cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Mamangan
ISSN : 23018496     EISSN : 25031570     DOI : -
Core Subject : Economy, Science,
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan with registered number ISSN 2301-8496 (Print) and ISSN 2503-1570 (Online) is peer review journal published by Labratory of Sociology Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat. The journal is to disseminating research and conceptual article in the field of social and humanity.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan" : 6 Documents clear
ISLAM DAN LINGKUNGAN Abrar Abrar
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.551 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.89

Abstract

Realitas keberagamaan seringkali dipahami secara parsial dan kaku. Agama kerap terpinggirkan dalam dinamika perubahan zaman. Kemajuan tekhnologi seakan menerabas batas-batas etika dan moralitas agama. Bahkan agama dianggap sebagai anathema terhadap akselerasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu. Ternyata perspektif humanis dalam bangunan peradaban manusia mengalamai kebuntuan. Pandangan antroposentris, tidak saja terjebak dalam keakuannya, bahkan seringkali menimbulkan malapetaka terhadap keberlangsungan peradaban itu sendiri. Alam sebagai sumber daya ekonomi, digunakan untuk kepentingan manusia tanpa didasari oleh nilainilai dan moral agama. Alam seakan dipahami sebagai sesuatu yang removable, mampu menetralisir dirinya sendiri, sehingga pengurasan yang berlebihan terhadap alam untuk kepentingan ekonomi dan teknologi dianggap sesuatu yang sah dan manusiawi. Pٍ andangan ini sesungguhnya yang menjadi malapetaka terhadap peristiwa-peristiwa alam yang hingga kini sulit untuk diatasi. Agaknya penting merekonstruksi pemahaman yang berwawasan antroposentris terhadap alam dengan pemahaman yang teosentris dengan meletakkan segala sesuatu sebagai bagian integral dari moralitas agama, sehingga alam dan ekosistemnya berproses secara seimbang dan tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Perspektif ini sebenarnya juga mengacu pada kepentingan manusia yang dalam Islam disebut al-Maslahah (human welfare), akan tetapi kepentingan yang didasarkan pada moralitas agama bukan antroposentris.
PERJUANGAN HAK EKOLOGIS KOMUNITAS PETANI Dian Kurnia Anggreta
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.966 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.92

Abstract

Kerusakan lingkungan karena perilaku manusia mendatangkan permasalahan tidak hanya sebatas kerusakan, namun lebih jauh menimbulkan konflik antara pihak-pihak pelaku dengan korban kerusakan lingkungan. Tulisan ini mendeskripsikan konflik lingkungan yang terjadi antara keduanya. Konflik kerusakan lingkungan dalam tulisan ini melukiskan pertentangan antara Komunitas Petani Kelurahan Kampung Jua Nan XX dengan PT. Semen Padang. Konflik antara keduanya terutama mencakup perjuangan komunitas petani menuntut kekurangan hasil pertanian yang mereka alami sejak tahun 1985.
PUAR CAMA UNTUK ANAK CUCU: Kearifan Lokal Untuk Sustainability Forest di Manggarai Barat Firdaus Firdaus
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.522 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.91

Abstract

Hutan menjadi penting bagi kehidupan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak. Dalam pemanfaatan hutan, masyarakat tidak jarang berperilaku eksploitatif. Di Manggarai Barat, Hutan Mbeliling memiliki fungsi penting sebagai penyangga daratan Manggarai dan pemasok air bersih warga kota. Selain itu, hutan Mbeliling juga memberikan ruang dan peluang yang besar bagi perekonomian warga. Untuk menjawab kebutuhan ekonomi, pemanfaatan hutan Mbeliling kadang-kadang keluar dari konsep sustainability. Tidak jarang hutan Mbeliling ditebang secara massal oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Hal tersebut berimplikasi terhadap ekosistem hutan dan berkurangnya flora dan fauna hutan. Di balik itu, jauh sebelum hutan dimanfaatkan secara eksploitatif, masyarakat adat Manggarai telah memiliki mekanisme adat dalam menjaga hutan. Tulisan yang bersumber dari hasil penelitian ini menguraikan mekanisme adat dan potensi kearifan masyarakat dalam mengelola hutan secara berkalanjutan.
POLITIK EKOLOGI: Ramah Lingkungan Sebagai Pembenaran Zainal Arifin
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.801 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.88

Abstract

Persoalan lingkungan sudah lama menjadi isu penting di banyak negara dan kelompok sosial. Persoalan lingkungan ini akhirnya disikapi dengan melakukan berbagai aktivitas, program serta kebijakan tertentu, baik oleh pemerintah, NGO maupun melalui perorangan. Akan tetapi, tidak semua aktivitas, program dan kebijakan tersebut mampu membawa dampak yang berarti dalam mengatasi persoalan lingkungan. Banyak kasus justru menunjukkan bahwa aktivitas, program, dan kebijakan tersebut hanyalah wacana yang dikembangkan demi kepentingan tertentu. Artikel ini mendiskusikan tentang berkembangnya wacana ramah lingkungan sebagai salah satu cara dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan kita, serta dampaknya bagi keadilan sosial di tengah masyarakat
KONTESTASI RUANG: TINJAUAN SOSIOLOGIS TERHADAP KEADILAN EKOLOGIS Afrizal MA
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.206 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.87

Abstract

Baik dalam masyarakat pramodern maupun modern ruang diperebutkan oleh berbagai pihak,tetapi dalam masyarakat modern perebutan ruang didominasi oleh keperluan untuk uang dan konservasi. Dari sinilah konsep keadilan ekologis menjadi relevan untuk diterapkan dalam memaknai perebutan ruang untuk berbagai keperluan di suatu wilayah dalam masyarakat modern. Artikel ini akan membahas kontestasi ruang dan keadilan ekologis dalam masyarakat Indonesia dengan menggunakan perspektif keadilan ekologis. Argumen pokok artikel ini adalah ruang merupakan habitat suatu masyarakat hukum adat Indonesia, baik yang tinggal di perdesaan maupun di perkotaan. Bagi mereka, ruang tidak hanya penting untuk tempat tinggal dan sumber mata pencaharian, melainkan juga untuk melaksanakan kebutuhan sosial dan budaya. Penggunaan ruang dalam habitat masyarakat hukum adat dengan cara mengibiri eksistensi mereka adalah suatu ketidakadilan ekologis dan oleh sebab itu rersistensi serta perlawanan warga masyarakat hukum adat adalah resistensi dan perlawanan terhadap ketidakadilan ekologis.
BERTANI DI DUA KOTA ASIA; Menarik Pelajaran dari Jakarta dan Manila Semiarto A Purwanto
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.071 KB) | DOI: 10.22202/mamangan.v1i1.90

Abstract

Kehidupan masyarakat kota seringkali diidentikkan dengan bidang jasa dan industri yang berbasis teknologi tinggi dan keterampilan yang diperoleh secara khusus. Para ilmuwan sosial menengarai bertahannya praktik bertani di kota-kota besar dunia. Di kota negara berkembang, penjelasan mengenai pertanian kota umumnya dikaitkan dengan migrasi dan penyesuaian para migran di kota. Tulisan ini akan melihat bagaimana pertanian kota berkembang di Jakarta dan Manila, dua kota metropolitan di negara berkembang. Kedua kota ini mewakili jenis kota yang bertumbuh karena migrasi dari desa. Baik di Jakarta maupun Manila, keterbatasan lahan menjadi bagian penting dari eksistensi pertanian kota. Di Jakarta, pertanian kota lebih merupakan bagian dari adaptasi kaum migran, baik yang baru datang dari desa maupun yang telah dua-tiga generasi berpindah. Mereka mengelola lahan-lahan di terutama di pinggir kota dimana sejumlah lahan tidur ditemukan. Di Manila pertanian kota merupakan bagian dari inisiatif politik yang terkait dengan strategi untuk mengambil hati masyarakat miskin kota. Pemerintah pusat dan daerah mengajukan program pertanian sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan dan upaya meningkatkan gizi keluarga.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 2 (2023) Vol 12, No 1 (2023) Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 158/E/KPT/ Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 158/E/KPT/ Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 158/E/KPT/ Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 158/E/KPT/ Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201 Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201 Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201 Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201 Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201 Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Accredited 3 (SK Dirjen Ristek Dikti No. 30E/KPT/201 Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan ( Not Accredited) Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 2 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Ilmu Sosial Mamangan More Issue