Juherah, Juherah
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KEMAMPUAN MEDIA PAPAN PAKIS SEBAGAI BIOFILTER DALAM MENURUNKAN KADAR BOD DAN COD PADA AIR LIMBAH PEMOTONGAN AYAM juherah, juherah; Mangiri, Sirma
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.863

Abstract

Limbah cair yang tidak memenuhi standart kualitas yang telah ditentukan dapat mempunyai pengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan (menimbulkan beberapa penyakit tertentu). Untuk mengukur kualitas pencemarannya adalah mengukur kadar parameter Biochemical Oksigen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang ada pada  suatu limbah cair.Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemampuan media papan pakis dalam menurunkan kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemichal Oxygen Demand) pada air  limbah Pemotongan Ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan  biofilter media papan pakis dalam menurunkan kadar BOD dan COD pada Limbah Cair Rumah Pemotongan Ayam. Penelitian ini bersifat Eksperimen,untuk mengetahi kemampuan media saring papan pakis sebagai tempat perkembangbiakkan bakteri  dengan  waktu tinggal 11 jam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar BOD dan COD  limbah cair rumah pemotongan ayam setelah dilakukan pengolahan dengan biofilter anaerob dan aerob dengan tiga kali pemeriksaan dimana kadar BOD awal yaitu 226,59 mg/l setelah pengolahan menjadi 77,19 mg/l, dengan persentase penurunan sebesar 65,93 %. pada pemeriksaan 2 kadar awal 210,36 mg/l dan setelah perlakuan turun menjadi 73,60 mg/l dengan persentase penurunan sebesar 64,84 % dan pemeriksaan 3 kadar awalnya yaitu 207,18 mg/l dan turun menjadi 70,72 mg/l dengan persentase penurunan sebasar 65,69 %.  Sedangkan kadar COD pada pemeriksaan 1 kadar awal yaitu 680 mg/l turun menjadi 160 mg/l, dengan persentase penurunan sebesar 76,64 % pada pemeriksaan 2 kadar awal 640 mg/l turun menjadi 140 mg/l dengan persentase penurunan sebesar 78,13 % dan pemeriksaan 3 kadar awal 610 mg/l turun menjadi 100 mg/l dengan persentase penurunan sebesar 83,60 %.Dari hasil tersebut kadar BOD dan COD sudah memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 02 tahun 2006 dimana kadar BOD yaitu 100 mg/l dan COD 200 mg/l. Adapun disarankan kepada pihak industri pemotongan ayam agar melakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan badan air. Kata kunci : BOD, COD, Biofilter, Papan Pakis.
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR SEMBARANG DAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE ( STUDI KEPUSTAKAAN ) Syarda, Ardina; juherah, juherah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2082

Abstract

Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, sikap, tindakan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Hubungan perilaku masyarakat dengan kebiaasaan buang air besar sembarangan dan kejadian penyakit diare. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif dan Cross sectional. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan disajikan secara  tekstular/narasi dan dibuat sintesis GRID (Tabel Sintesis) kemudian di  analisis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Perilaku buang air besar (BAB) berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat di desa Krajan, Kecamatan Jatinom. 2) Perilaku Open Defecation berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat Kecematan Sajad Kabupaten Sambas. 3) Perilaku merupakan variabel dominan yang mempengaruhi perilaku STBM pada masyarakat di Kecamatan Inderalaya. 4) Perilaku buang air besar Desa Tanjung sudah menjadi kebiasaan. 5) Hubungan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kebiasaan buang air besar (BAB) di desa KarangrowoKesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu berdasarkan dari hasil 5 jurnal yang dikaji adalah ada hubungan perilaku masyarakatdengan kebiasaan buang air besar sembarangan dan kejadian penyakit diare.Kata Kunci : Perilaku Buang Air Besar, Diare
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP juherah juherah; Nurul Dwi Ilmiah Ningrum
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1217

Abstract

ABSTRAK Gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang arti fisial atau man made disease. Hal ini merupakan problem bagi para pekerja di berbagai sektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan kesehatan kerja pada karyawan bagian produksi II, III dan IV di PT. Semen Tonasa Pangkep Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling sebanyak 102 karyawan di bagian produksi. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square ada hubungan antara gangguan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu (p = 0.029), tidak ada hubungan antara gangguan kesehatan dengan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu (p = 0,227), ada hubungan antara gangguan kesehatan dengan beban kerja yaitu (p = 0,00) dan ada hubungan antara gangguan kesehatan dengan kelelahan yaitu (p = 0,00). Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja, beban kerja dan kelelahan kerja dengan gangguan kesehatan tapi tidak ada hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan gangguan kesehatan. Peneliti menyarankan bagi pihak perusahaan PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep khususnya di bagian produksi agar meningkatkan penyuluhan terhadap karyawan pabrik. Kata Kunci : Penyuluhan K3, Alat Pelindung Diri (APD), Beban Kerja, Kelelahan Kerja dengan Gangguan Kesehatan
PEMANFAATAN ARANG BONGGOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN MINYAK BEKAS GORENGAN (JELANTAH) (EKSPERIMEN) Juherah juherah; Khiki Purnawati Kasim; Inna Isnaniah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2304

Abstract

Minyak jelantah adalah limbah minyak goreng yang penggunaannya berkali-kali sehingga kandungam asam lemak bebasnya menjadi tinggi. Jika digunakan akan membahayakan kesehatan dan jika dibuang ke lingkungan akan mengganggu lingkungan. Bonggol jagung memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa yang tinggi yang dapat digunakan sebagai arang aktif untuk mengadsorbsi minyak jelantah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan adsorbsi arang bonggol jagung terhadapa minyak jelantah dalam menurunkan kadar asam lemak bebas. Penelitian ini bersifat eksperimen semu (Quasi eksperimen). Sampel dalam penelitian ini minyak jelantah sebanyak 180 ml yang dipaparkan terhadap 3 variasi massa arang bonggol jagung yaitu 20 gr, 25 gr dan 30 gr dengan pengulangan sebanyak 3 kali selama 12 jam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada massa 20 gr kadar asam lemak bebas mengalami penurunan rata-rata sebanyak 0,43%. Pada massa 25 gr penurunan rata-rata sebanyak 44%. Dan pada massa 30 gr penurunan rata-rata kadar asam lemak bebas 0,50 %.Dapat disimimpulkan dari ketiga variasi massa yang digunakan, massa yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak jelantah adalah massa 20 gr dengan rata-rata penurunan 0,43%. Ini menunjukkan bahwa hasil pemurnian asam lemak bebas minyak jelantah mendekati asam lemak bebas mutu minyak goreng yang ditetapkan SNI 01-3741-2002 yaitu sebasar 0,30%. Disarankan untuk penelitian selanjutnya, agar menyesuaikan massa arang aktif dengan jumlah volume sampel minyak jelantah supaya arang aktif tidak mengalami kejenuhan.Kata kunci : Arang bonggol jagung, minyak jelantah, dan kadar asam lemak bebas (FFA)
PEMANFAATAN AIR KELAPA (COCOS NUCIFERA L) SEBAGAI AKTIVATOR PEMBUATAN KOMPOS SISA SAYURAN DAN LIMBAH AMPAS TEH Riska Hamsah; juherah juherah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.959

Abstract

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Salah satu pemanfaatan sampah adalah dengan pembuatan kompos. Pembuatan kompos dari sisa sayuran dengan penambahan limbah ampas teh banyak memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Limbah yang semula tidak berharga, setelah diolah dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daurulang yang bernilai ekonomis.Tujuan penelitian Untuk Mengetahui Kemampuan Aktivator Air Kelapa (cocus nucifera L) Dalam Mepercepat Pengomposan.Jenis penelitian ini adaah penelitian eksperimen dengan melakukan uji   coba pada sampah organik dengan menggunakan Aktivator dari air kelapa (cocus nucifera L), penelitian terdiri dari dua variasi konsentrasi air kelapa (Cocos Nucifera L) yaitu 250 ml, dan 100 ml serta kontrolnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aktivator  air kelapa dengan konsentrasi 250 ml mampu mendekomposisi sampah organik selama 25 hari dengan C/N Rasio akhir 10, Sedangkan Aktivator air kelapa  dengan konsentrasi 100 ml mampu mendekomposisi sampah organik selama 28 hari dengan C/N Ratio akhir 11, dan Kontrol mampu mendekomposisi sampah organik selama 28 hari dengan C/N Ratio akhir 19.Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kompos telah memenuhi standar SNI : 19-7030-2004 dimana untuk maksimum C/N ratio pada kompos yaitu 10 dan nilai maksimal C/N ratio yaitu 20. ata kunci : Sisa Sayuran, Ampas Teh, Air Kelapa dan Kompos 
PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DI CATERING ANUGERAH DAN SEKAR KOTA MAKASSAR Juherah Juherah; Irmawati Irmawati
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.675

Abstract

ABSTRAK Penjamah makanan sangat berpengaruh terhadap kualitas makanan, sehingga baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Kualitas hiegene dan sanitasi yang di pengaruhi oleh dua faktor penjamah makanan dan faktor lingkungan, terkontaminasinya makanan disebabkan oleh faktor pengetahuan penjamah yaitu dari perilaku sehat dan kebersihan badan penjamah makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui periku penjamah makanan di tempat catering Anugerah dan catering Sekar. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deksriptif untuk memperoleh data faktual dari perilaku penjamah makanan ditempat Catering Anugerah dan sekar dikota Makassar khususnya di Catering Anugerah dan Sekar  yang berada dijalan faisal dan Minasaupa 17 No.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi responden tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan menunjukkan bahwa tingkat penegtahuan yang dikategorikan baik sebanyak 3 orang (15%) kategori cukup 7 orang (35%) dan kategori kurang 10 orang (50%), sikap menjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 4 orang (20%) kategori cukup 6 orang (30%) dan kategori kurang 10 (50%), tindakan  menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 6 orang (30%) kategori cukup 3 orang (10%) dan kategori kurang 11 (55%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan perilaku penjamah makanan yang tidak memenuhi syarat yaitu 100% dari jumlah keseluruhan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Sehingga disarankan kepada pihak pengelola Catering untuk perlu memperhatikan perilaku penjamah makanan dan agar dilakukan penyuluhan, bimbingan serta kursus keterampilan tentang hiegiene perorangan.Kata Kunci      : Perilaku Penjamah Makanan
GAMBARAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR Husni Yunus; Juherah juherah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1478

Abstract

Sampah yang  tidak di kelola sebagaimana mestinya terbukti sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan pada manusia. Antara lain dari masalah estetika, terjadinya pencemaran lingkungan, hingga meningkatnya penyakit-penyakit yang di tularkan melalui vektor.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penanganan sampah dengan tingkat kepadatan lalat di Pasar Tradisional kota Makassar, yakni Pasar Pabaeng-baeng, pasar Parang Tambung, Pasar Maricaya, Pasar Terong, dan Pasar Panampu. Jenis penelitian  observasional dan wawancara mengenai penanganan sampah. Titik pengukuran  kepadatan lalat dilakukan secara diagonal,dengan 5 titik/pasar, selama 3 hari pengukuran. Jumlah total titik kelima pasar yaitu 25 dengan 225 kali pengukuran selama 3 hari. Metode penelitian bersifat deskriptif, kemudian dibahas secara narasi. Hasil penelitian menunjukkan penanganan sampah dengan tingkat kepadatan lalat kelima Pasar Tradisional tidak memenuhi syarat, penanganan sampah masih kurang efektif, dan fasilitas sarana tempat sampah dan TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) yang tidak memenuhi syarat. Adapun hasil rata-rata tingkat kepadatan lalat tertinggi di pasar Pabaeng-baeng pada sore hari dengan rata-rata 14 ekor/blokgrill dengan suhu 31,98°C kelembaban 70,6%, hasil terendah di Pasar Maricaya pada hari kedua sore hari dengan hasil 2 ekor/blokgrill dengan suhu 29,76°C kelembaban 74,6%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penanganan sampah kelima Pasar Tradisional di Kota Makassar belum efektif sepenuhnya, dan tingkat kepadatan lalat yang melebihi batas baku mutu vektor. Kata kunci       : Pasar Tradisional, Penanganan Sampah, Kepadatan Lalat.
PERILAKU BERTELUR DAN SIKLUS HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTI PADA BERBAGAI MEDIA AIR (STUDI LITERATUR) Elva Yulianti; juherah juherah; Abdurrivai Abdurrivai
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1848

Abstract

Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama species Ae.aegypti. Penyebaran nyamuk Ae.aegypti di Indonesia sangat luas, nyamuk ini menyukai tempat perindukan pada air bersih. Akan tetapi kondisi lingkungan yang terus berubah karena maraknya pencemaran membuat nyamuk Ae.aegypti beradaptasi terhadap lingkungan tempat perindukannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku bertelur meliputi media yang dipilih nyamuk untuk bertelur, serta siklus hidup Ae.aegypti pada berbagai media air.Hasil penelitian menunjukan bahwa nyamuk Ae.aegypti mampu bertelur pada media dengan air tercemar seperti comberan dengan jumlah telur nyamuk Ae.aegypti terbanyak. Dan nyamuk Ae.aegypti mampu menyelesaikan siklus hidup terbanyak pada media air comberan.Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu adanya perubahan perilaku bertelur Ae.aegipty dalam memilih tempat perindukan tidak hanya pada air bersih nyamuk mampu bertelur pada media air dengan kotoran sapi. Nyamuk Ae.aegypti mampu hidup di berbgai media air dengan menyelesaikan siklus hidupnya dari telur hingga menjadi imago pada media air got, selokan,dan air comberan. Nyamuk Ae.aegypti mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Kata Kunci : Aedes Aegypti, Air got, Air selokan, Air comberan.
Analisis Penanganan Sampah oleh Ibu Rumah Tangga di Pulau Sapuli Kabupaten Pangkep Erlani Erlani; Abdur Rivai; Juherah Juherah
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 9, No 1 (2019): FEBRUARI 2019
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik9115

