cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN" : 7 Documents clear
KERAGAMAN GENETIK EMPAT POPULASI lntsia bijuga BERDASARKAN PENANDA RAPD DAN IMPLIKASINYA BAGI PROGRAM KONSERVASI GENETIK Anto Rimbawanto; AYPBC Widyatmoko
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2182.779 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.149-154

Abstract

Intsia bijuga atau merbau merupakan jenis kayu bemilai ekonomi tinggi dan telah mengalami eksploitasi  yang intensif. Penelitian ini bertujuan mempelajari keragaman genetik populasi merbau guna membantu penyusunan strategi konservasi genetik, dengan menggunakan penanda RAPD. Sampel daun dikumpulkan dari 4 populasi dan dianalisa menggunakan 15 primer RAPD yang menghasilkan 77 lokus polimorfik. Rata-rata lokus polimorfik per primer adalah 5.1. Nilai keragaman genetik rerata dalam populasi sebesar 0,296 sedangkan keragaman antara populasi 0.141. Analisis klaster membagi keempat populasi menjadi dua kelompok populasi yaitu Carita dan Manokwari pada kelompok pertama, sedangkan kelompok kedua terdiri dari populasi Temate dan Nabire. Pembagian kelompok antara Manokwari  dan Nabire lebih memperjelas pembagian Papua menjadi 6 wilayah geogenetik.
DISTRIBUSI KERAGAMAN GENETIK POPULASI Santalum album BERDASARKAN PENANDA RAPD Anto Rimbawanto; AYPBC Widyatmoko; Purnamila Sulistyowati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.192 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.175-181

Abstract

Santalum album atau yang dikenal dengan nama cendana merupakan jenis kayu bemilai  tinggi dan telah mengalami degradasi sumber genetik yang serius. Jenis ini merupakan tanaman asli Propinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman  genetik dan hubungan kekerabatan  populasi Santalum  album untuk mendukung  program konservasi dan pemuliaan jenis tersebut. Sampel daun dikumpulkan dari 17 populasi dan dianalisa menggunakan 17 primer RAPD yang menghasilkan 34 lokus polimorfik. Rata-rata lokus polimorfik per primer adalah 2. Nilai rata- rata keragaman genetik dalam populasi sebesar 0,391 sedangkan keragaman  antara populasi 0,038. Analisis klaster membagi 17 populasi menjadi dua kelompok besar. Secara umum pembagian kelompok tidak memperlihatkan hubungannya denganjarak geografis, tetapi populasi-populasi yang berdekatan mempunyai kecenderungan untuk membentuk satu  sub-kelompok.
KERAGAMAN POPULASI Eusideroxylon zwageri KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN PENANDA RAPD Anto Rimbawanto; AYPBC Widyatmoko; Harklngto Harklngto
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1433.101 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.201-208

Abstract

Eusideroxylon zwageri  atau ulin adalah kayu bemilai ekonomi tinggi dan telah mengalami eksploitasi yang intensif sehingga keberadaan tegakan ulin di hutan alam semakin langka. Penelitian ini bertujuan mempelajari keragaman genetik populasi ulin di Kalimantan Timur guna membantu program konservasi genetik, dengan menggunakan penanda RAPD. Sampel daun dikumpulkan dari 5 populasi dan dianalisa menggunakan 19 primer RAPD  yang menghasilkan 48 lokus polimorfik. Nilai keragaman  genetik rerata dalam populasi sebesar 0.3564 sedangkan keragaman antara populasi 0.0415. Analisis AMOVA menunjukkan  bahwa 96% dari keragaman genetik terdapat di dalam populasi, sedang sisanya ada di antara populasi. Analisis klaster menghasilkan dua kelompok populasi yaitu TN Kutai, Meratus, S.Wain dan Semboja, sedang populasi Lempake satu kelompok tersendiri.
PENYAKIT BERCAK DAUN PADA TANAMAN EKALIPTUS Ngatiman Ngatiman; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1554.392 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.183-191

Abstract

Di areal hutan tanaman PT. Surya Hutani Jaya Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tanaman Eucalyptus urophylla Blake, umur 3 tahun dan 5 tahun terserang penyakit bercak daun. Akibat penyakit tesebut  daun-daun rontok dan tanaman kering meranggas.Tujuan penelitian adalah  untuk mengetahui jenis pathogen dan gejala yang ditimbulkannya serta persentase kejadian penyakit pada E. urophylla. Penelitian dilakukan di lapangan (untuk mengamati gejala, persentase kejadian penyakit), kemudian dilanjutkan di laboratorium Kelti Perlindungan dan Pengaman Hutan, Puslitbang Hutan Tanaman Bogor untuk identifikasi patogen bercak daun. Kegiatan identifikasi merupakan suatu proses mencocokkan secara umum dan membandingkan ciri-ciri yang didapat secara makroskopis maupun mikroskopis dengan ciri-ciri yang ada dalam referensi.  Hasil identifikasi temyata penyakit bercak daun pada E. urophylla umur 3 dan 5 tahun disebabkan oleh fungi Macrophoma  sp. Persentase kejadian penyakit pada E. urophylla umur 3 tahun sebesar 57 ,46% dengan intensitas serangan 7,08%, sedangkan persentase kejadian penyakit pada umur 5 tahun sebesar 40,15% dengan intensitas serangan 4,61 %. 
PENGARUH DOSIS PUPUK DAN ASAL BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN JATI Suhartati Suhartati; Nursyamsi Nursyamsi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2432.175 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.193-200

