cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
HUMANIS
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25285076     EISSN : 2302920X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal online Humanis adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. Salah satu indikator kualitas perguruan tinggi ialah diukur dari seberapa banyak karya ilmiah yang dihasilkan dan telah dipublikasikan. Penulisan karya ilmiah harus mencerminkan budaya ilmiah seperti mengutamakan kebenaran obyektif, kejujuran, tidak memiliki unsur-unsur kecurangan atau plagiat. Penerbitan e-jurnal Humanis ini juga sesuai dengan kebijakan pimpinan Universitas Udayana (Surat Pembantu Rektor I Nomor 1915/UN14 1/DT/2012 tanggal 30 Mei 2012), yang mewajibkan mempublikasikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa, yang mulai diberlakukan pada wisuda bulan November 2012.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Volume 7. No. 3. Juni 2014" : 15 Documents clear
INDONESIAN – ENGLISH CODE SWITCHING BY THE COMICS IN STAND–UP COMEDY SHOW ON METRO TV Putu Devi Rosalina
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.601 KB)

Abstract

Fenomena alih kode yang telah lama menarik perhatian para peneliti, ternyata tidak hanya terjadi di situasi umum, tetapi juga untuk hal yang spesifik, seperti untuk hiburan, baik lisan maupun tulisan. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tipe, fungsi percakapan dan efek humor dari menggunakan alih kode. Sumber data berupa lelucon yang diujarkan secara lisan oleh para comic ketika mereka tampil di acara Stand-up Comedy Show Edisi Akhir Tahun 2011 di Metro TV. Data tersebut dikumpulkan dengan metode dokumentasi audio visual, dengan mengunduhnya dari Youtube dan ditranskripsi. Data yang valid kemudian dianalisis secara kualitatif dan melalui analisis percakapan.Teori-teori yang diterapkan antara lain: Romaine (1995), Gumperz (1982) dan Raskin (1985). Hasil dan pembahasan menunjukan bahwa para comic cenderung sering beralih kode dengan bahasa Inggris, dengan merujuk bahwa semua tipe dan fungsi percakapan ditemukan. Tipe intra-sentential dan fungsi percakapan personalization versus objectivization adalah yang paling sering muncul. Walaupun demikian, ada beberapa data yang tidak tergolong fungsi percakapan, seperti kata-kata dalam hal teknologi dan penyiaran televisi. Secara keseluruhan,artikel ini mengungkap bahwa dengan melakukan alih kode tidak akan menyebabkan kesalah-pahaman, namun bahkan sangat diandalkan untuk menciptakan humor dan menarik perhatian penonton. Alih kode seakan menjadi variasi tersendiri untuk menyampaikan lelucon.
CONVERSATIONAL MAXIMS IN DRAMA “SALOME” BY OSCAR WILDE Komang Juni Widyasmara
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.33 KB)

Abstract

Studi ini ditujukan untuk menganalisa percakapan berdasarkan maxim yang digunakan didalam drama yang berjudul “Salome” ditulis oleh Oscar Wilde. Permasalahan yang pertama adalah mengungka pjenis-jenis maxim yang ada di dalam drama berdasarkan percakapan maxim yang dikemukakan oleh Grice dan permasalahan yang kedua adalah factor sosial yang mempengaruhi pemilihan maxim yang digunakan dalam percakapan di dalam drama. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian kualitatif. Datadatanya diambil dari naskah drama yang berjudul “Salome” dan dianalis menggunakan theori maxim yang dikemukakan oleh Grice. Semua data dalam bentuk percakapan. Percakapan-percakapan di identifikasi dan dianalisis untuk mengetahui maxim yang digunakan dalam percakapan. Dilanjutkan dengan mengidentifikasi dan menganalisa faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan maksim. Ditemukan bahwa dalam percakapan menggunakan empat jenis maksim, yaitu: maxim kuantiti, maxim kuantitas, maxim hubungan, maxim kesopanan. Ada beberapa kasus penggunaan maxim yang tidak jelas dan pembicara memilih untuk keluar dari aturan maxim. Faktor sosial yang mempengaruhi pemilihan maxim dalam percakapan adalah setting dan tujuan dari percakapan berdasarkan teori dari Holmes.
TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BASANGALAS, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM Kadek Yogi Prabhawa
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.78 KB)

