KHOLIFAH, NINIK
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.8588

Abstract

Abstrak Variasi flower smocking merupakan salah satu dari bentuk Nort American smocking yang divariasi. Variasi flower smocking ini diterapkan pada busana pesta anak dengan membedakan ukuran pola ½ cm, 1 cm, dan 1 ½ cm. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil jadi variasi flower smocking dengan ukuran pola smock ½ cm, 1 cm, dan 1 ½ cm yang diterapkan pada busana pesta anak, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil jadi antara smock yang menggunakan ukuran pola ½ cm, 1 cm, 1 ½ cm pada busana pesta anak, untuk mengetahui hasil jadi yang terbaik antara variasi flower smocking dengan ukuran pola smock ½ cm, 1 cm, 1 ½ cm yang diterapkan pada busana pesta anak. Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang memiliki variabel bebas yaitu penambahan ukuran pola smock yaitu ukuran smock ½ cm. 1 cm, dan 1 ½ cm. Variabel terikat yaitu hasil jadi variasi flower smocking pada busana pesta anak. Variabel kontrol yaitu desain busana pesta anak, smock yang dibuat adalah variasi flower smocking, kain yang digunakan adalah kain satin polyester, teknik menjahit, orang yang mengerjakan variasi flower smocking dan busana pesta anak, alat yang digunakan. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan observer 30 orang. Untuk analisis data menggunakan anava tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil jadi variasi flower pattern pada busana pesta anak ditinjau dari aspek kerapian, aspek bentuk, aspek jatuhnya smock. Untuk ukuran smock ½ cm kurang baik, pada ukuran smock 1 cm hasilnya baik, dan pada ukuran smock 1 ½ cm hasilnya baik. Jadi ada pengaruh yang signifikan pada semua aspek, yaitu kerapian, bentuk, dan jatuhnya smock. Hasil jadi smock yang terbaik adalah ukuran pola 1 cm karena proporsi pada busana pesta anak. Kata Kunci: Variasi flower smocking, Busana Pesta Anak Abstract Variation flower was smocking is one of the form of north west frontier american smocking that divariasi. Variation flower was smocking is applied to fashion a party child with distinguish the size of the pattern 0,5 cm, 1 cm, and 1,5 cm. Purpose in this research is to find out the results of so variation flower was smocking with the size of the pattern smock 0,5 cm, 1 cm, and 1,5 cm applied to fashion a party children, to know the whereabouts differences between smock the result so that uses the size of the pattern 0,5 cm, 1 cm, 1,5 cm in fashion party children, to know the result so the best between variation flower was smocking with the size of the pattern smock 0,5 cm, 1 cm, 1,5 cm applied to fashion a party child. A kind of this research is an experimenter whose having variable free that is, an increase in the size of the pattern smock which is a measure smock 0,5 cm.1 cm, and 1,5 cm. Variable bound namely the result so variation flower was smocking on fashion party child. Variable control namely. party children, fashion designs smock made is a variant flower was smocking, cloth used is cloth of satin polyester, the technique of needlework, a person who tills variation flower was smocking party children, and fashion a tool used. A method of collecting data is observation with an observer 30 people. To analysis of data using anava single. This research result indicates the result so variation flower was pattern on fashion party child review of the aspect of neatness, aspect of the form of the size, aspect of the fall of smock. To the size of a smock 0,5 cm less properly, on the size smock 1 cm the result is good and on the size smock 1,5 cm the result is good.So there are significant influence on all aspects, neatness, namely form, and the collapse of a smock.The result so smock the best is size of the pattern of 1 cm due proportion in fashion party child. Keywords: variation of flower smocking Dress, childrens party.
Penerapan Model Pembelajaran Langsung Dengan Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Membuat Pola Celana di SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro IZA, NIKMATUL
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.8680

