cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpptp06@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 1410959x     EISSN : 25280791     DOI : -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. Jurnal diterbitkan secara periodik tiga kali dalam satu tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 3 (2018): November 2018" : 8 Documents clear
KAJIAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT Yati Haryati; Bebet Nurbaeti
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p235-244

Abstract

Strategies through mitigation, adaptation and anticipation of climate change, such as the use of adaptive crop varieties is required the impact of diversity and climate change such as drought on rice crops in the dry season. The research aimed to know agronomic and economic performances of some superior upland rice varieties as well as to obtain improved rice varieties of which are adaptive and economically viable in paddy fields in of Majalengka Regency. The study was conducted at farmer’s land of Gangsa I Farmer Group, Jatitengah Village, Jatitujuh Subdistrict, Majalengka Regency in April - July 2016 using Randomized Block Design (RBD) The treatments consisted of 5 varieties, i.e. Inpago 5, 8, 9, Situ Patenggang and Situ Bagendit and with 5 replications. Rice cultural practice that utilized an Integrated Crop Management (ICM) Approach. The observed variables were plant height, number of productive tillers, lenght length, number of grains of contents per panicle, number of unhulled grain per panicle, 1000 grain weight and productivity. Data were analyzed using Duncan Test followed by multiple distance test (DMRT) using SAS version 9.0 for windows. The result of the study showed that there were variation of variables observed including their economic farming analysis among the rice varieties.  Rice of Situ Bagendit variety gave relatively better agronomic and economic performances than those of other rice varieties, its average yield was 8.59 t ha-1 with R/C value of 2.26, therefore, it can be as an alternate rotation rice varieties in the same agro-ecosystem suited to the growing season in Majalengka Regency. ABSTRAKStrategi yang tepat melalui mitigasi, adaptasi dan antisipasi perubahan iklim, seperti penggunaan varietas tanaman yang adaptif diperlukan untuk mengantisipasi dampak keragaman dan perubahan iklim seperti kekeringan pada tanaman padi di musim kemarau. Tujuan penelitian untuk mengetahui keragaan agronomi dan ekonomi beberapa varietas unggul padi gogo serta mendapatkan varietas unggul padi gogo yang adaptif dan layak secara ekonomis di lahan sawah di Kabupaten Majalengka. Kajian dilaksanakan di lahan petani Kelompok Tani Gangsa I, Desa Jatitengah, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka pada Bulan April - Juli 2016 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuannya terdiri dari 5 varietas, yaitu Inpago 5, 8, 9, Situ Patenggang dan Situ Bagendit dengan 5 ulangan. Teknologi budidaya yang diterapkan yaitu Pendekatan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).  Peubah yang diamati adalah Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah Isi Per Malai, Jumlah Gabah Hampa Per Malai, Bobot 1000 Butir dan Produktivitas padi. Data dianalisis menggunakan Uji Duncan dilanjutkan dengan uji jarak berganda (DMRT) dengan menggunakan SAS versi 9.0 for windows. Hasil kajian menunjukkan bahwa ada keragaman dari peubah yang diamati termasuk hasil analisis usahataninya antar varietas padi gogo.  Varietas Situ Bagendit memberikan keragaan agronomi dan analisis usahatani yang relatif lebih baik dari varietas padi gogo lainnya, hasil rata-rata gabah kering panennya 8,59 t ha-1 dengan nilai R/C 2,26, sehingga dapat dijadikan alternatif pergiliran varietas pada agroekosistem yang sama disesuaikan dengan musim tanam di wilayah Kabupaten Majalengka. 
RESPON APLIKASI BIOCHAR AMPAS SAGU, PUPUK KANDANG DAN JERAMI PADI TERHADAP SERAPAN HARA N, P, K DAN C PADA TANAMAN KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA L.) Edi Tando; Muh Asaad
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p%p

