cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia" : 6 Documents clear
PERUBAHAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP WANITA KEPALA RUMAH TANGGA DI AMSA KRISIS (STUDI KASUS KECAMATAN UMBULHARJO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Rika Harini; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.634 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13205

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi wanita kepala rumah tangga (WKRT) dan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya pada saat terjadi krisis terutama pada daerah pinggiran kota dan daerah perkotaan di Kecamatan Umbulharjo. Daerah perkotaan diwakili oleh Kelurahan Muja-Muju, Semaki, Tahunan, dan Warungboto, sedangkan pinggiran kota diwakili oleh Kelurahan Pandeyan dan Giwangan dengan pertimbangan wilayah yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan menggunakan kuesioner sebagai alat abntu dalam pengumpulan data primer. Jumlah responden ditentukan secara quota dan dipilih secara acak yaitu 100 orang untuk daerah pinggiran kota dan 100 orang daerah perkotaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik di daerah pinggiran maupun perkotaan umur WKRT rata-rata 60 tahun dan sebagian besar ditinggal mati oleh suami. Berdasarkan kondisi sosial ekonomi yang diperoleh secara kompasit subyektif maupun obyektif untuk daerah perkotaan termasuk sedang dan untuk di daerah pinggiran kota termasuk rendah. Strategi yang dilakukan oleh wanita kepala rumah tangga pada saat krisis maupun setelah krisis sebagian besar hamper sama atau sedikit terjadi perubahan. Alasan yang mereka kemukakan mengenai suatu strategi yang diterapkan sama adalah usia yang sudha tua, keterbatasan modal, tidak mempunyai ketrampilan lain dan yang paling utama karena mereka takut rugi karena banyak saingannya. Masyarakat di perkotaan banyak mengembangkan usaha buka warung sedangkan di daerah pinggiran kota usaha wiraswasta yaitu usaha kost, menjahit, buka salon, mendirikan wartel, dan menjadi tukang pijat. Beberapa wanita kepala rumah tangga di daerah pinggiran kota maupun daerah perkotaan juga menggantungkan bantuan keluarga dan juga dari pihak lain. Pengaruh krisis terhadap kehidupan sangat dirasakan oleh wanita kepala rumah tangga terutama dalam sektor industri. Pada saat krisis banyak wanita kepala rumah tangga yang tidak bias meneruskan usahanya (berwiraswasta), dan lebih baik berdiam diri tanpa melakukan kegiatan ekonomi apa pun. Hal ini menggambarkan ketidakberdayaan dan rentannya ekonomi WKRT, dengan krisis telah melumpuhkan sendi ekonomi rumah tangga, dan karena keterbatasannya tidak mampu lagi mengembangkan usaha yang lain. 
SISTEM AKUIFER DI LERENG GUNUNGAPI MERAPI BAGIAN TIMUR 0DAN TENGGARA (STUDI KASUS DI KOMPLEKS MATAAIR SUNGSANG BOYOLALI JAWA TENGAH) Soenarso Simoen
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.406 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13190

Abstract

ABSTRAK Mataair-mataair di lereng Gunungapi Merapi yang merupakan sabuk mataair (spring belt) dalam era "kebutuhan air bersih yang tidak tercemar" menjadi incaran Perusahaan Air Minum (PAM) dan juga Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pengambilan air langsung dari mataair ternyata sering menimbulkan konflik kepentingan petani pengguna air untuk pengairan. Banyak anjuran supaya pengambilan air tidak langsung dari mataair melainkan dengan mengebor dari akuifer. Tujuan dari penelitian sistem akuifer di sekitar mataair ini untuk mengetahui sistem akuifer sebagai dasar untuk menentukan lokasi pengeboran airtanah yang dapat digunakan untuk air bersih tanpa mengurangi debit air dari mataair. Metode penelitian menggunakan pendugaan geolistrik tahanan jenis (resistivity geoelectric), pengukuran mataair, dan pengamatan geologi dan topografi di sekitar mataair. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa mataair-mataair di daerah penelitian merupakan akuifer artesis yang keluar dari akuifer tertekan. Pemunculan mataair dari akuifer dapat diakibatkan oleh sebab, yaitu i) karena akuifer tertekan terpotong oleh depresi seperti mataair Cokrotulung dan Sigedang, (ii) karena akuifer tertekan oleh lapisan lempung seperti mataair Sungsang dan Nepen. Dengan diketahuinya sistem akuifer ini dapat ditentukan bahwa daerah antara S-2 sampai S-3 dan antara S-7 sampai S-8 dapat dibor sedalam 5 meter untuk mendapatkan sumur artesis.
ANALISIS KELAYAKAN TAPAK RENCANA SABO MELALUI FOTO UDARA, STUDI KASUS SUNGAI LOGAWA Bambang Sudarsono
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13208

Abstract

ABSTRAK Sabo merupakan bangunan melintang ditubuh sungai. Sabo sangat vital dalam mengendalikan lajunya sedimen hasil luapan material vulkanik dari sebuah gunungapi aktif. Sabo berfungsi juga untuk melindungi lingkungan alam dan fasilitas umum yang ada di sekitar dan sepanjang aliran sungai dari kerusakan akibat aliran material vulkanik tersebut. Artikel ini bermaksud mengungkapkan penggunaan peranan foto udara yang berskala menengah (1:50.000) dan dengan keterbatasannya, masih dapat dimanfaatkan sebagai media analisis kelayakan suatu tapak Sabo. Dalam upaya memilih lokasi yang paling sesuai dari beberapa alternative tapak Sabo, sering dihadapkan pada masalah sulitnya menelusuri medan. Topografi terjal dan kenampakan geografis yang kompleks dapat ditanggulangi melalui analisis foto udara, sehingga secara selektif dapat dilakukan pengamatan seperlunya.
KONSERVASI PANTAI TELUK KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR Sunarto Sunarto
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.019 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13210

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah (1) mempelajari karakteristik pantai Teluk Kupang, (2) mengidentifikasi jenis kerusakan pantai dan lokasi terjadinya, serta (3) menyusun model konseptual konservasi pantai yang sesuai dengan karakteristik pantai Teluk Kupang. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan kerusakan pantai, keunikan lanskap, dan kelangkaan biota. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Pantai Teluk Kupang memiliki karakteristik terkontrol struktur sesar; berbentuk cliff dengan gerong laut, gisik, dan rataan pasut; mengalami erosi gelombang yang didukung julat pasut 2,4 m, tipe empasan menggelora dan menunjam, arus surut (0,32 knot) lebih cepat daripada arus pasang (0,27 knot). (2) Ada empat kelas kerusakan pantai di Teluk Kupang, yaitu kerusakan yang telah terjadi (di Pantai Paradiso) akibat pembukaan hutan mangrove untuk tambak, kerusakan yang telah dan sedang terjadi (di Pantai Lasiana, Oesapa) akibat pembongkaran bagan-bagan perikanan laut, kerusakan yang sedang dan akan terjadi (di Pantai Kupang Lama) akibat erosi gelombang alami, serta kerusakan yang akan terjadi (di Pantai Pulau Kera) akibat hunian liar. (3) Model konseptual konservasi pantai mencakup konservasi dari aspek vegetative melalui rehabilitasi pantai dengan perlindungan pantai dengan bangunan turap, bronjong batu, beach nourishment, dan offshore breakwater, serta konservasi dari aspek hukum melalui penetapan Teluk Kupang sebagai kawasan pelestarian alam (taman wisata alam) dan Pulau Kera yang ada di dalamnya ditetapkan menjadi suaka margasatwa. 
PERANAN WANITA DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL (STUDI KASUS POLA RUANG BELANJA WANITA DI KOMPLEKS PERUMAHAN, DAERAH PINGGIRAN KOTA) Lutfi Muta'ali
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.178 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13213