Abstract

Penanaman jati pada tanah-tanah yang kurang subur perlu didukung silvikultur intensif seperti teknik pemeliharaan antara lain dengan pemberian pupuk. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Malili, Sulawesi Selatan, pada bulan Oktober 2004. Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan pada umur 20 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal bibit yang pertumbuhannya paling baik, serta tingkat dosis pupuk yang efektif untuk pertumbuhan yang optimal di lapangan. Penelitian ini dirancang dengan pola Split Plot, dengan petak utama adalah asal bibit dan anak petak adalah dosis pupuk NPK. Petak utama terdiri atas tiga asal bibit yaitu asal biji, jati muna, dan jati super, sedangkan anak petak terdiri atas 4 taraf dosis pupuk, yaitu 50 gr, 100 gr, 150 gr, dan kontrol (tanpa pupuk). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  bibit jati muna dan jati super merniliki penampilan pertumbuhan lebih baik dibanding bibit asal biji, sedangkan dosis 100 gr adalah dosis pupuk yang optimal untuk pertumbuhan tanaman jati pada umur 20 bulan di lapangan. 
PENGARUH PENANAMAN BEBERAPA JENIS POHON HUTAN TERHADAP KONDISI KESUBURAN TANAH ANDOSOL Nina Mindawati; A. Syaffari Kosasih; Yetti Heryati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2876.194 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.155-164

Abstract

Pembangunan hutan tanaman industri perlu memperhatikan faktor kesuburan tanah, karena tanah yang subur memungkinkan  pohon tumbuh dan menghasilkan kayu serta produk lainnya dengan baik. Penelitian mengenai  pengaruh penanaman jenis  pohon hutan,  seperti Agathis  loranthifolia, Pinus oocarpa, Shorea platyclados, Alnus nepalensis, Toona sureni, Casuarina  junghuhniana, Khaya anthotheca dan Acacia cassicarpa telah dilakukan pada tanah andosol di dataran tinggi Cikole, Jawa Barat. Pengambilan sampel tanah dilakukan di bawah tegakan yang telah berumur enam tahun pada 3 titik dan dicampur  untuk dianalisa  sifat kimia  dan biologi  tanahnya, sedangkan sifat fisik sampel diambil pada dua kedalaman O cm - 15 cm dan 15 cm - 30 cm dengan menggunakan ring sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH tanah di bawah tegakan umumnya masam sama dengan kondisi awal, kecuali untuk jenis S. platyclados sangat masam. Kandungan bahan organik, unsur hara makro dan kapasitas tukar kation pada umumnya sama, sehingga penanaman jenis dapat menstabilkan kondisi tanah. Tekstur tanah setelah penanaman  lempung  liat berdebu, kecuali  T. sureni yang menjadi liat, sedangkan pengaruhnya terhadap porositas, berat jenis dan air tersedia berpengaruh positif. Selain itu, penanaman  dapat meningkatkan jurnlah mikroorganisme, jumlah  fungi dan respirasi di dalam tanah yang berdampak  positif terhadap kesuburan tanah.
VARIASI PERTUMBUHAN JATI MUNA HASIL OKULASI Budi Santoso; Bintarto Wahyu Wardani
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2573.18 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2006.3.3.165-173

Abstract

Penelitian keberhasilan okulasi pohon indukjati Muna (Tectona grandis L.) bertujuan untuk mengetahui persentase keberhasilan okulasi, pertumbuhan  tinggi dan diameter semai hasil okulasi pohon induk jati Muna. Kegiatan penelitian okulasi jati dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap, dengan pohon induk jati sebagai perlakuan. Jumlah pohon induk yang diokulasi  sebanyak 60 dan setiap pohon induk dibuat 75 ulangan. Lokasi penelitian di persemaian PT. Fajar Agribisnis, Maroangin Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.  Data pengamatan meliputi persen tumbuh dan pertumbuhan awal pertanaman. Persen jadi okulasi hanya mencapai 35,53%. Pertumbuhan tinggi dan diameter pada tingkat semai dari propagul keturunan pohon induk jati terjadi variasi antar pohon induk. Pertumbuhan tinggi terjadi variasi antar semai keturunan pohon induk dan pertumbuhan tertinggi mencapai 40,35 cm dan terendah 10,50 cm, sedang pertumbuhan diameter tingkat semai dari keturunan pohon induk terbesar 7,40 mm dan terendah 3,85 mm. Persen hidup di lapangan semai dari keturunan pohon induk jati cukup tinggi mencapai kisaran 95% - 100%.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2006 2006


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue