cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013" : 24 Documents clear
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS 18001 - 2007 TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI AGRO DI PT BARATA INDONESIA KURNIAWATI, YUYUN
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS terhadap produktivitas kerja karyawan. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan cara menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerja dengan cara menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan yakni misalnya sistem manajemen K3 OHSAS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang mana peneliti menggunakan metode observasi dan metode angket dengan perhitungan skala likert yang akan menghasilkan angka-angka, dan di deskriptifkan dalam bentuk paragraf, serta teori product moment sebagai pembuktian r tabel. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Barata Indonesia telah berjalan dengan sangat baik dengan indeks rata-rata sebesar 94,90% (atau dibulatkan menjadi 95%). Dari tabulasi data yang telah diperoleh terdapat hubungan antara program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan divisi produksi peralatan  industri agro PT. Barata Indonesia dengan relevansi    mendapatkan nilai interpretasi sangat tinggi. Kata kunci : Sistem Manajemen, OHSAS 18001-2007 dan produktivitas kerja
STUDI KOMPARASI PERFORMA MOTOR KAWASAKI NINJA 250R 2012 BERBAHAN BAKAR BIOPREMIUM DAN PERTAMAX-PLUS UTOMO, SISWO
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertambahnya jumlah kendaraan bermotor diikuti semakin meningkatnya jumlah konsumsi bahan bakar. Kenyataannya, ketersediaan bahan bakar minyak bumi semakin mengalami penurunan. Bahan bakar yang berasal dari minyak bumi tidak bisa diperbaharui. Dengan adanya kendaraan berkompresi tinggi membutuhkan nilai oktan yang besar. Bahan bakar dengan nilai oktan besar adalah pertamax-plus, akan tetapi harga pertamax-plus lebih mahal dari premium, sehingga membuat masyarakat mengabaikan penggunaan pertamax-plus. Dalam menyikapi hal ini perlu adanya bahan bakar alternatif yaitu bahan bakar nabati atau bioethanol yang sekarang sudah banyak dikembangkan dan diproduksi oleh pabrik penghasil bioethanol untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mudah didapat di toko-toko kimia. Bioethanol extender premium (Biopremium) diuji untuk mencari hasil performa yang setara dengan peforma dari kendaraan berbahan bakar Pertamax-Plus.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Obyek penelitian adalah sepeda motor Kawasaki Ninja 250R 2012. Dengan menggunakan putaran mesin 5000 rpm-13000 rpm dengan jarak interval 500 rpm. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh ( Full Open Throttle Valve ) yang berpedoman pada standart SAE J 1349. Bahan bakar yang digunakan adalah Pp yaitu Pertamax-plus murni, E-10 campuran dari 10% Bioethanol dan 90% Premium, E-20 campuran dari 20% Bioethanol dan 80% premium, dan E-30 campuran dari 30% Bioethanol dan 70% Premium. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data numeric yang diperoleh dari pengujian performa meliputi torsi, daya, tekanan efektif rata-rata, dan konsumsi bahan bakar. kemudian hasil tersebut dijelaskan dalam bentuk kalimat sederhana yang mudah dipahami.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan biopremium E30 pada motor Kawasaki Ninja 250R 2012 lebih baik dibandingkan dengan pertamax-plus dari segi performa motor. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan torsi optimal menjadi 1,79 kgf.m dengan persentase penurunan sebesar 0,15% pada 10500 rpm. Daya efektif optimal menjadi 27,67 PS dengan persentase peningkatan sebesar 4,05% pada 12000 rpm. Konsumsi bahan bakar optimal menjadi 2,90 kg/jam dengan persentase penurunan sebesar 12,86% pada 12500 rpm. Tekanan efektif rata-rata optimal menjadi 9,07 kg/cm² dengan persentase peningkatan sebesar 0,82% pada 10000 rpm.Kata kunci : Bioethanol, Premium, pertamax-plus, performa mesin, motor 4 langkah.
ANALISIS KUALITAS MANTEL ROLL GILINGAN DENGAN METODE SIX SIGMA, STUDI KASUS PT. BARATA INDONESIA THARIQ ASRORI, MUHAMMAD
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari produk Mantel Roll Gilingan yang di produksi Divisi Produksi Peralatan Industri Agro PT. Barata Indonesia (Persero) dengan metode Six Sigma. Penelitian melalui metodologi DMAIC. Objek dalam penelitian ini adalah Mantel Roll Gilingan. Sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui level sigma tingkat cacat faktor-faktor penyebab cacat, dan untuk mendapatkan suatu langkah-langkah efektif untuk meminimilasi tingkat kecacatan pada produk tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi: tingkat defect (cacat), DPMO (Defect Per Million Opportunities), level sigma dan cacat (defect) dalam kriteria CTQ (Customer To Quality) dan proses pembentukannya. Dalam penelitian ini dipilih dua karakteristik kualitas / CTQ yaitu keropos dan crack (retak).Dari hasil penelitian diketahui kapabilitas proses produksi Mantel Roll Gilingan sebesar 2,43 sigma dengan nilai DPMO 176.186. Faktor-faktor penyebab cacat keropos adalah lapisan dinding pada dapur induksi yang kotor, operator kurang teliti, liser kurang, dan kualitas bahan baku yang rendah. Sedangkan untuk faktor-faktor penyebab crack (retak) adalah operator yang kurang teliti, lalai, dan kurang pengalaman, takaran bahan baku kurang sesuai, serta kualitas bahan baku yang rendah. Langkah- langkah efektif untuk mengurangi cacat pada produk dan prioritas perbaikannya untuk keropos adalah membersihkan lapisan dinding pada dapur induksi setiap kali habis di pakai (RPN: 243), menambah liser cetakan sesuai volume material (RPN: 216), memberlakukan sistem reward dan punishment (RPN: 72), dan mencari bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi (RPN: 28). Sedangkan untuk crack adalah mencari pegawai yang khusus untuk menjalankan crane dan telah mempunyai Surat Ijin Operator (RPN: 81), menempatkan timbangan di sebelah tumpukan bahan baku serta menempatkan karyawan senior untuk mengawasi saat penuangan material (RPN: 70), memberlakukan sistem reward dan punishment (RPN: 54), dan mencari bahan baku yang mempunyai kualitas tinggi (RPN: 28). Kata kunci: Analisis kualitas, Six Sigma, DMAIC, dan CTQ.
PERBAIKAN KUALITAS MINYAK BIJI KARET MELALUI PROSES DEGUMMING MENGGUNAKAN ASAM SITRAT (C6H8O7) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL SARIFUDIN,
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak bumi merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini berbanding terbalik dengan produksi minyak bumi yang terus menerus mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dicari bahan bakar alternatif, salah satunya adalah biodiesel. biodiesel terbuat dari bahan biji-bijian yang mengandung randemen minyak. Biji karet termasuk biomassa yang sangat baik untuk dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Biji karet merupakan biji-bijian yang jumlahnya cukup banyak dan sejauh ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan memanfaatkan biji karet sebagai bahan baku pembuatan biodiesel dengan melalui proses degumming terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengeliminasi gum / getah yang terdapat pada minyak biji karet, pada penelitian sebelumnya biodiesel dari minyak biji karet memiliki kadar residu karbon yang tinggi, hal ini dikarenakan pada pembuatannya tidak melalui proses degumming terlebih dahulu. Proses ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain tahap pengumpulan, tahap pengupasan, tahap pengepresan, tahap penyaringan, dan tahap degumming. pada penelitian ini proses degumming menggunakan minyak biji karet sebanyak 400 ml (360 gr) dan asam sitrat sebagai absorben sebesar 0,1% (0,278 gr), 0,2% (0,556 gr), 0,3% (0,834 gr), 0,4% (1,12 gr), 0,5% (1,39 gr) b/b. Selanjutnya,  minyak biji karet sebelum CRSO (crude rubber seed oil) dan sesudah proses degumming RSO (rubber seed oil) diuji karakteristiknya sesuai mengacu kepada ASTM (American Standart Testing of Materials). Minyak biji karet akan diuji viskositas (menggunakan metode viscometer), densitas (menggunakan metode gravimetry ASTM D 1298), pH (menggunakan pH meter), kadar P atau getah/gum (menggunakan spektrophotometri), nilai kalor (menggunakan metode bomb calorimeter), dan kadar FFA (menggunakan titrimetri).        Hasil uji karakteristik minyak biji karet RSO (rubber seed oil) terbaik diperoleh dari hasil degumming dengan asam sitrat sebanyak 0,5% b/b, yang menghasilkan kandungan gum / kadar P (phospat) sebesar 6,57 mg/l yang sebelum proses degumming  CRSO (crude rubber seed oil) memiliki kandungan gum / kadar P (phospat) sebesar 17,01 mg/l. Hasil penelitian ini dari 50 kg biji karet didapatkan kernel 20 kg dan cangkang 30 kg, setelah dilakukan pengepresan didapatkan minyak biji karet sebanyak 2 kg dan ampas 18 kg atau randemen sebesar 10%, pada proses penyaringan diperoleh 1800 gr (2000ml) dan ampas 200 gr. Hasil uji krakteristik lainnya seperti: nilai kalor 9039,44  Kcal/kg, kadar FFA 14.751%, densitas 0,91737 g / cm3, viskositas 10,367 cPs, dan pH 5,5. Sedangkan untuk biji karet sebelum proses degumming memiliki  nilai kalor 8885,34 kcal/kg, kadar FFA 20,802%, densitas 0, 92946 g/cm3, viskositas 10,94 cPs, dan pH 6,5. Kata kunci: biodiesel, degumming, asam sitrat.
PERBAIKAN KUALITAS MINYAK BIJI KARET (CRSO) MELALUI PROSES DEGUMMING MENGGUNAKAN NATRIUM KLORIDA (NACL) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL JAZULI, AHMAD
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada pembuatan biodiesel dengan metode non-katalis yang telah dilakukan, khususnya pada bahan baku biji karet masih mempunyai kelemahan yaitu kadar residu karbon yang cukup tinggi di atas standar yang diijinkan. Sehingga hasil pengujian pada kendaraan terdapat banyak jelaga di ruang bakar setelah proses pembakaran. Penerapan proses degumming diharapkan dapat menghilangkan kelemahan tersebut. NaCl (Natrium Klorida) merupakan salah satu bahan kimia yang dapat memisahkan gum/getah.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase NaCl yang digunakan pada proses degumming biodiesel dari bahan baku biji karet agar dapat mengeliminir gum secara maksimal. Dalam penelitian dilakukan berbagai proses yaitu pengepresan, penyaringan, dan degumming. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel minyak biji karet yang digunakan sebanyak 360 gram, sedangkan NaCl yang digunakan yaitu dengan persentase 1% = 2,78 gram, 1,5% = 4,167 gram, 2% = 5,56 gram, 2,5% = 6,945 gram, 3% = 8,34 gram. Karakteristik Crude Rubber Seed Oil (CRSO) sebelum proses degumming yaitu: viskositas 10,94 cPs, densitas 0,92946 g/ml, pH 6, kandungan gum 17,10 mg/l, nilai kalor 8885,34 Kcal/kg, dan FFA 20,802%. Hasil penelitian ini diperoleh karakteristik Rubber Seed Oil (RSO) terbaik setelah proses degumming dengan menggunakan NaCl sebanyak 3% yaitu kandungan gum yang bisa turun menjadi 7,24 mg/l atau dapat menghilangkan gum sebesar 9,86 mg/l (57,7% dari kandungan gum awal/CRSO). Sedangkan hasil karakteristik lain yaitu: viskositas 10,44 cPs (pada NaCl 3%), densitas 0,91746 g/ml (pada NaCl 1,5%), pH 6,5 (pada semua proses), nilai kalor 8873,78 Kcal/kg (pada NaCl 1%), dan FFA 13,425% (pada NaCl 2%). Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik RSO (setelah proses degumming) lebih baik daripada karakteristik CRSO (sebelum proses degumming). Kata kunci: Crude Rubber Seeds Oil (CRSO), degumming, NaCl
PERBAIKAN KUALITAS  MINYAK BIJI KARET MELALUI PROSES DEGUMMING MENGGUNAKAN NATRIUM HIDROKSIDA (NAOH) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL DAVID INDRANATA, S
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah penduduk yang terus bertambah akan berdampak pada peningkatan kebutuhan pendukung seperti sarana transportasi dan aktivitas industri, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan energi, khususnya bahan bakar minyak. Keadaan ini semakin mengkhawatirkan karena disinyalir cadangan minyak fosil Indonesia akan habis dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan energi nasional melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang pengembangan sumber energi alternatif, di Indonesia banyak mempunyai tanaman berpotensi menghasilkan minyak nabati, salah satunya adalah biji karet yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan biodiesel, sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang biodiesel dari minyak biji karet dengan metode non-katalis dan mempunyai kadar karbon residu yang tinggi sehingga menimbulkan jelaga pada ruang bakar, dari hasil analisa penyebabnya kerena masih terdapat kandungan gum atau getah yang tinggi. Proses degumming diterapkan pada penelitian ini agar dapat mengatasi masalah tersebut. NaOH sebagai salah satu bahan kimia yang dapat memisah gum/getah. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hasil dari variasi campuran NaOH yaitu 2 gram = 0,939 ml, 3 gram = 1,408 ml, 4 gram =, 1,878 ml, 5 gram = 2,347 ml, 6 gram = 2,817 ml dari 360 gram minyak biji karet pada proses degumming bahan pembuatan biodiesel dari biji karet agar dapat memisahkan gum/getah yang paling optimal. Penelitian dilakukan dengan berbagai proses yaitu pengumpulan, pengepresan, penyaringan, degumming biji karet, penelitian ini meneliti karakteristik minyak biji karet/Rubber Seeds Oil (RSO) sebelum dan sesudah dilakukan proses degumming menggunakan NaOH. Hasil dari Uji karakteristik minyak biji karet sebelum degumming yaitu viskositas pada suhu 40oC 10,94  cPs, densitas pada suhu 15oC 0,92946 g/cm3, nilai pH 6, kandungan gum 17.10 mg/l, nilai kalor 8885,34 kcal, kadar FFA 20,802%, dan karakteristik minyak setelah proses perendaman dengan asam sulfat dan degumming menggunakan NaOH yang menghasilkan hasil terbaik pada pemisahan gum yaitu pada campuran NaOH 6 gram dari kandungan gum 17.10 mg/l menjadi 6,97 mg/l. pada hasil uji karateristiknya lainya yaitu viskositas pada suhu 40oC 10,73 cPs pada jumlah NaOH 6 gram, densitas pada suhu 15oC 0,91686 g/cm3 pada jumlah NaOH 5 gram, nilai pH 6,5 pada jumlah NaOH 6 gram, kandungan gum 6,97 mg/l pada jumlah NaOH 6 gram, nilai kalor 8987,64 kcal/kg pada jumlah NaOH 6 gram, kadar FFA 12,585% pada jumlah NaOH 6 gram. Kata kunci: minyak biji karet, degumming, NaOH.
PENGARUH PENGGUNAAN DPT BERBAHAN KUNINGAN DAN STAINLESS STEEL TERHADAP OPASITAS/KEPEKATAN ASAP ISUZU PANTHER TAHUN 2000 JEFRI ARIF FRENDIANTO, M.
