cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 10, No. 1, April 2023" : 8 Documents clear
Peranan Jawara dalam Revolusi kemerdekaan di Bekasi ( 1945 – 1949) Gita Artika Ningtyas; Dwi Mulyatari
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.37276

Abstract

Rekam jejak Jawara di Bekasi, telah ada sejak masa kolonial. Keberadaan Jawara di tanah partikelir di Bekasi  saat itu menjadi penting, bagi para tuan tanah.  Berkat kepiawaiannya  dalam  ilmu bela diri,  serta ilmu kekebalan yang dimilikinya,  para tuan tanah menempatkan Jawara sebagai kepala keamanan dan pengawas para pekerja perkebunan, serta  penarik pajak. Karena diberikan akses kepercayaan dari tuan tanah, Jawara dalam menjalankan tugasnya kerap kali melakukan tindakan sewenang – wenang kepada penduduk yang tidak ingin membayar pajak, hingga merampas harta benda,  sehingga  dikemudian hari menimbulkan perlawanan dari penduduk. Seiring perjalan waktu,  Jawara yang semula dipandang keji berubah peran menjadi agen penggerak di masa revolusi kemerdekaan 1945- 1949. Kehadiran tokoh lokal Haji Djoleh, Camat Nata, Pak Macem, tidak dapat dikesampingkan dari historiografi lokal mereka memiliki peran yang besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Bekasi  Oleh karena itu, permasalahan  yang diajukan dalam artikel ini adalah bagaimana peranan Jawara dalam revolusi kemerdekaan di Bekasi  Penulisan artikel ini menggunakan metode sejarah tahapannya, meliputi heuristik, kritik, interpretasi, historiografi. Kata Kunci: Peran; Jawara; Bekasi; Masa Revolusi.  AbstractJawara's track record in Bekasi has existed since colonial times. Jawara's presence in the land in Bekasi at that time became important, for the landlords. Thanks to his expertise in martial arts, as well as his immunity, the landlords placed Jawara as the head of security and supervisor of plantation workers, as well as a tax collector. Because they were given access to trust from landlords, Jawara in carrying out their duties often carried out arbitrary actions to residents who did not want to pay taxes, to the point of depriving them of property, so that in the future it would cause resistance from the residents. Over time, Jawara, who was originally seen as heinous, changed his role as a driving agent during the independence revolution of 1945-1949. The presence of local figures Haji Djoleh, Nata Sub-district Head, Pak Macem, cannot be excluded from local historiography, they have a big role in the struggle to maintain independence in Bekasi Therefore, the problem posed in this article is how the role of Jawara in the independence revolution in Bekasi The writing of this article uses the historical method of its stages, including heuristics, criticism, interpretation, historiography. Keywords: Role; Jawara; Bekasi; Revolutionary Period.  
Nurdin Abdullah Satu Dasawarsa Memimpin Bantaeng Andi Irmawanti Nursak; Andi Agustang; Muhammad Syukur
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.39514

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Kabupaten Bantaeng pada pemerintahan Nurdin Abdullah pada periode pertama, serta perkembangan dan akhir dari pemerintahan Nurdin Abdullah di Kabupaten Bantaeng pada periode kedua. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa tahapa, yakni heoristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa pemerintahan Nurdin Abdullah di Kabupaten Bantaeng sangat berkembang, diantaranya dibidang infrastuktur, pariwisata, ekonomi, pertanian, politik, sosial, Kesehatan sejak pemerintahan Nurdin Abdullah pada periode pertama. Nurdin Abdullah mampu merubah Kabupaten Bantaeng menjadi Kabupaten maju yang dulunya sangat tertinggal. Peran yang paling utama Nurdin Abdullah yaitu mengubah Kabupaten Bantaeng dalam bidang infrastruktur dikarenakan banyak jalanan dan pembangunan yang dilakukan Nurdin Abdullah agar Kabupaten Bantaeng berkembang. Nurdin Abdullah memerintah dengan cara mendengarkan semua pendapat dari berbagai elemen lalu beliau memberikan solusi, itulah yang dilakukan Nurdin Abdullah terus menerus sejak pada periode pertama hingga periode keduanya Nurdin Abdullah menjabat sebagai Bupati Bantaeng atau satu desawarsa memimpin Bantaeng. Kata Kunci : Pemerintahan, Nurdin Abdullah, Kabupaten Bantaeng, masyarakat, Desawarsa.  This study aims to determine the condition of Bantaeng Regency during Nurdin Abdullah's government in the first period, as well as the development and end of Nurdin Abdullah's government in Bantaeng Regency in the second period. This research is historical research with a qualitative approach using historical research methods which include several stages, namely heoristics, criticism, interpretation, and historiography. Based on the results of the research conducted, it shows that the government of Nurdin Abdullah in Bantaeng Regency has been very developed, including in the fields of infrastructure, tourism, economy, agriculture, politics, social, health since the government of Nurdin Abdullah in the first period. Nurdin Abdullah was able to turn Bantaeng Regency into an advanced Regency which was very backward in the past. Nurdin Abdullah's most important role is to change Bantaeng Regency in the field of infrastructure because there are many roads and developments carried out by Nurdin Abdullah so that Bantaeng Regency develops. Nurdin Abdullah ruled by listening to all opinions from various elements and then he provided a solution, that was what Nurdin Abdullah did continuously from the first period to the second term Nurdin Abdullah served as Regent of Bantaeng or for a decade leading Bantaeng.Foreword: Government, Nurdin Abdullah, Bantaeng Regency, community, Desawarsa.
Pelaksanaan Ekonomi Liberal dan Politik Etis pada Desa Kedungsumber Bojonegoro Dimas Fatur Rahman; Diandra Adelia; Yusuf Perdana
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.39951