Abstract

ABSTRACTThe response of Biochar Application of Sago Dregs, Manure and Rice Straws to Nutrient Uptake N, P, K and C on Peanuts (Arachis hypogaea L.). Peanut (Arachis hypogaea L.) is the second prominent commodity after soybeans. Peanut production is still relatively low due to decreasing land productivity. A loss in soil fertility could be restored through the application of agricultural waste and animal waste into biochar. The main purpose of this study was to evaluate the response of the application of sago dregs, manure, and rice straw to the nutrient uptake of C, N, P and K in peanuts (Arachis hypogaea L.). The study was carried out using a Randomized Block Design (RAK). The results showed that biochar had a low nutrient content, but had the ability to retain plant essential nutrients. There was an increase in N, P, K and C nutrient uptake in Talam 1 variety peanut and nutrient status on Ultisol soil after biochar application in Ranomeeto Village. It also observed that there was the highest increase in the N, K and C nutrient uptake in peanut plants after the application of 25% Rice Straw Biochar + 75% Biochar Manure (P8) compared to without biochar application. Moreover, there was the highest increase in P and C nutrient uptake in peanut after Biochar Ampas application Sago 50% + Biochar Manure 50% (P5) compared without biochar.ABSTRAK Kacang tanah (Arachis hipogae L.) ialah komoditas penting kedua setelah kedelai.  Produksi kacang tanah masih rendah, disebabkan menurunnya produktivitas lahan. Penurunan kesuburan tanah dapat dipulihkan melalui pemanfaatan limbah pertanian maupun kotoran hewan menjadi biochar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari respon aplikasi biochar ampas sagu, pupuk kandang dan jerami padi terhadap serapan hara N, P, K dan C tanaman kacang tanah. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari respon aplikasi biochar ampas sagu, pupuk kandang dan jerami padi terhadap serapan hara N, P, K dan C pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Hasil penelitian menunjukkan bahwa biochar memiliki kandungan hara yang rendah, namun  memiliki kemampuan mempertahankan nutrisi penting tanaman, terjadi peningkatan serapan hara N, P, K dan C pada tanaman kacang tanah varietas Talam 1 dan status hara pada tanah Ultisol setelah aplikasi biochar di Kelurahan Ranomeeto, terjadi peningkatan serapan hara N, K dan C tertinggi pada tanaman kacang tanah setelah aplikasi Biochar Jerami Padi 25% + Biochar Pupuk Kandang 75% (P8) dibandingkan tanpa biochar dan terjadi peningkatan serapan hara P dan C tertinggi pada tanaman kacang tanah setelah aplikasi Biochar Ampas Sagu 50% + Biochar Pupuk Kandang 50% (P5) dibandingkan tanpa biochar. 
EFEKTIVITAS BIMBINGAN TEKNIS DALAM PENGEMBANGAN PERBENIHAN HORTIKULTURA DI JAWA BARAT Siti Sehat Tan; Rita Indrasti
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p245-257

Abstract

Technical Guidance (TG) development of horticultural seedlings that took place in Bandung in October 2017 is a series of horticultural seed assistance programs, especially oranges, potatoes and mangosteen. A total of 62 horticultural seed breeders became participants in the TG. This paper aims to determine the effectiveness of TG as measured by the post-test scores, participants' appreciation of the TG implementation and changes in the level of knowledge & skills. For this reason, data is collected which includes the nominal value of the post-test, the score score of the participants' appreciation of the elements of the TG implementation which includes classical technical material, resource capabilities, infrastructure support, services, and field practice. Relevant analysis is carried out on the data collected. To test the significance of changes in test scores carried out at the beginning of the activity (pre-test) and test scores at the end of the activity (post-test), the Wilcoxon Test approach was used, while to determine the participants' appreciation for the TGimplementation using score scores approach to Likert, scale 1-5. Using this analysis, it was concluded that the implementation of TG was considered effective, as indicated by  significance of changes in the positive pre-test-post-test scores, and the aspirations of participants who tended to judge good implementation of the TG. Based on the results of this study, TG can be used as an approach to improve farmers' capability in improving the performance of horticultural seed development in the future.AbstrakBimbingan Teknis (Bimtek) pengembangan perbenihan hortikultura yang berlangsung di Bandung pada Oktober 2017  merupakan rangkaian program bantuan benih hortikultura khususnya  jeruk, kentang dan manggis. Sebanyak 62 orang petani penangkar benih hortikulturamenjadi peserta Bimtek tersebut.Makalah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Bimtek yang diukur dari nilai post-test, apresiasi peserta terhadap penyelenggaraan Bimtek dan perubahan tingkat pengetahuan & keterampilan. Untuk itu dikumpulkan data yang meliputi nilai nominal post-test, nilai skor apresiasi peserta terhadap unsur-unsur penyelenggaraan Bimtek yang meliputi materi bimtek klasikal, kapabilitas narasumber, dukungan sarana prasarana, pelayanan, dan praktek lapangan. Terhadap data yang terkumpul dilakukan analisis yang relevan. Untuk menguji signifikansi perubahan nilai test yang dilakukan pada awal kegiatan (pre-test) dan nilai test di akhir kegiatan (post-test), dilakukan dengan pendekatan Uji Wilcoxon, untuk mengetahui apresiasi peserta terhadap penyelenggaraan Bimtek menggunakan pendekatan nilai skor mengikuti Likert, pada skala 1–5. Menggunakan analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa penyelenggaraan Bimtek dinilai efektif yang ditunjukkan oleh signifikansi perubahan nilai pre-test –post-test yang positif, dan aspirasi peserta yang cenderung menilai baik terhadap penyelenggaraan Bimtek. Berdasarkan hasil kajian ini, Bimtek dapat dijadikan sebagai pendekatan untuk meningkatkan kapabilitas petani dalam peningkatan kinerja pengembangan perbenihan hortikultura ke depan. 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIS BUDIDAYA BAWANG MERAH VARIETAS KINTAMANI DI BALI Nyoman Ngurah Arya; Suharyanto nFn; Agus Muharam
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p201-213

Abstract

The Factors that Influence the production and technical Efficiency of Shallot Cultivation in Bali. Shallot has high economic value, but require considerable input and intensive management. The ability of farmers to combine all inputs used in the production process greatly determines the efficiency of farming. This study aims to analyze: (1) the factors that affect shallot yield, (2) the factors causing technical inefficiency of shallot farming, and (3) the level of technical efficiency achieved by shallot farmers. The research was conducted in 2016 in Songan B Village, Kintamani Sub-district, Bangli District, as one of the production centers of shallot in Bali. Primary data were collected through interviews of 80 shallot farmers selected as respondents by random sampling. Data was analyzed by stochastic frontier production function with the maximum likelihood estimator method (MLE). The analysis results showed: (1) land area has the highest positive effect on shallot yield. The second highest positive influence is by labor, followed by P2O5 & K2O fertilizer, chicken manure, Nitrogen, and Sulfate; (2) education and frequency of watering significantly improved the efficiency of shallot farming, (3) farmers established shallot farming efficiently with an efficiency level of 84.40 percent. Keywords: technical efficiency; technical inefficiency; shallot. ABSTRAKBawang merah memiliki nilai ekonomi tinggi, namun membutuhkan input yang cukup banyak dan pengelolaan yang intensif. Kemampuan petani mengkombinasikan seluruh input yang digunakan dalam proses produksi sangat menentukan efisiensi usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah, (2) faktor-faktor penyebab inefisiensi teknis bawang merah, dan (3) tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh petani bawang merah. Penelitian dilakukan pada tahun 2016 di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, sebagai salah satu sentra produksi bawang merah di Bali. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terhadap 80 orang petani bawang merah sebagai responden yang dipilih secara acak. Data dianalisis menggunakan fungsi produksi frontier stokastik dengan metode penduga maksimum likelihood.  Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) luas lahan memiliki pengaruh positif paling tinggi terhadap produksi bawang merah. Pengaruh positif tertinggi kedua terdapat pada tenaga kerja, diikuti oleh pupuk P2O5 & K2O, pupuk kandang ayam, Nitrogen, dan Sulfat; (2) pendidikan dan frekuensi penyiraman meningkatkan efisiensi usahatani bawang merah; dan (3) petani telah melakukan usahatani bawang merah secara efisien dengan tingkat efisiensi 84,40 persen. Kata kunci:   efisiensi teknis, inefisiensi teknis, bawang merah                                           
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI POLA KEMITRAAN DI KABUPATEN SUBANG: PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS Amalia Ulpah; Netti Tinaprilla; Lukman M Baga2
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p259-275

