cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Paradigma
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2016): Vol 4 Nomer 2 (2016)" : 4 Documents clear
PRAKTIK SOSIAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN IDIOT MELALUI MODEL KERAJINAN DI DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO MUNAWAROH, RODHOTUL
Paradigma Vol 4, No 2 (2016): Vol 4 Nomer 2 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kemiskinan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebuah masyarakat, baik itu di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan. Minimnya sumberdaya manusia menjadi salah satu faktor munculnya kemiskinan yang semakin hari semakin meningkat. Permasalahan kemiskinan dapat kita dijumpai salah satunya di wilayah Kabupaten Ponorogo yakni di desa Karangpatihan. Uniknya adalah permasalahan kemiskinan di desa ini, dibarengi pula dengan permasalahan masyarakat dengan down syndrome. Dalam mengatasi permasalahan kemiskinan yang dialami oleh kelompok tuna grahita, organisasi desa menerapkan program pemberdayaan yang ditujukan untuk kelompok tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengaplikasikan konsep – konsep Pierre Bourdieu tentang praktik sosial dengan rumus generatif (habitus x modal) + ranah = praktik.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan strukturalis genetis Pierre Bourdieu. Penelitian ini dilakukan di kampung idiot desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan pemberdayaan di lokasi Balai Pelatihan Kerja, pelatih memiliki beberapa habitus yang diterapkan bagi kelompok tuna grahita agar pemberdayaan berjalan dengan baik. Habitus yang ditanamkan kepada tuna grahita adalah pelatihan intensive yang dilakukan setiap minggunya, dengan intensitas waktu 2-3 jam. Selama pelatihan berlangsung, pelatih selalu menanamkan pemahaman tentang bahasa Indonesia kepada para tuna grahita, serta pemberian motivasi agar mereka tidak mudah putus asa  Dalam praktik pemberdayaan ini, modal sosial sangat ditekankan, hal ini Nampak pada keikutsertaan tuna grahita di lokasi BLK, menunjukkan bahwa hanya kelompok tuna grahita yang berada dekat dengan lokasi yang aktif mengikuti program pemberdayaan ini. Pada konsep modal budaya, tuna grahita dibedakan atas beberapa kategorisasi, yakni ringan, sedang dan berat. Kata kunci : Pemberdayaan, Tuna grahita, Praktik Sosial   Abstrack Poverty is the that cannot be separated from the life of a society , whether it is in urban areas or in rural areas. Lack of human resources is one factor the emergence of poverty day by day increase. Poverty problems we can found one of them is in the Ponorogo, in a Karangpatihan village. Uniquely is poverty problems in this village accompanied the problems the community with down syndrome. In solve the problems poverty experienced by idiots human, village organization apply empowerment program devoted to the group.  This study aims to apply the concept of Pierre Bourdieu about social practice, and then with the  generative perspective, its (habitus x capital) + field = practices. This research in a qualitative with the approach genetic Pierre Bourdieu structuralist. The study is done  in idiots village expecially Karangpatihan village in Ponorogo city. The research results show that in conduct empowerment at the house of job training, coach have some habit to applied for the human idiots that empowerment going well. Habitus who implanted in idiots human intensive training is conducted on a weekly basis ,to the intensity of the time of 3 hours. During training held, coach always infuse understanding of language in indonesia to the idiots human, and granting motivation so that they do not easily discouraged. In practice this empowerment, social capital very much stressed, this is visible on participation to idiots human at the BLK, shows that only idiots human located near locations actively participate in this empowerment program. The concept capital culture, idiots human distinguished over some categorisation, namely light , medium and heavy.     Keywords: Empowerment, Tunamentally disabled, Sosial Practice
PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS SEKSUAL KAUM GAY DI SURABAYA SATRIO AJI, DENY