Abstract

Bojonegoro sejak masa Hindia Belanda dikenal sebagai salah satu daerah di pulau Jawa yang mengalami kemiskinan dan kemorosotan kesejahteraan atas rakyatnya. Waduk Pacal yang didirikan di desa Kedungsumber dibuat sebagai upaya dari pemerintah Hindia Belanda sebagai langkah taktis politik etis untuk mengatasi permasalahan kekeringan yang berkelanjutan Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji dan memberikan gambaran mengenai sejarah Indonesia tentang pelaksanaan ekonomi liberal dan politik etis yang dilakukan di Bojonegoro, khususnya di desa Kedungsumber. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui studi literature atau studi kepustakaan. Hasil dari kajian telaah ini menyatakan bahwa masyarakat desa Kedungsumber dan sekitarnya mengalami kemunduran secara sosial ekonomi pada masa ekonomi liberal, namun mereka mendapatkan titik baliknya ketika memasuki masa politik etis walaupun melalui beberapa penyesuaian.Kata Kunci : ekonomi liberal, politik etis, pedesaan.  AbtractSince the Dutch East Indies era, Bojonegoro was known as one of the areas on the island of Java that experienced poverty and a decline in the welfare of its people. The purpose of writing this article is to examine and provide an overview of the history of Indonesia regarding the implementation of liberal economics and ethical politics carried out in Bojonegoro, especially in the village of Kedungsumber. In this study, researchers used a descriptive qualitative approach with data collection techniques through literature studies or literature studies. The results of this study stated that the people of Kedungsumber village and its surroundings experienced a socio-economic setback during the liberal economic period, but they got a turning point when they entered a period of ethical politics even though they went through several adjustments.Keywords : liberal economy, ethical politic, rural.
Peranan Organisasi Solidaritas Perempuan terhadap Nasib Buruh Migran Perempuan, 1990-1998 Arfian Narles; Kurniawati kurniawati; Nur Aini Marta
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.36109

