cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Suhuf
ISSN : 25272934     EISSN : 25272934     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 29, No 1 (2017): Mei" : 14 Documents clear
STUDI KOMPARATIF PROFIL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS Mahasri Shobahiya
Suhuf Vol 29, No 1 (2017): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk melakukan aktivitas membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk bersikap dan berperilaku yang baik. Oleh karena itu, peran dan tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangatlah mulia. Hasan Langgulung dalam salah satu bagian dari bukunya secara khusus menuliskan tentang guru. Di sisi lain, Syed Muhammad Naquib Al-Attas menawarkan konsep yang lain  tentang peran guru PAI, yang  tidak sekedar mentransfer ilmu semata atau sebagai  mu’allim melainkan juga menanamkan nilai-nilai, yaitu sebagai muaddib.Pemikiran para filosof muslim abad modern tersebut merupakan solusi yang dapat menjawab permasalahan yang ada dalam kependidikan Islam, khususnya bagi guru PAI. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji pemikiran mereka tentang profil guru, yang dikaitkan dengan guru PAI, dengan rumusan masalah “Bagaimana profil guru PAI dalam perspektif Hasan Langgulung dan Syed Muhammad Naquib Al-Attas?”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil guru PAI dalam perspektif Hasan Langgulung dan Syed Muhammad Al-Attas.Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer yang digunakan adalah karya Hasan Langgulung; sedangkan sumber data skunder adalah referensi yang mendukung data kedua tokoh tersebut. Adapun metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi; serta metode analisis datanya adalah dengan metode content analysis.Temuan penelitian adalah bahwa antara Hasan Langgulung dan Al-Attas keduanya memiliki pemikiran yang berbeda tentang profil guru PAI. Perbedaan tersebut antara lain: (1) pengertian guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung adalah ulama, yaitu orang-orang yang memiliki pengetahuan di atas orang lain (para murid), sedangkan Al-Attas mendefinisikan  guru PAI sebagai muaddib, yaitu orang yang menanamkan nilai atau adab kepada peserta didik; (2) Kedudukan guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung adalah sejajar dengan ulama atau satu tingkat di bawah para rasul, sedangkan Al-Attas berpandangan bahwa kedudukan guru PAI adalah sama dengan kedudukan seorang ayah; (3) Tugas guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung adalah mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi peserta didik dengan menjalankan peran sebagai transmitter, fasilitator, motivator, dan dinamisator, sedangkan Al-Attas berpandangan bahwa tugas guru PAI adalah mengajar dan mendidik siswa dengan menggantikan peran ayah di sekolah sebagai pemimpin, pembimbing, dan korektor bagi peserta didik; dan (4) Karakteristik guru PAI dalam pandangan Hasan Langgulung adalah bermoral tinggi, memiliki ilmu yang luas, dan mampu menampilkan diri sebagai model, sedangkan menurut Al-Attas adalah beradab, memiliki pengetahuan di berbagai bidang ilmu, sabar, dan perhatian.
KONTEKSTUALISASI HIJRAH SEBAGAI TITIK TOLAK PEMBAHARUAN PENDIDIKAN Zaenal Abidin
Suhuf Vol 29, No 1 (2017): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hijrah biasa dimaknai sebagai perpindahan, pemutusan keterikatan masyarakat terhadap tanahnya, atau dalam sejarah Islam dimaknai sebagai perpindahan Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah merupakan titik tolak perubahan dalam dakwah Nabi, dari yang awalnya tidak begitu banyak pengikut karena kondisi Makkah saat itu tidak mendukung, kemudian dilandasi perintah Allah melaksanakan hijrah ke Madinah dan diterima masyarakat sekitar. Maka tidak heran jika penanggalan tahun hijriah dimulai sejak hijrahnya Nabi.Tapi penulis kali ini akan mencoba memaknai dari sudut pandang lain, yaitu hijrah dimaknai dari sudut Pembaharuan PendidikanIslam. Karena hijrah tidak boleh hanya ditafsirkan sebagai peristiwa historis saja, tapi harus di ambil hikmah dan berusaha mengimplementasikan dalam kehidupan umat.Hijrah mempunyai nilai strategik, baik dalam pengelolaan sosial, penyebaran Islam (dakwah) maupun pendidikan Islam. Maka salah satu usaha membenahi dan pembaharuan pendidikan perlu memandang hijrah tidak hanya dari aspek sosiohistoris tapi juga makna dibalik hijrah.
EFEKTIVITAS PEMBAHARUAN KURIKULUM MENTORING AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2015-2016 Erni Sari Dwi Devi Lubis
Suhuf Vol 29, No 1 (2017): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlunya mendesain ulang Kurikulum Mentoring al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal ini berdasarkan hasil uji kemampuan mahasiswa dalam menulis dan membaca al-Quran. Pada bulan Agustus, 7.000 mahasiswa pada tahun ajaran 2015-2016 mengikuti ujian, hanya 50% yang lulus. Tes lainnya dilakukan pada tahun ajaran 2014-2015, dari 6.000 mahasiswa mengikuti ujian, dan mendapat hasil yang sama. Pada bulan Desember 2014, Lembaga Pengembangan al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPIK-UMS) mencoba melakukan tes ulang terhadap siswa yang sama, namun hasilnya tetap, walaupun mereka sudah selesai mengikuti pendampingan.Sebagai Universitas Muhammadiyah yang memiliki misi untuk menjadikan Alquran sebagai landasan prilaku mahasiswa, UMS ingin memiliki alumni yang berkualifikasi yang menerapkan nilai-nilai Islam dan berakhlakul Alquran. Misi ini harus sepenuhnya dibawah tanggungjawab program LPIK.Berdasarkan temuan fakta pada penelitian, kami menemukan bahwa Kurikulum Pendataan Mentoring pada kegiatan al-Islam dan Kemuhammadiyahan berfokus pada (1) materi pelajaran; (2) Mahasiswa sebagai objek; (3) Kompetensi Mentor; (4) Jadwal Mentoring; dan (5) Evaluasi Pembelajaran.Hasil penelitian, dibandingkan dengan kurikulum lama, desain ulang Kurikulum Mentoring lebih efektif untuk memberantas buta tulis al-Quran terhadap  mahasiswa UMS.
ARUS PENDIDIKAN ISLAM TRANSFORMATIF DI INDONESIA: SEBUAH PENJAJAGAN AWAL Mohamad Ali Ali
Suhuf Vol 29, No 1 (2017): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diteropong dari sudut pandang sosial politik, kedudukan pendidikan Islam di Indonesia sungguh kokoh. Meski bukan Negara Islam, tetapi mayoritas penduduk memeluk agama Islam. Pancasila merupakan hasil konsensus nasional yang disepakati menjadi dasar Negara. Indonesia adalah bangsa religius yang meletakkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa (YME) sebagai fondasi dan ruh empat sila lain dalam Pancasila. Sehaluan dengan itu, pemerintah mengambil kebijakan konvensional dimana pendidikan agama wajib diajarkan sesuai dengan agama dan keyakinan peserta didik. Kebijakan ini sudah berjalan 72 tahun, tetapi hasilnya masih jauh panggang dari api. Jurang yang curam antara “cita-cita” dengan “realita” out put pendidikan Islam masih terjadi; karena kesalehan individual tidak dengan sendirinya melahirkan kesalehan sosial. Pendidikan Islam transformatif (PIT) mencurahkan perhatian pada problem kesenjangan “pemahaman” dan “pengamalan” agama melalui pendekatan dari bawah (pengalaman manusiawi). Diskursus pendidikan Islam transformatif muncul pada dekade 1980-an, dan bisa dikatakan sebagai arus baru dalam gerakan pendidikan Islam Indonesi

Page 2 of 2 | Total Record : 14