Abstract

Analysis of Technical Efficiency From Rice Seed Breeding Farming with Partnership in Subang Regency: Stochastic Frontier Analysis Approach. Rice seed breeding farms is an alternative for farmers in increasing their income. But sometimes the lack of capital and knowledge is an obstacle for breeder farmers, which has an impact on low productivity. The partnership between farmers and partner companies can be a solution for improving technical production efficiency so that productivity can increase. This study aims to determine the level of technical efficiency of rice seed production through a partnership schme in Subang regency, West Java and study the factors that influence the efficiency of rice seed production. Fifty respondents in Tolangohula Sub district, Subang District, Gorontalo Province were selected by accidental sampling method Samples taken in this research are 50 breeder farmers, consisting of farmers who are partners and who do not partner. Stochastic Frontier Analysis (SFA) was employed to estimate technical efficiency and to find the factors that affected the efficiency of rice seed breeding farming. Results of the analysis showed that the farming of all respondent farmers was technically efficient  with an average efficiency index of 0.92. Technical efficiency of partner farmers is higher than non-partner farmers, average efficiency of partner farmers is 0.93 while the average efficiency of non-partner farmers is 0.90, but the partnership did not significantly affect the efficiency. Factors that influenced the technical efficiency were age and farming experience. Technical efficiency can be increased if farming is done by young farmers and with intensive training and mentoring, because its can improve farmers’ experience and farmers’ knowledge.ABSTRAKUsahatani penangkaran benih padi menjadi salah satu alternatif bagi petani dalam meningkatkan pendapatannya. Namun terkadang ketersediaan modal dan pengetahuan menjadi hambatan bagi petani penangkar yang berdampak pada rendahnya produktivitas. Pola kemitraan antara petani dan perusahaan mitra dapat menjadi solusi memperbaiki efisiensi teknis produksi agar produktivitas meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis produksi benih padi melalui pola kemitraan dan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi produksi benih padi di Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat tersebut. Total sampel dalam penelitian sebanyak 50 petani penangkar, terdiri dari petani mitra dan petani non mitra. Analisis efisiensi dan faktor-faktor menggunakan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA). Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani untuk seluruh petani responden telah efisien dengan tingkat efisiensi rata-rata sebesar 0,92. Efisiensi petani dengan pola kemitraan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan petani non mitra (efisiensi petani mitra adalah 0,93 sedangkan petani non mitra adalah 0,90), namun kemitraan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan efisiensi teknis. Pola kemitraan yang berjalan tidak sempurna dapat mempengaruhi efisiensi teknis. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis adalah usia petani dan pengalaman berusahatani. Efisiensi teknis dapat meningkat apabila usahatani dikerjakan oleh petani-petani usia produktif diikuti dengan pelatihan dan pendampingan yang intensif, karena pelatihan dan pendampingan mampu meningkatkan pengalaman dan wawasan petani.
KARAKTERISTIK TEPUNG LABU KUNING TERFERMENTASI MENGGUNAKAN JENIS STATER BERBEDA Wayan Trisnawati; Made Sugianyar
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p%p

Abstract

            The use of wheat flour until 2017 to increase along within in food consumption with wheat flour. Flour can also be processed from other ingredients that contain carbohydrates, such as pumpkin fruit. Processing of pumpkin flour fermentation using stater can improve flour characteristics. The aim of this research is to the find characteristic of pumkin flour in fermentation effect of stater. The research design was using Completely Randomized Design (RAL) with 4 treatments, namely fermentation treatment using bread yeast (R1), fermentation using BAL (B2), naturally fermented (A2), and without fermentation (TF1). The was repeated each treatment is 5 time. Analysis was performed on proximate, solubility, swelling power, antioxidant capacity, IC 50, and sensory test. Pumpkin flour result of research have quality of nutrient, solubility, and swelling power is good at treatment R1, enough with composition of water content equal to 9,12%db, ash content = 5,63%db, protein content = 23,78%db, fat content = 9,22%db, solubility = 1.33 g, swelling power = 8.51 g, antioxidant capacity 54.95 GAEAC, IC 50 = 81.09 mg / mL, and β-carotene of 783278.37 μg / 100 g.ABSTRAK             Penggunaan tepung terigu sampai tahun 2017 terus meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi makanan dengan bahan dasar terigu. Tepung dapat juga diolah dari bahan lain yang mengandung karbohidrat, seperti buah labu kuning. Pengolahan tepung labu kuning cara fermentasi menggunakan stater dapat meningkatkan karakteristik tepung. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh jenis stater terhadap karakteristik tepung labu kuning. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu perlakuan fermentasi menggunakan ragi tape (R1), fermentasi menggunakan BAL (B2), fermentasi secara alami (A2), dan tanpa fermentasi (TF1). Tiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Analisis dilakukan terhadap kandungan proksimat, kelarutan, swelling power, kapasitas antioksidan, IC 50, dan Uji sensoris. Tepung labu kuning hasil penelitian menggunakan ragi tape (perlakuan R1) memiliki kualitas gizi, kelarutan, dan swelling power  cukup baik, dengan komposisi kadar air sebesar 9,12%db, kadar abu = 5,63%db, kadar protein = 23,78%db, dan kadar lemak = 9,22%db, kelarutan = 1,33 g, swelling power = 8,51 g, kapasitas antioksidan 54,95 GAEAC, IC 50 = 81,09 mg/mL, dan  β-karoten sebesar 783278,37 µg/100 g. 
STRATEGI PEMASARAN KOPI ARABIKA KERINCI YANG BERDAYA SAING DI PROVINSI JAMBI Erwan Wahyudi
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p277-287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan pada usahatani kopi arabika Kerinci, sehingga dapat ditentukan posisi dari usahatani dan memformulasikan strategi pemasaran yang baik bagi petani yang berusahatani kopi sesuai dengan kondisi eksternal dan internal yang dihadapi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Oppotunities, Treat) dimana data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner dengan pertanyaan model multi atribut yang berjumlah 20 orang serta data sekunder yang diperoleh dari catatan, buku panduan serta literatur lain yang berkaitan dengan usahatani kopi arabika yang ada di Provinsi Jambi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasar yang sangat terbuka karena permintaan kopi arabika asal Kerinci memiliki aroma yang khas dan disamping itu minuman kopi buat masyarakat Jambi sudah menjadi budaya dan hal ini terbukti dari hasil analisis SWOT yang menunjukkan hasil masih relevan dengan kondisi pasar yaitu memiliki kekuatan dan peluang yang lebih besar dibanding kelemahan dan ancamannya, jadi strategi yang diterapkan di masa mendatang adalah strategi mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar strategi pemasaran kopi arabika lebih optimal antara lain: menjaga kualitas produk, melakukan racikan kopi yang memiliki rasa yang khas, meningkatkan kualitas pelayanan, mengadakan promosi yang lebih luas.
VARIETAS MENENTUKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS HASIL PADI PADA LAHAN RAWA SPESIFIK LOKASI DI KABUPATEN SELUMA. Wilda Mika Sari; Wahyu Wibawa
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p223-233

