Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Identification of Mercury in Tembang Fish (Sardinella gibbosa) and Shellfish (Marcia hiantina) in Losari Coastal Beach, Makassar Erlani, Erlani; Mulyadi, Mulyadi; Irwansyah, Irwansyah
Health Notions Vol 1 No 1 (2017): January-March 2017
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.77 KB)

Abstract

Mercury was one of heavy metals that became pollutant. High level of mercury in aquatic environment could cause adverse effects on living organisms in that environment, even endanger human health in using the water and consuming the organism. This reasearch was a descriptive survey that was supported by laboratory test result in order to know mercury (Hg) level in Tembang fish (Sardinella gibbosa) and Shellfish (Marcia hiantina) in Losari coastal beach, Makassar. The result of mercury examination at Center Health Laboratory Makasar was obtained that mercury levels in Tembang Fish were 0.0150 mg/kg, 0.0133 mg/kg and 0.0126 mg/kg. Thus, the average of mercury level in Tembang fish was 0.0409 mg/kg. Meanwhile, based on examination results of mercury level in Shellfish at Center Health Laboratory, Makasar, were obtained 0.0228 mg/kg, 0.0266 mg/kg, and 0.1105 mg/kg. Thus, the average of mercury level in Shellfish was 0.1599 mg/kg. Moreover, mercury level in either Tembang fish or Shellfish in ​​Losari coastal beach Makassar had fulfilled the requirement based on SNI 7387/2009 regarding Maximum Limit of Heavy Metal of Mercury.
PEMANFAATAN TANAMAN KAKTUS BERDURI DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR SUNGAI rappe, erlani; Triani, Nia
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.831

Abstract

Air digunakan manusia untuk berbagai keperluan seperti minum, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Maka penggunaan air harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu air harus memenuhi syarat Fisik, Kimia, Bakteriologis, dan Radioaktif. Salah satu bentuk permasalahan yang sering di jumpai yaitu kekeruhan yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat kualitas air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kekeruhan pada air. Adapun jenis penelitian ini merupakan eksperimen yaitu untuk melihat manfaat tanaman kaktus dalam menurunkan kekeruhan pada air sungai Je’neberang yang berada di Kab. Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar kekeruhan sebelum diberi perlakuan sebesar 59,9 NTU, dan setelah diberi perlakuan dengan melakukan 3 kali percobaan pada masing- masing dosis, dan didapatkan rata-rata hasil persentase penurunan pada dosis 15 ml yakni 78,82 %, dosis 20 ml yakni 82,8 %, dan dosis 25 ml yakni 83,91 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penurunan kadar kekeruhan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan tanaman kaktus dalam bentuk larutan sebagai koagulan dengan menggunakan metode koagulasi, dapat dikatakan memenuhi syarat sesuai dengan standar oleh Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat kualitas air bersih dalam hal kekeruhan yakni 25 NTU. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan uji toksisitas terlebih dahulu pada air yang sudah di lakukan pengolahan dengan tanaman kaktusKata Kunci             : Koagulan, Koagulasi, Tanaman Kaktus, Kekeruhan, Air Sungai
HUBUNGAN PERILAKU PEKERJA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PABRIK PENGGILINGAN PADI KABUPATEN SIDRAP rappe, erlani; S, Anugrah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1145

Abstract

Perkembangan industri yang pesat di Indonesia, baik di sektor formal maupun informal, akan menimbulkan lapangan kerja baru dan menyerap angkatan kerja baru. Pada tahun 2001 angkatan kerja berjumlah 101 juta orang yang sebagian besar (70-80%) berada disektor informal. Perilaku pemakaian APD dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam diri maupun dari luar subjek. Selain itu ada beberapa faktor yang memungkinkan seorang pekerja berperilaku dalam menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui hubungan perilaku pekerja dengan pengunaan alat pelindung diri (APD) di pabrik penggilingan padi kabupaten sidrap. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan secara langsungHasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 120 responden yang yaitu 54 responden (54,0%)  yang  dikategorikan berpengetahuan tinggi, dan 33 responden (36.9%) yang mengunakaan APD, sedangkan yang berpengetahuan rendah 66 responden (66,0%) dan 17 responden (20.09%) yang tidak mengunakan APD. terdapat 32 (26,7%) mempunyai kategori sikap pekerja terdapat 54 (54%) mempunyai kategori sikap tinggi dan 40 (41.4%) yang mengunakan APD, tidak menggunakan 14 (15.4%) pekerja berada dalam sikap rendah 66 (66 %) pekerja di pabrik penggilingan padi kabupaten sidrap, untuk tindakan  52 responden (50.1%) di kategorikan memiliki tindakan yang tinggi 54 (54%) responden dan yang tidak menggunakan 5 (3.8%) di kategorikan tindakan yang rendah 66 (66%).Kesimpulan dari peneliti ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan perilaku pekerja dengan pengunaan APD  Kata Kunci   : perilaku, pengetahuan, sikap, dan APD
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN GORENGAN DI KOTA MAKASSAR Kahar Bella, A.Nurul Fitrah Kahar Bella; Rappe, Erlani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1441

