Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS UJI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG (AMIU) MENGGUNAKAN METODE MPN PADA PENGOLAHAN AIR SISTEM REVERSE OSMOSIS (RO) DAN SISTEM ULTRA VIOLET (UV) Tominik, Victoria Ire; Haiti, Margareta; Hutabarat, Mustika Sari
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.236 KB) | DOI: 10.32524/jksp.v1i1.342

Abstract

Air sangat penting karena dapat mempengaruhi sejumlah aktivitas vital yang dilakukan oleh manusia untuk bertahan hidup. Tingginya permintaan terhadap air minum isi ulang (AMIU) oleh banyak rumah tangga menyebabkan banyaknya kegiatan penjualan air minum isi ulang bermunculan dan harganya yang dirasakan dapat menjangkau kalangan ekonomi kelas menengah kebawah namun tidak semua depot air minum memberikan jaminan kualitas yang baik terhadap produk yang dihasilkannya, terutama  dari  ancaman kontaminasi mikrobiologi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada saluran pencernaan seperti diare. Dinas Kesehatan Kota Palembang menyebutkan bahwa kasus penyakit diare termasuk salah satu dari lima besar penyakit setelah ISPA. BPOM menyatakan bahwa tingginya kasus keracunan penyebab minuman, kemungkinan disebabkan oleh bakteri coliform.Desain penelitian yang digunakan adalah observasional komparasi analitik dengan desain crossectional. Jumlah Populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi ada 18 depot dan sampel yang digunakan 6 depot AMIU meliputi 3 depot menggunakan sistem reverse osmosis (RO) dan 3 depot sistem ultra violet (UV). Pemeriksaan bakteriologi menggunakan metode MPN pada pengolahan sistem sistem RO dan UV. Data dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji Wilcoxon Sign Rank Test. RO dengan nilai (sig 2-tailed) : 0,002  < 0,005 artinya pengolahan air yang menggunakan sistem RO sebelum dan sesudah ada beda. Pada pengolahan air dengan sistem UV didapatkan hasil nilai (sig 2-tailed) : 0,028  > 0,005 artinya pengolahan air yang menggunakan sistem UV sebelum dan sesudah tidak ada beda.  air minum yang diolah menggunakan sistem  reverse osmosis (RO) memiliki kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan sistem ultra violet (UV). Kata kunci : Air Minum Isi Ulang,pengolahan air, sistem ultra violet (UV) dan sistem reverse osmosis (RO), bakteri coliform.
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Postprandial Yang Diberi Asupan Nasi Bungkus dan Roti Selai Srikaya Hotman Sinaga; Feradisa Aditama; Rosnita Sebayang; Mustika Sari Hutabarat
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32524/jksp.v4i1.79

Abstract

According to the WHO in 2013, postprandial blood glucose examination and Oral Glucose Tolerance Test (TTGO) must use 75 grams of glucose dissolved in 250 ml. But in some laboratories when performing postprandial blood glucose test do not use 75 grams of glucose as recommended by WHO. Anyone use other substitutes such as package rice, which is complemented with side dishes, bread with srikaya jam, sweet tea, and bread with sweet tea. The type of study used is pre-experiment with Pretest and Posttest One Group. From a total subject 26 people. Subjects were asked to fast 10-12 hours, then blood was taken for fasting blood glucose levels. Subjects were divided into two groups, namely the group who received intake package rice and the group that received intake of srikaya jam bread. Subjects were asked to fast 2 hours. The average postprandial blood glucose level of packaged rice intake was 92.2 mg / dL while the average postprandial blood glucose level ofsrikaya jam bread intake was 91.5 mg / dL. No significant differences in the results of postprandial blood glucose level examination given the intake of packaged rice and srikaya bread with values (sig 2 tailed) 0.876> 0.025.
Hubungan Pengetahuan tentang Pemeriksaan Tekanan Darah dan Gula Darah dengan Kecemasan Penularan Covid-19 pada Lansia Margareta Haiti; Lidwina Septie; Mustika Sari Hutabarat
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.264 KB)

Abstract

Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan aktif. Pemeliharaan kesehatan yang baik dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah dengan rutin melakukan pemeriksaan fisik, contoh pemeriksaan fisik yang umunya dapat dilakukan oleh lansia adalah pemeriksaan tekanan darah dan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara pengetahuan lansia tentang pemeriksaan tekanan darah dan gula darah dengan kecemasan pencegahan Covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan uji Kendall Tau. Data mengenai variable Pengetahuan dan kecemasan didapatkan dari kuesioner yang divalidasi dan diberikan pada lansia. Hasil penelitian yang dilakukan adalah Tidak ada Dukungan Pengetahuan dengan Kecemasan lansia dalam pencegahan Covid-19 dengan nilai r ≥0.05 hal ini dikarenakan lansia mendapatkan Pengetahuan dari petugas panti werdha, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan mengenai pemeriksaan fisik pasien baik hal ini karena pengurus panti selalu aktif dalam pendampingan pemeriksaan fisik.
Homogenisasi Sekunder terhadap Kadar Hemoglobin Rosnita Sebayang; Hotman Sinaga; Mustika Sari Hutabarat
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.953 KB) | DOI: 10.31539/jks.v5i1.3049

Abstract

This study aims to determine the results of hemoglobin examination with secondary homogenization techniques 3, 5, 7, and 8 times, after being left for 60 minutes after primary homogenization. The research method used is pre-experimental research. The results showed that the average hemoglobin measured by an automatic hematology analyzer in the secondary homogenized blood group was 3 times 13.3 g/dl, homogenized 5 times 13.1 g/dl, homogenized 7 times 13.2 g/dl, and homogenization 8 times 13.1g/dl. In conclusion, there is no difference in hemoglobin levels in the secondary homogenization process 3, 5, 7, and 8 times. Keywords: EDTA Blood, Hemoglobin, Homogenization