Paradigma Vol 4, No 2 (2016): Vol 4 Nomer 2 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Membincangkan persoalan tentang Gay seringkali menimbulkan perdebatan di kalangan ilmuwan sosial dan masyarakat. Gay dianggap sebagai penyakit dan suatu ketidaknormalan dalam konteks masyarakat yang heteronormatif. Namun terlepas dari polemik yang ada penelitian ini secara spesifik membahas tentang bagaimana proses pembentukan identitas seksual dikalangan kaum Gay di Surabaya. Dengan menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan kajian identitas Stuart Hall, konsep yang digunakan yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan konstruksi sosial. Lokasi dan waktu penelitian ini yakni di Taman Bungkul, bulan Oktober-Maret 2016. Hasil penelitian ini yakni menemukan bahwa identitas seksual terbentuk melalui dua tahapan sosialisasi. Sosialisasi pertama yakni dari keluarga, namun nilai yang ditanamkan banyak ketidakcocokan sehingga mereka merasa bukan seperti yang diharapkan, karena merasa dirinya Gay sehingga mereka masuk kedalam kelompok-kelompok Gay dan mengalami sosialisasi yang kedua. Tahapan sosialisasi kedua inilah mereka menjalani tahapan eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi, dan ternyata identitas seksual mereka sangatlah cair dan bisa berubah sesuai dengan kondisi sosio-kultural. Kata Kunci : Indetitas, Seksual, Gay   Abstract Discuss the issue of Gay often creates debate among social scientists and the public. Gay regarded as a disease, and an abnormality in the context of society heteronormative. But apart from the polemic that no studies have specifically discusses how the process of identity formation among the Gay sex in Surabaya. By using the theory of social construction of Peter L. Berger and identity studies Stuart Hall, who used the concept of externalization, objectification, and internalization. While research method used is a qualitative approach to social construction. The location and time of this research that in Taman Bungkul, months from October to March, 2016. The results of this study which found that sexual identity is formed through two stages of socialization. The first socialization of the family, but the values ??instilled many inconsistencies so that they feel is not fetched as expected, because he felt he Gay so that they get into groups Gay and socialization experience of the latter. This second stages of socialization they undergo stages of externalization, objectification, and internalization, and it turns out their sexual identity is fluid and can change according to the socio-cultural. Key Words : Identity, Sexuality, Gay  
INTERAKSI SOSIAL IBU-IBU RUMAH TANGGA (STUDI INTERAKSI SIMBOLIK PADA KELOMPOK ARISAN MACANERS) ROCHMAHWATI, YENI
Paradigma Vol 4, No 2 (2016): Vol 4 Nomer 2 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Modernitas merupakan salah satu dampak adanya globalisasi. Globalisasi mengakibatkan perilaku konsumtif masyarakat. Perilaku konsumsi merupakan simbol kelas menengah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat simbol yang digunakan oleh Ibu-ibu rumah tangga dalam kelompok arisan Macaners serta mengetahui pemaknaan atas simbol tersebut. Tujuan tersebut akan dijelaskan dan dianalisis menggunakan teori Interaksi simbolik Herbert Blumer, teori masyarakat konsumsi Baudillard dan teori gaya hidup Machine and leeuwen. Penelitian menggunakan paradigma definisi sosial dengan metode kualitatif dan pendekatan interaksi simbolik. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara. Setelah data terkumpul, data akan dianalisis dengan mengkategorisasikan data dan membuat simpulan. Hasil penelitian menunjukan bentuk interaksi yang dilakukan anggota kelompok mencakup tiga objek yaitu objek sosial, objek fisik dan objek abstrak. Ketiga objek tersebut dikomunikasikan dan dimaknai oleh masing-masing anggota. Pemaknaan yang dilakukan berdasarkan kesamaan pengetahuan masing-masing anggota. Proses pemaknaan dilakukan melalui interaksi sosial baik verbal maupun non verbal. Hasil pemaknaan terhadap tiga objek tersebut kemudian dijadikan dasar tindakan bersama. Tindakan bersama dapat dilihat melalui kesamaan konsumsi dan kesamaan gaya hidup. Kata kunci : kelompok arisan, interaksi, simbol, pemaknaan   Abstract Modernity  is one of the effects of globalization. Globalization results in the consumer behavior of society. Behavior is a symbol of