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri peranan organisasi non-pemerintah Solidaritas Perempuan terhadap nasib buruh migran perempuan kurun waktu 1990-1998. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dair heuristik, kritik sumber atau verifikasi, interprestasi dan penulisan sejarah. Peneliti pada tahap heuristik mengumpulkan sumber baik primer berupa memoar perjalanan organisasi seperti Buku Putih Solidaritas Perempuan  maupun sumber sekunder seperti buku yang membahas buruh migran dan Solidaritas Perempuan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sejak berdirinya organisasi pada tahun 1990 sampai 1998, Solidaritas Perempuan mempelopori gerakan perjuangan melawan segala bentuk ketidakadilan yang dihadapi buruh migran perempuan baik oleh PJTKI, Agen Pengerah Asing maupun dari Pemerintah. Selama kurun waktu tersebut Solidaritas Perempuan  juga mengalami beberapa kali perubahan bentuk organisasi dari hanya sekedar kelompok kerja yang bersifat voluntaristik, lalu berubah menjadi yayasan dan akhirnya bentuk perserikatan untuk menunjang gerakan perlawanan dalam spirit feminisme. Dalam penanganan kasus buruh migran perempuan, Solidaritas Perempuan melakukan pendampingan kasus, penelitian, studi kebijakan dan hearing dengan Depnaker untuk pekerja migran, pengembangan jaringan kerja dan edukasi melalui penerbitan laporan atau buku panduanKata Kunci : buruh migran; Solidaritas Perempuan; organisasi non-pemerintah AbtractThis study aims to trace the history of the non-governmental organization Solidaritas Perempuan on the fate of female migrant workers during the period 1990-1998. The research method used in this research is the historical method which consists of heuristics, source criticism or leverage, interpretation and historical writing. Researchers at the heuristic stage collect primary sources in the form of memoirs on organizational journeys such as the Buku Putih Solidaritas Perempuan or secondary sources such as books discussing migrant workers and Solidaritas Perempuan. The results of the research show that since the organization's founded in 1990 to 1998, Solidaritas Perempuan has pioneered the movement to fight against all forms of injustice faced by migrant workers, either by PJTKI, foreign recruitment agencies or the government. During this period, Solidaritas Perempuan also underwent several changes in the form of the organization from just a voluntary work group, then turned into a foundation and finally a form of association to support the resistance movement in the spirit of feminism. In handling cases of female migrant workers, Solidaritas Perempuan uses a strategy of data tracking and research, mentoring and education as well as policy advocacy. Keywords : migrant worker; Solidaritas Perempuan; non-govermental organization
Desa Perdikan Majan, Winong, Tawangsari: Studi Pemerintahan dan Kebudayaan Tahun 1900-1979 Muhamad Fikri Haikal; Hendra Afiyanto
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.38080

Abstract

Desa Majan, Winong dan Tawangsari menjadi desa perdikan pada abad 18 Masehi. Hak istimewa desa perdikan memberikan kuasa penuh bagi pemimpin desa perdikan untuk mengatur jalanya pemerintahan dan sosial budaya masyarakat perdikan. Pada tahun 1979 desa Majan, Winong dan Tawangsari dihapus status perdikan dan pencabutan hak istimewa. Perumusan masalah penelitian meliputi sejarah desa perdikan Majan, Winong dan Tawangsari, dinamika masyarakat perdikan dan dampak pengapusan status perdikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, verivikasi sumber sejarah, interpretasi dan historiografi. Desa Majan, Winong dan Tawangsari diberi status perdikan dan hak istimewa menjadi sebuah ciri identitas desa tersebut. Identitas ini terdapat pada kuasa mengatur pemerintahan, pelaksanaan perkawinan, sistem pertanahan dan agama Islam menjadi agama tunggal. Perubahahan dinamika desa terjadi pada saat penghapusan status dan pencabutan hak istimewa. Dampak penghapusan dan pencabutan hak istemewa meliputi pemerintahan desa, perkawinan dan hak kuasa tanah bekas desa perdikan. Kata Kunci: Pemimpin desa, Desa perdikan, Dinamika masyarakat, Hak istimewa AbstractThe villages of majan, winong, and tawangsari became penal villages in the 18th century AD. The privilege of the perdikan village gives full power to the perdikan village leader to regulate the administration and social culture of the perdikan community. In 1979 the villages of Majan, Winong, and Tawangsari were removed from their fiefdom status and their privileges revoked. The formulation of the research problem includes the early history of the perdikan villages of Majan, Winong, and Tawangsari, the dynamics of the fief community, and the impact of abolishing the status of the fief. This study uses historical research methods consisting of heuristics, historical source verification, interpretation, and historiography. The fief villages of Majan, Winong and Tawangsari were granted fief status and special privileges became a feature of the village's identity. This identity is contained in the power to regulate village government, the implementation of marriage, the land system, and Islam into a single religion. Changes in the dynamics of the perdikan villages of Majan, Winong, and Tawangsari occurred during the abolition of status and revocation of privileges. The impact of the abolition and revocation of privileges includes village government, marriage, and land tenure rights of the former village perdikan. Keywords: Village leader, Perdikan village, Community dynamics, Privileges 
Dinamika Perkembangan Politeknik Pangkep Sulawesi Selatan 1987-2020 Muhammad Takwa; Jumadi Sahabuddin; Amirullah Amirullah
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.23344

Abstract

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang didirikannya Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan (PPNP) karena dua faktor yaitu adanya instruksi atau keputusan Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud menunjuk Unhas untuk membentuk Politeknik Pertanian dan medan Kab. Pangkep yang cocok dengan bidang keilmuan yang dikaji oleh Politeknik Pertanian. Sehingga PPNP berdiri pada tahun 1987 dengan nama Politeknik Pertanian Universitas Hasanuddin. Perubahan yang terjadi yaitu pada tahun 1990 perguruan tinggi  ini berdiri sendiri dengan nama “Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan”. Perubahan sehingga berdiri sendiri karena adanya instruksi lanjutan terkait Politeknik di seluruh Indonesia tidak lagi berada di bawah naungan Universitas melainkan perguruan yang berdiri sendiri. Dampak yang ditimbulkan dari kehadiran PPNP ini menyasar dalam berbagai bidang selain pendidikan juga berdampak dalam bidang sosial dan ekonomi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu latar belakang didirikannya Politeknik Pertanian di Kab. Pangkep yaitu karena instruksi Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendikbud serta kecocokan medan antara objek kajian dengan Kab. Pangkep, perubahan Politeknik Pertanian Pangkep dari bagian Unhas menjadi perguruan tinggi yang berdiri sendiri pada tahun 1990 terakhir dampak yang ditimbulkan dari PPNP ini yaitu dampak dibidang pendidikan, ekonomi dan social AbstractThe results of this study indicate that the background to the establishment of the Pangkajene Islands State Agricultural Polytechnic (PPNP) was due to two factors, namely an instruction or decision by the Central Government through the Ministry of Education and Culture to appoint Unhas to form the Agricultural Polytechnic and Medan Kab. Pangkep that matches the scientific field studied by the Agricultural Polytechnic. So PPNP was established in 1987 under the name Hasanuddin University Agricultural Polytechnic. The change that occurred was that in 1990 this college stood alone under the name "Pangkajene Islands State Agricultural Polytechnic". Changes so that it stands alone because there is further instruction related to Polytechnics throughout Indonesia are no longer under the auspices of the University but rather stand-alone colleges. The impact arising from the presence of PPNP is targeted in various fields besides education, it also has an impact in the social and economic fields. The conclusion of this study is the background to the establishment of the Agricultural Polytechnic in Kab. Pangkep is due to instructions from the Central Government, in this case the Ministry of Education and Culture and the suitability of the terrain between the object of study and Kab. Pangkep, the change of the Pangkep Agricultural Polytechnic from the Unhas division to an independent tertiary institution in 1990, the last impact arising from this PPNP was the impact in the fields of education, economy and social.Keywords: Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Change dan Devolopment, Impact
Dinamika Pembelajaran Sejarah di Masa Pandemi COVID-19 Pada SMAN 1 Makassar tahun 2020-2021 Amirullah Amirullah
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v10i1.23343