Abstract

Abstrak Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran membuat busana Pria belum tuntas belajar, siswa belum mampu memahami dan menguasai matari yang diajarkan terutama pada materi membuat pola celana formal pria diatas kain. Untuk menyikapi permasalahan yang ada peneliti melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menerapkan model pembelajaran langsung menggunakan media video, Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajarsiswa, dan untuk mengetahui respon siswa. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus berisi tahap persiapan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, subjek penelitian ini adalah seorang guru dan 27 siswa kelas XI Busana Butik.Objek penelitian adalah aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon siswa.Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, tes hasil belajar, dan angket.Instrument penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan lembar angket respon siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa aktivitas guru pada siklus I terlaksana “sangat baik” dengan persentase 94.43%, pada siklus II terlaksana “sangat baik” dengan persentase 98.13% mengalami peningkatan sebesar 3.7%. Aktivitas siswa pada siklus I persentase skor yang diperoleh sebesar 97.96% dengan kategori “sangat baik” pada siklus II persentase skor yang diperoleh sebesar 98.80% dengan kategori “sangat baik” mengalami peningkatan sebesar 0.84%. Hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 88.89% dan pada siklus II hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 100% dengan kategori “Tuntas” mengalami peningkatan sebesar 11.11% dan hasil respon siswa persentase yang diperoleh sebesar 83.19 % dengan kategori “sangat baik”. Kata Kunci: Pembelajaran langsung, Media video, Membuat pola celana diatas kain, hasil belajar siswa Abstract The students study result have not passed the learning objective in the man fashion making learning subject. They do not understand and master the materials taught especially in the trousers pattern making on cloth learning materials the researcher conducts a research in the form of classroom action research to solve this problem by using direct learning model trough video. This research aims to improve the teacher’s activity, student activity, study result, and get data of students’response. This research is conducted in two cycles. Each cycle has four steps there are planin, action, observation and reflection. There are a teachers and 27 students of eleventh grade in fashion major who become the subject of the research. The objects of the research are the teacher’s activity, student’s activity, study result and student’s response. The research methods used are observation, study result test, and questionnaire. The research instruments used are observation, sheet for teacher activity, observation sheet for student’s activity, study result test sheet, and questionnaire for student’s response. The data analysis used is qualitative descriptive analysis by using percentage. The result of the research shows that the teacher’s activity is “very good” in the first cycle. It is 94.43%. it maintains its criteria of being very good by improving for 3.7%. it becomes 98.13% in the second cycle. The students’ activities are very good in the first cycle. It is 97.96%. it maintains its criteria of being “very good” by improving its percentage for 0.84%. it becomes 98.80% in the second cycle. The students’ study result classically is 88.89% in the first cycle. It is improved for 11.11% and becomes 100% in the second cycle. It is in the “passed” criteria. The students’ study result is 83.19% which is in the “very good” category. Keyword: Direct learning, Video, Making trousers pattern on cloth. The students study result.
Modifikasi Pola Lengan Straight Lines And Curves A Dengan Metode Pattern Magic Pada Blus Menggunakan Kain Polyester Fleece ANDRIANTI, SITA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.8825

Abstract

Abstrak Lengan straight lines and curves A merupakan lengan dengan bentuk gundukan melengkung menyerupai punggung unta. Lengan dibuat lebih menarik dengan dilakukan modifikasi dengan memberi kerutan pada bagian tengah lengan supaya lengan lebih terlihat menonjol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil jadi modifikasi pola lengan straight lines and curves A pada bagian panjang blus dengan penambahan 15 cm dan bagian tengah lengan dengan penambahan 4 cm ke kanan dan kiri pada titik tengah bagian tengah dibuat cembung dengan dicerminkan 2 kali untuk 2 gundukan dengan koreksi I dan koreksi II. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pangumpulan data yang digunakan adalah observasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi berupa checklist (√). Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dari 25 responden yang memiliki pengetahuan dibidang tata busana yang terdiri dari 5 dosen ahli Tata Busana dan 20 orang mahasiswa Tata Busana. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan mean. Berdasarkan analisis data penelitian yang diperoleh dari hasil jadi modifikasi pola lengan straight lines and curves A dengan metode pattern magic pada blus menggunakan kain polyester fleece yang ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek ketepatan bentuk gundukan dengan mean 1.96 kategori kurang baik, setelah koreksi I dengan perbaikan bentuk gundukan menjadi cembung mean menjadi baik 3.72 dan setelah koreksi II mean menjadi sangat baik 4. Aspek ketepatan bentuk kerutan dengan mean 1.72 kategori cukup baik, setelah koreksi I dengan penambahan 1/8 panjang bagian tengah lengan mean menjadi baik 3.2 dan setelah koreksi II dengan penambahan 1/6 panjang bagian tengah lengan mean menjadi sangat baik 4. Aspek volume gundukan dengan mean 2.32 kategori cukup baik, setelah koreksi I dengan perbaikan bentuk gundukan menjadi cembung dan teknik jahit mean menjadi baik 3.64 dan setelah koreksi II mean menjadi sangat baik 4. Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah koreksi II bentuk kerutan yang dihasilkan bisa rata dan bentuk gundukan lengan bisa terlihat menonjol dan bervolume padat. Kata kunci: Modifikasi pola lengan straight lines and curves A, hasil jadi lengan straight lines and curves A, kain polyester fleece. Abstract Straight lines and curves A is an arm which is like camel back. The arm is made more interesting to be more prominent by giving wrinkle to the middle of the arm. This research aims to find the result of modification for straight lines and curves A for long arm by adding 15 centimeters more. It is 4 centimeters more in the middle of the arm to make it more convex. It is also given twice more addition by using correction I and correction II. This research is a descriptive research. The observation is used to collect the data. The instrument in this research is observation sheet in the form of checklist (√). The data is collected through observation among 25 respondents who have knowledge in the fashion. There are 5 fashion lecturers and 20 students of fashion department. The data is analyzed by using quantitative and mean. Based on the data analysis, the modification of straight lines and curves A for arm pattern by using pattern magic for polyester fleece blouse is observed through three aspect. First, the appropriateness of convex by getting mean for 1.96 is not really good. It becomes 3.72 in the correction I (good) and becomes 4 in the correction II (very good). Second, the form of convex gets mean for 1.72 as the good enough criteria. It becomes 3.2 in the correction I (good) after it is given 1/8 additional length in the middle and becomes 4 in the correction II (very good) after it is given 1/6 additional length in the middle. Third, the convex volume is good enough for 2.32. it becomes 3.64 (good) in the correction I and becomes 4 in the correction II (very good). Based on result, it can be concluded that after getting correction II, the convex got can be better and it has appropriate volume. Keywords: Modification of straight lines and curves A for arm pattern, the product of a straight lines and curves A arm, polyester fleece cloth.
Pengembangan Bentuk Motif Bordir Kerancang Sisik Dengan Sumber Ide Geometris ADDINI HAROSAH, HISMI
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.9045

