cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Paradigma
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 48 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)" : 48 Documents clear
AKTUALISASI DIRI KORP PELAJAR PUTRI JAWA TIMUR DI RANAH BUDAYA PATRIARKI RIRIN NADHIROH, DIANA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak  Korp Pelajar Putri (KPP) sebagai lembaga semi otonom IPPNU memiliki tugas mengawal setiap kebijakan IPPNU dan kegiatan pengkaderan yang ada di kota/kabupaten. Akan tetapi KPP  seringkali mendapat tanggapan negatif dari berbagai pihak salah satunya dari pengurus yang ada di kota/kabupaten dalam kinerjanya. Hal ini karena lembaga tersebut tidak pernah memperlihatkan eksistensi mereka dan hanya bisa bekerja sama dengan Lembaga Corp Brigade Pembangunan yang merupakan partner mereka. Oleh karena itu sebagai upaya untuk membuktikan ketidakbenaran atas tanggapan negatif tersebut, KPP Jawa Timur menunjukkan kemampuan mereka yang selama ini dianggap remeh dengan menunjukkan potensi mereka melalui Greencamp. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami aktualisasi diri KPP Jawa Timur diranah budaya patriarki melalui kegiatan Greencamp. Penelitian ini menggunakan konsep aktualisasi diri dalam perspektif Sosiologi Weber yakni status dan peran. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif yang lebih mementingkan penghayatan dalam menangkap suatu gejala. Adapun pendekatan yang digunakan yakni interaksionisme simbolik untuk memahami perilaku dan interaksi yang ditampilkan lewat simbol dan makna. Hasil dari penelitian ini adalah KPP memiliki status yang harus dipertahakan sehingga meski memiliki kewenangan khusus, tapi keberadaan mereka bisa terancam apabila tidak menjalankan fungsinya.Untuk itu, upaya aktualisasi yang dilakukan memiliki tujuan untuk mempertahankan statusnya dengan melakukan suatu peran. Melalui greencamp, KPP berhasil mendapatkan prestise serta previlege dari pihak-pihak yang dulunya meremehkan kemampuan mereka. Adapun interaksionisme simbolik salah satunya ditandai bahasa seperti penggunaan kode kepolisian “86” dalam kehidupan sehari-hari yang artinya siap, serta istilah “balik kanan” yang artinya pulang.  Kata Kunci : Aktualisasi, Patriarki, Organisasi.   Abstract Korp Pelajar Putri (KPP) as a semi-otonomous institution of  IPPNU have the task of guarding all policies of IPPNU as well as oversee the ectivities of cadres in the city. However, KPP often received negative respons from various parties, one of the officials who were under them in performance. This is because these institutions never showed the existence of their own and can only work together with Corp Brigade Pembangunan institution which is their partner. Therefore an attempt to prove theuntruth on such negative response, KPP East Java want to shows their abilities who had been underestimated by demonstrating their potential through Greencamp. The purpose of this research is to understand self-actualization of KPP in patriarchal culture throught Greencamp. This study use the concept of self-actualization in Weber Sociological perspective of the status and role. The  research method used is a qualitative ascribe more comprehensive in capturing a symptom.. As for the approach used the symbolic interactionism to understand the behavior and interaction was shown by symbols dan meanings. The result of this study are KPP East Java has a status that must be maintined so although they have a special authority, but their existence is threatened if does not perform it’s function. Therefore, the effort undertaken actualization has a goal to maintain the status dan role. Through Greencamp activity, KPP East Java managed to get prestige daan previlege of parties that used to undesestimate their abilities. As for the symbolic interactionism is marked languages such as the use of police code “86”in the daily life which means ready and the term “right” which means to return Key Words : Actialization, Patriarchy, Organization.
PENGARUH INTENSITAS KEHADIRAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN FREKUENSI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA ROGOJAMPI, KECAMATAN ROGOJAMPI - BANYUWANGI CADARFALINI, ANTIQUE
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini mencermati pengaruh intensitas kehadiran WUS terhadap pengambilan keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi. Lokasi penelitian berada di Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan menganalisa sejauh mana pengaruh intensitas kehadiran WUS (Wanita Usia Subur) dalam sosialisasi keluarga berencana terhadap pengambilan keputusan frekuensi penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan eksplanasi survei sebagai pendekatan dan uji regresi sebagai analisis data. Besarnya pengaruh intensitas kehadiran WUS (wanita usia subur) dalam sosialisasi keluarga berencana terhadap pengambilan keputusan frekuensi penggunaan alat kontrasepsi di desa Rogojampi, adalah 41,3%. Dalam masyarakat, sosialisasi KB merupakan sebuah inovasi yang masuk dalam pengetahuan individu. Sebuah inovasi tidak langsung diterima begitu saja oleh WUS, tetapi melalui beberapa tahap yang harus dilalui untuk menerima inovasi tersebut sehingga WUS bisa mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan apa yang ia butuhkan. Davis & Blake mengatakan ada 3 proses reproduksi yaitu, intercourse (hubungan seksual), conseption (pembuahan), gestation (kehamilan). Program KB hanya membatasi sampai tahap conception. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa terdapat pengaruh antara intensitas kehadiran sosialisasi KB dengan frekuensi penggunaan alat kontrasepsi, namun ada 58,7% pengaruh lain yang mempengaruhi frekuensi penggunaan alat kontrasepsi. Kata Kunci: Sosialisasi, WUS, Pengambilan Keputusan, Alat Kontrasepsi  Abstract This research about the effects of the intensity of WUS ( women fertile ) in socialization family planning to decision making the frequency of contraceptives in the village Rogojampi , in Rogojampi – Banyuwangi. The study aims to understand and analyze the extent to which the intensity of WUS (women fertile) in socialization family planning to decision making the frequency of contraceptives. This research uses the quantitative and eksplanasi survey as a proxy regression test as analysis data. How major intensity the presence of WUS (women fertile) in socialization family planning to decision making the frequency of contraceptives in the village Rogojampi, is 41,3 %. In society, socialization family planning is an innovation in individual knowledge. An innovation not were accepted by simply by WUS, but through some steps that to go to receive innovation so the WUS can take the right decision according to that which they need. Davis & amp; blake said there are three process of reproducing namely, intercourse (sexual intercourse), conseption (fertilization), gestation (pregnanc). The family planning program only limit reached the stage of conception. Which a conclusion can be taken that is the between the intensity of the presence of the socialization of kb with the frequency of the contraceptive usage, but there is 58,7 % the influence of another that affects frequency contraceptive usage. Keywords: socialization, women fertile, decision making, contraceptiv
WAJAH PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA DI ERA OTONOM FITRI CAHYANI, FISCA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak UU PT dan UU BHP secara esensi mempunyai tujuan yang sama atas pendidikan, yakni mempunyai semangat otonomi sebagai manifestasi liberalisasi, komersialisasi, dan privatisasi kampus. Perbedaannya UU PT lebih dikemas secara spesifik dan komprehensif mengatur perguruan tinggi dibanding UU BHP yang masih mengatur pendidikan secara umum. Kampus tetap dijadikan sebagai institusi untuk berdiri sendiri dengan topangan dana dari masyarakat. Demikian juga amanat pasal 88 UU PT, pemerintah menyerahkan pada pendidikan tinggi untuk menetapkan satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi Negeri (BOPTN) yang dinamai Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dihitung dari tahun ke tahun. Penelitian ini menggunakan teori Friedrich August von Hayek dan Milton Friedman,  kehidupan masyarakat khususnya masalah pengangguran tidak baik jika disertakan campur tangan pemerintah, justru akan lebih baik jika diserahkan pada mekanisme pasar yang bebas. Tentunya demokrasi yang dimaksud adalah demokrasi liberal yang jelas memihak kepada pasar bebas. Sistem ini mengedepankan desentralisasi, otonomi, dan transparasi, dan lain sebagainya. Penelitian ini menggunakan juga teknik analisis wacana kritis milik Teun Adrianus van Dijk. Menurutnya teks ditentukan pada suatu prakti diskursus. Kemudian teks diproduksi dan bekerja dalam masyarakat. Ini menggunakan proses yang disebut kognisi sosial. Proses ini sebenarnya adalah istilah psikologi sosial yang menjelaskan struktur dan terjadinya suatu wacana. Hasilnya adalah latar belakang lahirnya UU DIKTI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ini berkaitan erat dengan dinamika ekonomi politik dunia. Dalam kancah atau ranah ekonomi politik dunia saat ini kapitalisme sudah tersentral/monopoli. Zaman yang  demikian disebut sebagai imperialisme. Pada zaman ini sistem masyarakat