cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Socia : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
ISSN : 18295797     EISSN : 25499475     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2012): SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial" : 12 Documents clear
INDIGENEOUSASI SEBAGAI DASAR PENDIDIKAN KARAKTER PADA EARLY CHILDHOOD EDUCATION (ECE) Nelva Rolina *
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 9, No 2 (2012): SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/socia.v11i02.3623

Abstract

Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age), di mana dalam otaknya terdapat ribuan neuron yang sedang terkoneksi satu sama lain. Dengan demikian, perlu stimulasi yang tepat dan benar dalam tumbuh kembangnya. Bila salah dalam menstimulasi, akan mempengaruhi maksimalnya tumbuh kembang anak, termasuk stimulasi dalam pembentukan karakternya. Karakter itu sendiri merupakan jaIan hidup yang berkembang melalui nilai dan keyakinan serta tidak bersifat universal (Agbenyega, 2011). Berhubungan dengan sifat karakter yang tidak universal, tentu lah bangsa Indonesia memiliki karakter yang khusus dan berbeda dibanding negara lain, yaitu berbudi luhur, cerdas, dan beragama. Pembentukan karakter pada pendidikan anak usia dini (early childhood education/ECE) tentulah sangat penting mengingat masa ini sangat mudah untuk distimulasi. Bila karakter “baik" (sesuai budaya bangsa Indonesia) tidak dibentuk sejak dini, tentu saja karakter tersebut tidak akan tertanam dengan baik (terpatri) dalam diri seseorang. Namun, perlu pengkajlan bagaimana membentuk karakter dalam ECE yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, dalam hal ini indigeneousasi pada ECE. Adapun yang dapat dijadikan acuan dalam pembentukan karakter pada ECE melalui indigeneousasi ini adalah falsafah yang dikemukakan oleh ahli pendidikan Indonesia (Ki Hajar Dewantara). Melalui falsafah yang berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani, pembentukan karakter pada ECE dilaksanakan. Dengan demikian, indigeneousasi berupa falsafah yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan karakter pada ECE. Kata kunci: indigeneousasi, pendidikan karakter, ECE
INDIGENEOUSASI SOSIOLOGI: MELALUI PENGEMBANGAN MATER! SOSIOLOGI BERKARAKTE R NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA Erianjoni *
SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 9, No 2 (2012): SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Publisher : Yogyakarta State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/socia.v11i02.3583

Abstract

Selama ini dalam tataran wacana yang muncul di kalangan sosiolog (seperti, Iwan Gardono FISIP UI) untuk meningkatkan indigenisasi sosiologi di Indonesia, yaitu perlunya perbaikan mendasar dari "hulu"sampai yang intinya mencoba untuk "mereplikasi" (dan inovasi) pola-pola komunitas sosiologi di tempat (negara) lain, upaya tersebut adalah; (1) perlu sistem rekrutmen sosiolog dan lembaga penelitian yang lebih baik, (2) pola kenaikan pangkat dan jabatan benar-benar dikaitkan dengan prestasi dan kontribusi ilmuwan (dari terendah, terbaru sampai senior), (3) dalam pengajaran, utamanya pascasarjana, perlu pembahasan masalah "theory/ model/ indicator building/ contruction"sehingga melatih para sosiolog tidak hanya sekedar menjadi "konsumen" melainkan sebagai "produsen", (4) diseminasi hasil penelitian dapat secara langsung atau tidak langsung akan memasarkan produk indigenisasi (5) diseminasi melalui media haruslah merupakan kelanjutan dari diseminasi pada komunitas ilmiah atau mempopulerkan sosiologi dan (6) pembuatan jaringan "networking"baik dari komunitas nasional ke intemasional atau komunitas daerah. Berangkat dari persoalan tentang enam wacana yang digagas oleh Iwan Gardono tersebut, penulis men-coba menyampaikan wacana lain dalam upaya indigeneousasi sosiologi di Indonesia, yaitu melalui materi ajar sosiologi itu sendiri yang selama ini menurut asumsi penulis belum pemah terwacanakan di kalangan akademisi khususnya di LPTK dan tenaga pendidikan (guru), padahal melalui proses pendidikan atau pengenalan sosiologi pada jenjang pendidikan menengah (SMP/SMA) memiliki posisi yang strategis. Perkembangan ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan kurikulum dan proses pembelajaran juga harus dibarengi dengan materi ajar sosiologi. Dalam pengamatan penulis selama hampir 3 tahun terlibat sebagai tenaga pendamping guru dalam pengajaran sosiologi di beberapa SMA di Propinsi Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Sijunjung dan Solok Selatan, ditemukan pada 5 SMA di Kabupten Sijunjung dan 3 SMA di Kabupaten Solok Selatan (tahun 2008 sam-pai tahun 2010) berbagai persoalan teknis dan non teknis yang menunjukkan kerancuan dalam pembelajaran sosiologi khususnya materi sosiologi dan bahan ajar, yang tidak bersentuhan dengan kontekstual wilayah ma-sing-masing seperti yang dituntut oleh KTSP, sehingga pengajaran sosiologi pun ikehilangan karakter. Pembelajaran sosiologi akan berperan dalam proses character building siswa untuk itu perlu materi ajar yang berkarakter, pada buku sumber yakni 4 buku teks SMA (terbitan percetakan nasional) tidak memenuhi kri-teria tersebut, sementara materi ajar sosiologi terlalu orientalisme dan sentralistik, maka perlu diwarnai dengan local knowledge dan local wisdom masyarakat dalam arti sosiologi perlu Indigen" (membumi). Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk Mengiventarisasi nilai-nilai budaya lokal untuk pengembangan materi sosiologi bermuatan dan Mengemukakan strategi integrasi materi sosiologi ke dalam buku sumber yang ber-muatan lokal. Keywords: Indigeneousasi, nilai budaya lokal, materi sosiologi.

Page 2 of 2 | Total Record : 12