Abstract

Abstrak Bordir kerancang mempunyai banyak jenis, salah satunya yaitu kerancang sisik yang mempunyai bentuk motif lengkung dan didalamnya terdapat motif seperti tetes air. Untuk membuat motif tersebut agar menjadi lebih bervariasi, maka upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengembangan yang bertujuan agar bentuk motif keracang sisik lebih indah dan menarik. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan sumber ide geometris yaitu bentuk kotak dan teknik pengembangan stilasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi terhadap 10 desain yang telah dikembangkan dan dinilai berdasarkan aspek pengembangan yaitu unsur desain, prinsip desain, keserasian pengembangan, dan kesesuaian teknik bordir. Pengumpulan data dihitung dengan memberi skor penilaian 1-5. Data yang telah terkumpul kemudian dirata-rata dan dipresentasekan menggunakan Average Precentage yang bertujuan untuk mengetahui hasil perhitungan keseluruhan desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain 2 adalah desain yang terbaik dengan perolehan nilai rata-rata dari aspek unsur desain 4,68; prinsip desain 4,68; keserasian pengembangan 4,58; dan kesesuaian teknik bordir 4,65. Dari jumlah nilai tersebut kemudian diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,65 dengan jumlah presentase 93,25% dan termasuk dalam kategori Sangat Baik. Desain yang memperoleh nilai terendah yaitu desain 8 dengan perolehan nilai rata-rata dari aspek unsur desain 3,42; prinsip desain 3,46; keserasian pengembangan 3,40; dan kesesuaian teknik bordir 3,53. Dari jumlah nilai tersebut kemudian diperoleh nilai rata-rata 3,45 dengan jumlah presentase 69% sehingga termasuk dalam kategori penilaian Cukup Baik. Namun, jika dihitung keseluruhan dari 10 desain yang dinilai dari 4 aspek, diperoleh rata-rata 4,15 dengan jumlah presentase 83,10 %. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa 10 desain hasil pengembangan termasuk dalam penilaian kategori Sangat Baik. Kata Kunci: Pengembangan Bentuk Motif Bordir, Kerancang Sisik Abstract Kerancang embroidery have many types and one of them is Kerancang scales that have a simple motif forms a curved shape that is found in which there are motifs like drops of water. Efforts are being made in order Kerancang embroidery looks more varied scales that do the development that aims to form motifs scales keracang more beautiful and attractive. Development is done by using a source of ideas and geometric shapes box refers to a stylized technique. This research is descriptive. Data collection techniques using observations of 10 designs that have been developed and evaluated based on development that is, elements of design, principles of design, harmony of development, and the suitability of embroidery technique. The collection of data is calculated by giving a score of 1-5 votes. The data has been collected and then averaged and dipresentasekan using Average precentage that aims to determine the results of the calculation of the overall design. The results showed that design 2 is the best design with average grades of 4,68 aspect of design elements; 4,68 design principles; harmonious development of 4,58; and 4,65 suitability embroidery techniques. Of the total value is then obtained an average value of 4,65 with a percentage of 93,25% and the amount included in the category of Very Good. The design is obtaining the lowest value is design 8 with average grades of 3,42 aspect of design elements; 3,46 design principles; harmonious development of 3,40; and 3,53 suitability embroidery techniques. Of the total value is then obtained an average value of 3,45 with 69% percentage of the amount so included in the assessment category Good Enough. However, if the calculated total of 10 designs were judged on four aspects, gained an average of 4,15 by the number of percentage of 83,10%. From the results of these calculations it can be concluded that the 10 designs included in the assessment of development outcomes Very Good category. Keywords: Development of Form Motif Embroidery, Kerancang Scale
Perbedaan Hasil Jadi Celana Apple Peel B Pada Bahan Rayon Antara Pengembangan Pola 1,5x dan 2x Panjang Celana LISTIYO RAHAYU, IDA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.9185

Abstract

Abstrak Celana merupakan busana luar pria maupun wanita yang menutupi bagian bawah dari pinggang sampai mata kaki terdiri dari 4 bagian yaitu dua helai bagian muka dan dua helai bagian belakang, keempat helai kain tersebut disatukan dengan cara dijahit pada bagian sisi dan bagian pesak. Celana yang sesuai dengan desain membutuhkan pola yang baik. Pola yang sering dipakai dalam membuat busana terkesan biasa dan belum banyak yang tereksplorasi, namun berbeda dengan pola metode Pattern magic. Pattern Magic dibuat oleh Tomoko Nakamichi, seorang ahli fashion dari jepang. Pattern Magic dibuat dengan membuat pecah pola sedemikian rupa yang hasil busananya menjadi 3 dimensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil jadi celana Apple Peel B, untuk mengetahui Perbedaan hasil jadi celana Apple Peel B antara pengembangan pola celana 1,5x dan 2x panjang celana dan untuk mengetahui hasil jadi yang terbaik antara pengembangan pola 1,5x dan 2x panjang celana. Jenis penelitian termasuk penelitian eksperimen dengan variabel bebas yaitu pengembangan pola 1,5x dan 2x panjang celana, variabel terikat adalah hasil jadi celana Apple Peel B pada bahan Rayon yang ditinjau dari ketepatan letak draperi, kerataan draperi, jatuhnya draperi serta bentuk draperi pada celana Apple Peel B dan variabel kontrol adalah desain, daftar ukuran, pembuatan celana, orang yang membuat, alat, bahan dan proses menjahit. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan instrumen penelitian daftar cek list. Analisis data menggunakan Uji t dengan taraf nyata signifikan 5 %. Hasil penelitian celana Apple Peel B pengembangan pola panjang celana ditinjau dari aspek ketepatan letak draperi, kerataan draperi, jatuhnya draperi dan bentuk draperi. Pada aspek ketepatan letak draperi pada pengembangan pola 1,5x panjang celana diperoleh mean 3,66 (sangat baik) sedangkan yang 2x diperoleh mean 3,23 (baik). Pada aspek kerataan draperi pada pengembangan pola 1,5x panjang celana diperoleh mean 3,56 (sangat baik) sedangkan yang 2x diperoleh mean 3,00 (baik). Pada aspek jatuhnya draperi pada pengembangan pola 1,5x panjang celana diperoleh mean 3,56 (sangat baik) sedangkan yang 2x diperoleh mean 3,00 (baik). Pada aspek bentuk draperi pada pengembangan pola 1,5x panjang celana diperoleh mean 3,45 (sangat baik) sedangkan yang 2x diperoleh mean 2,86 (baik).Terdapat Perbedaan yang signifikan karena hasil dari setiap aspek memiliki &alpha; < 0,05. Hasil jadi celana yang terbaik yaitu pada pengembangan pola 1,5x panjang celana, diperoleh rata-rata mean sebesar 3,55 dalam kategori sangat baik sebab hasil jadi celana Apple Peel B lebih pas sehingga tidak bertumpuk pada bagian bawah (kaki). Kata kunci : Celana Apple Peel B, bahan Rayon, pengembangan pola 1,5x dan 2x panjang celana Abstract Pants an outer garment of men and women who cover the bottom of the waist to ankle consists of 4 parts: the two strands of the front and rear two-piece, four pieces of fabric are sewn together in a way on the sides. Pants that fit the design requires a good pattern. The pattern is often used in making fashion seem ordinary and not much explored, but in contrast to the Pattern magic method. Pattern Magic by Tomoko Nakamichi made , a fashion expert from Japan. Pattern Magic made ??with making burst pattern in such a way that the results into 3-dimensional fashion. The purpose of this study is to find out the results so pants Apple Peel B, to determine the difference in the results so pants Apple Peel B pattern between the development of 1.5x and 2x pants and long pants to see the best results so that the development pattern of 1.5x and 2x length pants . Types of research including experimental study with the independent variable is the development pattern of 1.5x and 2x long pants, so the dependent variable is the outcome trousers Apple Peel B on Rayon material that drapes layout in terms of accuracy, flatness drapes, drapes fall and drapes form on trousers Apple Peel B and the control variable is the design, the size of the list, the manufacture of trousers, the person who makes, tools, materials and sewing process. Data collection methods were observation by mailing a check list of research instruments. Data were analyzed using t-test with a significance level of 5% significant. The results of the research briefs Apple Peel B length pants pattern development in terms of the accuracy of the location aspect drapes, drapes flatness, the fall of the drapes and drapes form. In the aspect of accuracy the location of drapes on the development of long pants pattern 1.5x the mean 3.66 (very good) 2x whereas the mean of 3.23 (good). In the aspect of flatness pattern drapes on developing long pants 1.5x the mean of 3.56 (very good) 2x whereas the mean of 3.00 (good). At the fall of the aspects of the development pattern drapes on long pants 1.5x the mean of 3.56 (very good) 2x whereas the mean of 3.00 (good). In aspects of the development pattern drapes on long pants 1.5x the mean of 3.45 (very good) 2x while the mean of 2.86 (good). Significant difference as a result of any aspect of having &alpha;<0.05. Results so pants are best used in the development of long pants 1.5x pattern, obtained an average mean of 3.55 in the excellent category because the results so Apple Peel B pants more fitting so it does not accumulate on the bottom (foot). Keywords: Apple Peel B Pants, Rayon material, the development pattern of 1.5x and 2x length pants
Pengaruh Jenis Fusible Interfacing Terhadap Hasil Jadi Quiltagami Kain Lurik Pada Rok Suai DEWI M, PUSPITA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.9207

