cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
ISSN : 14125285     EISSN : 26220792     DOI : 10.21831
Core Subject : Science,
Geomedia is a geography science journal published by the Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Yogyakarta State University. This journal has been published since 2002 and was introduced for online version in 2016. Geomedia is a biannually published journal, May and November. In each edition, the journal publishes research articles and scientific study articles which are equal to the research paper in the field of geography and its teaching. However, the research articles are preferabe to be published.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian" : 10 Documents clear
TEORI KETERGANTUNGAN DALAM KAJIAN GEOGRAFI Nurhadi Nurhadi
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.728 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14203

Abstract

Banyak teori yang dapat dipakai sebgai acuan dalam pembangunan disuatu wilayah/ negara, salah satu teori tersebut adalah teoari ketergantungan, yang membahas hubungan antara dua kelompok Negara atau antara dua Region. Teori kertergantungan ini digolongkan dalam kelompak teori struktural. Teori struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat didunia ketiga akibat perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif, yaitu yang kuat mengeksploitasi yang lemah. Perdagangan dunia yang bebas justru merupakan bentuk praktik eksploitasi bagi negara-negara sedang berkembang. kehidupan ekonomi negara-negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara-negara lain, negara-negara tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja. Hubungan saling ketergantungan antara dua sistem ekonomi atau lebih terjadi bila ekomi beberapa negara (yang dominan) bisa berekpansi dan bisa berdisi sendiri, sedangkan ekonomi di negara lainnya ( yang bergantung) mengalami perubahan hanya sebagai akibat dari ekspansi tersebut, baik yang positif maupun negatif. tiga bentuk ketergantungan, yaitu: 1.Ketergantungan Kolonial.2. Ketergantungan Finansial.3. Ketergantungan tehnologi-industiral. Teori ketergantungan ini muncul dengan asumsi bahwa tidak ada daerah atau negara yang otonom di dunia ini, semua turut serta dalam ekonomi dunia, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti yang dikemukakan oleh golongan non-marxis atau dalam sistem kapitalis yang dikemukakan oleh golongan marxis.Hubungan yang terjadi antara negara pusat dengan negara pinggiran dapat disejajarkan dengan hubungan majikan dan buruh.  Kata kunci:  Teori ketergantungan, Negara Pusat, Negara pinggiran.
KELAYAKAN WILAYAH PERBUKITAN JIWO SEBAGAI LABORATORIUM ALAM UNTUK PRAKTIK KERJA LAPANGAN GEOGRAFI FISIK MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI Sugiharyanto Sugiharyanto
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.947 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14198

Abstract

Untuk mencapai kualitas pendidikan geografi sesuai harapan, maka implementasi kurikulum secara optimal perlu dilakukan. Tulisan ini berusaha membahas tingkat kelayakan wilayah Perbukitan Jiwo sebagai laboratorium alam untuk kepentingan pelaksanaan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) Geografi Fisik.  Wilayah yang digeneralisasikan dalam penelitian ini adalah wilayah Bayat dari sekitar Waduk Rowo Jombor hingga Perbukitan Jiwo. Populasi penelitian ini adalah bukit-bukit yang ada di seluruh wilayah perbukitan Jiwo wilayah barat dan wilayah perbukitan Jiwo timur. Sampel penelitian diambil dengan teknik sampling wilayah. Dari sejumlah bukit yang ada di masing-masing wilayah tersebut diambil sebagian bukit secara proporsional dan acak. Jumlah bukit yang diambil sebagai sampel adalah perbukitan Jiwo barat sebanyak tiga sampel sedangkan perbukitan Jiwo timur sebanyak dua bukit. Penelitian ini dikerjakan dengan cara menjelajah dipandu dengan menggunakan peta topografi, peta geologi, peta geomorfologi, dan peta tanah. Metode pengumpulan dilakukan dengan observasi dan studi kepustakaan. Alat  yang digunakan adalah Check list, Kompas Geologi, Altimeter, Abney level, meteran, soil test kid.. Metode analisis data adalah Deskriptif Kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Daerah penelitian hanya layak dijadikan laboratorium alam geografi fisik untuk sebagian aspek geografi fisik, khususnya geologi dan sebagian geomorfologi serta hidrologi saja; 2) Topografi yang kasar sangat baik untuk belajar pemetaan relief; dan 3) Adanya Rowo Jombor dan sistem aliran sungai, sangat baik sebagai contoh pemetaan hidrologi, studi limnologi, maupun potamologi. Kata kunci: kelayakan, laboratorium alam, PKL, Geografi Fisik
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN KE NON-PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA Rusmawan Rusmawan
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.796 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14207