Abstract

 Study of Paddy Productivity and Rice Quality from Several Paddy Varieties  at Non-Tidal Wetland in Seluma District. This study aims to determine the physical quality of grain and rice of new superior varieties grown on shallow non-tidal. Field trials were conducted from March to December 2016 in Karang Anyar village Semidang Alas Maras subdistrict Seluma District, Bengkulu Province. This research used Group Randomized Block Design with 7 types of paddy-rice wetland varities(Inpara 1, 2, 3, 6, 7, 8, and Dendang) and Cigeulis variety as control, each with 3replications. Three parameters were measured including the plant growth, yield, productivity, physical grain quality, and rice chemical performance. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) by DMRT test at 5% significance level. The result of this study showed that Inpara 6 and Inpara 2 varieties improved yield average of other varieties under consideration, that is 6,03 and 5,83 tonnes, respectively. In general, the Inpara 2 variety was abe to improve physical grain and rice qualities, with rice milled and head contents of 65.55% and 69.35%, respectively. The Inpara 2 variety also had the lowest menir and broken rice contents of 1.66% and 29.11%, respectively. Furthermore, the high quality of grain content was 96.05% for the 10.33% physical grain quality, with only 5.68% of green grain and 24.29% of amylose. This results were in accordace with the SNI quality standard of grain and milled rice. ABSTRAK   Pengkajian ini bertujuan untuk menentukan varietas unggul baru padi rawa yang memiliki produktivitas dan mutu fisik gabah dan beras yang tinggi pada pertanaman di lahan rawa lebak dangkal. Percobaan lapangan dilaksanakan di Desa Karang Anyar Kecamatan Semidang Alas Maras Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu dari bulan Maret sampai Desember 2016. Pengkajian ini menguji tujuh varietas padi rawa (Inpara 1; 2; 3; 6; 7; 8; Dendang) dan varietas Cigeulis sebagai pembanding. Perlakuan ditata dalam  rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan tanaman, komponen hasil, produktivitas, komponen mutu fisik gabah dan kimia beras, Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5 %. Mutu beras diketahui dengan uji laboratorium dan distandarisasi dengan SNI Nomor 01-6128-2008. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Inpara 6 dan Inpara 2 memberikan hasil lebih tinggi dari yang lainnya yaitu sebesar 6,03 ton/ha dan 5,83 ton/ha. Secara keseluruhan varietas Inpara 2 dapat meningkatkan kualitas mutu fisik gabah dan beras dengan rendemen beras giling dan beras kepala yang paling tinggi yaitu 65,55 % dan 69,35 %. Inpara 2 juga memiliki konsentrasi beras menir yang paling rendah  yaitu 1,66 %  dan beras patah 29,11 %.  Untuk mutu fisik gabah kadar air 10,33 %, butir gabah baik  96,05 % dan butir mengapur/hijau hanya 5,68 % dengan kadar amilosa 24,29 %. Kualitas fisik beras yang dihasilkan sesuai dengan kriteria standar mutu SNI gabah dan beras giling.  

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021 Vol 24, No 2 (2021): Juli 2021 Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021 Vol 23, No 3 (2020): November 2020 Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020 Vol 23, No 1 (2020): Maret 2020 Vol 22, No 3 (2019): November 2019 Vol 22, No 2 (2019): Juli 2019 Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019 Vol 21, No 3 (2018): November 2018 Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018 Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018 Vol 20, No 3 (2017): November 2017 Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017 Vol 20, No 1 (2017): Maret 2017 Vol 19, No 3 (2016): November 2016 Vol 19, No 2 (2016): Juli 2016 Vol 19, No 1 (2016): Maret 2016 Vol 18, No 3 (2015): November 2015 Vol 18, No 2 (2015): Juli 2015 Vol 18, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 17, No 3 (2014): November 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 16, No 3 (2013): November 2013 Vol 16, No 2 (2013): Juli 2013 Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013 Vol 15, No 2 (2012): Juli 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 More Issue