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling utama, baik roda dua maupun roda empat. Peningkatan populasi kendaraan bermotor berdampak pula terhadap peningkatan polusi udara. Populasi kendaraan bermotor berpenggerak mesin diesel dalam kurun waktu 12 tahun belakangan menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi. Selain lebih banyak digunakan, kendaraan bermesin diesel juga mengeluarkan jelaga yang dapat mengganggu kesehatan dan merusak lingkungan. Berdasarkan data WHO 2005 menunjukkan kematian serta serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru kronis), namun juga pada pasien dengan penyakit jantung dan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat reduksi opasitas gas buang mesin Isuzu Panther tahun 2000 dengan penggunaan diesel particulate trap (DPT) berbahan kuningan dan stainless steel. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Obyek penelitian adalah mesin Isuzu Panther tahun 2000. Standar pengujian emisi gas buang mesin diesel berdasarkan SAE-J1667. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Peralatan dan instrumen penelitian yang digunakan adalah smoke opacymeter, exhaust gas analyzer, thermometer, dan humiditymeter. Hasil dari penelitihan knalpot standar yaitu 82,8% partikulat gas buang, hasil knalpot uji I yaitu 72,2% partikulat gas buang, kemudian hasil knalpot uji II yaitu 76,3% partikulat gas buang, dan hasil dari knalpot uji III yaitu 77,3% partikulat gas buang. Kata kunci: Diesel particulate trap, kuningan, partikulat, dan mesin diesel 4 langkah
PENGARUH PENGGUNAAN DIESEL PARTICULATE TRAP BERBAHAN TEMBAGA DAN GLASSWOOL TERHADAP PERFORMA MESIN ISUZU PANTHER TAHUN 1997 YUSUF,
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini  teknologi mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya teknologi otomotif. Perkembangan teknologi tersebut tampak jelas dalam upaya pengontrolan emisi gas buang  pada kendaraan bermotor. Diesel Particulate Trap (DPT) merupakan salah satu teknologi otomotif yang digunakan untuk menjebak partikel debu halus/particulate matter (PM2,5 dan PM10) yang keluar dari asap gas buang mesin diesel. Diesel particulate trap disebut juga diesel particulate filter (DPF) yang digunakan untuk menyaring asap yang keluar dari knalpot motor diesel. Telah kita ketahui bahwa mesin diesel konvensional lebih banyak menghasilkan opasitas (ketebalan asap) dibandingkan dengan mesin diesel modern (berteknologi common-rail system). Oleh karena itu, knalpot mesin diesel konvensional harus dipasang teknologi DPT agar lebih ramah lingkungan. Dari hasil penelitian sebelumnya DPT telah terbukti dapat mereduksi asap (opasitas) mesin diesel. Namun, penelitian tentang pengaruh DPT terhadap performa mesin masih jarang dilakukan.  Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  pengaruh penggunaan diesel particulate trap berbahan tembaga dan glasswool terhadap performa mesin Isuzu Panther tahun 1997.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Obyek dalam penelitian ini adalah mobil Isuzu Panther tahun 1997. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh (Full Open Throtlle Valve) yang berpedoman pada standar pengujian performa mesin berdasarkan SAE J1349 dan standar pengujian tingkat kebisingan berdasarkan S II 0415-81.  Bahan DPT yang digunakan adalah tembaga dan glasswool  yang dibentuk dengan desain metallic honeycomb. Teknik analisis data adalah metode  deskriptif yaitu mendeskripsikan data numerik yang diperoleh, kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat sederhana yang mudah dipahami. Hasil dari penelitian ini dengan penggunaan DPT berbahan tembaga dan glasswool diharapkan dapat meningkatkan performa mesin dan menurunkan tingkat kebisingan pada mobil Isuzu Panther tahun 1997.  Kata kunci: Diesel Particulate Trap (DPT), tembaga, glasswool dan motor diesel 4 langkah
STUDI KOMPARASI EMISI GAS BUANG BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN CAMPURAN PREMIUM DAN FOLATILE FATTY ACID DEGRADED (VFAD) PADA SUPRA X 125 BADRUS S, MOKHAMAD