Abstract

Abstrak Quiltagami adalah gabungan teknik origami dan quilting. Origami adalah seni melipat kertas atau kain. Quilting adalah teknik yang menggabungkan 2 atau 3 bahan menjadi satu. Prinsip penerapan quiltagami dalam penggunaan bahan harus kaku dan mudah dilipat. Sehingga quiltagami dapat diterapkan pada bahan lurik. Untuk memberi kesan kaku dan mudah dilipat maka diperlukan fusible interfacing. Jenis fusible interfacing yang digunakan adalah knit fusible interfacing tipe tricot 7513, knit fusible interfacing tipe tricot 3113, dan knit fusible interfacing tipe tricot 2613. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis knit fusible interfacing terhadap hasil jadi quiltagami kain lurik pada rok suai. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan metode pengumpulan data observasi yang dilakukan oleh 30 observer. Variabel bebas penelitian ini adalah jenis knit fusible interfacing, yaitu knit fusible interfacing tipe tricot 7513, knit fusible interfacing tipe tricot 3113, dan knit fusible interfacing tipe tricot 2613. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil jadi quiltagami kain lurik pada rok suai. Analisis data menggunakan anava tunggal dengan bantuan program komputer SPSS 17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil jadi quiltagami kain lurik menggunakan knit fusible interfacing tipe tricot 7513 memiliki kategori cukup baik. Hal ini ditinjau dari aspek kesesuaian bentuk quiltagami dengan nilai mean 2,8, ketetapan bentuk lipatan quiltagami pada rok suai dengan nilai mean 2,9, dan kerapian hasil jadi quiltagami dengan nilai 3,4. Hasil jadi quiltagami kain lurik menggunakan knit fusible interfacing tipe tricot 3113 memiliki kategori baik. Hal ini ditinjau dari aspek kesesuaian bentuk quiltagami dengan nilai mean 3,2, ketetapan bentuk lipatan quiltagami pada rok suai dengan nilai mean 3,3, dan kerapian hasil jadi quiltagami dengan nilai 3,4. Hasil jadi quiltagami kain lurik menggunakan knit fusible interfacing tipe tricot 2613 memiliki kategori baik. Hal ini ditinjau dari aspek kesesuaian bentuk quiltagami dengan nilai mean 3,9, ketetapan bentuk lipatan quiltagami pada rok suai dengan nilai mean 3,7, dan kerapian hasil jadi quiltagami dengan nilai 3,9. Berdasarkan jumlah mean pada setiap aspek dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ketiga jenis knit fusible interfacing tersebut terhadap hasil jadi quiltagami kain lurik pada rok suai. Hasil jadi quiltagami yang terbaik adalah knit fusible interfacing tipe tricot 2613. Kata kunci : quiltagami, knit fusible interfacing, kain lurik Abstract Quiltagami is a combination of origami and quilting techniques. Origami is the art of folding paper or fabric. Quilting is a technique that combines 2 or 3 ingredients into one. Application of the principle of quiltagami in the use of material must be rigid and easily folded. So quiltagami can be applied to lurik fabric. To give the impression of a rigid and easily folded then needed fusible interfacing. Types fusible interfacing used are tricot knit fusible interfacing type 7513, tricot knit fusible interfacing type 3113, and tricot knit fusible interfacing type 2613.The purpose of this research is to know the influence of knit fusible interfacing on results so quiltagami lurik fabric on skirt suai. This research includes research data gathering methods with experimental observation made by 30 observer. This research is independent variable types of fusible fabric knit interfacing, which is knit tricot fusible interfacing type 7513, knit tricot fusible interfacing type 3113, and knit tricot fusible interfacing type 2613. While the dependent variable is the result so quiltagami lurik fabric on skirt suai. Data analysis using single anava with the help of a computer program SPSS 17. The results of this research indicate that the results of so quiltagami lurik fabrics using a knit tricot fusible interfacing type 7513 has a category is good enough. This review of aspects of the suitability of the form quiltagami with the value of the mean 2.8, statute quiltagami folds form at suai skirt with a mean of 2.9, and results the neatness so quiltagami with the value 3.4. The results so quiltagami lurik fabric using a knit tricot fusible interfacing type 3113 has a category either. This review of aspects of the suitability of the form quiltagami with a value of mean 3.2, statute quiltagami folds form at suai with skirts mean 3.3, and results the neatness so quiltagami with the value 3.4. The result so quiltagami lurik fabric using a knit tricot fusible interfacing type 2613 has a category is good. This review of aspects of the suitability of the form quiltagami with a value of mean 3.9, statute quiltagami folds form at suai skirt with a mean of 3.7, and results the neatness so quiltagami with a value of 3.9. Based on the amount of the mean in every aspect of it can be concluded that there is a third type of influence of fusible fabric knit interfacing the results so quiltagami on lurik cloth skirt suai. Quiltagami results so it is best to knit tricot fusible interfacing type 2613. Keywords: quiltagami, knit fusible interfacing, lurik fabric
Busana Penari Reog Tulungagung CHAIRINA R, AUCHA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.9239

