This Author published in this journals
All Journal Metalurgi
Febriana, Eni
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kinetika dan Mekanisme Pelindian Limonit : Pengaruh Waktu dan Temperatur Febriana, Eni; Tristiyan, Agung; Mayangsari, Wahyu; Prasetyo, Agus Budi
Metalurgi Vol 33, No 2 (2018): Metalurgi Vol. 33 No. 2 Agustus 2018
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.765 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v33i2.420

Abstract

Pelindian dengan pelarut asam sulfat untuk ekstraksi nikel dari bijih limonit Halmahera telah diteliti. Karakterisasi bijih menggunakan XRD, XRF, dan SEM. Pelindian dilakukan pada tekanan atmosfir. Kinetika pelarutan dipelajari dengan mengikuti model Shrinking Core. Pengaruh temperatur dan waktu yang dipelajari yaitu pada temperatur 30oC, 50oC, dan 90oC dengan waktu pelindian hingga 480 menit. Nilai % ekstraksi Ni maksimum sebesar 95,9% diperoleh pada pelindian selama 480 menit pada temperatur 90oC. Hasil analisis menunjukkan bahwa laju pelarutan Ni secara umum dikendalikan oleh difusi. Energi aktivasi untuk pelindian sebesar 83,8 kJ/mol. Mekanisme pelarutan bijih limonit diidentifikasikan dari grafik XRD residu hasil pelindian. Semakin tinggi temperatur dan semakin lama waktu pelindian memperbesar % ekstraksi Ni diikuti dengan meningkatnya intensitas puncak kuarsa.
Pembuatan Magnesium Karbonat Berukuran Ultra Halus Bagian 1. Perilaku Kalsinasi Dolomit Indonesia[SYNTHESIS OF ULTRA FINE GRAIN MAGNESIUM CARBONATE PART 1. CALCINATION BEHAVIOUR OF INDONESIAN DOLOMITE] Solihin, Solihin; Arini, Tri; Febriana, Eni
Metalurgi Vol 27, No 3 (2012): Metalurgi Vol.27 No.3 Desember 2012
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.231 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v27i3.237

Abstract

PEMBUATAN MAGNESIUM KARBONAT BERUKURAN ULTRA HALUS BAGIAN 1. PERILAKUKALSINASI DOLOMIT INDONESIA. Cadangan dolomite banyak terdapat di berbagai tempat di Indonesia.Cadangan terbesar terdapat di Provinsi Jawa Timur. Pada saat ini di Indonesia dolomit hanya dipergunakansebagai pupuk, walaupun sebenarnya dolomit dapat diproses untuk menghasilkan magnesium karbonatberukuran ultra halus yang biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk obat dan sebagai filler dalam industrifarmasi dan industri cat. Dolomit mengandung 26,4% magnesium oksida dan 63,42% kalsium oksida. Kalsinasiadalah langkah pertama dari rangkaian proses untuk mendapatkan magnesium oksida atau magnesium karbonatdari dolomit. Pada penelitian ini, dolomit dari Madura telah dikalsinasi menggunakan tungku muffle. Reaksidekomposisi terjadi pada temperatur 730-890 oC. Variabel yang paling berpengaruh adalah temperatur danwaktu kalsinasi. Pada temperatur 600-700 oC, reaksi dekomposisi berjalan sangat lambat dan hasil kalsinasinyapun rendah. Tetapi pada temperatur 800 oC, hasil kalsinasi yang didapat sangat tinggi walaupun lajudekomposisinya masih rendah. Dan pada temperatur 900 oC dan temperatur di atasnya, laju dekomposisi danhasil kalsinasi mencapai maksimum. AbstractDolomite deposits can be found in many places in Indonesia. The larger deposit is located in East Javaprovence. Dolomite is mainly and recently used only as fertilizer, but it can be processed to obtain ultra finegrain magnesium carbonate that can be used as raw materials for drugs and fillers in pharmacy and coatingindustry. Dolomite contains 26,4% magnesium oxide and 63,42% calcium oxide. The calcination is the firstimportant step in obtaining magnesium oxide or magnesium carbonate from dolomite. In this recent research,dolomite from Madura has been calcined by using a muffle furnace. The decomposition reaction temperaturehas detected to take place at temperature range 730-890 oC. The most important variable in dolomitecalcination are temperature and time. At 600-700 oC, the decomposition rate is very slow and the result isvery poor. But at 800 oC, although the decomposition rate is still slow but the result is maximum. At 900 oCand beyond, the decomposition rate is very high and the result is maximum. The result is magnesium andcalcium oxide that is not bound chemically.
OPTIMASI PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT JENIS LIMONIT SEBAGAI BAHAN BAKU NPI (NICKEL PIG IRON) Prasetyo, Agus Budi; firdiyono, F; Febriana, Eni
Metalurgi Vol 29, No 1 (2014): Metalurgi Vol.29 No.1 April 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.751 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i1.266

Abstract

OPTIMASI PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT JENIS LIMONIT SEBAGAI BAHAN BAKUNPI (NICKEL PIG IRON). Telah dilakukan percobaan reduksi bijih nikel laterit jenis limonit sebagai bahanbaku pembuatan NPI (nickel pig iron) yang berasal dari Sangaji, Halmahera. Percobaan ini dimaksudkan untukmeningkatkan kadar Ni dan Fe. Tahapan percobaan yaitu penggerusan bijih nikel limonit sampai menjadi ukuran–80 mesh, analisa sampel untuk mengetahui kadar Ni dan Fe di dalam bijih, pembuatan pelet, proses reduksi danpemisahan dengan magnetik separator. Dari analisis awal bijih nikel laterit jenis limonit diperoleh kadar NiOsebesar 1,42 % dan Fe2O3 sebesar 69,55 %. Sebagian bijih kemudian dibuat pelet dengan menambahkanbatubara sebagai reduktor dan bentonit sebagai binder. Proses reduksi dilakukan menggunakan muffle furnace.Variabel yang digunakan yaitu perbedaan temperatur 900 °C - 1100 °C, waktu reduksi selama 1 sampai 4 jamserta perbedaan % reduktor batubara sebesar 5 %, 7,5 %, 10 %, 12,5 % dan 15 %. Hasil Reduksi kemudian dikonsentrasi menggunakan magnetik separator. Hasil konsentrasi berupa konsentrat dan tailing kemudiandianalisis dengan AAS (atomic absorption spectroscopy) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kadar Nidan Fe setelah dilakukan reduksi. Hasil analisis AAS dari konsentrat menunjukkan bahwa semakin tinggitemperatur reduksi akan semakin tinggi kadar Ni dan Fe. Dari hasil percobaan di atas diperoleh data optimumyaitu pada suhu 1100 °C dengan reduktor 7,5 % dan waktu reduksi selama 3 jam.
PENGARUH TEMPERATUR NUKLEASI TERHADAP GEOMETRI PRODUK MAGNESIUM KARBONAT DARI BAHAN BAKU DOLOMIT MADURA[Effect of Temperature on The Geometric Product Nucleation Magnesium Carbonate of Raw Materials Dolomite Madura] Solihin, Solihin; Arini, Tri; Febriana, Eni
Metalurgi Vol 28, No 2 (2013): Metalurgi Vol.28 No.2 Agustus 2013
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.451 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v28i2.249

Abstract

PENGARUH TEMPERATUR NUKLEASI TERHADAP GEOMETRI PRODUK MAGNESIUM KARBONAT DARI BAHAN BAKU DOLOMIT MADURA. Dolomit asal Madura telah dikarakterisasi dan diproses melalui proses kombinasi piro dan hidrometalurgi untuk menghasilkan magnesium karbonat. Komposisi perbandingan unsur dalam dolomit Madura adalah Ca0.6M0.4gCO3. Geometri dari produk magnesium karbonat yang ternukleasi pada temperatur 30 dan 50 °C berbentuk trigonal memanjang dengan ketebalan 1-3 mikron, sedangkan produk yang ternukelasi pada temperatur 90 °C memiliki bentuk geometri lembaran dengan tebal 70-140 nanometer. Perbedaan geometri produk dipengaruhi kompetisi antara gaya kinetik pergerakan molekul air dengan gaya kohesi magnesium dalam larutan kaya magnesium. Magnesium karbonat yang dihasilkan memiliki komposisi magnesium karbonat dengan ekses carbon dioksida dan sangat sedikit kalsim karbonat. AbstractMadura Dolomite has been characterized and processed through a combination of pyro andhydrometallurgical processes to produce magnesium carbonate. The elemental composition ratio of MaduraDolomite is Ca0.6M0.4gCO3. The shape of magnesium carbonate nucleated at 30 and 50 °C is elongatedtrigonal with thickness 1-3 microns, whereas another sample that nucleated at a 90 °C is in the fform of sheetwith thickness 70-140 nanometer. The Difference in geometry of products is the result of the competitionbetween kinetic force of water molecules movement and magnesium cohesive forces in the magnesium-richsolution. The product resulted for this process is magnesium carbonate with carbon dioxide excess and smallamount calsium carbonate.