cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
Diglossia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan diterbitkan oleh Fakultas Bahasa dan Sastra Unipdu
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 1 (2016): September" : 6 Documents clear
SIGNIFIKASI GESTURE DALAM KOMUNIKASI DAN INTERAKSI DENGAN ORANG JEPANG THE SIGNIFICANCE OF GESTURE IN COMMUNICATION AND INTERACTION WITH JAPANESE PEOPLE YULIA PRATITIS YUSUF
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 8 No. 1 (2016): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v8i1.666

Abstract

Yulia Pratitis YusufMAN Mojokertoyulia_yusuf@ymail.com  AbstrakSebagai objek dalam kajian Sosiolinguistik, bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam masyarakat. Tidak hanya kata-kata atau bahasa Verbal saja yang harus kita perhatikan pada waktu berkomunikasi dengan orang lain. Ada bagian yang tidak kalah pentingnya untuk dicermati bila menginginkan komunikasi berjalan dengan lancar, yaitu memahami bahasa Non Verbal dari lawan bicara kita. Bahasa Non Verbal bisa berupa eye contact , Ekspresi wajah, Gesture, Suara dan sentuhan. Bahasa non verbal sangat signifikan kedudukannya dalam berkomunikasi, hal itu karena bahasa non verbal kadang lebih banyak “berkata atau berbicara” daripada bahasa verbal itu sendiri. Masyarakat Jepang sangat minim mengekspresikan perasaan yang sesungguhnya pada saat berkomunikasi. Pada umumnya orang Jepang bukanlah tipe yang ekspresif saat berbicara, artinya orang Jepang pandai menyimpan perasaan yang sesungguhnya, tetapi bukan berarti orang Jepang tidak melakukan bahasa non verbal dalam hal ini gesture sama sekali. Ada beberapa gesture yang sering digunakan oleh orang Jepang saat berkomunikasi. Gesture-gesture yang dilakukan mengandung makna yang harus dipahami oleh lawan bicara pada saat berkomunikasi, agar kita bisa memahami dan mengerti pemikiran orang Jepang, sehingga proses komunikasi dapat berjalan dengan efektif dan lancar.Kata Kunci: Gesture orang Jepang, Komunikasi AbstractAs an object in the study of Sociolinguistics, language is a tool for communication and interaction in society. It is not only  words or verbal language that we should consider when communicating with others. There are some parts which are also important to be observed when we want the communication runs smoothly, namely understanding listener’s Non Verbal language. Non Verbal Language can be in the form of eye contact, facial expression, gesture, voice and touch. Non-verbal language has significant position in communication, it is because the non-verbal language is sometimes more of "say / talk" rather than the verbal language itself. Japanese society is very minimal to express their real feelings when they communicate. In general, the Japanese are not the type of expressive people when they are speaking, it means that thay are good at keeping the real feeling, but it does not mean that the Japanese do not do non-verbal language, in this case gesture. There are some gestures often used by Japanese people when they are communicating. The gestures they do contain meanings that must be understood by the other person or listener at the time of communicating, in order to understand and comprehend the Japanese’s mind, thus the process of communication with the Japanese people can run effectively and fluently.Keywords: Gesture of The Japanese, Communication  
KETAKTERJEMAHAN DALAM PENERJEMAHAN UNTRANSLATABILITY IN TRANSLATION MARIA M NGAMELUBUN
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 8 No. 1 (2016): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v8i1.668

Abstract

Maria M. NgamelubunPoliteknik Perikanan Negeri Tualmgardis83@gmail.com.   abstrakPenelitian ini mengkaji tentang ketakterjemahan yang terjadi dalam penerjemahan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang ketakterjemahan, serta penyebab terjadinya dan cara mengatasinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif karena mampu mendeskripsikan hasiltemuan penelitian yang berorientasi pada ketakterjemahan dalam penerjemahan. Data penelitian ini merupakan data pustaka. Penelitian ini juga merupakan studi kasus terpancang (embedded case study), karena terikat (terpancang) pada unit – unit analisisnya, yakni fokus atau tujuan utama dari penelitian ini telah ditentukan terlebih dahulu. Kemudian, fokus dan tujuan utama tersebut dituangkan ke dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian, sehingga peneliti tetap terfokus . Teknik  pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketakterjemahan terjadi disebabkan oleh perbedaan susdut pandang, mental set dan ketiadaan padanan, khususnya budaya. Dan salah satu cara mengatasi atau menghindari ketakterjemahan adalah dengan memberikan deskripsi pada kata yang tidak memiliki padanan.Kata kunci: ketakterjemahan, sudut pandang, set mental, padanan, deskripsi.   abstractThis research studies about untranslability in translation. This translation aims to describe about untranslability, its cause and the way to overcome this problem.The method which is used in this research is qualitative descriptive because thsi method able to describe research findings that is oriented in translation. The data of this research is library research. This research is also embedded case study, because this research is embedded to units analysis that are focus and main purpose of this research has been determined frst. Then, those focus and main purpose compiled into problem statements and purpose of the research. So that, the writer always focused and referred to the problem which are formulated. The technique in collecting the data is done by analyzing document. The result shows the untranslability occurs because of different opinion, mental set and no equivalent, particularly in culture. And no one of the way to overcome and to avoid untranslability is by giving description on the word which does not have equivalent.Keyword: untranslability, point of view, mental set, equivalent, description.  
PENGGUNAAN PARTIKEL HA (?) DALAM BAHASA JEPANG THE USE OF HA (?) PARTICLE IN JAPANESE SRI AJU INDROWATY; Sumarlam Sumarlam Sumarlam
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 8 No. 1 (2016): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v8i1.669