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif (quality research) yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan guru, metode pembelajaran sejarah, dan dampak pembelajaran sejarah secara online pada SMAN 1 Makassar masa pandemi Covid-19 Tahun Ajaran 2020/2021. Subjek dalam penelitian ini antara lain 2 orang guru sejarah dan 6 orang peserta didik pada SMAN 1 Makassar, dimana pada tahun ajaran 2020/2021, serta 2 orang tua peserta didik. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyusunan satuan dan kategorisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Semua aspek kesiapan guru telah dilaksanakan selama pembelajaran online. Beberapa persiapan yang berbeda dengan pembelajaran offline antara lain pengorganisasian materi oleh guru sejarah yang lebih sederhana, pengalokasian waktu pembelajaran yang lebih singkat dari 2-3 kali 45 menit menjadi hanya 30-45 menit dalam satu kali pertemuan, dan teknik penilaian kepada peserta didik yang dirasa lebih sulit karena tidak dapat memantau keseharian peserta didik secara langsung, 2) Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sejarah secara online antara lain model pembelajaran ekspositori, saintifik, dan kooperatif  dengan metode ceramah dan diskusi. Media atau alat peraga pembelajaran seperti buku, peta, globe, dan lainnya telah berubah dengan memanfaatkan media yang dapat dijangkau secara online antara lain buku elektronik, powerpoint, bahan ajar di internet dan memanfaatkan video pembelajaran pada youtube. (3) Pembelajaran sejarah secara online memiliki dampak positif pada kemudahan pengerjaan dan pengumpulan tugas bagi peserta didik, dan berdampak negatif pada rasa jenuh dan sulit menerima atau memahami materi yang dianggap padat dan membutuhkan penjelasan berulang. Terlebih, peserta didik tidak dapat serta merta bertanya apabila tidak mengerti. Bagi guru, pembelajaran sejarah secara online memiliki dampak positif pada metode mengajar yang dirasakan lebih fleksibel dan dapat menjalankan aktivitas lain sembari mengajar. Adapun dampak negatifnya adalah sulitnya guru sejarah untuk memantau dan menilai peserta didiknya. Disisi lain, dampak pembelajaran sejarah secara online bagi orang tua peserta didik yakni dapat lebih dekat dengan keluarga, walaupun sulit mengontrol dan mengatur kedisiplinan anak di rumah.Kata Kunci : Pembelajaran Sejarah, Pandemi Covid-19, Kota Makassar. AbtractThis research is a qualitative research (quality research) which aims to determine teacher readiness, history learning methods, and the impact of online history learning at SMA 1 Makassar during the Covid-19 pandemic for the 2020/2021 Academic Year. The subjects in this study included 2 history teachers and 6 students at SMAN 1 Makassar, which is in the 2020/2021 school year, as well as 2 parents of students. Data collection is done through interviews, observation, and documentation. The data analysis technique used is data reduction, unit arrangement and categorization. The results of the study show that: (1) All aspects of teacher readiness have been carried out during online learning. Several preparations are different from offline learning, including organizing material by a history teacher which is simpler, allocating shorter learning time from 2-3 times 45 minutes to only 30-45 minutes in one meeting, and assessment techniques to students who feel more difficult because they cannot monitor students' daily lives directly, 2) The learning models used in online history learning include expository, scientific, and cooperative learning models with lecture and discussion methods. Learning media or aids such as books, maps, globes, and others have changed by utilizing media that can be accessed online, including electronic books, PowerPoint, teaching materials on the internet and utilizing learning videos on YouTube. (3) Online history learning has a positive impact on the ease of workmanship and collection of assignments for students, and a negative impact on feelings of boredom and difficulty accepting or understanding material that is considered solid and requires repeated explanations. Moreover, students cannot immediately ask if they do not understand. For teachers, online history learning has a positive impact on teaching methods that are felt to be more flexible and able to carry out other activities while teaching. The negative impact is that it is difficult for history teachers to monitor and assess their students. On the other hand, the impact of online history learning for parents of students is that they can be closer to their families, even though it is difficult to control and regulate children's discipline at home.Keywords : History Learning, Covid-19 Pandemic, Makassar City.
Pergerakan PNI Baru Menentang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932-1933 Ilham Nur Utomo; Sulistya Putri
Jurnal Pattingalloang Vol. 10, No. 1, April 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v10i1.43574

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pergerakan PNI Baru dalam menentang Ordonansi Sekolah Liar yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1932. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang mencakup empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Ordonansi Sekolah Liar secara resmi diberlakukan pada 1 Oktober 1932, yang memberi kewenangan kepada pemerintah kolonial untuk mengawasi dan mengeluarkan keputusan terhadap sekolah-sekolah partikelir yang dianggap memberikan pengajaran tidak representatif dan menyemai benih-sbenih nasionalisme. PNI Baru dalam menentang Ordonansi Sekolah Liar berfokus pada tiga cara, yaitu melalui tulisan-tulisan yang diterbitkan dalam majalah internal PNI Baru, menggelar rapat umum, dan melakukan aksi protes secara terbuka bersama dengan organisasi nasionalis lainnya. Selain itu, PNI Baru memberikan dukungan terhadap pergerakan Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai pendiri Taman Siswa dan tokoh penting dalam gerakan menentang Ordonansi Sekolah Liar. Aksi-aksi penentangan yang terus disuarakan pada akhirnya berhasil mendorong pemerintah kolonial  mencabut pemberlakuan Ordonansi Sekolah Liar pada 13 Februari 1933. Kata Kunci : PNI Baru; Ordonansi Sekolah Liar; Pergerakan Nasional Indonesia. AbstractThis research aimed to find out the movement of PNI Baru in opposing the Wild School Ordinance issued by the colonial government in 1932. The method used in this research was the historical method. It consists of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography stages. The Wild School Ordinance was officially enacted on October 1, 1932. It gave the colonial government the authority to monitor and issue decisions on private schools deemed to provide unrepresentative teaching and sow the seeds of nationalism. PNI Baru in opposing the Wild School Ordinance focused on three ways; through writings published in the PNI Baru internal magazine, holding public meetings, and conducting open protests together with other nationalist organizations. Besides, the PNI Baru gave support to the movement of Ki Hajar Dewantara, who is known as the founder of Taman Siswa and an important figure in the movement against the Wild School Ordinance. Opposition actions that continued to be conducted in the end succeeded in encouraging the colonial government to revoke the implementation of the Wild School Ordinance on February 13, 1933. Keywords : PNI Baru; Wild School Ordinance; Indonesian National Movement..

Page 1 of 1 | Total Record : 8