Abstract

Waste management on Sapuli Island is a classic problem that has not been resolved because of the lack of behavior or public awareness of environmental cleanliness. Generally, this garbage comes from the activities of residents who litter, both organic and inorganic waste in the form of drink bottles, plastic food boxes, and other plastic materials. The purpose of this research is to know the ownership of waste containers, to know the sorting, collection, transportation and processing of waste; and knowing the factors that influence housewives in handling waste in Sapuli Island. The design of this research was descriptive with qualitative and quantitative analysis, namely to determine the factors that influence housewives in handling waste in Sapuli Island, Pangkep Regency. The results showed that the facilities for handling waste owned by housewives were 43 (31%). Waste handling, which includes sorting, collecting, transporting, processing, and final processing of waste, showed that the data of 90 (65.69%) respondents did not handle their waste. The factors that influence the handling of waste by housewives include counseling, infrastructure, community participation, behavior (knowledge, attitudes, and actions). The test independently turned out to be only facilities and infrastructure, and attitudes were significant because the p-value was 0.003 and 0.000. As for counseling, community participation, knowledge and action; p-value> 0.05; this means that counseling, community participation, knowledge and actions did not have a significant effect on waste management by housewives. Logistic regression test showed p-value = 0.000; it means together counseling, community participation, infrastructure, knowledge, attitudes, and actions related to waste management. The logistic regression determinant coefficient was 0.556; So it can be said that the contribution of extension variables, community participation, infrastructure, knowledge, attitudes, and actions towards waste management is 56%. Keywords: waste handling; housewife ABSTRAK Pengelolaan sampah di Pulau Sapuli menjadi masalah klasik yang belum terselesaikan karena perilaku atau kesadaran masyarakat yang masih kurang terhadap kebersihan lingkungan. Sampah-sampah tersebut umumnya berasal dari kegiatan aktivitas penduduk yang membuang sampah sembarangan, baik sampah organik maupun anorganik berupa botol minuman, kotak-kotak makanan dari plastik, dan bahan plastik lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepemilikan wadah sampah, mengetahui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan sampah; dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu rumah tangga dalam penanganan sampah di Pulau Sapuli. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu rumah tangga dalam menangani sampah di Pulau Sapuli, Kabupaten Pangkep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana untuk penanganan sampah yang dimiliki ibu rumah tangga berjumlah 43 (31%). Penanganan sampah yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, menunjukkan bahwa data sebanyak 90 (65,69%) responden tidak menangani sampahnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan sampah oleh ibu rumah tangga meliputi penyuluhan, sarana prasarana, peran serta masyarakat, perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan). Pengujian secara sendiri-sendiri ternyata hanya sarana dan prasarana, dan sikap yang signifikan karena p-value 0,003 dan 0,000. Sedangkan untuk penyuluhan, peran serta masyarakat, pengetahuan dan tindakan; p-value >0,05; artinya penyuluhan, peran serta masyarakat, pengetahuan dan tindakan tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah oleh ibu rumah tangga. Uji regresi logistik menunjukkan p-value = 0,000; berarti secara bersama-sama penyuluhan, peran serta masyarakat, sarana prasarana, pengetahuan, sikap, dan tindakan berhubungan dengan penanganan sampah. Adapun koefisien determinan regresi logistik yakni 0,556; sehingga dapat dikatakan kontribusi variabel penyuluhan, peran serta masyarakat, sarana prasarana, pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap penanganan sampah adalah sebesar 56%. Kata kunci: penanganan sampah; ibu rumah tangga
PERBANDINGAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BONGGOL PISANG (MUSA PARADISIACA) DAN KULIT NANAS (ANANA COMOSUS L.MERR) TERHADAP PENGOMPOSAN Juherah Juherah; Riska Wati
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2635

Abstract

Sampah merupakan buangan dari hasil kegiatan baik rumah tangga, perkantoran, pasar dan lain-lain.Sampah di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Sampah jika dibiarkan  dapat menimbulkan berbagai masalah seperti, keindahan, kenyamanan dan juga masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penambahan aktivaktor bonggol pisang (Musa paradisiaca) dan kulit nanas (Anana comosus L.Merr) terhadap pengomposan dari sisa sayuran, kotoran sapi dan serbuk gergaji. Jenis penelitian yng digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan sampel sebanyak 19 perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas kompos pada masing-masing perlakuan memenuhi syarat yaitu pH 7,5, kelembaban 60%, suhu 30oC, berwarna coklat kehitaman, berbau tanah. Hasil uji statistiknya yaitu 1,000 > 0,005 dan lama waktu kematangan kompos dengan aktivator bonggol pisang konsentrasi 300 ml matang pada hari ke 18, kompos dengan aktivator bonggol pisang 200 ml matang pada hari ke ke 20, kompos dengan aktivator bonggol pisang konsentrasi 100 ml matang pada hari ke 22. Sedangkan Kompos dengan aktivator kulit nanas konsentrasi 300 ml matang pada hari ke 20, kompos dengan aktivator kult nanas konsentrasi 200 ml matang pada hari ke 21,kompos dengan aktivator kulit nanas konsentrasi 100 ml matang pada hari ke 22 dan kompos tanpa aktivator matang pada hari ke 23. Hasil uji statistinya yaitu 0,003 < 0,005.Kesimpulan, penambahan aktivator bonggol pisang dan kulit nanas konsentrasi 300 ml, 200 ml, dan 100 ml mampu mempercepat pengomposan dengan kualitas yang memenuhi syarat. Sebaiknya masyarakat memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos atau aktivator dan dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam.Kata Kunci : Aktivator Bonggol Pisang, Aktivator Kulit Nanas, Pengomposan.