Abstract

Sri Aju IndrowatyUniversitas Brawijayaayumirza9220@gmail.com Sumarlam Universitas Sebelas Maret Surakartasumarlamwd@gmail.com   AbstrakBahasa Jepang terdapat banyak sekali partikel satu diantaranya adalah ha (?) dan bukan (?). Seringkali pembelajar awal bahasa Jepang kesulitan dalam menerjemahkan arti partikel ha (?) dan menjelaskan fungsinya pada buku wajib semester awal di perkuliahan yaitu Minna no Nihongo 1 dan Minna no Nihongo 2. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fungsi, arti dan bagaimana pemakaian  partikel ha (?) bahasa Jepang. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif  kualitatif karena merupakan pendekripsian dari fungsi dan arti juga pemakaian partikel ha (?). Dari hasil analisis data, dapat dihasilkan partikel  ha (?) apabila dipadankan sesuai dengan pendapat ahli, dalam bahasa inggris biasanya memakai to be (am, is, are) dan to be bentuk lampau (was,were).  Partikel  ha (?) bisa juga ditandai dengan terjemahan bahasa inggris yang memakai tense, present tense dan past tense. Dengan adanya persamaan khususnya fungsi dan pemakaian partikel  ha (?) dengan to be bahasa inggris ini, akan memudahkan pembelajar pemula bahasa Jepang untuk lebih mengerti, sehingga dapat meningkatkan prestasi  pengetahuan bahasa Jepang.Kata kunci: partikel  ha (?), fungsi, makna, to be  AbstractJapanese has many particles, one of them is ha (?) and not (?). Some beginner level students got difficulties in interpreting the meaning of ha (?) particle and explaining its function in Minna no Nihongo 1 and Minna no Nihongo 2 textbooks at the first semester. This research is aimed at explaining the function, meaning and the use of ha (?) particle in Japanese. This research is a kind of descriptive qualitative research. After analysis, it is shown that ha (?) particle compared to English is usually known as to be (am, is, are) and to be in the past tense (was, were). this (?) particle can also be marked with the English translation that uses tenses, present tense and past tense. By understanding the function, meaning and the use of this particle, beginner level students will easily get better understanding, so they can improve their achievement in learning Japanese.            Keyword :  ha (?) particle, function, meaning , to be
IMPLEMENTASI LEKSIKOGRAMATIKA TERHADAP HUBUNGAN SOSIAL ANTAR PELIBAT WACANA DALAM TEKS EDITORIAL TEKS: THE JAKARTA POST THE IMPLEMENTATION OF LEXICOGRAMMATICA TO THE SOCIAL RELATIONSHIP AMONG DISCOURSE ELEMENTS IN AN EDITORIAL TEXT: THE JAKARTA POST BINTI QANIAH QANIAH
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 8 No. 1 (2016): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v8i1.670

Abstract

Binti Qani’ahUniversitas Pesantren Tinggi Darul Ulum JombangBinty_willbe@yahoo.co.id  abstrakHubungan sosial selalu dibutuhkan oleh semua partisipan dalam sebuah masyarakat. Mereka berinteraksi satu sama lain untuk mendapatkan tujuan mereka, tujuan positif atau tujuan negatif. Penggunaan leksikogramatika akan mengekspresikan apa yang mereka inginkan di dalam sebuah masyarakat. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan sosial antara penulis dan pembaca dalam teks editorial The Jakarta Post yang memuat capres Joko Widodo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial antara penulis dan pembaca tidak sejajar yang direaliasisikan oleh Status. Identifikasi ini menunjukkan bahwa hubungan penulis lebih tinggi posisinya dibanding pembaca yang ditunjukkan oleh 74 data sistem klausa deklaratif dan 74 data proposisi. Sementara itu, hubungan sosial antara penulis dan tokoh dalam teks ini sangat erat, direalisasikan oleh afek. Terdapat nilai positif terhadap tokoh dalam teks yang ditunjukkan 8 data polaritas dengan kata emotif dan 10 data modalisasi. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan penulis yang telah membenarkan dukungannya terhadap tokoh dalam teks.Kata kunci: teks editorial The Jakarta Post, hubungan sosial, status, dan afek   abstractThe social relationship is always needed for all participants in the society. They interact each other to have their own purposes, negative purposes or positive purposes.Using lexicogrammar can express what they want in their society. This is a qualitative research. The purpose of this research were to find social relationships between a writer and readers in editorial text of The Jakarta Post. The results of the research showed that the social relationship between a writer and readers were not balance realized by status. It indicated that a writer had a higher position than readers showed by 74 data of declarative clauses and 74 data of propositions. Meanwhile, social relationship between a writer and a figure in this text were very close realized by affect. A writer assessed a figure in the text positively shown  8 data of polarity with emmotive words and 10 data of modalizations. The results of the research were supported by the results of an interview with a writer who supported a  figure in the text.Key Words: Editorial text of The Jakarta Post, social relationship, Status, dan Affect.Kata kunci: The Jakarta Post editorial text, social relationship, status, and affect 
SEMANGAT KEBEBASAN BERPENDAPAT DALAM NOVEL KEINDAHAN DAN KESEDIHAN (UTSUKUSHISATO KANASHIMITO) KARYA YASUNARI KAWABATA (KAJIAN HISTORISISME) THE SPIRIT OF FREEDOM TO SPEAK IN KEINDAHAN DAN KESEDIHAN NOVEL (UTSUKUSHISATO KANASHIMITO) BY YASUNARI KAWABAT YUSNIAH ROKHMAWATY ROKHMAWATY
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 8 No. 1 (2016): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v8i1.671

Abstract

Yusniah RokhmawatiSMAN 1 Probolinggo Kotayusniasensei@yahoo.com  AbstrakSetelah perang dunia kedua situasi sosial di Jepang berubah. Dari sebelumnya adalah negara feodal menjadi negara yang demokrasi liberal dimana kebebasan individu sangat dijunjung tinggi. Begitu pula dalam karya sastra. Novel Keindahan dan Kesedihan karya Yasunari Kawabata adalah novel yang sangat kental dengan semangat kebebasan berpendapat. Melalui kajian historisisme dapat disimpulkan bahwa semangat zaman setelah perang dunia kedua sangat mempengaruhi penulisan novel tersebutKata kunci : Kesejarahan, kebebasan-individu, semangat zaman                                                                                         AbstractAfter the second world war, the social situation in Japan was changed. Previously it was feudal country then it became a liberal democratic country where individual freedom was appresiated. Similarly, it happened in literary work. Keindahan dan Kesedihan novel by Yasunari Kawabata is a novel which is full of the spirit of freedom to speak. Through the study of historicism it can be concluded that the spirit of the age after the Second World War greatly influenced the writing of the novelKeywords: Historical, individual freedom, the spirit of the age 
Ungkapan-Ungkapan Penting dalam Public Speaking Important Expressions in Public Speaking Maisarah Maisarah
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 8 No. 1 (2016): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v8i1.672

Abstract

AbstractDalam keseharian, banyak orang sering dihadapkan pada kesempatan untuk berbicara di depan umum, terlebih ketika mereka telah terjun di masyarakat. Namun, pada kenyataannya dalam permulaan ketika berbicara di muka umum (public speaking), mereka sering kali menemui kesulitan. Kesulitan tersebut tampak pada penyusunan kalimat ataupun struktur dari materi yang akan disampaikan. Hal tersebut nantinya dapat berimbas pada kepercayaan diri yang menurun saat tampil. Artikel ini berisi tentang ungkapan-ungkapan yang dapat digunakan dalam mempelajari Public Speaking antara lain: opening/ pembukaan (welcoming/ salam pembuka), introducing topic/ memperkenalkan topik, signposting/ outlining), making transition between ideas/ memberi ungkapan transisi diantara ide-ide, emphasizing points/ menekankan ide-ide, inviting participation and discussion/ mengundang partisipasi dan diskusi, clarifying other’s comments/ mengklarifikasi pendapat orang lain, emphasizing points/ menekankan suatu hal, giving examples/ memberi contoh-contoh, summarizing and concluding/ merangkum dan menyimpulkan dan interrupting or rejecting conversation/ menginterupsi atau menyela percakapan. Dengan adanya ungkapan-ungkapan penting tersebut, diharapkan dapat menjadi panduan untuk melakukan sebuah presentasi yang efektif dan membantu dalam memperbaiki kemampuan berbicara di depan umum.Kata Kunci: ungkapan, public speaking, presentasi  AbstractIn everyday life, People are often faced with the opportunity to speak in public, especially when they have entered the community. However, in reality the process as a beginner in speaking in public (public speaking), they often encounter difficulties. The difficulty appears on the preparation of a sentence or the structure of the material to be delivered. This article contains expressions that can be used in studying public speaking. There are so many expressions presented in a particular topics including opening (welcoming, introducing topic, signposting/ outlining), making transition between ideas, emphasizing points, inviting participation and discussion, clarifying other’s comments, emphasizing points, giving examples, interrupting or rejecting conversation and summarizing and concluding. With the existence of these important phrases, is expected to be a guide for doing an effective presentation and helping people to improve their public speaking ability.              Keywords: expression, public speaking, presentation

Page 1 of 1 | Total Record : 6