diatur sedemikian rupa untuk menyokong kepentingan dari para kapitalis monopoli internasional. Kata kunci : UKT, neoliberalisme, pendidikan tinggi Abstract UU PT and UU BHP in essence have the same purpose of education, Namely have spirit as a manifestation of liberalization autonomy, commercialization, and privatization of campus. The difference UU PT more packed specifically and comprehensive set college than UU BHP still set education in general. Campus fixed be used as the institution that finding funding of the society. So also trustee Pasal 88 UU PT , the government gave on higher education to assign a unit of Biaya Operasional Pendidikan Tinggi Negeri (BOPTN) named Uang Kuliah Tungga (UKT) calculated from year to year. This research using the theory by Friedrich August von Hayek and Milton Friedman, the lives of the especially problems unemployment not better if included government interference, it would much better if given to the market mechanisms free. Of course democracy was defined as liberal democracy clear partial to the free market. This system puts forward decentralization, autonomy, and transparasi, and others. This research using also technique discourse critical analysis by Teun Adrianus van Dijk. According to him the text are set in a discourse.Then the text produced and work in society. It uses the process called cognition social.This process in fact is a term used of social psychology that explain the structure and to the occurrence of a discourse. The result is the background the birth of UU DIKTI No. 12 2012 about education this high closely related to dynamics of political economy the world .In domains of or domain of political economy the world today capitalism have sentralizasion / monopoly. Age so called as imperialism. In the days of this system the community arranged in such a way to support the sake of capitalist monopoly international.  Keywords: UKT, neoliberalism, higher education
DRAMATURGI KOMUNITAS PAGUYUBAN SKUTER JOMBANG (STUDI TENTANG DRAMATURGI PADA KOMUNITAS PSJ ‘PAGUYUBAN SCOOTER ATAU VESPA JOMBANG’, DI KOTA JOMBANG) NINGSIH, FIRMA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kecintaan terhadap sepeda motor Vespa bisa menciptakan suatu kelompok yang didasarkan atas hobbi yang sama, sehingga membentuk dan mendirikan sebuah komunitas. Komunitas tersebut adalah komunitas Paguyuban Scooter Jombang (PSJ).Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan perspektif Dramaturgi Erving Goffman. Perspektif Dramaturgi Erving Goffman melihat konteks perilaku manusia dari dua sisi, yaitu dari panggung depan (Front Stage) dan panggung belakang (Back Stage). Pemilihan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data melalui dua cara yaitu data primer dari pengamatan berpartisipasi dan wawancara secara mendalam, dan data sekunder dapat melalui sumber buku, majalah, jurnal, skripsi terdahulu dan sumber-sumber internet lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota komunitas Paguyuban Scooter Jombang (PSJ)memiliki tiga temuan data.Temuan pertama ketika berada di panggung depan (Front Stage) mereka memiliki lima kegiatan rutinyaitu kopi darat (kopdar), touring, event JSR ( Java Scooterist Rendezeous), bakti sosial (baksos) dan CINLING (cinta lingkungan). Temuan kedua ketika berada di panggung belakang (Back Stage) mereka memiliki tiga kegiatan insidental diantaranya, kegiatan peduli sampah, pembagian kaos gratis menjelang lebaran Idul Fitri, sambung silaturrahmi seluruh anggota komunitas PSJ. Temuan ketiga yaitu ketika mereka berada di luar komunitas, seluruh anggota komunitas PSJ menjadi pribadi masing-masing karena terlepas dari bagianFront Stage dan Back Stage.   Kata kunci :Front Stage dan Back Stage, Sepeda Motor Vespa atau Scooter, Komunitas PSJ.  ABSTRACT Vespa motorcycle can create a group that is based on the same hobby and passion to form and establish a community. The community is a community of Circle Scooter Jombang (PSJ). This study used a qualitative approach with the perspective of dramaturgy Erving Goffman. Dramaturgy perspective Erving Goffman saw context of human behavior from the two sides, namely from the front stage (Stage Front) and back stage (Back Stage). Selection of the sample using purposive sampling technique. Data collection through two ways, namely primary data from participating observation and in-depth interviews, and secondary data sources can be through books, magazines, journals, theses History and internet sources. The results showed that members of the Society community Scooter Jombang (PSJ) has three categories. First when he was in the front stage (Stage Front) they have five regular activities ie ground coffee (gathering), touring, events JSR (Java Scooterist Rendezeous), social services (social service) and CINLING (love the environment). Both were on the stage when the rear (Back Stage) they have a lot of activities such incidental, garbagecare activities, the distribution of free T-shirts ahead of Idul Fitri, continued silaturrahmi PSJ whole community. The third is when they are outside the community of the whole community PSJ into each individual because regardless of the Front Stage and Back Stage.                   Keywords :Front Stage and Back Stage, Motorcycle or a Vespa Scooter, Community PSJ.