Abstract

Lahan merupakan bagian dari bentang alam. Penggunaan lahan merupakan hasil interaksi antara faktor manusia dan faktor lahan. Manusia merupakan faktor yang mempengaruhi atau melakukan kegiatan terhadap lahan dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Pola penggunaan lahan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan dinamis yang secara garis besar dikelompokkan kekuatan centrifugal dan kekuatan centripetal. Bentuk bentang lahan, penggunaan lahan dan perkembangannya merupakan bagian dari identitas masyarakat yang hidup di dalamnya. Dampak nyata perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian adalah semakin berkurangnya luas areal pertanian yang diikuti perubahan mata pencaharian penduduk. Pergeseran luas arel pertanian maupun mata pencaharian ini akan semakin menurunkan intensitas hubungan sosial masyarakat yang telah menjadi identitas masyarakat agraris.  Kata kunci: Penggunaan lahan, dampak sosial budaya
KAJIAN KEPARIWISATAAN UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH TUJUAN WISATA YANG OPTIMAL DI KABUPATEN LAMONGAN Sri Murtini
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.814 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14199

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui  potensi daya tarik dan aksesibilitas obyek wisata  Goa Maharani, Pantai Tanjung Kodok, Waduk Gondang, Makam Sunan Drajad, dan Makam Sendang Duwur (2) menentukan objek-objek wisata yang layak untuk dijadikan pusat pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Lamongan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai macam data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, pengukuran dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis dengan metode skoring untuk mengetahui tingkat potensi daya tarik dan pusat pengembangan obyek wisata, sedangkan  analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat aksesibilitas masing-masing  lokasi obyek wisata. Penilaian tingkat kelayakan objek wisata didasarkan pada  25 komponen daya tarik wisata. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa Makam  Sunan Drajad dan Waduk Gondang berpotensi baik, Pantai Tanjung Kodok dan Goa Maharani  berpotensi sedang, Makam Sendang Duwur berpotensi rendah. Aksesibilitas lima obyek wisata yang diteliti dari kota Surabaya termasuk rendah, sedangkan dari kota Lamongan mempunyai aksesibilitas sedang. Dengan menggunakan 7 kriteria pengukuran maka dari ke lima obyek wisata, Goa Maharani dapat dijadikan pusat pertumbuhan kepariwisataan di Kabupaten Lamongan.  Kata Kunci: pengembangan, daerah tujuan wisata,  aksesibilitas.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI AKSEPTOR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS DI MASA KRISIS Fifit Isnafiah; Sriadi Setyawati
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.017 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14205