middle-class consumption.This study aims to look at the symbols used by mothers in household savings and loans groups Macaners and know the meaning of the symbol. The objectives will be explained and analyzed using symbolic interaction theory Herbert Blumer, Baudillard consumption society theory and the theory of lifestyle Machine and Leeuwen. Research using social definition paradigm with qualitative methods and approaches symbolic interaction. Data is collected using observation and interview methods. Once the data is collected, the data will be analyzed to categorize the data and make inferences. The results Showed a form of interaction that do members of the group includes three objects are objects of social, physical objects and abstract objects.  All three objects are communicated and understood by each member. Meanings are done based on common knowledge of each member. Meaning the process is done through social interaction both verbal and non-verbal. Results of the meaning of the three objects are then used as a basis for joint action. Concerted action can be seen through the similarity of consumption and lifestyle similarities. Keywords: Social gathering group, interaction, symbol, meaning
PRAKTIK SOSIAL KOMUNITAS OUTSIDER DI JOMBANG NURDIANSYAH, REZZA
Paradigma Vol 4, No 2 (2016): Vol 4 Nomer 2 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPunk adalah sekelompok individu yang menyuarakan anti kemapanan, anti penindasan dan mendukung kebebasan. Dalam praktiknya dikehidupan nyata mereka berlaku bebas sesuai keinginan mereka. Gaya punk pada dasarnya adalah cara  pemaknaan terpisah, sadar diri dan ironi. Punk adalah satu gaya memberontak yang menciptakan perpaduan pembangkangan dengan karakter abnormal seperti piercing, binlainers, rambut yang diwarnai. Mereka tidak menyadari bahwa dibalik sebuah kebebasan, mereka terikat oleh doxa yang menindas mereka melalui peraturan-peraturan. Outdsider adalah kelompok punk yang berada di Indonesia khususnya yang berada di Kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk praktik sosial berdasarkan habitus menjadi anggota outsider. Penelitan ini menggunakan pendekatan struktural genetis milik Bourdieu, dibantu dengan proposisi teori praktik sosial Pierre Bourdieu guna mengindetifikasi praktik perjuangan kelas anggota outsider yang ada di Jombang. Subyek penelitian yaitu anggota outsider yang berada di Jombang dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Hasilnya kelompok yang mendominasi komunitas outsider di Jombang adalah kelompok pelajar dan anak jalanan. Modal budaya berupa kemampuan bermusik dan habitus tentang punk  yang membuat kedua kelompok tersebut bisa merubah status.  Kata kunci: Doxa, Habitus, Modal, Ranah, Praktik Sosial Punk, OutsiderAbstractPunk is a group of individuals who voiced anti-establishment, anti-oppression and support freedom. In practice real life they apply freely as they wish. Punk style is basically the way the meaning of a separate, self-conscious and ironic. Punk was a rebellious style that creates a fusion of defiance with abnormal characters such as piercing, binlainers, colored hair, and others. But they do not realize that behind a freedom they are bound by their oppressive doxa through regulations in a group they do not realize. Outdsider is a punk group who were in Indonesia, especially those in Jombang. This study aimed to identify the forms of social practices based habitus become members outsider, which is used as a member of the Capital and Sphere outsider outsider Jombang anniversary event of the outsider in Jombang. This study takes the subject of outsider members who are in Jombang by using techniques of data collection participant observation and interviews with the study subjects. This research uses genetic structural approach belongs to Bourdieu, assisted with the proposition of the theory of social practices of Pierre Bourdieu to identifying the practice of class struggle outsider members in Jombang. The result is a community group that dominates the outsider in Jombang is a group of students and street children. Cultural capital in the form of musical ability and habitus of punk that makes the two groups could change the status.Keywords: Doxa, habitus, capital, Sphere, Social Practice Punk, Outsider

Page 1 of 1 | Total Record : 4