Abstract

ABSTRAKTimbal adalah partikel-partikel debu yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik melalui makanan, minuma, udara, air, serta debu yang tercemar timbal. Inseksitas timbal bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, dan minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar timbal pada jajanan gorengan di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan observasional pendekatan deskriptif. Jumlah sampel yang digunakan adalah 24 sampel yakni sampel gorengan bakwan, sampel gorengan pisang dan sampel minyak goreng yang diambil pada delapan lokasi yang sama. Data yang diperoleh dari hasil observasi dilapangan dan pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kandungan timbal pada jajanan gorengan di Kota Makassar untuk nilai kadar timbal tertinggi gorengan bakwan yaitu 6,3397 mg/kg, untuk sampel gorengan pisang nilai kadar timbal tertinggi yaitu 8,7637 mg/kg dan untuk sampel minyak goreng yang digunakan nilai kadar timbal yaitu < 0,10 mg/kg. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kandungan timbal pada jajanan gorengan di Kota Makassar sesuai dengan peraturan tidak memenuhi syarat untuk jajanan gorengan berdasarkan BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 yaitu 0.25 mg/kg. dan pemeriksaan kandungan timbal pada minyak goreng memenuhi syarat sesuai dengan peraturan berdasarkan SNI 01-3741-2002 yaitu 0,1 mg/kg. Diharapkan bagi pedagang kaki lima yang menjual dipinggir jalan agar jajanan gorengan yang dijual dalam kondisi tetutup untuk meminimalir terpaparnya timbal. Kata Kunci : Timbal (Pb), Gorengan, Minyak Goreng
Identification of Mercury in Tembang Fish (Sardinella gibbosa) and Shellfish (Marcia hiantina) in Losari Coastal Beach, Makassar Erlani Erlani; Mulyadi Mulyadi; Irwansyah Irwansyah
Health Notions Vol 1, No 1 (2017): January-March
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.77 KB) | DOI: 10.33846/hn.v1i1.8

Abstract

Mercury was one of heavy metals that became pollutant. High level of mercury in aquatic environment could cause adverse effects on living organisms in that environment, even endanger human health in using the water and consuming the organism. This reasearch was a descriptive survey that was supported by laboratory test result in order to know mercury (Hg) level in Tembang fish (Sardinella gibbosa) and Shellfish (Marcia hiantina) in Losari coastal beach, Makassar. The result of mercury examination at Center Health Laboratory Makasar was obtained that mercury levels in Tembang Fish were 0.0150 mg/kg, 0.0133 mg/kg and 0.0126 mg/kg. Thus, the average of mercury level in Tembang fish was 0.0409 mg/kg. Meanwhile, based on examination results of mercury level in Shellfish at Center Health Laboratory, Makasar, were obtained 0.0228 mg/kg, 0.0266 mg/kg, and 0.1105 mg/kg. Thus, the average of mercury level in Shellfish was 0.1599 mg/kg. Moreover, mercury level in either Tembang fish or Shellfish in Losari coastal beach Makassar had fulfilled the requirement based on SNI 7387/2009 regarding Maximum Limit of Heavy Metal of Mercury. Keywords: Mercury, Shellfish, Tembang Fish
PROPORSI SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN KOMPOS LIMBAH KULIT PISANG Suprianto Suprianto; erlani rappe
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.958