Abstract

Penekitian ini bertujuan: 1) mengetahui hubungan antara pendidikan, pendapatan, dan pengalaman ber-KB dengan persepsi klien terhadap kualitas pelayanan KB di puskesmas di masa krisi; 2) mengetahui dimensi kualitas pelayanan KB yang paling penting bagi klien; 3) mengetahui harapan klien tentang kualitas pelayanan KB.Wawancara dilakukan secara sensus terhadap semua responden yang berjumlah 114 akseptor, yang memiliki status sosial ekonomi prasejahtera dan sejahtera I. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan korelasi dan regresi ganda.Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi yang baik terhadap kualitas pelayanan KB Puskesmas di masa krisis. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan pengalaman ber-KB. Dilihat dari harapan klien tentang pelayanan KB yang berkualitas baik, terdapat 27,2% responden yang menjawab lebih suka memilih petugas pelayanan KB yang mampu menjelaskan permasalahan dengan jelas dan mudah dimenegerti, 26,3% memilih petugas KB yang ramah dan sabar. Jika dua gejala tersebut dicermati secara bersama-sama terlihat bahwa dimensi kualitas informasi dan dimnesi hubungan interpersonal antara pelayanan dengan dengan klien merupakan pilihan kebutuhan yang penting bagi klien. Dilihat dari  hasil analisis korelasi dan regresi ganda, dari  faktor pendidikan, pendapatan dan pengalaman ber-KB ternyata hanya faktor pengalaman ber-KB yang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap persepsi tentang pelayanan ber-KB. Koefisien dterminan variabel pendapatan sebesar 12,1% merupakan angka tertingi dibanding dengan dua variabel lainnya. Selanjutnya menunjukkan bahwa variansui persepsi terhadap kualitas layanan KB dapat disumbang oleh kedua faktor tersebut sebesar 10,7%, sedangkan 89,3% ditentukan oleh faktor lain. Kata kunci: persepsi, akseptor, KB, kualitas layanan
SEBARAN LOKASI INDUSTRI GENTENG DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN SAYEGAN DAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN Suparmini Suparmini
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.797 KB) | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14200

Abstract

Studi bertujuan untuk mengkaji persebaran deposit lempung, mengetahui penyebaran industri genteng, mengetahui besarnya sumbangan industri genteng terhadap pendapatan penduduk, mengetahui usaha-usaha penjagaan kelestarian lingkungan pada lokasi penambangan. Penelitian ini dilakukan di lokasi perbukitan Godean yang terbagi di dua kecamatan yakni Kecamatan Godean dan Kecamatan Seyegan yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Sleman. Populasi penelitian adalah penduduk yang terlibat dalam kegiatan industri genteng yang tersebar di dua kecamatan berjumlah 2140 orang Sampel diambil di kawasan perbukitan Godean di empat desa guna melihat gambaran dampak lingkungan setelah proses tersebut. Sampel untuk memperoleh data sosial ekonomi penduduk sebanyak 100 responden. Data sosial ekonomi dikumpulkan dengan wawancara langsung. Pengamatan kemampuan lingkungan fisik dilakukan secara langsung. Analisis dataHasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian merupakan dua satuan lahan; a. Satuan lahan datar (dataran) hasil pengendapan abu vulkanik muda dari Vulkan Merapi, sebagai lahan persawahan yang subur diselingi tempat usaha (industri) genteng; b. Satuan lahan perbukitan yang mengandung deposit lempung pad kaki lereng dan lereng bukit. Kegiatan industri genteng secara ekonomi menguntungkan, karena dapat memanfaatkan bahan baku lempung cukup banyak, sebab selain digunakan di daerah penelitian juga untuk konsumsi di luar daerah. Keuntungan juga dirasakan bagi pemilik lahan galian, penggali, dan retribusi Pemda. Penggalian lempung secara fisik dalam jangka pendek merusak lingkungan. Jangka panjang ternyata galian dari lereng miring bergelombang tersebut menajdai datar dan akhirnya dimanfaatkan oleh penduduk setelah melalui rehabilitasi justru menjadi lahan datar dan lebih subur Kata kunci: lokasi, industri, pelestarian
AMERIKA SERIKAT MENCARI RUANG HIDUP DI SELURUH DUNIA Gunardo Gunardo
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14208