REPRESENTASI FEMINISME DALAM TRILOGI NOVEL KARYA AYU UTAMI (SI PARASIT LAJANG, CERITA CINTA ENRICO, DAN PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG SHOLICHAH, MARATUS
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH JENIS LABELING SISWA IPS TERHADAP TINGKAT PERILAKU MENYIMPANG DI SMA NEGERI 1 SEKARAN EFENDI, GUNAWAN
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penjurusan di SMA merupakan program yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berdasarkan bakat dan minat siswa. Akan tetapi dalam kenyataanya hal tersebut menimbulkan perilaku labeling yang ditujukan pada siswa IPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh jenis labeling siswa IPS terhadap tingkat perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Sekaran dan besar pengaruh jenis labeling siswa IPS terhadap tingkat perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Sekaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah expos facto dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesiner tertutup. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan XII IPS yaitu 110 siswa dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 orang. Model analisis data dalam penelitian adalah uji korelasi product moment dan uji t. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% (α = 0,05). Hasil pengujian menggunakan uji korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,496 yang menunjukan bahwa variabel labeling berpengaruh terhadap variabel perilaku menyimpang dengan tingkat korelasi yang sedang. Sedangkan dengan uji t juga menunjukan variabel labeling berpengaruh terhadap variabel perilaku menyimpang karena thitung lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 5,27 dengan nilai signifikansi 0,000. Penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang sedang jenis labeling siswa IPS terhadap perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Sekaran. Kata Kunci: labeling, perilaku menyimpang   Abstract The division of majors in high school is a program aimed at to develop the ability of students based on interest and talent students .But in fact this raised behavior labeling aimed at students social class .This study attempts to know is there any influence kind of labeling students social class on the level of deviate behavior in SMA Negeri 1 Sekaran and big the influence of a kind of labeling students social class on the level of deviate behavior in SMA Negeri 1 Sekaran .The kind of research used is expos facto capital with the quantitative approach .Technique data collection use a qustionnaire closed .Population in research it is a whole students xi and xii social class that is 110 students and sample in this research were 86 p students. Analysis of data in research is the correlation product moment and t test. the levels of trust used is 95 % (α = 0.05 ) .The results of testing use the correlation product moment obtained a correlation coefficient of 0,496 which showed that the variable on type of labeling impact on a variable degree deviate behavior with the correlation being .While by test t also show variable labeling influential on variables deviate behavior because t count greater than t table is as much as 5,27 with the significance 0,000 .This research prove that there is the influence of being a kind of labeling students social class to deviate behavior in SMA Negeri 1 Sekaran. Keywords: labeling, deviate behavior.
PRAKTIK SOSIAL NELAYAN SEBELUM MELAUT DI KELURAHAN BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN ADDINI, IKHTAROMA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang Praktik Sosial Nelayan Sebelum Melaut di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Tujuannya adalah para nelayan meminta keselamatan dan tangkapan yang melimpah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan strukturalis genetis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik sosial pada nelayan Kelurahan Blimbing dapat diketegorikan menjadi dua secara garis besar, yaitu praktik nelayan abangan dan praktik nelayan santri (NU dan Muhammadiyah). Dalam praktiknya Muhammadiyah dibagi menjadi 3 varian, yaitu Islam-ikhlas, MU-NU, dan Mu-Nas. Munculnya kategori-kategori tersebut didasari oleh dua hal, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah tingkat keagamaan dan kepribadian seorang nelayan, sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan yang dekat dengan nelayan, baik itu keluarga, teman, maupun ABK. Pihak-pihak tersebut turut mempengaruhi habitus nelayan sehingga memunculkan praktik yang berbeda. Praktik pada nelayan abangan dan Mu-Nas dilakukan secara sinkretik dan dipimpin oleh seorang dukun. Media yang digunakan adalah air, bunga, kayu, darah sapi, darah ayam, akik. Praktik berbeda dilakukan oleh nelayan santri NU dan Muhammadiyah Islam-ikhlas. Nelayan tersebut sangat mementingkan norma dan nilai agama dalam agama Islam. Praktik yang dilakukan adalah mengamalkan wirid, sholawat, sholat tahajud, sholat tasbih, larangan melakukan dosa besar. Akulturasi nilai terjadi pada nelayan  Mu-NU, karena nelayan tersebut menikah dengan perempuan NU.Kata Kunci: Nelayan, Ritual, Praktik AbstractThis research discusses about social practices of fishermen before sailing at village Blimbing in Paciran district Lamongan. The practice is doing the fishermen asked safety and catch huge. This research using the qualitative method with the approach genetic structuralist. Data collection is done with observation techniques , interview , and the literature study. The research results show that as a broad outline practices social in fishermen urban village blimbing can be grouped into two, which are the fishermen abangan practices and practices fishermen santri (NU and Muhammadiyah). In practice Muhammadiyah divided into 3 variant, namely Islam-ikhlas, Mu-NU, and Mu-Nas. The emergence of the categories grounded in two things, namely internal and external factors. The internal factor is the extent of religious and personality a fisherman, While external factors is the environment that are close to fishermen, whether it is family, friend, and crew members. The parties also influence habitus fishermen so that gave rise to the different practices. Practices in fishermen abangan and Mu-Nas be done in sinkretik and presided over by a traditional (Dukun). Medium used is water, flowers, wood, blood cattle, blood chicken, agate. Practices different done by fishermen Santri NU and Muhammadiyah Islam-ikhlas. Fishermen are very concerned with a norm and value of religion in islamic. Practices executed is have wirid , sholawat , prayer tahajud , prayer praise, Not doing a great sin. Acculturation value there are on fishermen variant Mu-NU because they  married to womans NU.Keyword: Fishermen, Ritual, Practices
KONSTRUKSI MEDIA TENTANG CINTA ( ANALISIS WACANA ACARA KATAKAN PUTUS) INAYAH, TATIK
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Membincangkan persoalan tentang cinta seringkali mengarah pada kekuatan untuk memiliki seseorang sepenuhnya membuat orang yang dicintai selalu tunduk dan mengikuti apa yang diinginkan oleh pasangannya. Namun terlepas dari polemik yang ada penelitian ini secara spesifik membahas tentang bagaimana media mengkonstruk cinta pada acara Katakan Putus. Dengan menggunakan konsep teori Erich Fromm, sedangkan metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan analisis wacana Norman Fairlough. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 – April 2016. Hasil penelitian ini yakni menemukan bahwa media menghadirkan tema cinta tidak hanya sebatas cinta pada pasangan, akan tetapi terdapat cinta kepada Tuhan, cinta kepada orang tua, cinta sosial/sesama, dan cinta erotis/cinta pasangan. Meskipun tema  yang dihadirkan berbeda namun media tetap melegitimasi bahwa dalam sebuah cinta unsur-unsur yang harus ada adalah karakter (1) Perhatian (2) Tanggung jawab (3) Rasa Hormat (4) Setia dan (5) Jujur. Media lebih menunjukkan bahwa sayang merupakan ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan perasaan seseorang untuk menjaga dan mencintai sepenuh hati bukan hasrat untuk memiliki seseorang.                Kata Kunci : Konstruksi, Media, Cinta   Abstract   Talking about “Love” often heads for the desirability to own a certain person fully, make the loved person to always bow and do what the spouse wants. However, so far from the polemic, this research specifically will discuss about how the media can construct “Love” in the “Katakan Putus” program. In conducting this research, the theory proposed by Erich Fromm is used. The method used in this research is qualitative with discourse analysis approach come from Norman Fairlough. The research conducted on December 2015 – April 2016. The result of this research shows that media represents “Love” theme not only about love to the spouse but also about love to God, love to parents, love to society and erotic love. Even though the theme which is represented differ, media still legitimizes that in a love must have several characteristics: (1) attention, (2) responsibility, (3) respect (4) loyal, and (5) honest. The media prefers to show that love is an expression which is used to show what one’s feel to keep and love heart-fully not desirability to own somebody                 Keywords : Construction, Media, Love