Abstract

Archeology studies try to reconstruct human culture in the past and to overview the process of culture change in the past through objects left behind. Relics in the past basically contain a very high historical value. Elements of culture in the past in this study concerning finding of the elements of megalithic tradition at Kayu Sakti Temple, Ponjok Batu Temple, Dalem Basangalas Temple, the findings were a throne of rock, stone mortars, monoliths, and the structure of natural stone, that exist in the Basangalas village. Subdistrict of Abang, Karangasem regency The author of this study are interested to study the relic of the megalithic tradition in the Basangalas village because there are still a number of unresolved aspects. The problem has been formulated that are to know the shape, function, and meaning of the relic of megalithic tradition in the Basangalas village. The result of the analysis of relic form of megalithic tradition in the Basangalas village shows there are variations of local form in the form of combination with bebaturan shape and it has been development very long and it still growing at this time. Analysis of the function of relic of megalithic tradition in the Basangalas village shows that the relic of the megalithic tradition is still sacred by the public and it used as a medium of religious worship in the life of the local community. The relic of megalithic tradition in the Basangalas village has symbolic significance as a religious ceremony and worship. Tradition of megalithic in the Basangalas village is a megalithic tradition that is still alive.
YOUKAI DALAM KOMIK INUYASHA KARYA TAKAHASHI RUMIKO Putu Sarin Saraswati
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.48 KB)

Abstract

Youkai often described as magical creature with supernatural power and strange performance. Most of Japanese believe that youkai are sign of bad omen, because of their strange appereance. But, Takahashi Rumiko, the author of Inuyasha, believe not all youkai are mean. She created some beautiful youkai with kind heart that can change the people opinion about youkai. The theory that used to analyzed youkai’s kind, roles, and meaning in Inuyasha’s comics are Marcel Danesi’s semiotic theory and Hiroko Yoda and Matt Alt’s youkai-logy’s concept. As the results, there are nine kind of youkai in Inuyasha’s comics, such as MukadeJourou, Shibugarasu, Sesshoumaru, Muonna, Shippou, Hachiemon, Urasue, Ninmenka, and Kirara. All of youkai in Inuyasha’s comics have same appereances and characteristics with the youkai in Japanese myth. There are three youkai with positive meaning, three negative meaning, and the other have contradictive meaning.
ANTHEMS AND LOGOS IN MANCHESTER UNITED AND LIVERPOOL: A STUDY OF SOCIAL SEMIOTICS Dina Puspitasari
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.718 KB)

Abstract

Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di seluruh dunia. Sejarah dunia persepakbolaan Inggris panjang dan sangat terperinci, dan Inggris menjadi tempat dimana olahraga ini berkembang. Penyebarluasan penggunaan symbol dalam sepakbola sebagaimana warna club serta logo sangatlah penting. Semiotik social merupakan semiotic yang menelaah system tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambing, baik lambing kata maupun lambang rangkaian kata berupa kalimat. Tujuan dari penelitian berjudul “Anthems and Logos in Manchester United and Liverpool: A Study of Social Semiotics” adalah untuk menganalisa symbol atau logo dan makna anthem dari Manchester United dan Liverpool., untuk mengetahui lebih dalam mengenai aspek verbal dan visual, arti dan fungsi, serta hubungannya dalam membentuk karakter klub sepakbola tersebut. Analisa aspek visual menggunakan teori dari Arthur Asa Berger (1984),serta analisa lirik dari anthem menggunakan teori konteks situasi oleh Halliday (1985). Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa visual dan verbal aspek dari Manchester United menekankan bahwa Manchester United merupakan klub yang kuat dan memiliki semangat sportivitas yang tinggi. Sedangkan visual dan verbal aspek Liverpool menekankan pada semangat kebersamaan . Anthem dan symbol merupakan atribut untuk membentuk karakter sebuah klub.
STYLISTIC ANALISYS IN JANET DAILEY’S NOVEL TANGLED VINES Ni Nyoman Martini
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.114 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul, “Analisa Stylistic Dalam Novel Janet Dailey Yang Berjudul Tangled Vines.” Penelitian novel ini di tekankan pada elemen stylistic yang dipakai oleh penulisnya. Data penelitian ini diambil dari novel itu sendiri dan penelitian di mulai dengan membaca dan menelaah novel yang dipilih dengan menekankan pada unsur stylistic yang di pakai. Setelah itu mengklasifikasikan berdasarkan lima elemen stylistic dari masing – masing kalimat tersebut. Kelima elemen stylistic di analisa menggunakan teori K. Morner dan R. Rausch (1998), metode yang di gunakan yakni kualitatif dan deskriptif untuk menemukan jenisjenis stylistic di antaranya : pattern of sound device, sentence structure, word of use, elements of rhetoric atau symbolism. Dan yang terakhir mencoba menafsirkan makna yang yang ingin di sampaikan oleh penulisnya yaitu makna sebenarnya dan makna kiasan.
THE TRANSLATION OF BALINESE MATERIAL CULTURAL TERMS IN ENGLISH WITH REFERENCE TO BALINESE FOLKTALES Ni Kadek Desiani
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.57 KB)

Abstract

Skripsi dengan judul ‘The Translation of Balinese Material Cultural Terms in English with Reference to Balinese Folktales’ bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan pokok: Apa jenis istilah budaya materi yang ditemukan dan jenis prosedur penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan dongeng-dongeng berbahasa Bali ke dalam Bahasa Inggris. Pembahasan ini berhubungan dengan peristiwa sosial sehingga dapat dikategorikan dalam penelitian kualitatif yang dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan wawancara dengan para informan. Data dalam penelitian ini diambil dari beberapa dongeng dalam buku yang berjudul Satua Bali Tales from Bali oleh Sutjaja dalam edisi kedua. Data dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan metode dokumentasi kemudian diklasifikasi menggunakan teori jenis-jenis budaya materi oleh Newmark (1988) dan dianalisis menggunakan teori prosedur penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet dalam Venuti (2000). Berdasarkan analisis dan pemaparan ditemukan bahwa terdapat lima jenis istilah budaya materi yang dikemukakan oleh Newmark dalam penerjemahan dongengdongeng berbahasa Bali ke dalam Bahasa Inggris, dan terdapat enam jenis prosedur penerjemahan oleh Vinay dan Dalbernet ditemukan dalam dongeng-dongeng tersebut yang diklasifikasikan menjadi dua metode penerjemahan dasar.
POSITIVE POLITENESS AND POSITIVE IMPOLITENESS STRATEGIES IN THE NOVEL “MY NAME IS MEMORY” Putu Siska Andiyani
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.154 KB)

Abstract

Politeness adalah cara kita berbicara dalam menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain. Politeness khususnya positive politeness biasanya digunakan untuk menjaga hubungan sosial antar sesama. Kebalikan dari positive politeness yaitu positive impoliteness yang biasanya digunakan untuk menimbulkan ketidakharmonisan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan tipe dari positive politeness dan positive politeness yang digunakan dalam novel “My Name is Memory” dan untuk menganalisa reaksi dari pendengar terhadap ungkapan positive politeness dan positive impoliteness. Metode dokumentasi dan teknik mencatat digunakan dalam mengumpulkan data dan metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data. Teori positive politeness oleh Brown dan Levinson dan teori positive impoliteness oleh Culpeper digunakan dalam menganalisa tipe poitive politeness dan positive impoliteness.Sedangkan teori reaksi oleh Holmes dan teori reaksi positive impoliteness oleh Culpeper digunakan untuk menganalisa reaksi pendengar terhadap ungkapan dari positive politeness dan positive impoliteness. Hasil dari penelitian bisa diklasifikasikan menjadi dua yaitu pertama terdapat 14 tipe positive politeness dan 7 tipe positive impoliteness yang digunakan dalam novel. Dan yang kedua terdapat 3 tipe reaksi terhadap ungkapan positive politeness dan 4 tipe reaksi terhadap positive impoliteness.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tipe positive politeness digunakan di dalam novel dengan tujuan untuk menjaga hubungan antar karakter di novel. Tapi dalam beberapa kondisi, karakter dalam novel cenderung menggunakan positive impoliteness untuk menunjukkan ketidaksetujuan dengan cara yang tidak sopan.
EXPRESSIVE ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN DONNIE BRASCO MOVIE I Nyoman Bayu Raharja
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.985 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “ekspresive illocution acts di dalam film berjudul Donnie Brasco”.Penelitian tindak bahasa atau speech act di dalam film Donnie Brasco meneiliti tentang ekspresive illocution acts yang digunakan dalam percakapan antara pemeran utama dalam film ini yaitu Donnie dan Lefty. Data penelitian ini diambil dari film dan penelitian ini dimulai dari menonton film mencatat naskah yang diucapkan oleh kedua karakter utama tersebut.Setelah itu mengklasifikasikan yang mana termasuk dalam ekspresive illocutionary acts. Teori yang digunakan adalah teori dari Searle (1969) untuk menentukan yang mana termasuk ekspresive illocutionnary acts dalam percakapan di film Donnie Brasco.Hasil penelitian dari Expresive Illocutionary Acts dalam film Donnie Brasco lebih banyak ditemukan Thanking daripada Apologizing.
UPAYA TOKOH OGINO GINKO MENCAPAI KESETARAAN GENDER DALAM NOVEL HANAUZUMI KARYA JUNICHI WATANABE Ni Luh Giri Prastasari
Humanis Volume 7. No. 3. Juni 2014
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.414 KB)