Abstract

Kajian terhadap suatu negara dalam perspektif Geografi Politik dapat menggunakan pendekatan fungsional. Pendekatan tersebut meliputi fungsi internal dan eksternal. Fungsi internal mencakup kekuatan sentripetal,kekuatan sentrifugal, ideologi negara dan organisasi intern. Sedangkan fungsi eksternal meliputi relasi teritorial, relasi elonomis, relasi politis dan relasi strategis. Amerika Serikat sebagai suatu negara adidaya dalam rangka mempertahankan ideologi kebebasan individunya rela berperang di seantero dunia, mulai dari tahun 1940-an di Eropa (Jerman) dan Asia (Jepang), tahun 1950an sampai kini di Asia (Korea , Vietnam, Afghanistan dan Irak). Perang-perang itu dilaksanakan dalam kerangka relasi politis (mempertahankan hegemoninya), relasi ekonomis (menjamin pasar bagi produk industri) dan relasi strategis (menjamin pasokan energi bahan bakar minyak). Dengan kata lain Amerika Serikat akan terus berusaha mendapatkan ruang hidup  yang lebih luas bagi 191,1 juta penduduknya kalau tidak mau bubar seperti Uni Sovyet dan Yugoslavia.     Kata Kunci: Geografi politik, ruang
APLIKASI SIG UNTUK PENENTUAN DISTRIBUSI OPTIMAL RUANG TERBUKA HIJAU KOTA YOGYAKARTA Feber Antarius Ginting; Hartono Hartono
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14201

Abstract

The aims of this research are: 1) to build city environment spatial database using GIS based on Quickbird Satellite Imagery interpretation, secondary data, and field data, 2) to make city green space optimal model based on city environmental spatial database, and 3) to apply the model in form of Yogyakarta City Green Space Optimal Map.Research method mainly consists of four steps, they are: 1) collecting primary data and secondary data, 2) building the database, 3) arrange city green space optimal model, and 4) apply the model. Primary data are Quickbird satellite imagery and field measurement, while the secondary data obtained from the related institutions. Parameters that were used to build city environment database are comfortable level, number and distance from traffic light, number and distance from main road intersection, the distance from main road, air and noise pollution of each land use category, qualitative of inhabitant oxygen necessity of each land use category, actual green space, and potential land for green space. The database consits of spatial data in vector format and attribute data in relational structure. Spatial model was built from three overlay methods in sequencial way : they are rating method, weighted rating method, and join spatial method. The results of the research are: 1) from the imagery can be produced Land Use, Road Network, Green Space, Potential Land for Green Space Maps with interpretation accuracy are 91.1%, 100%, 95.8%, and 94.8% respectively, 2) GIS procedure is able to build city environment spatial database and to perform a model of city green space optimal distribution, 3) The need of green space is 1022.9 ha, actual green space available is 94.87 ha, and potential land for green space in Yogyakarta city  is 111.92 ha, 4) Distribution of the need of green space are along the main roads and its intersections. The areas cover along the roads of : 1) Adisucipto-Urip Sumoharjo– Sudirman–Diponegoro – Kyai Mojo–Godean streets (to city boundary), 2)  Kusumanegara-Sultan Agung-Ahmad Dahlan–Wirobrajan–Martadinata streets (to city boundary), 3) Supeno-Sugiono–Sutoyo–M.T.Haryono–Sugeng Jeroni streets, 4) Magelang,-Herman Yohannes-Sutomo–Suryopranoto-Bausasran–Juminahan–Suryat majan–Gadjah Mada-Mataram–Suryotomo streets, 5) Cokroaminoto–Kapten Tandean–Bugisan (to city boundary), Suprapto–Wahid Hasyim–Bantul streets, and 6) Katamso–Parangtritis streets (to city boundary). Key words : Quickbird Imagery, Geographical Information System, Spatial Modelling, City Green Space Optimal Distribution
URGENSI DIMENSI FAKTOR GEOGRAFIS DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI Bambang Syaeful Hadi
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14209

Abstract

Perkembangan dalam segala aspek kehidupan manusia mendorong pendekatan multidisipliner dan perkawinan antar cabang ilmu, diantara adalah Geografi Komunikasi sebagai hasil perpaduan Geografi dan Ilmu Komunikasi. Diantara faktor yang mempengaruhi karakteristik komunikasi, yang dikaji dalam geografi komunikasi adalah aspek-aspek geografis kaitannya dengan karakteristik komunikasi dan tingkah laku keruangan. Faktor geografis merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan karena pembangunan fasilitas komunikasi dan upaya komunikasi bertujuan untuk pencapaian kesejahteraan akan tidak efektif. Faktor tersebut diantaranya: kedekatan dengan pusat-pusat kota, persebaran pusat-pusat kegiatan manusia, jarak dari pusat-pusat pelayanan masyarakat (kesehatan, pendidikan), aksesibilitas wilayah atau rute jalan, mobilitas penduduk, interaksi dengan wilayah lain. Kerangka kebijakan informasi perlu mempertimbangkan tiga trand, yakni : pertama, perkembangan industri informasi yang sangat pesat. Kedua, penggunaan yang lebih luas dimana informasi merupakan sumber bagi pemerintahan, dunia pendidikan maupun lembaga lainnya. Ketiga, penggunaan informasi oleh warga masyarakat untuk meningkat kehidupan atau kesejahteraan. Kata kunci : faktor geografis, kebijakan, komunikasi
FISIOGRAFI PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA Heru Pramono
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v5i1.14202

Abstract

Parangtritis merupakan desa di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul,yang memiliki karakteristik fisiografis yang menarik. Variasi bentuk lahan yang menarik ditunjukkan oleh keberadaan fenomena karst, pantai, perbukitan, sungai, dataran banjir, bukit-bukit pasir (sand dune) yang tidak dapat dijumpai di daerah lain di Indonesia. Sebelah selatan merupakan daerah pantai dengan perbukitan pasir, sebelah utara berupa dataran bekas laguna, dan di sebelah timur berupa perbukitan. Sungai Opak dengan Dataran Banjir dan gosong pasir (sand bar) nya membatasi Desa Parangtritis pada sisi utara dan barat. Sisi sebelah barat merupakan bagian dari zona selatan Jawa Tengah yang paling  timur dan sisi sebelah timur yang berupa perbukitan merupakan bagian dari zona selatan Jawa Timur yang paling barat. Unit-unit fisiografis di Parangtritis yang menarik antara lain : Sungai Opak dan dataran banjirnya, pantai dan perbukitan pasir yang materialnya berasal dari Gunung Merapi yang aktif, Dataran bekas laguna berbentuk segi tiga dengan batas fisiografis di sebelah barat berupa aliran Sungai Opak yang menyerong ke arah baratdaya, di sebelah timur dibatasi oleh escarpment Baturagung yang menyerong ke arah tenggara, dan sisi sebelah selatan dibatasi oleh perbukitan pasir. Pegunungan selatan membentang dari ujung timur Parangtritis hingga Semenanjung Blambangan di timur. Rangkaian pegunungan tersebut diberi nama berturut-turut dari barat ke timur sebagai Gunung Kidul atau Baturagung Range, Panggung Masif, Plopoh Range, dan Kembengan Range. Kata Kunci : Fisiografis, Parangtritis.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol. 23 No. 1 (2025): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 22 No. 2 (2024): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 22 No. 1 (2024): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 21 No. 2 (2023): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 21 No. 1 (2023): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 20, No 2 (2022): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 20, No 1 (2022): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 19, No 2 (2021): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 19, No 1 (2021): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 18, No 2 (2020): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 18, No 1 (2020): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 17, No 2 (2019): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 17, No 1 (2019): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 16, No 2 (2018): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 16, No 1 (2018): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 15, No 2 (2017): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 15, No 1 (2017): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 14, No 2 (2016): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 14, No 1 (2016): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 13, No 1 (2015): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 2 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 1 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 10, No 1 (2012): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 7, No 2 (2009): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 6, No 2 (2008): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 2 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 5, No 1 (2007): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 4, No 2 (2006): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian More Issue