Abstract

Abstrak Busana penari Reog Tulungagung memegang fungsi yang sangat penting. Pemilihan desain, warna, dan pelangkap busana yang tepat akan membantu menyampaikan cerita, pesan, dan makna yang terkandung dalam sebuah pertunjukan tari. Sebagai genarasi muda kita berkewajiban melindungi dan melestarikan seni budaya bangsa Indonesia, agar tidak jatuh ketangan pihak lain yang tidak bertanggungjawab, dan tetap dapat dinikmati penerus bangsa Indonesia dimasa depan sebagai warisan budaya bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri khas Busana Penari Reog Tulungagung yang sesuai pakem ditinjau dari unsur dan prinsip desain, makna simbolis Busana Penari Reog Tulungagung, dan perkembangan busana penari Reog Tulungagung dari tahun 1970 hingga tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis trianggulasi metode yang berarti membandingkan dan mengecek balik suatu informasi yang diperoleh dengan cara menggunakan beberapa teknik pengumpulan data pada setiap sumber data. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa busana penari Reog Tulungagung yang sesuai pakem telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung tahun 1996, terdiri dari: busana bagian kepala(iket/udheng, iker-iker, sumping), busana bagian tubuh (kace, ter, baju srempang, gendhong, klat bahu, deker, stagen, sabuk/ timang, kain panjang, celana/ kathok, dhodhog/ kendhang, boro-boro, sampur), busana bagian kaki(kaos kaki,gongseng), dengan ciri khas utama yang terletak pada pemakain iket/ udheng dan iker-iker/ gulingan. Busana Penari Reog Tulungagung memiliki makna yang mendalam, yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia individu, sebagai makhluk sosial, maupun sebagai seorang pemimpin. Busana Penari Reog Tulungagung dari tahun 1970 hingga tahun 2014 mengalami 5 kali perkembangan. Foto busana penari Reog Tulungagung tertua ditemukan tahun 1970. Busana penari Reog Tulungagung yang lengkap dan sesuai pakem tahun 1990-1996, dan dibukukan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung tahun 1996. Busana penari Reog Tulungagung tahun 1997 didominasi warna kuning. Perkembangan warna busana penari Reog Tulungagung yang sangat bervariasi tahun 2000-2009. Tahun 2009-2014 busana penari Reog Tulungagung dengan bahan bermotif dan busana penari Reog Tulungagung yang praktis digunakan. Kata kunci : Ciri khas busana, Makna Simbolis, Perkembangan, Penari Reog Tulungagung. Abstract Apparel of Reog Tulungagung dancer is supporting factor that take important function. Design selection, colour, and appropriate accessories will confirm the expression and attraction of the dancer performance. As ayounggenarasiweare protect andpreserve theart and cultureof Indonesia, so as not tofallinto the hands ofothers whoare notresponsible, andcan still beenjoyed bythe successorof Indonesiain the futureasthe nation's culturalheritage. The purposeof this studywas to determine thecharacteristicClothingappropriategripReog TulungagungDancerin termsofthe elementsandprinciplesof design, the symbolic meaning ofReog Tulungagung DancerClothingandclothingdevelopmentReog Tulungagungdancersfrom 1970to 2014. This research isdescriptivequalitativeresearch. Data collection methodsused wereobservation, interviews, anddocumentation. This study uses triangulation method of analysis techniques to compareand check the meaning behind thein formation that is obtained by using several techniquesof data collectionateach data source. Based on theresearch is that thedancerclothingappropriateReoggriphas been establishedby the Government ofTulungagungin 1996,consistsof: fashionhead(iket/udheng, iker-iker, sumping), fashionbody parts(kace, ter, baju srempang, gendhong, klat bahu, deker, stagen, sabuk/ timang, long cloth, pants, / kathok, dhodhog/drum, boro-boro, sampur), portionsfeet(sock,gongseng),the main characteristic lies in the use of iket/ udheng dan iker-iker/ gulingan. ClothingReogDancerTulungagunghas deep meaning, whichcan be learnedandapplied ineveryday lifeashumanindividuals, associal beings, as wellasa leader. ClothingReogTulungagung Dancer from 1970to 2014experiencedgrowth5times. PhotosReogTulungagung dancersdressoldest discoveredin 1970.ClothingReog Tulungagungdancerscompleteandappropriategripthe years 1990-1996, andrecordedby local governmentof Tulungagungin 1996.1997 fashion Reog Tulungagung dancers in yellow dominated. In2009-2014twodevelopmentsarequite interesting, theReog Tulungagung dancersdresswithpatterned materialandpracticalfashionReog Tulungagung dancersused. Keywords: Characteristic offashion, the symbolicmeaning, development, ReogTulungagung Dancer.
Pengaruh Peletakan Pola Terhadap Hasil Jadi Blus Circular Drape Menggunakan Kain Lycra Metode Pattern Magic Stretch Fabric NAFILA, WIDATUN
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.9410

Abstract

Abstrak Blus adalah pakaian yang digunakan pada bagian atas tubuh. Blus memiliki berbagai macam jenis variasi, yang disesuaikan dengan perkembangan mode. Penelitian ini membuat blus circular drape dengan metode pattern magic stretch fabrics, menggunakan kain lycra. Kain lycra digunakan karena memiliki kemuluran yang tinggi (stretch). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil jadi blus ditinjau dari bentuk drape, efek drape pada kerung lengan serta aspek similarity (kesamaan) drape, dan pengaruh peletakan pola terhadap hasil jadi blus circular drape menggunakan kain lycra metode pattern magic stretch fabrics. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, yang memiliki variabel bebas yakni 3 arah serat kain yang berbeda, variabel terikat yakni kriteria hasil jadi blus ditinjau dari bentuk drape, efek drape pada kerung lengan serta aspek similarity (kesamaan) drape variabel kontrol yakni metode pattern magic, desain blus circular drape, teknik pembuatan, ukuran blus, mesin jahit, waktu menjahit dan orang yang menjahit. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan daftar checklist kepada 30 orang observer. Untuk analisis data menggunakan anava tunggal dengan signifikansi 5% (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan hasil jadi blus ditinjau dari bentuk drape, efek drape pada kerung lengan dan aspek similarity (kesamaan) drape pada kain lycra dengan tiga arah serat kain, arah serat melebar (Croos wise grain), arah serat memanjang(length wise grain), dan arah serat serong (true bias). Untuk arah serat memanjang (length wise grain) hasilnya kurang baik, pada arah serat melebar (Croos wise grain) hasilnya cukup baik, dan pada arah serat serong (true bias) hasilnya baik. Hal ini karena sesuai dengan kriteria bentuk drape, efek drape pada kerung lengan serta aspek similarity (kesamaan) drape. Ada pengaruh yang signifikan pada semua aspek, yaitu bentuk drape, efek drape pada kerung lengan serta aspek similarity (kesamaan) drape. Dari hasil anava 0,021 diperoleh signifikansi 0,00<0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada ketebalan kain terhadap hasil jadi blus circular drape dengan metode pattern magic stretch fabrics. Kata kunci: Peletakan pola, hasil jadi blus circular drape, metode pattern magic stretch fabrics, kain lycra. Abstract Blouse is apparel wearing on bodice. Blouse has many kind of variations, it according to the progress of mode. This research was made circular drape blouses with method of pattern magic stretch fabric, using lycra fabric. Lycra fabric used because has high stretch. The aims of this research were to know the outcome of blouse viewed from aspects of drape form, drape effects on armscye, also drape similarity, and the effect of pattern laying on the outcome of circular drape blouse using lycra fabric with method of pattern magic stretch fabric. This research include in experimental research, it had independent variable 3 different fabric grain orientation, the dependent variable was the outcome criteria of blouse viewed from aspect of drape form, drape effect on armscye, and drape similarity. The control variable were method of pattern magic, design of circular drape blouse, manufacturing technique, blouse size, sewing machine, sewing time, and tailor. Data collecting method was observation with checklist table for 30 observers. Data analysis used one way anava with significance 5% (p < 0.05). Result of this research shows that the outcome of blouse viewed from aspect of drape form, drape effect of armscye, and drape similarity on lycra fabric with three fabric grain orientation, cross wise grain, length wise grain, and true bias. The outcome of length wise grain was not good, for cross wise grain was good enough, and for true bias was good. These are according to the criteria of drape form, drape effect on armscye, and drape similarity. There are significant effects on all of aspects, those are drape form, drape effect on armscye, and drape similarity. Result of anava obtained significance 0.021 < 0.05, this shows that there is significant effect on fabric thickness on the outcome of circular drape blouse with method of patter magic stretch fabric. Keywords: pattern laying, the outcome of circular drape blouse, method of pattern magic stretch fabric, lycra fabric.
Pengaruh Ketebalan Busa Angin Terhadap Hasil Jadi Quilting Pada Tas Jinjing (Tote Bag) AGUS TALISA, IKE
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i3.9416