Abstract

This undergraduate thesis entitled "Ogino Ginko’s Efforts to Reach Gender Equality In Hanauzumi Novel by Junichi Watanabe" is analyzed using the theory of ideological feminist literary criticism and supported by the concept of gender. Based on the analysis that has been done, Ogino Ginko experienced gender discrimination, such as marginalization, subordination, stereotyp, violence, and double workload as well. Ogino Ginko’s efforts to achieve gender equality can be seen from the purpose of her life, her attitude towards the discrimination she experienced, and her position as a woman doctor in Japanese society.

Page 1 of 2 | Total Record : 15


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 4 (2024) Vol 28 No 3 (2024) Vol 28 No 2 (2024) Vol 28 No 1 (2024) Vol 27 No 4 (2023) Vol 27 No 3 (2023) Vol 27 No 2 (2023) Vol 27 No 1 (2023) Vol 26 No 4 (2022) Vol 26 No 3 (2022) Vol 26 No 2 (2022) Vol 26 No 1 (2022) Vol 25 No 4 (2021) Vol 25 No 3 (2021) Vol 25 No 2 (2021) Vol 25 No 1 (2021) Vol 24 No 4 (2020) Vol 24 No 3 (2020) Vol 24 No 2 (2020) Vol 24 No 1 (2020) Vol 23 No 4 (2019) Vol 23 No 3 (2019) Vol 23 No 2 (2019) Vol 23 No 1 (2019) Vol 22 No 4 (2018) Vol 22 No 3 (2018) Vol 22 No 2 (2018) Vol 22 No 1 (2018) Vol 21 No 1 (2017) Vol 20 No 1 (2017) Vol 19 No 1 (2017) Vol 18 No 1 (2017) Vol 17 No 3 (2016) Volume 17. No. 2. Nopember 2016 Volume 17. No. 1. Oktober 2016 Volume 16. No. 3. September 2016 Volume 16. No. 2. Agustus 2016 Volume 16. No. 1. Juli 2016 Volume 15. No.3. Juni 2016 Volume 15. No.2. Mei 2016 Volume 15. No.1. April 2016 Volume 14. No.3. Maret 2016 Volume 14. No.2. Pebruari 2016 Volume 14. No.1. Januari 2016 Volume 13. No.3. Desember 2015 Volume 13. No.2. Nopember 2015 Volume 13. No.1. Oktober 2015 Volume 12. No.3. September 2015 Volume 12. No.2. Agustus 2015 Volume 12. No.1. Juli 2015 Volume 11. No3. Juni 2015 Volume 11. No2. Mei 2015 Volume 11. No 1. April 2015 Volume 10. No 3. Maret 2015 Volume 10. No 2. Februari 2015 Volume 10. No 1. Januari 2015 Volume 9. No. 3. Desember 2014 Volume 9. No. 2. November 2014 Volume 9. No. 1. Oktober 2014 Volume 8. No. 3. September 2014 Volume 8. No. 2. Agustus 2014 Volume 8. No. 1. Juli 2014 Volume 7. No. 3. Juni 2014 Volume 7. No. 2. Mei 2014 Volume 7. No. 1. April 2014 Volume 6. No. 3. Maret 2014 Volume 6. No. 2. Februari 2014 Volume 6. No. 1. Januari 2014 Volume 5. No. 3. Desember 2013 Volume 5. No. 2. November 2013 Volume 5. No. 1. Oktober 2013 Volume 4. No. 3. September 2013 Volume 4. No. 2. Agustus 2013 Volume 4. No. 1. Juli 2013 Volume 3. No. 3. Juni 2013 Volume 3. No. 2. Mei 2013 Volume 3. No. 1. April 2013 Volume 2. No. 3. Maret 2013 Volume 2. No. 2. Pebruari 2013 Volume 2. No. 1. Januari 2013 Volume 1. No. 2. Desember 2012 Volume 1. No. 1. November 2012 More Issue