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polusi udara akibat kendaraan bermotor di Jawa Timur mencapai peringkat ketiga dikawasan Asia. Sumber emisi terbesar berasal dari karbon monoksida (CO) 5.480.000 ton/tahun, partikulat (Pb, Zn, Cu dan Cd) 622.560 ton/tahun, hidrokarbon 310.000 ton/tahun di samping emisi lain seperti NOx dan SOx. Sedangkan emisi Karbon Monoksida (CO) sebanyak 5.500.000 ton/tahun sumber Transportasi (96 persen).Sepanjang kurun waktu itu, sepeda motor produk Honda membukukan penjualan46,6 persen dari total penjualan. Honda Supra X 125, salah satu model bebek Honda, membukukan penjualan 549 ribu unit.Salah satu usaha dalam menurunkan emisi gas buang yaitu memodifikasi bahan bakar. Zat Aditif Volatile  fatty Acid Degraded (VFAD) terdidri dari berbagai senyawa yang dapat meningkatkan angka oktan pada premium seperti: Naftalena dan Toluene, serta dapat mengikat unsur timbal (Pb) oleh Asam Asetat sebagai Chelating Agent. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui emisi gas buang pada mesin motor Supra X 125 TD tahun 2010.Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif dengan variasi rpm pada beban penuh (Full Open Throtle Valve). Bahan bakar yang digunakan adalah premium murni (kelompok standart) dan kelompok eksperimen yaitu campuran premium dengan zat aditif dengan variasi 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml untuk per liter premium. Hasil pengujian emisi gas buang beracun (CO dan HC) pada putaran 4000 dimana terjadi torsi maksimal dan menghasilkan emisi gas buang paling rendah untuk semua konsentrasi, Campuran VFAD 1 ml  lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar yang lain yaitu konsentrasi CO sebesar 1,538% vol dan HC 122,3 ppm dan disusul oleh VFAD 2 ml, VFAD 3 ml, Premium murni dan VFAD 4 ml, adapun konsentrasinya berturut-turut sebagai berikut: CO sebesar 2,301% vol dan HC 205,67 ppm untuk VFAD 2 ml, CO sebesar 2,410% vol dan HC 168,67 ppm untuk VFAD 3 ml, CO sebesar 2,501% vol dan HC 211,67 ppm untuk Premium, CO sebesar 2,682% vol dan HC 173,00 ppm untuk VFAD 4 ml. Pada pengujian putaran idle semua bahan bakar menghasilkan konsentrasi CO dan HC dibawah ambang batas maksimal Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, yaitu untuk konsentrasi CO maksimal sebesar 4,5% vol dan HC maksimal sebesar 2000 ppm pada putaran idle. Kata kunci : Emisi gas buang, Naftalena, Toluena, Benzena, Asam Asetat dan Premium
BAHAN BAKAR ALTERNATIF BIOETHANOL DARI LIMBAH KULIT KELAPA MUDA SEGAR SEBAGAI EXTENDER PREMIUM ALI MUKTI, ROHMAD
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 01 (2013): JTM : Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini berbanding terbalik dengan produksi minyak bumi yang terus menerus mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2006 yang membahas tentang pengembangan bahan bakar alternatif, salah satunya adalah bioethanol. Bioethanol terbuat dari bahan yang mengandung karbohidrat atau glukosa, salah satunya adalah limbah kulit kelapa muda segar. Bioethanol digunakan sebagai sumber energi alternatif baru untuk mengatasi krisis bahan bakar di Indonesia, khususnya bahan bakar premium. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan membuat bioethanol berbahan baku limbah kulit kelapa muda segar. Proses ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap fermentasi dan tahap distilasi. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kadar bioethanol harus diatas 90%. Selanjutnya, bioethanol akan diuji spesifikasinya sesuai standart mengacu kepada ASTM (American Standart Testing of Materials). Bioethanol akan diuji nilai kalorinya (menggunakan metode bomb calorimeter), flash point (menggunakan metode ASTM D 93), pour point (menggunakan metode ASTM D 97), viskositas (menggunakan metode viscometer) dan densitas (menggunakan metode ASTM 1298-99). Hasil dari penelitian ini didapatkan perbandingan yang optimal yaitu 250 gr limbah kulit kelapa muda segar, 1000 ml air, 6 gr ragi, dan lama waktu fermentasi 4 hari. Uji karakteristik yang dilakukan di laboratorium didapat hasil yaitu nilai kalori 5998,92 Kcal/kg, viskositas 3,8402 cPs, titik nyala (flash point) 15 ?C, titik tuang (pour point) >-30 ?C, dan densitas 0,8252 g/cm3. Karakteristik dari penelitian ini hamper sama dengan karakteristik dari bioethanol murni. Kata kunci: Biopremium, Limbah kulit kelapa muda segar, Bioethanol

Page 1 of 3 | Total Record : 24