Abstract

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Salah satu pemanfaatan sampah adalah dengan pembuatan kompos. Pembuatan kompos dari sekam padi dan limbah kulit pisang  banyak memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia. Limbah yang semula tidak berharga, setelah diolah  dapat  dimanfaatkan  kembali  melalui  proses  daur  ulang  yang  bernilai ekonomis.Tujuan penelitian Untuk Mengetahui jumlah C/N dalam pembuatan sekam padi  dan  kulit  pisang  dengan  perbandingan  1,5  :  5  Kg  dan  10  ML  EM4,  untuk mengetahui  jumlah  C/N  dalam  pembuatan  sekam  padi  dan  kulit  pisang  dengan perbandingan 2 : 5 Kg dan 10 ml EM4, dan untuk mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan sekam padi dan limbah kulit pisang serta EM4 dengan melakukan uji pada tanaman sayur sawi. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen berdasarkan pendekatan deskriptif dan analisa data.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi sekam padi dan limbah kulit pisang dengan perbandingan 1,5 : 5 kg dan 10 ml EM4 dapat menghasilkan C/N rasio 18 sedangkan perbandingan 2 : 5 kg dan 10 ml EM4 dapat menghasilkan C/N rasio 17 dan Kontrol menghasilkan C/N rasio 27, setelah kompos diuji ke tanaman sayur sawi di peroleh hasil bahwa sayur yang di berikan kompos  mempunyai berat lebih berat daripada  yang tdak diberi kompos. Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa kompos telah memenuhi  peraturan  menteri  pertanian  republik  Indonesia  nomor:  70/permetan/SR.140/10/2011  dimana  untuk  maksimum  C/N  rasio  pada  kompos yaitu 15 sampai 25. Kata kunci : Sekam Padi, Kulit Pisang, EM4, C/N rasio , dan  Sawi 
FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA (STUDI LITERATUR) Nur Muh Arief; Muhammad Ikbal Arif; Erlani Erlani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1859

Abstract

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dapat ditandai dengan demam hepatosplenomegali dan anemia. Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyanmuk Anopheles betina. Penyakit malaria endemis di beberapa wilayah Indonesia. Parasit malaria yang terbanyak ditemukan adalah Plasmodium Vivax, Plasmodium Falcifarum, atau campuran dari keduanya. Sementara Plasmodium Ovale dan Plasmodium Malariae pernah ditemukan hanya di Sulawesi dan Irian Jaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit malaria. Jenis penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data berupa data sekunder yang diperoleh dari literatur - literatur, buku - buku, dan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan variabel bebas dan variabel terikat.Berdasarkan dari 6 jurnal studi penelitian dengan empat variabel yang dikaji menunjukkan adanya faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit malaria yaitu penggunaan kelambu, keberadaan genangan air , pengetahuan masyarakat tetapi pencahayaan tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian penyakit malaria.Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu pembersihan air tergenang, air payau, rawa dan lagoon-lagoon ditepi pantai dari jentik dan lumut, serta membersihkan vegetasi / semak-semak disekitar rumah yang merupakan tempat perindukan nyamuk Anopheles spp.Kata Kunci         =   pencahayaan , penggunaan kelambu,  keberadaan genangan air,  pengetahuan Masyarakat
STUDI KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA KETINGGIAN DI GEDUNG AAS BUILDING KOTA MAKASSARSTUDI KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA KETINGGIAN DI GEDUNG AAS BUILDING KOTA MAKASSAR Erlani Rappe; Khaerul Hamdan
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2024

Abstract

ABSTRAKPada pekerja ketinggian rentan sangat berisiko dalam mengalami berbagai masalah kesehatan karena menyangkut masalah fisik dan psikologis bagi pekerja. Penyakit yang disebabkan yang dimaksud tersebut berupa bersumber dari alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.Tujuan dalam Penelitian ini adalah untuk mengetahui  keluhan kesehatan pada pekerja ketinggian dalam kondisi menggantung di gedung AAS Building  Kota Makassar. Jenis peneltian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 pekerja pada area gedung AAS Building di Kota Makassar.Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dengan mengadakan survey dan wawancara, serta pengamatan langsung terhadap pekerja ketinggian yaitu umur pekerja dengan keluhan kesehatan pada bagian paha, persentase 62,5%, masa kerja dengan keluhan kesehatan pada bagian paha, pinggang dan punggung, persentase 32,5%, lama bekerja dengan keluhan kesehatan pada bagian paha, pinggang dan punggung, persentase 35%, dan penggunaan APD dengan keluhan kesehatan pada bagian paha, pinggang dan punggung, persentase 75%, keluhan kesehatan pada bagian paha dan pinggang dengan persentase 20%,Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat keluhan kesehatan dilihat dari masa kerja, umur pekerja, lama bekerja dan penggunaan APD dengan keluhan kesehatan. Saran yaitu untuk pekerja ketinggian agar menggunakan alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaannya, guna mengurangi kecelakaan akibat kerja.
KONDISI SANITASI KAPAL PENUMPANG FERRY DI WILAYAH KERJA PELABUHAN BIRA KEC.BONTO BAHARI KAB. BULUKUMBA erlani rappe; Tenni Nardilla
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.738

Abstract

Kapal penumpang merupakan alat angkutan umum baik yang bersifat nasional maupun internasional, dimana bila keadaan sanitasinya kurang memenuhi syarat kesehatn, maka dapat menjadi sumber penularan penyakit sehingga perlu mendapat pengawasan dalam hal sanitasinya. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi sanitasi kapal penumpang  Ferry di Pelabuhan Bira Kec.Bonto Bahari Kab.Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Kondisi sanitai dek pada ketiga kapal tersebut yaitu KMP.Bontoharu, KMP.Balibo, dan KMP.Sangke palangga, dimana satu  kapal yg tidak memenuhi syarat dilihat dari kebersihan. Dan kondisi dapur dari ketiga kapal tersebut sudah memenuhi syarat tetapi pada ketiga kapal tersebut tidak menggunakan air panas untuk mencuci peralatan sebelum digunakan, kondisi kamar mandi pada semua kapal yang diperiksa masing-masing lima kamar mandi yang diperiksa dan diantaranya masing-masing ada satu kamar mandi yang tidak memenuhi syarat pada setiap kapal. dan pada penananganan sampah belum optimal karna tidak dipisahkan sampah basah dan sampah kering dan pada ketiga kapal tersebut tidak terdapat adanya perindukan tikus. Kondisi sanitasi kebersihan Dek Dapur , Kamar mandi, Penanganan sampah KMP.Bontoharu, KMP.Balibo dan KMP.Sangke di kapal penumpang ferry dipelabuhan penyebrangan Bira Kecamatan Bonto bahari Kabupaten Bulukumba sudah memenuhi syarat dan tidak terdapat adanya perindukan tikus. Namun pada Dek Dapur pada KMP.Sangke tidak memenuhi syarat sanitasi. Kata Kunci: Kondisi sanitasi, Kapal penumpang
EFEKTIVITAS LARUTAN DAN PARUTAN KUNYIT DALAM MENGAWETKAN IKAN BANDENG (CHANOS CHANOS) Sri Ayu; Erlani Rappe
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2358

Abstract

ABSTRACT In the content contained in milkfish such as protein and fat is a suitable medium for the growth of spoilage bacteria or other microorganisms. One way to maintain its quality by providing preservatives to inhibit bacterial growth is to provide natural preservatives such as turmeric.The purpose of this study was to determine the effectiveness of turmeric as a preservative for milkfish (chanos chanos). This research is a quasi-experimental type of research, namely the treatment of the use of turmeric grater and solution as a preservative in milkfish (chanos chanos) to determine the physical durability of milkfish.The results of the physical condition examination were seen from the appearance of the eyes, surface mucus, meat, body texture in the preservation of milkfish using 65 grams of turmeric solution, showing contact time 1 hour, 8 hours, 16 hours, 21 hours organoleptic value did not exceed the minimum limit of 7, but contact time 22 hours shelf life has been damaged. The results of physical condition examination on milkfish preservation samples using 65 gr turmeric grated effectively preserved at the contact time of 23 hours while the contact time of 24 hours has been damaged. While the milkfish without treatment have suffered damage in the span of 8 hours.The conclusion obtained is that grated turmeric is better able to preserve milkfish in a long time compared to using turmeric solution. Suggestion We recommend using turmeric natural preservatives with grated turmeric to preserve milkfish because the durability of using turmeric grated is longer compared to the turmeric solution seen from physical conditions.