Abstract

Abstrak Quilting adalah adalah teknik menghias kain dengan cara menggabungkan dua atau lebih lapisan bahan. Pada bagian tengah disisipkan sejenis bahan pengisi yang disebut batting. Salah satu cara pembuatan pengisian bahan quilting yaitu quilting in units atau sectional quilting dan penerapan hiasan motif berupa all - over pattern. Bahan pengisi yang digunakan bermacam -macam, misalnya busa angin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil jadi quilting pada tas jinjing (tote bag) dengan ketebalan busa angin 2 milimeter, 5 milimeter dan 8 milimeter, untuk mengetahui pengaruh ketebalan busa angin 2 mm, busa angin 5 mm dan busa angin 8 mm terhadap hasil jadi quilting pada tote bag, untuk mengetahui ketebalan busa angin 2 milimeter, 5 milimeter dan 8 milimeter yang menghasilkan quilting yang terbaik. Jenis penelitian ini yaitu eksperimen dengan variabel bebasnya ketebalan busa angin 2 milimeter, 5 milimeter dan 8 milimeter. Variabel terikat yaitu hasil jadi quilting pada tote bag ditinjau dari aspek yaitu efek timbul quilting, bentuk motif quilting dan setikan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan instrument penelitian yang berupa lembar observasi dengan daftar check list yang dilakukan 30 orang observer. Teknik analisis data yang digunakan adalah anava tunggal untuk mengetahui pengaruh ketebalan busa angin terhadap hasil jadi quilting pada tas jinjing (tote bag) dengan signifikan p < 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa hasil jadi quilting ditinjau dari aspek efek timbul quilting dengan mean tertinggi 3,58 pada ketebalan busa angin 5 mm, bentuk motif quilting dengan mean 3,67 pada ketebalan busa angin 5 mm dan setikan dengan mean 3,38 pada ketebalan busa angin 5 mm. Ada pengaruh ketebalan busa angin terhadap hasil jadi quilting, tingkat signifikan semua aspek adalah p = 0,000 < 0,05 sehingga Ha diterima. Ketebalan busa angin memberikan pengaruh yang berbeda. Bahan pengisi busa angin dengan ketebalan 2 milimeter memberikan pengaruh bentuk motif kurang timbul (tipis), terdapat kerutan, dan setikan rapi. Bahan pengisi busa angin dengan ketebalan 5 milimeter memberikan pengaruh bentuk motif relief timbul (sedang), tidak terdapat kerutan, dan setikan lebih rapi. Pada bahan pengisi busa angin dengan ketebalan 8 milimeter memberikan pengaruh bentuk motif relief timbul (tebal), terdapat kerutan, dan setikan kurang rapi. Ditinjau dari semua aspek quilting dengan ketebalan busa angin 5 milimeter yang mempunyai nilai mean tertinggi termasuk kriteria quilting terbaik. Kata kunci: ketebalan busa angin, hasil jadi quilting, tote bag. Abstract Quilting is decorating fabric is a technique by combining two or more layers of material. Inserted in the middle kind of filler called batting. One way of making the batting material is quilting in units or sectional and application of decorative motive in the form of an all - over pattern. The batting used wide - range, for example spon foam. The purpose of this study to determine the outcome so quilting on tote bag with spon foam thickness 2 millimeters, 5 millimeters and 8 millimeters, To determine the effect of the spon foam thickness 2 mm, spon foam thickness 5 mm and spon foam thickness 8 mm of the results so quilting on tote bag, to determine the thickness of the spon foam 2 millimeters, 5 millimeters and 8 millimeters which produces the best quilting. Type in the experimental study, the independent variable spon foam thickness 2 mm, 5 mm and 8 mm. Dependent variable that results in a tote bag quilting so in terms of aspects which arise effect quilting, quilting patterns and stitches form. Data collection methods used were observation with research instrument in the form of observation sheet with a list of check list of 30 people who made the observer. The data analysis technique used is singular anava to determine the effect spon foam thickness of the results quilting to tote bag with signifikant p < 0,05. The results of statistic tests showed that so the results of quilting be viewed from the aspect prominent effect quilting with the highest mean of 3.58 at a thickness of 5 mm spon foam, quilting motive form with a mean of 3.67 at a thickness of 5 mm and a spon foam and stitches with a mean thickness of 3.38 on spon foam 5 mm. there is the effect of spon foam on the thickness of the quilting so the results of quilting, a significant level of all aspects is p = 0.000 < 0.05 Ha received . Thickness spon foam that gives the effect of different. Spon foam batting material with a thickness of 2 millimeters less influence motive prominent form (thin), there are wrinkles, and stitches neat. spon foam batting material with a thickness of 5 millimeters influenced motive form bas-reliefs (medium), there are no wrinkles, and stitches neater. In the spon foam batting material with a thickness of 8 millimeters motive influence the shape bas-reliefs (thick), there are wrinkles, and stitches less neat. Judging from all aspect of the quilting with a spon foam thickness of 5 millimeters which has the highest mean value including the criteria for the best quilting. Keywords: Thickness of spon foam, result so quilting, tote bag.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Online Tata Busana Juli 2025 Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Online Tata Busana Maret 2025 Vol. 13 No. 3 (2024): Jurnal Online Tata Busana November 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Online Tata Busana Juli 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Online Tata Busana Maret 2024 Vol. 12 No. 3 (2023): Jurnal Online Tata Busana November 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Online Tata Busana Juli 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): Jurnal Online Tata Busana Maret 2023 Vol. 11 No. 3 (2022): Jurnal Online Tata Busana November 2022 Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Online Tata Busana Juli 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Online Tata Busana Maret 2022 Vol. 10 No. 02 (2021): Jurnal Online Tata Busana Juli 2021 Vol. 10 No. 01 (2021): Jurnal Online Tata Busana Maret 2021 Vol. 10 No. 3 (2021): Jurnal Online Tata Busana November 2021 Vol. 9 No. 03 (2020): Jurnal Online Tata Busana Desember 2020 Vol. 9 No. 2 (2020) Vol. 9 No. 1 (2020) Vol. 8 No. 3 (2019) Vol. 8 No. 2 (2019) Vol. 8 No. 1 (2019) Vol. 7 No. 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Edisi Yudisium Februari 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Online Tata Busana Maret 2018 Vol. 7 No. 3 (2018) Vol. 6 No. 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Volume 6, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Volume 5, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Volume 5, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Volume 5, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2016 Vol. 4 No. 3 (2015): Volume 4, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Volume 4, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Volume 4, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2015 Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Jurnal Online Tata Busana Mei 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014 Vol. 2 No. 3 (2013): Jurnal Online Tata Busana Agustus 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Jurnal Online Tata Busana Mei 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2013 More Issue