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran wanita dalam pemberdayaan ekonomi lokal, dengan tekanan pada studi ruang belanja wanita. Lingkup kajian terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) peran wanita dalam mengatur pengeluaran keluarga, (2) pola orientasi ruang belanja wanita, dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi ruang belanja. Penelitian bersifat deskriptif-eksploratif, dengan menggunakan metode survei. Objek penelitian adalah wanita rumah tangga di kompleks perumahan di daerah pinggiran kota Yogyakarta, dengan mengambil 3 sampel strata perumahan berdasarkan tingkat ekonomi masyarakatnya, yaitu perumahan Griya Perwita Wisata, Sukoharjo, dan Nogotirto. Hasil penelitian menunjukkan, karakteristik sosial ekonomi wanita di pinggiran kota memiliki potensi besar bagi pemberdayaan ekonomi lokal, ditandai tingkat pendidikan, penghasilan, dan pengeluaran yang tinggi. Wanita memiliki peran penting dibanding pria dalam mengatur pengeluaran keluarga. Dari 10 jenis kebutuhan belanja, wanita memegang peran dominan lebih dari 50%. Oleh karena itu wanita merupakan agent pembangunan yang cukup efektif, terutama melalui mekanisme pengaturan pengeluaran. Potensi ekonomi yang besar dan peran penting wanita ternyata kurang banyak memberikan manfaat bagi pengembangan ekonomi lokal. Hal ini disebabkan sebagian besar wanita membelanjakan uangnya di Kota Yogyakarta (70%) dan hanya (30,28%) yang berputar di wilayah lokal, tempat perumahan berada dan sekitarnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan, penghasilan, pengeluaran, lokasi sekolah, lokasi kerja, dan jenis kebutuhan. Selain itu karena harga murah, barang lengkap dan berkualitas, serta kesamaan tempat kerja atau sekolah. Terdapat perbedaan yang signifikan ruang belanja antar strata perumahan. Semakin tinggi strata perumahan, semakin jauh ruang belanjanya. Dengan kata lain dampak terhadap upaya pemberdayaan ekonomi lokal semakin kecil. Hasil studi merekomendasikan : (1) pengembangan perumahan kelas menengah ke bawah di pinggiran kota lebih disarankan dibandingkan dengan perumahan mewah;  (2) penjelasan kontinyu dan intensif tentang peran wanita dalam pengembangan ekonomi lokal. Disamping itu harus didukung program pengembangan wilayah pinggiran kota secara terpadu dan terintegrasi.
KONTRIBUSI FOTO UDARA DALAM IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK HIDROLOGI DI DAERAH PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Totok Gunawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1683.184 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13200

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di daerah Parangtritis dan sekitarnya, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kontribusi foto udara dalam identifikasi karakteristik hidrologi. Permasalahan yang dihadapi di daerah Parangtritis adalah masalah ketersediaan sumberdaya air akibat semakin meningkatnya kebutuhan air domestik. Pertanyaan yang timbul adalah berapa besar ketersediaan sumberdaya air melalui identifikasi karakteristik hidrologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode interpretasi citra penginderaan jauh, foto udara yang digunakan adalah foto udara pankromatik hitam putih berskala 1:25.000 dan 1:10.000, sedang data bantu yang digunakan meliputi peta geologi, peta kontur muka airtanah, dan data pengukuran geolistrik dari data sekunder. Prinsip dasar yang digunakan dalam interpretasi foto udara untuk kajian hidrologi didasarkan pada hubungan antara kenampakan-kenampakan bentanglahan dan proses hidrologi. Pendekatan-pendekatan hidromorfometri, hidrogeomorfologi, dan hidrogeologi digunakan untuk menjelaskan hubungan tersebut. Hasil identifikasi kenampakan-kenampakan bentanglahan dapat disajikan dalam bentuk peta meliputi : peta ekosistem bentanglahan (hasil tumpangtindih peta bentuklahan dan penggunaan lahan), peta daerah aliran sungai (DAS), dan peta hidrogeomorfologi. Karakteristik hidrologi yang dapat diidentifikasi meliputi : (1) tiga jenis pemunculan air : mataair Bito pada ujung pemunculan aliran sungai, mataair Parangtritis dan Parangwedang pada zone atau jalur patahan, mataair beji pada perubahan lereng antara perbukitan batuan gamping dan breksi vulkanik, (2) sepuluh sub DAS yang dapat dipetakan berada di atas perbukitan batuan gamping dan kipas alluvial mampu berfungsi sebagai daerah umpan air (recharge area), (3) tiga lokasi cadangan airtanah potensial yang dapat diidentifikasi : daerah Tirtoharjo, Kretek, dan Parangtritis. Evaluasi kontribusi foto udara dalam identifikasi karakteristik hidrologi menunjukkan bahwa foto udara berskala 1:25.000 lebih menonjolkan kenampakan fisik bentanglahan, sedang skala 1:10.000 lebih menonjolkan detil kenampakan bentuk penutup lahan/penggunaan lahan. 

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2001 2001


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue