Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PROFESIONALISME KINERJA DOSEN ASM TA 2012-2013 Risnawati, V Naniek; Lipursari, A
JURNAL STIE SEMARANG Vol 6 No 3 (2014): VOLUME 6 NOMOR 3 EDISI OKTOBER 2014
Publisher : JURNAL STIE SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.42 KB)

Abstract

Dalam rangka mewujudkan ilmuwan yang professional, maka setiap dosen dituntut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi menyebarluaskan IPTEKS melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Demikian juga para dosen  Akademi Sekretari Marsudirini  ASM Santa Maria Semarang setiap tahun akademik  dituntut untuk meningkatkan potensi yang dimiliki agar kinerjanya lebih berkualitas. Hal ini  akan berdampak pada lulusan ASM  yang professional dan berkepribadian , sehingga setiap Dunia Usaha-Industri  yang membutuhkan tenaga sekretaris senantiasa melihat kualitaslulusan ASM.  Metode yang digunakan  oleh  lembaga  yaitu penyebaran angket.  Mahasiswa  semester II dan IV   sejumlah 120, untuk menilai kompetensi dosen yang meliputi : kompetensi pedagogik , professional, kepribadian dan kompetensi social. Hasil yang diperoleh secara umum : 1) kemampuan pedagogik dosen ASM 80%  “Baik” mulai persiapan hingga proses pembelajaran, 2) kemampuan profesionalisme  dosen ASM79 % “Baik” menguasai materi  pembelajaran, 3) kepribadian  dosen ASM81 % “Baik” dalam melaksanakan tugas pembelajaran maupun tugas pendukung Tri Dharma PT, 4)social 82% “Baik” dalam membantu, membimbing mahasiswa dalam studi.
ETIKA KOMUNIKASI KANTOR DAN IMPLENTASINYA BAGI SEKRETARIS Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 5 No 3 (2013): VOLUME 5 NOMOR 3 EDISI OKTOBER 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.022 KB)

Abstract

Dalam kehidupan manusia komunikasi merupakan kebutuhan yang mendasari terjalinnya ikatan antar manusia baik dalam masyarakat primitive maupun yang sudah maju, demikian juga posisi sekretaris yang membawa citra  perusahaan harus memperhatikan etika dalam koordinasi kerja secara optimal, serta mampu menyelaraskan hubungan kerja dengan pimpinan, bawahan maupun anggota organisasi lainnya.                   Beberapa factor pendukung terwujudnya   komunikasi yang efektif   bagi sekretaris menurut Wursanto 1989, dikenal “The seven c’s communication”: Credibility/ kepercayaan, Context (perhubungan),Content (kepuasan),Clarity (kejelasan) berita/pesan, Continuity and Consistency, Capability of Audience (kemampuan pihak penerima berita) serta Channels of Distribution. Faktor penghambat dalam berkomunikasi 1) lingkungan fisik : posisi  geografis , 2) lingkungan sosial budaya meliputi bahasa , kepercayaan, adat-istiadat, 3)  lingkungan psikologi:  ucapan tertentu, keaktualan  materi dan ketepatan materi, 4) dimensi waktu. Upaya mengatasi hambatan komunikasi Triwidodo. 2002. Sekretaris harus mampu mengembangkan wawasan, menggunakan bahasa tubuh yang tepat,  menjaga jarak kontak mata dengan jarak bicara, rasa humor dan rasa empati.            Etika komunikasi sangat bermanfaat bagi semua orang terlebih bagi  sekretaris  dalam menjalankan fungsinya di perusahaan yaitu membina hubungan yang harmonis di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
BUSANA MENCERMINKAN KEPRIBADIAN Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 6 No 1 (2014): VOLUME 6 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.733 KB)

Abstract

Busana sebagai salah satu unsur penampilan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang, busana yang tepat, rapi, memberi keindahahan, keserasian serta keselarasan memberikan citra diri positif seseorang. Sebaliknya seseorang yang berbusana semrawut dengan asesoris yang berlebihan memberikan kesan citra negatif bagi pemakainya. Kepribadian seseorang dapat dilihat dari tata cara berbusana dan berdandan, jenis dan warna pakaian yang dikenakan serta tata karma yang sopan mencerminkan kepribadian seseorang, pepatah Jawa   terletak pada mengatakan “Ajining diri ono ing lati, ajining saliro ono ing busono” artinya harga diri seseorang terletak pada tutur kata yang yang dikatakannya, sedangkan keberhargaan tubuh nampak dalam busananya.
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SEKRETARIS Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 7 No 2 (2015): VOLUME 7 NOMOR 2 EDISI JUNI 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.026 KB)

Abstract

Peran sekretaris dalam perusahaan dewasa ini tidak hanya menerapkan fungsi manajemen yang meliputi POAC tetapi dituntut untuk mengembangkan citra perusahaan dengan cara mengatasi kesenjangan   pengetahuan dan teknologi yang serba canggih  dengan teknologi perilaku (etiket) sumber daya manusia yang saat ini mulai luntur “ merosot”. Upaya yang dapat  dilakukan sekretaris yaitu  mengubah citra diri negative, menjadi dengan cara memperhatikan beberapa komponen interpersonal relationships yang meliputi : memiliki rasa keterlibatan (berpartisipasi) dalam setiap kegiatan ,  tanggungjawab, empati, terbuka dan didukung sikap loyalitas yang tinggi.                  Sedarmayanti (1990) Komponen pengembangan kepribadian  dapat diperoleh melalui pre service training yaitu pelatihan sebelum menempati jabatan dan in service training  untuk meningkatkan kecakapan melalui pengalaman kerja yang diembannya. 
PENGEMBANGAN PROFESI SEKRETARIS Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 5 No 1 (2013): VOLUME 5 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.083 KB)

Abstract

Sekretaris saat ini mempunyai peran yang strategis, hal ini ditunjukkan bahwa pekerjaan   yang   dilakukannya   tidak   hanya   tugas-tugas   klerikal,   dan   resepsionis melainkan dituntut untuk ikut serta mengembangkan   citra perusahaan, mendukung keamanan     perusahaan serta mempermudah pekerjaan pimpinan melalui pengaturan/pengelolaan waktu secara efektif dan efisien.   Untuk memenuhi tuntutan tersebut, pengembangan profesi sekretaris harus dilakukan      dengan berbagai cara: manajemen waktu,komunikasi yang efektif, prinsip toleransi  dan  dilengkapi  dengan  lima  kekuatan  : strength  of  knowledge,  strength  of attitude, strength of action, strength of relations dan strength of trust and understanding
MANAJEMEN WAKTU MENUNJANG PEKERJAAN SEKRETARIS Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 4 No 3 (2012): VOLUME 4 NOMER 3 EDISI OKTOBER 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.749 KB)

Abstract

Sekretaris professional mempunyai tanggungjawab yang luas dalam kerjanya, baik bidang  operasional  maupun  manajerial  dari  bagian  pimpinan  maupun  organisasinya. Untuk itu seorang sekretaris harus mempunyai kemampuan   untuk menggunakan waktu secara efektif agar semua pekerjaan dapat terselesaikan dalam terbatasnya waktu tujuh hari dalam satu minggu, 24 jam per hari tanpa harus kehilangan esensi bisnisnya.   Ada tiga kunci pokok   yang tidak boleh dilupakan   oleh sekretaris dalam menyelesaikan   pekerjaannya agar tetap berkualitas yaitu (1) keteraturan menciptakan skala prioritas, (2) Focus (3) Delegasi.Disamping itu dengan manajemen waktu yang baik sekretaris dapat menghindari stress, tercipta keselarasan dan keseimbangan   kehidupan kantor dan keluarga serta dapat meningkatkan kinerjanya.   Hasil penelitian  Robert Half P.A.inc  (1997)    bahwa rata-rata setiap karyawan menyia-nyiakan  waktunya  sekitar  3  jam  45  menit  per  minggunya.baik untuk  aktivitas pribadi maupun aktivitas kantor yang tidak efektif.
PERLUNYA PENAMPILAN DOSEN DALAM MEMBERIKAN KULIAH Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 4 No 1 (2012): VOLUME 4 NOMOR 1 EDISI FEBRUARI 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.059 KB)

Abstract

Di era reformasi  dosen  dituntut untuk lebih berkualitas (professional) dalam melaksanakan tugas utama yaitu di bidang pendidikan dan pengajaran,  penelitian, pengabdian pada masyarakat. Karakteristik dosen professional menurut UU Guru dan Dosen adalah menguasai 4 (empat) kompetensi yaitu : pedagogic, professional, kepribadian dan kompetensi sosial. Namun   yang tidak kalah penting yaitu penampilan yang merupakan pencerminan diri seorang dosen menimbulkan rasa percaya diri yang simpatik terhadap mahasiswa,  sehingga tidak mengherankan penampilan dosen dalam memberikan perkuliahan perlu diperhatikan karena  sangat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa. Faktor-faktor  yang  harus  diperhatikan  dalam  penampilan  :  cara  berbusana,  gerakan- gerakan yang tepat dalam memberi kuliah seperti: anggota badan, pandangan mata, penggunaan variasi media,suara serta sikap (kepribadian) yang mempesona
KEPRIBADIAN SEKRETARIS YANG KOMPETEN Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 3 No 3 (2011): VOLUME 3 NOMOR 3 EDISI OKTOBER 2011
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.75 KB)

Abstract

Dalam memasuki dunia bisnis sekarang ini sekretaris sebagai wanita karir harus memegang teguh   komitmennya terhadap pekerjaannya, hal ini perlu diperhatikan untuk menghilangkan anggapan masyarakat  yang salah  terhadap profesi sekretaris yang seolah - olah hanya sebagai pajangan atau penyedap ruangan (kantor).  Oleh karena itu sekretaris harus mampu mengubah image tersebut dengan cara menunjukkan  kinerjanya serta potensinya secara maksimal dengan dilengkapi sikap (kepribadiannya) yang berkompetensi  tinggi.   Adapun langkah mewujudkan  kepribadian sekretaris yang kompeten  antara lain : mampu mengendalikan emosi , rendah hati, disiplin , bertanggungjawab   terhadap   pekerjaan yang diembannya, loyal terhadap rekan kerja maupun perusahaan, dan mampu mengenal diri artinya paham terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki secara pribadi seperti fiksasi, sombong maupun mudah putus asa (stress)
PROFESIONALISME KINERJA DOSEN ASM SANTA MARIA TAHUN AKADEMIK 2010-2011 Risnawati, V Naniek; Lipursari, A
JURNAL STIE SEMARANG Vol 3 No 2 (2011): VOLUME 3 NOMOR 2 EDISI JUNI 2011
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.684 KB)

Abstract

Dunia pendidikan di Era modern ini menuntut kinerja setiap  dosen secara profesional baik di bidang pedagogik, kepribadian  maupun kompetensi sosial kepada stakeholders. Tujuan yang ingin  dicapai adalah untuk mengetahui Profesionalisme  Kinerja Dosen ASM Santa Maria Semarang dengan menganalisis kompetensi pedagogik,   kepribadian   maupun   kompetensi sosialnya.   Dalam penelitian jumlah populasinya sebanyak 84 mahasiswa.Variabelnya profesionalisme   kinerja   dosen   yang   meliputi   kompetensi   pedagogik,      kepribadian   dan kompetensi sosial.   Hasil  penelitian  dan  pembahasan    diperoleh  hasil  bahwa  kompetensi  pedagogik dosen ASM sudah baik dibuktikan dengan  hasil sebesar (40%), bahkan sudah ada yang sangat baik yang dibuktikan dengan hasil sebesar (26%) dan   yang masih kuran baik ada 2 dosen (13,3%) . Sedangkan untuk kepribadian sebagian besar 10 ( 66,6 %) sudah dinyatakan baik, namun  masih ada yang kurang baik dan untuk kompetensi sosialnya sebanyak 11 dosen (73,3%) sudah baik, meskipun ada yang kurang baik sebanyak 4 dosen (26,7%). Penelitian ini sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lanjutan.
PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM PENGEMBANGAN STAF SMPN 18 SEMARANG Risnawati, V Naniek
JURNAL STIE SEMARANG Vol 1 No 1 (2009): VOLUME 1 EDISI KHUSUS 2009
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.803 KB)

Abstract

Supervision    is   meant   to   help   and   develop   teachers   to   be professional. With professional teachers, the final objective of supervision to   improve   student's    learning   could   be   achieved.   The   principal's responsibility  as a supervisor  is to help teachers  develop  their teaching capability. From the observation, it is found that a lot of principals have not conducted  their supervision  properly. Therefore,  it is worth studying  "the principal's role as a supervisor in the development of staff This study is specifically intended to examine the principal's  role as a supervisor  in the  development  of  staff  at  State  Junior  High  School  18 Semarang factors that affect his role (factors that support and those that inhibit), and the type of supervision  as expected  by teachers.  Based  on the findings, some recommendation  could be taken into consideration  by the   principal   as   a   supervisor    to   make    some    decision    on   the implementation of supervision in his school. This is a qualitative or naturalistic study. The data were collected  by the use of participant observation, interviews,  questionnaires,  and documents.  The validity  of the data was checked  by the  use of careful observation,  triangulation,  and member's  check. The data were analyzed by the  use  of  (a) data  reduction,        (b) data  display,  and  (c)  drawing concl usions/verification. Based on the analysis, the following conclusions  can be drawn. First, the supervision by Principal of State. Junior High School 18 Semarang   is delegated to the Vice Principal. Second, the Principal has  played hislher role as good supervisor. Third, some factors inhibit the implementation  of supervision.  One  of  them  is that  teachers  do  not  trust  their  supervisor making them less motivated in the implementation  of supervision.  Fourth, teachers  expect to have regular supervision  conducted  by a professional supervisor  to  guide  and  develop  them  in  their  teaching  and  learning process. If is recomended  that first,  principal  should  not fully  delegated  his supervision   responsibility;  second,  the  supervisor   should  be  selected based  on  his  capacity  for  supervision;   third,  there  should   be  good coordination  between the principal, the supervision  team, and teachers  in order to create conducive atmosphere and each of them could implement the supervision properly.