PRAKTIK SOSIAL KARANG TARUNA MEKARSARI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WISATA OSING RIZKY ALFIANTO, DANU
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemberdayaan merupakan salah satu bentuk upaya pembangunan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan menjawab secara empiris mengenai bagaimana praktik sosial pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh karang taruna di Desa Wisata Osing. Teori  yang digunakan adalah Piere Bourdieu. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan Struktural Genetis. Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Osing, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik Purposive berdasarkan pada keterlibatanya dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh karang taruna. Pengumpulan data dikumpulkan dengan menggunakan cara interview dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah  praktik –praktik sosial yang dilakukan oleh karang taruna berbeda-beda, karena terdapat dua kategori praktik sosial, yaitu pertama praktik sosial pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi mandiri dan kedua praktik sosial pemberdayaan masyarakat sebagai upaya penguatan kebudayaan Suku Osing. Kategori yang pertama cenderung memilih praktik sosial sebagai upaya untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, sedangkan kategori yang kedua memilih praktik sosial pemberdayaann masyarakat sebagai cara untuk melestarikan kebudayaan Suku Osing. Kata Kunci: Karang Taruna.Pemberdayaan Masyarakat. Desa Wisata. Praktik Sosial Abstract Empowerment is one of development efforts by involving the active participation of people, which aims to improve the social and economic welfare. This research is aimed to answer empiricly empirically how social practices of people empowerment which is done by youth in the Osing tourism village. This research uses Piere Bourdieu’s theory. This is a qualitative research approach using Genetic Structuralists. This research is conducted in the Osing tourism village, Glagah Subdistrict, Banyuwangi Regency. Subjects selected using purposive technique based on their participation in people empowerment by youth.Collection of data was collected by observer and interview. The result of this research indicates social practices of empowerment which is done by youth divided into two categories. First, social practices based on independent economic and second, social practices of people empowerment are as an effort to strengthen the culture of Osingnese. The first category indicates as a way to open job fields and give income for the local people through cultural tourism object, whereas the second category chooses social practices of people empowerment as a way to preserve Osingnese culture.   Key Words: Youth organization, People Empowerment, Tourism Village, Social Practices.    
ETNOMETODOLOGI PELAYANAN KONDEKTUR WANITA BUS TRANS SIDOARJO HARI WINARTI, LAILIA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan di daerah Sidoarjo karena daerah tersebut memiliki inovasi sarana transportasi baru yaitu bus trans Sidoarjo dengan kondektur yang berjenis kelamin wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi obyektif kondektur wanita, mendeskripsikan dan menganalisis pelayanan kondektur wanita sebagai konsekuensi perubahan perilaku di sektor publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnometodologi H. Garfinkel. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan observasi kepada kondektur wanita bus trans Sidoarjo. Dari hasil wawancara tersebut dapat digambarkan bahwasanya kondektur wanita harus menerapkan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) pada saat bekerja. Perilaku yang ditunjukkan oleh informan sebagai konsekuensi perubahan dari pekerjaanya di sektor publik adalah berteriak pada saat mencari penumpang, selain itu setiap hari juga berkumpul dengan supir-supir di warung ketika bus berhenti di terminal.    Kata Kunci : Pelayanan, kondektur, dan trans Sidoarjo Abstract This research is done area of Sidoarjo because the area have a new transportation innovation is trans Sidoarjo bus with conductor girl. This research aims to described the objective condition conductor girl, to describe and analyze services for the conductor girl as a consequence the behavioral changes in public sector. This research use a qualitative with etnometodologi approach H. Garfinkel. Technique collecting data which researchers use this research in interview technique and observation to conductor girl trans Sidoarjo bus. From the result of interviews can be depicted that the conductor girl has to apply 5S (Smile, Say hello, Greetings, Polite, Manners) when she work. Behavior shown by the informant as a consequence of change from their job in public sector is shouting during the search for passengers, moreover everyday she gathering together with drivers in stall as the bus stop in terminal.   Keywords: Service, conductor, trans Sidoarjo